Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

RANGKAIAN LISTRIK

Disusun Oleh :

Miranda Br. Simatupang (F1D319005)

Dosen Pengampu :

Drs. H. Nasri Mz, M.S.

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................4

1.3 Tujuan......................................................................................................4

1.4 Manfaat....................................................................................................4

BAB II.....................................................................................................................5

2.1 Hukum Ohm.................................................................................................5

2.2 Hukum Kirchoff.........................................................................................12

2.3 Penerapan Dalam Kehidupan Sehari-hari..............................................14

BAB III..................................................................................................................16

3.1 Kesimpulan.................................................................................................16

3.2 Saran............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami
dapat menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas Fisika Dasar II tentang Kelistrikan. Selain itu tujuan dari
penyusunan Makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pelajaran Fisika
yang disusun secara ringkas agar mudah dipahami.

Akhirnya kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari


kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima
kritik dan saran agar penyusunan Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk
itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat
bagi para pembaca.

Jambi, 2 April 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia listrik banyak sekali yang harus di perhatikan salah satunya
adalah hukum-hukum tentang listrik,di antaranya adalah hukum ohm dan hukum
kirchoff, untuk itu dalam makalah ini akan di jelaskan ,agar dalam pengukuran
arus listrik tidak terjadi kesalahan.Dimana Hukum Ohm merupakan hukum dasar
rangkaian listrik yang menyatakan hubungan antara kuat arus dan beda potensial
listrik dalam satu rangkaian listrik tertutup pada temperatur konstan.Serta Hukum
Kirchoff adalah suatu peraturan atau hukum yang mengatur tentang  jalanya arus
dan jumlah tegangan dalam suatu rangkaian arus listrik yang mempunyai lebih
dari satu sumber gaya gerak listrik yang berbeda kekuatannya.jadi intinya hukum
kirchoff ini mengatur jumlah arus dan tegangan yang masuk dan yang keluar.

1.2 Rumusan Masalah


1.Bagaimana mengetahui hukum ohm dalam kelistrikan?
2.Bagaimana mengetahui hukum kirchoff?

1.3 Tujuan
Adapun Tujuan yang akan dicapai :
1.Untuk mengetahui Hukum Ohm pada rangkaian listrik.
2.Untuk mengetahui Hukum Kirchoff pada rangkaian listrik.

1.4 Manfaat
Agar kita bisa menambah wawasan tentang Hukum Ohm dan Hukum
Kirchoff.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hukum Ohm


Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar
mampu dialiri electron bebas secara terus menerus. Aliran yang terus-menerus ini
yang disebut dengan arus, dan sering juga disebut dengan aliran, sama halnya
dengan air yang mengalir pada sebuah pipa. Untuk menemukan arti dari ketetapan
dari persamaan dalam rangkaian ini, kita perlu menentukan sebuah nilai layaknya
kita menentukan nilai masa, isi, panjang dan bentuk lain dari  persamaan fisika.
Standard yang digunakan pada persamaan tersebut adalah arus listrik, tegangan
,dan hambatan. Symbol yang digunakan adalah standar alphabet yang digunakan
pada persamaan aljabar.Standar ini digunakan pada disiplin ilmu fisika dan teknik,
dan dikenali secara internasional. Setiap unit ukuran ini dinamakan berdasarkan
nama penemu listrik. Amp dari orang perancis Andre M. Ampere, volt dari
seorang Italia Alessandro Volta, dan ohm dari orang german Georg Simon ohm.
Simbol matematika dari setiap satuan sebagai berikut “R” untuk resistance
(Hambatan), V untuk voltage (tegangan), dan I untuk intensity (arus), standard
symbol yang lain dari tegangan adalah E atau Electromotive force. Simbol V dan
E dapat dipertukarkan untuk beberapa hal, walaupun beberapa tulisan
menggunakan E untuk menandakan sebuah tegangan yang mengalir  pada sebuah
sumber ( seperti baterai dan generator) dan V bersifat lebih umum. Satuan dan
symbol dari satuan elektro ini menjadi sangat penting diketahui ketika kita
mengeksplorasi hubungan antara mereka dalam sebuah rangkaian.Yang pertama
dan mungkin yang sangat penting hubungan antara tegangan, arus dan hambatan
ini disebut hokum ohm. Ditemukan oleh Georg Simon Ohm dan
dipublikasikannya pada sebuah paper pada tahun 1827, The Galvanic Circuit
Investigated Mathematically. Prinsip ohm ini adalah besarnya arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar metal pada rangkaian, ohm menemukan
sebuah  persamaan yang simple, menjelaskan bagaimana hubungan antara
tegangan, arus, dan hambatan yang saling berhubungan.
Kadang kalanya kita ingin mengetahui berapa tegangan, kuat arus, dan nilai
hambatan suatu rangkaian.Dalam hal ini pengukuran sangat perlu.Kita dapat
menggunakan alat-alat pengukur pada rangkaian listrik seperti voltmeter untuk
mengukur tegangan, amperemeter untuk mengukur besar kuat arus suatu
rangkaian, serta ohmmeter untuk mengukur hambatan.Untuk mengetahui nilai
resistansi (hambatan) suatu resistor, kita dapat mngukur dari gelang warna yang
terdapat pada badan resistor, mengukurnya secara langsung, maupun
menggunakan suatu rangkaian tertutup yang terdiri dari voltmeter dan
amperemeter.

