Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH SEJARAH PEMINATAN

PEMIKIRAN YANG MELANDASI PERISTIWA PENTING DI EROPA


SERTA PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA

SMAN 3 PADANG

Oleh

ALFIN OKTARY
NISN: 0023053532
XI IIS 2

Guru Pembimbing
NOVERAWIRNI, M.Pd

KEMENTRIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN

SMAN 3 PADANG SUMATERA BARAT

2019
A. REVOLUSI INDUTRI

Berbicara Tentang sejarah Eropa kita selalu berbicara tentang berkembangnya sepak bola
dengan pesat. Dimana disana banyak yang mengagumi sepaka bola. Apakah ada yang tahu
bahwasanya dalam sejarahnya Eropa juga mengalami perkembangan yang pesat. Dimana
perkembangan tersebut dialami hampir seluruh benua Eropa. Perkembangan yangdialami
oleh bangsa eropa bisa dikatakan melingkupi seluruh kehidupan atau “ kabeh keuripan”.
Perubahan yang dialami dalam hal ini dinamakan Revolusi Industri,

      Revolusi dapat diartikan sebagai perubahan cepat yang dialami oleh manusia. Orang
yang dianggap sebagai peletak dasar Revolusi Industri yaitu James waat. James waat dengan
menemukan kapal uap mampu menjadi orang penting dan hebat, sedangakan kalian yang
mampu menemukan pacar seharusnya bisa menjadi orang yang lebih baik dan menjadi orang
yang lebih hebat eaaa.

Revolusi Industri adalah sebuah ungkapan yang digunakan untuk menamai perubahan


dan perkembangan pesat yang awalnya terjadi di Inggris setelah ditemukannya mesin uap.
Revolusi ini mengubah cara hidup banyak orang, terutama yang tinggal di perkotaan dan
wilayah-wilayah industri. Kemajuan teknologi mengakibatkan tenaga untuk menggerakkan
mesin yang semula masih menggunakan tangan menjadi penggunaan mesin yang
digerakkanoleh tenaga uap.