2.1.1 Arus Listrik


Arus listrik adalah gerakan atau muatan arus listrik.Arus listrik merupakan
banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan listrik bisa
mengalir melalui kabel atau  penghantar listrik lainnya. Arus listrik dapat terjadi
karena muatan positif yang bergerak ataupun karena muatan negative yang
bergerak.Arah arus listrik adalah arah aliran muatan positif.
Besar kuat arus adalah:
I=Q T
Di mana :
I = kuat arus (Ampere)
Q = muatan listrik (Coulomb)
T = waktu (detik)

2.1.2.Tegangan Listrik 
Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan
potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan
volt. Besaran ini mengukur energi potensial sebuah medan listrik untuk
menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada
perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra
rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi.
Besarnya suatu tegangan listrik adalah :
V= I .R
Di mana :
V = tegangan listrik (volt)
I = kuat arus (ampere)
R = hambatan (ohm)

2.1.3 Hambatan Listrik


Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu
komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya.
Hambatan listrik dapat dirumuskan sebagai berikut:
R = VI
di mana :
V : Tegangan
I : Kuat arus
Satuan SI untuk Hambatan adalah Ohm (R).Resistor adalah komponen
elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan
memproduksi penurunan tegangan diantara kedua salurannya sesuai dengan arus
yang mengalirinya.Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan
sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering
digunakan.Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam komponen dan film,
bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti
nikel-kromium).Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya
listrik yang dapat diboroskan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah
listrik, dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan
papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu.Ukuran dan letak kaki bergantung pada
desain sirkuit, resistor harus cukup besar secara fisik agar tidak menjadi terlalu
panas saat memboroskan daya.
Hambatan listrik (R) juga dipengaaruhi oleh pengaruh panjang penghantar (l),
luas penampang (A), dan hambatan jenis (p).

R = pl/A
Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk
menunjukkan resistansi. Resistor pasang-permukaan ditandas secara numerik jika
cukup besar untuk dapat ditandai,  biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang
digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan  biasanya cokelat muda,
cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain juga mungkin, seperti merah
tua atau abu-abu. Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan
dicelupkan ke cat untuk menutupi seluruh  badan untuk pengkodean warna.
Warna kedua diberikan pada salah satu ujung, dan sebuah titik (atau  pita) warna
di tengah memberikan digit ketiga
Aturannya adalah “badan, ujung, titik” memberikan urutan dua digit
resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah ±20%.Resistor dengan
toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%)
pada ujung lainnya.Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling
sering digunakan.Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi
badan resistor.Dua pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi,
pita ketiga merupakan pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit
resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang-kadang
pita kelima menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan sistem
lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi. Identifikasi lima pita
digunakan pada resistor presisi (toleransi 1%, 0.5%, 0.25%, 0.1%), untuk
memberikan harga resistansi ketiga. Tiga pita pertama menunjukkan harga
resistansi, pita keempat adalah pengali, dan yang kelima adalah toleransi.
Resistor lima pita dengan pita keempat berwarna emas atau perak kadang-
kadang diabaikan, biasanya pada resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita
keempat adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien suhu.Pada dasarnya
semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan seperti tembaga, perak,
emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan-
bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan
konduktor.
Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas,
karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron dan disebut
sebagai insulator.Bagaimana prinsip konduksi, dijelaskan pada artikel tentang
semikonduktor.Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan
untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan
namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon .Dari
hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang
mengalir melaluinya.Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau
dilambangkan dengan simbol W (Omega).Tipe resistor yang umum adalah
berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya
terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan  pemakai
mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Kode
warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic
Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut. Resistansi
dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang toleransi berwarna
coklat, merah, emas atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada pada
badan resistor yang paling  pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol,
sedangkan warna gelang yang pertama agak sedikit ke dalam. Dengan demikian
pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut.
Kalau anda telah bisa menentukan mana gelang yang pertama selanjutnya adalah
membaca nilai resistansinya.Jumlah gelang yang melingkar pada resistor
umumnya sesuai dengan besar toleransinya.Biasanya resistor dengan toleransi
5%, 10% atau 20% memiliki 3 gelang (tidak termasuk gelang toleransi).
Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4
gelang (tidak termasuk gelang toleransi).Gelang pertama dan seterusnya berturut-
turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang terakhir adalah faktor
pengalinya. Warna Pita Pertama Pita Kedua Pita ketiga (Pengali) Pita keempat
(Toleransi) Pita kelima (Koefisien Suhu).

No Warna Gelang Nilai Pengali Toleansi


1 Hitam 0 1
2 Cokelat 1 10 ±1%
3 Merah 2 100 ±2%
4 Jingga 3 1000
5 Kuninh 4 10000
6 Hijau 5 100000
7 Biru 6 1000000
8 Ungu 7 10000000
9 Abu-abu 8 100000000
10 Emas ±5%
11 Perak ±10%
12 Tanpa Warna ±20%
Tabel 1. Nilai gelang warna pada resistor

Misalnya resistor dengan gelang kuning, violet, merah dan emas.Gelang


berwarna emas adalah gelang toleransi.Dengan demikian urutan warna gelang
resitor ini adalah, gelang pertama berwarna kuning, gelang kedua berwana violet
dan gelang ke tiga berwarna merah. Gelang ke empat tentu saja yang  berwarna
emas dan ini adalah gelang toleransi. Dari tabel-1 diketahui jika gelang toleransi
berwarna emas, berarti resitor ini memiliki toleransi 5%.Nilai resistansisnya
dihitung sesuai dengan urutan warnanya.Pertama yang dilakukan adalah
menentukan nilai satuan dari resistor ini.Karena resitor ini resistor 5% (yang
biasanya memiliki tiga gelang selain gelang toleransi), maka nilai satuannya
ditentukan oleh gelang pertama dan gelang kedua. Masih dari tabel-1 diketahui
gelang kuning nilainya = 4 dan gelang violet nilainya = 7. Jadi gelang pertama
dan kedua atau kuning dan violet berurutan, nilai satuannya adalah 47. Gelang
ketiga adalah faktor pengali, dan jika warna gelangnya merah berarti faktor
pengalinya adalah 100. Sehingga dengan ini diketahui nilai resistansi resistor
tersebut adalah nilai satuan x faktor pengali atau 47 x 100 = 4.7K Ohm dan
toleransinya adalah 5%. Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih
resitor pada suatu rancangan selain besar resistansi adalah besar watt-nya. Karena
resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya berupa
panas sebesar W=I2R watt. Semakin besar ukuran fisik suatu resistor bisa
menunjukkan semakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut.
Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang
memiliki disipasi daya 5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk kubik memanjang
persegi empat berwarna putih, namun ada juga yang berbentuk silinder.Tetapi
biasanya untuk resistor ukuran jumbo ini nilai resistansi dicetak langsung
dibadannya, misalnya 100W5W.

Berdasarkan penggunaannya, Resistor dapat dibagi :


1.Resistor Biasa (tetap nilainya), ialah sebuah resistor penghambat gerak arus,
yang nilainya tidak dapat berubah, jadi selalu tetap (konstan). Resistor ini
biasanya dibuat dari nikelin atau karbon.