Lahirnya Revolusi Industri


Revolusi Industri terjadi pada pertengahan abad ke-18. Awalnya didahului oleh revolusi
agraria. Ada dua tahap revolusi agraria. Revolusi Agraria I adalah tahapan terjadinya
perubahan penggunaan tanah yang semula hanya untuk pertanian menjadi usaha pertanian,
perkebunan, dan peternakan yang terpadu. Revolusi Agraria II mengubah cara mengerjakan
tanah yang semula tradisional dengan penggunaan mesin-mesin atau mekanisasi. Revolusi
Industri terjadi di Inggris karena sebab-sebab berikut.
 Inggris memiliki cukup bahan dasar untuk industri, seperti wol, batu bara, dan kapas
yang diperoleh dari tanah jajahan.
 Bangsa Inggris rajin mengadakan penyelidikan terhadap ilmu alam sehingga banyak 
penemuan baru. Hal ini didukung dengan didirikannya lembaga ilmiah Royal Society for
Improving Natural Knowledge pada tahun 1662.
 Adanya kemajuan pesat dalam pelayaran yang membawa kemajuan perdagangan
Inggris.
 Inggris memiliki cukup modal untuk memajukan industrinya.
 Inggris memiliki kongsi dagang EIC yang merupakan alat kemajuan bagi
perdagangan negara.
Tahap Revolusi Industri
Revolusi Industri terdiri dari tiga tahap.
 Revolusi Industri I ditandai dengan masih dipergunakannya teknik kuno, yaitu
penggunaan uap untuk menggerakkan mesin yang berbahan bakar kayu atau batu bara.
Revolusi tahap pertama terjadi di Inggris pada abad ke-18.
 Revolusi Industri II ditandai dengan penggunaan teknik baru berupa mesin bermotor
yang berbahan bakar listrik atau bensin. Revolusi tahap kedua ini terjadi di Amerika Serikat
dan Jerman pada abad ke-19.
 Revolusi Industri III ditandai dengan penggunaan teknik kimia-hayati berbahan bakar
atom atau nuklir. Revolusi tahap ketiga ini terjadi di Amerika Serikat dan Uni Soviet pada
abad ke-20
Revolusi Industri mendorong peningkatan penggunan mesin-mesin sehingga terjadi efisiensi
dalam produksi batu bara, besi, dan baja. Perkembangan ini ditunjang oleh adanya
pembangunan jalan kereta api, alat transportasi, dan pengembangan sistem perbankan serta
perkreditan.
Dampak-dampak revolusi industri
Bidang ekonomi. Dampak Revolusi Industri dalam bidang ekonomi adalah munculnya
pabrik-pabrik, lahirnya pengusaha kaya, biaya produksi rendah sehingga harga barang
semakin rendah, upah buruh menjadi rendah, perdagangan dunia semakin maju, tumbuhnya
kapitalisme industri yang berpusat pada perseorangan, dan matinya industri rumah tangga.
Bidang politik Dampak Revolusi Industri dalam bidang politik sebagai berikut.
 Munculnya kaum borjuis sebab kemajuan industri melahirkan orang-orang kaya baru
yang merupakan penguasa industri.
 Tumbuhnya demokrasi dan nasionalisme.
 Munculnya imperialisme modern, yaitu upaya mengembangkan imperialisme yang
berlandaskan kekuatan ekonomi, mencari tanah jajahan, bahan mentah serta mengembangkan
pasar bagi industrinya.
 Berkembangnya liberalisme yang awalnya hanya berkembang di Inggris ketika
berlangsung Revolusi Agraria dan Revolusi Industri. Dalam menentukan kebijakan politik
dan ekonomi, partai liberal sangat berpengaruh.
Bidang sosial. Akibat berkembangnya industri, pusat pekerjaan berpindah ke kota. Terjadilah
urbanisasi besar-besaran ke kota. Para buruh tani pergi ke kota untuk menjadi buruh pabrik.
Kota-kota besar pun menjadi padat dan semakin sesak. Para buruh hidup berjejal-jejal di
tempat tinggal yang kumuh dan kotor. Tidak hanya itu, dalam pekerjaan, mereka menjadi
objek pemerasan majikan. Buruh bekerja rata-rata 12 jamdalam sehari, namun tetap miskin.
Kemiskinan berakibat langsung pada meningkatnya kejahatan dan ketergantungan pada
minuman keras. Dampak lain adalah pengangguran, wanita dan anak ikut bekerja, dan
kurangnya jaminan kesejahteraan.
Revolusi Sosial
Dampak negatif Revolusi Industri mendorong lahirnya Revolusi Sosial. Revolusi sosial
adalah usaha untuk mengubah hidup rakyat dari tidak layak menjadi layak. Kotakota industri
di Inggris, seperti Liverpool, Manchester, dan Birmingham penuh sesak dengan
perkampungan kumuh para buruh yang kurang terjamin kehidupannya sebab upah mereka
murah. Untuk memperbaiki nasib mereka, pemerintah dan parlemen Inggris mengeluarkan
kebijakan-kebijakan berikut.
 Catholic Emancipation Bill (1829), berisi ketentuan bahwa kaum Protestan dan
Katolik mempunyai hak yang sama untuk menjadi anggota parlemen dan pegawai negeri.
 Reform Bill (1832), berisi ketentuan bahwa perwakilan di parlemen sesuai dengan
jumlah penduduk, hak pilih ditentukan berdasar atas pembayaran pajak, serta daerah kosong
harus dihapuskan perwakilannya.
 Abolition Bill (1833), berisi ketentuan penghapusan perbudakan di Inggris dan
koloninya.
 Factory Act (1833), berisi ketentuan bahwa anak-anak yang berumur di bawah
sembilan tahun tidak boleh bekerja sebagai buruh perusahaan, mereka hanya boleh bekerja
selama sembilan jam dan mendapat pendidikan selama dua jam dari majikan.
 Poor Law (1834), berisi ketentuan tentang pendirian rumah kerja bagi pengemis dan
penganggur, rumah perawatan bagi orang cacat, dan pemberian bantuan bagi mereka yang
tidak bekerja karena lanjut usia.
 Corn Law (1815 – 1846), berisi ketentuan tentang larangan impor gandum dari luar
negeri. Selama melalui proses Revolusi Sosial, kaum buruh semakin sadar bahwa nasib
mereka di tangan mereka sendiri dan harus diperjuangkan sendiri. Sebagai wadah perjuangan
tersebut, mereka mendirikan serikat pekerja. Pada tahun 1851, muncul serikat pekerja yang
sudah tersusun baik, yaitu The Amalgamated Society of Engineers (Persatuan Insinyur).
Kelompok ini meninggalkan cara agitasi dan menggunakan cara collective bargaining, yaitu
membuat perjanjian kerja yang berlaku untuk semua buruh melalui jalan perundingan dengan
majikan. Sejak berdirinya serikat pekerja, kondisi kehidupan buruh mulai dapat terjamin.
Pengaruh Revolusi Industri di Indonesia
Telah disebutkan sebelumnya bahwa Revolusi Industri menimbulkan adanya imperialisme
modern yang bertujuan mencari bahan mentah, tenaga kerja murah, dan pasar bagi hasil-hasil
produksi. Perdagangan bebas melahirkan konsep liberalisme. Hal ini mengimbas pada
negara-negara koloni, seperti juga wilayah-wilayah di Asia yang menjadi jajahan bangsa
Eropa. Termasuk Indonesia.
Ketika Thomas Stamford Raffles, gubernur jenderal dari Inggris, berkuasa di Indonesia (1811
– 1816), ia berupaya memperkenalkan prinsip-prinsip liberalisme di Indonesia. Kebijakan
yang diberlakukannya, antara lain, memperkenalkan sistem ekonomi uang, memberlakukan
pajak sewa tanah untuk memberi kepastian siapa pemilik tanah, menghapus penyerahan
wajib, menghapus kerja rodi, serta menghapus perbudakan. Ketika Inggris menyerahkan
Indonesia ke tangan Belanda, dibuat perjanjian bahwa Belanda akan tetap memberlakukan
perdagangan bebas. Oleh karena itu, banyak perusahaan Inggris yang berdiri di Indonesia.
Pengaruh Revolusi Industri juga sampai ke negeri Belanda dan memengaruhi sikap terhadap
tanah jajahan. Politik imperialisme Belanda yang awalnya menggunakan caracara kuno, yaitu
pemerasan, kekerasan, dan eksploitasi kekayaan Indonesia di kemudian hari mendapat protes
dari kaum humanis Belanda yang berpaham liberal. Muncullah politik Etis di Indonesia.
Keuntungan yang diperoleh bangsa Indonesia dari perubahan sikap Belanda tersebut adalah
sebagai berikut.
 Politik Etis memberi kesempatan pada bangsa Indonesia untuk memperoleh edukasi
atau pendidikan sehingga dapat membawa pemikiran yang lebih maju.
 Politik Kolonial Liberal memberi angin kebebasan bagi bangsa Indonesia untuk
berhubungan langsung dengan bangsa-bangsa asing lainnya.