2.Resistor Berubah (variable), ialah sebuah resistor yang nilainya dapat berubah-
ubah dengan jalan menggeser atau memutar toggle pada alat tersebut. Sehingga
nilai resistor dapat kita tetapkan sesuai dengan kebutuhan.Berdasarkan jenis ini
kita bagi menjadi dua, Potensiometer, rheostat dan Trimpot (Trimmer
Potensiometer) yang biasanya menempel pada papan rangkaian (Printed Circuit
Board, PCB).

3.Resistor NTC dan PTS, NTC (Negative Temperature Coefficient), ialah Resistor
yang nilainya akan bertambah kecil bila terkena suhu panas. Sedangkan PTS
(Positife Temperature Coefficient), ialah Resistor yang nilainya akan bertambah
besar bila temperaturnya menjadi dingin.

4.LDR (Light Dependent Resistor), ialah jenis Resistor yang berubah


hambatannya karena  pengaruh cahaya. Bila cahaya gelap nilai tahanannya
semakin besar, sedangkan cahayanya terang nilainya menjadi semakin kecil

2.1.4 Penerapan Hukum Ohm dalam Kehidupan Sehari-hari


Dalam kehidupan sehari-hari ada banyak jenis contoh penerapan hukum
ohm, salahsatunya Bola Lampu rumah yang dapat menyala karena diberi tegangan
(v) sehingga listrik teraliri ke filamen dan lampu dapat menyala.Tegangan
Komponen listrik seperti lampu haruslah disesuaikan dengan tegangan yang
dibutuhkan pada lamputersebut. Jika lampu 220 V diberi tegangan 110 V, filamen
lampu akan dialiri oleh arus yang lebih kecil dari seharusnya sehingga lampu 220
V tersebut menyaka dengan redup. Sebaliknya jika lampu 110 V diberi tegangan
200 V, filamen lampu akan dialiri oleh arus yang terlalu besar dari yang
seharusnya sehingga lampu 110 V filamennya terbakar. Jadi intinya kita harus
paham, jika kita mempunyai alat elektronik, kita harus memperhatikan tegangan
yg ada di rumah kita dengan alat elektronik tersebut.
2.2 Hukum Kirchoff
Gustaf Robert Kirchoff adalah seorang fisikawan jerman yang berkontribusi
pada pemahaman konsep dasar teori rangkaian listrik, spektroskopi, dan emisi
radiasi benda hitam yang dihasilkan oleh benda-benda yang dipanaskan.Dalam
kelistrikan, sumbangan utamanya adalah dua hukum dasar rangkaian, yang kita
kenal sekarang dengan Hukum I dan Hukum II Kirchoff. Kedua hukum dasar
rangkaian ini sangat  bermanfaat untuk menganalisis rangkaian-rangkaian listrik
majemuk yang cukup rumit.
Akan tetapi sebagian orang menyebut kedua hukum ini dengan Aturan Kirchoff,
karena dia terlahir dari hukum-hukum dasar yang sudah ada sebelumnya, yaitu
hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan muatan listrik. Untuk
memecahkan persoalan-persoalan rangkaian yang rumit; yaitu rangkaian yang
terdiri dari  beberapa buah sumber tegangan atau sumber arus serta beberapa buah
hambatan/beban maka dipergunakan hukum-hukum rangkaian, diantaranya
hukum Kirchoff. Hukum Kirchoff adalah suatu peraturan atau hukum yang
mengatur tentang jalanya arus dan  jumlah tegangan dalam suatu rangkaian arus
listrik yang mempunyai lebih dari satu sumber gaya gerak listrik yang berbeda
kekuatannya.jadi intinya hukum kirchoff ini mengatur jumlah arus dan tegangan
yang masuk dan yang keluar. Hukum-hukum Kirchhoff ada dua,yaitu Hukum I
Kirchhoff dan Hukum II Kirchhoff.

2.2.1.Hukum Kirchoff I

Hukum I kirchhoff berbunyi sebagai berikut.

“Pada rangkaian listrik bercabang, jumlah kuat arus yang masuk pada suatu titik
percabangan sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik itu ”

Aturan Kirchhoff yang pertama adalah suatu pernyataan tentang kekekalan


muatan listrik.Semua muatan yang memasuki titik tertentu dalam sebuah
rangkaian harus keluar dari titik tersebut karena muatan tidak dapat bertambah
pada sebuah titik.

Hukum I Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:


I masuk = I keluar
Gambar 1.

Dari gambar 1, dengan memasang amperemeter pada masing-masing cabang


dapat dibuktikan bahwa:
I = I1 + I2 +l 3
= I’

 Perhatikan contoh berikut ini.

Bila P adalah titik cabangnya, maka :

i1+ i2 + i3 = i4 + i5

Gambar 2.

2.2.2.Hukum Kirchoff II

Hukum Kirchoff II ini berbunyi:


“Pada rangkaian tertutup , total beda potensial nya sama dengan nol”

Dirumuskan :

V + IR = 0

Yang dimaksud dengan IR yaitu besarnya tegangan dari hasil kali antara besarnya
arus dengan hambatan yang dilalui.
apabila tegangan V diberi tanda  positif, maka besarnya tegangan IR harus diberi
tanda negatif.

Sehingga:
+ V  –  IR = 0

Hukum-hukum Sirkuit Kirchhoff 1.

 Hukum Arus Kirchhoff

“Arus yang memasuki titik percabangan sama besar dengan arus yang
meninggalkan titik tersebut.”

Hukum percabangan Kirchhoff atau KCL (Kirchhoff's Current Law).


Prinsip dari kekekalan muatan listrik mengatakan bahwa:
“Pada setiap titik percabangan dalam sirkuit listrik, jumlah dari  arus yang
masuk kedalam titik itu sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik
tersebut. atau Jumlah total arus pada sebuah titik adalah nol.”

KVL (Kirchhoff's Voltage Law)


Prinsip kekekalan energi mengatakan bahwa:
Jumlah terarah (melihat orientasi tanda positif dan negatif) dari beda potensial
listrik (tegangan)  di sekitar sirkuit tertutup sama dengan nol.
Atau secara lebih sederhana, jumlah dari emf dalam lingkaran tertutup ekivalen
dengan jumlah turunnya potensial pada lingkaran itu. atau Jumlah hasil kali
resistansi konduktor dan arus pada konduktor dalam lingkaran tertutup sama
dengan total emf yang ada dalam lingkaran (loop) itu.

2.3 Penerapan Dalam Kehidupan Sehari-hari


Dalam kehidupan sehari-hari, kadang kita harus memasang lampu-lampu secara
seri, tetapi dalam keadaan yang lain kita harus memasang lampu secara paralel.
Kuat arus listrik dalam suatu rangkaian tak  bercabang, besarnya selalu sama.
Lampu-lampu di rumah kita pada umumnya terpasang secara paralel. Pada
kenyataannya rangkaian listrik biasanya terdiri banyak hubungan sehingga akan
terdapat banyak cabang maupun titik simpul. Titik simpul adalah titik pertemuan
dua cabang atau lebih. Penyelesaian dalam masalah rangkaian listrik yang
terdapat banyak cabang atau simpul itu maka digunakan Hukum I dan II
Kirchhoff.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Hukum Ohm merupakan hukum dasar rangkaian listrik yang menyatakan
hubungan antara kuat arus dan beda potensial listrik dalam satu rangkaian listrik
tertutup pada temperatur konstan.

2. Hukum Kirchoff adalah suatu peraturan atau hukum yang mengatur tentang
jalanya arus dan jumlah tegangan dalam suatu rangkaian arus listrik yang
mempunyai lebih dari satu sumber gaya gerak listrik yang berbeda
kekuatannya.jadi intinya hukum kirchoff ini mengatur jumlah arus dan tegangan
yang masuk dan yang keluar.

3.2 Saran
Untuk mempelajari listrik, mahasiswa diharapkan agar selalu update mengenai
pengetahuan atau penemuan terbaru karena pada dasarnya ilmu pengetahuan dan
teknologi sangatlah berkembang dengan cepat. Dan lakukanlah untung
mempelajarinya dengan percobaan-percobaan yang sederhana agar dapat percaya
mengenai berbagai materi yang telah dipelajari.
DAFTAR PUSTAKA

Edminister, A Joseph. 2005. Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga

Mismail, Budiono. 1995. Rangkaian Listrik. Bandung: ITB

Nahri. 2005. Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga

Sudirham, S. 2002. Analisa Rangkaian Listrik. Banndung : ITB

Tim Rangkaian Listrik. 2015. Rangkaian Listrik. Medan: UNIMED

Anda mungkin juga menyukai