B. Pemikiran yang Melandasi Peristiwa Penting di Eropa

Merkantilisme adalah praktik dan teori ekonomi, yang dominan di Eropa abad 16 ke


abad ke-18,[1] yang dipromosikan lewat peraturan ekonomi pemerintahan suatu negara untuk
tujuan menambah kekuasaan negara dengan mengorbankan kekuatan nasional saingannya. Ini
adalah mitra dari politik ekonomi absolutisme atau monarki absolut. [2] Merkantilisme
termasuk kebijakan ekonomi nasional yang bertujuan untuk mengumpulkan cadangan
moneter melalui keseimbangan perdagangan positif, terutama barang jadi. Secara historis,
kebijakan tersebut sering menyebabkan perang dan juga termotivasi untuk melakukan
ekspansi kolonial. Teori merkantilis bervariasi dalam penerapannya terkini dari satu penulis
ke yang penulis lain dan telah berkembang dari waktu ke waktu. Tarif tinggi, terutama pada
barang-barang manufaktur, merupakan fitur yang hampir universal dari kebijakan
merkantilis. Kebijakan lainnya termasuk:
menciptakan koloni di luar negeri;
 melarang daerah koloni untuk melakukan perdagangan dengan negara-negara lain;
 memonopoli pasar dengan port pokok;
 melarang ekspor emas dan perak, bahkan untuk alat pembayaran;
 melarang perdagangan untuk dibawa dalam kapal asing;
 subsidi ekspor;
 mempromosikan manufaktur melalui penelitian atau subsidi langsung;
 membatasi upah;
 memaksimalkan penggunaan sumber daya dalam negeri; dan
 membatasi konsumsi domestik melalui hambatan non-tarif untuk perdagangan.

Atau dapat dikatakan suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan


suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara
yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan global teramat sangat penting.
Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital
(mineral berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan
modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah
(sebisanya) impor sehingga neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif.
Merkantilisme mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini
dengan melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong ekspor
(dengan banyak insentif) dan mengurangi impor (biasanya dengan pemberlakuan tarif yang
besar). Kebijakan ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti inilah yang dinamakan
dengan sistem ekonomi merkantilisme.
REPORT THIS AD

Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh sekolah Eropa pada awal periode


modern (dari abad ke-16 sampai ke-18, era di mana kesadaran bernegara sudah mulai
timbul). Peristiwa ini memicu, untuk pertama kalinya, intervensi suatu negara dalam
mengatur perekonomiannya yang akhirnya pada zaman ini pula sistem kapitalisme mulai
lahir. Kebutuhan akan pasar yang diajarkan oleh teori merkantilisme akhirnya mendorong
terjadinya banyak peperangan dikalangan negara Eropa dan era imperialisme Eropa akhirnya
dimulai. Sistem ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad ke-18, seiring
dengan munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam bukunya The
Wealth of Nations, ketika sistem ekonomi baru diadopsi oleh Inggris, yang notabene saat itu
adalah negara industri terbesar di dunia.
Istilah “sistem dagang” digunakan oleh kritikus terkemuka, Adam Smith,[3]tetapi
“merkantilisme” telah digunakan sebelumnya oleh Mirabeau.
Sementara banyak negara menerapkan teori ini, satu contoh adalah Perancis, ekonomi negara
paling penting di Eropa pada saat itu. Raja Louis XIV dari Perancis mengikuti bimbingan
Jean Baptiste Colbert, umumnya pengendalian keuangan (1662-1683). Ditetapkan bahwa
negara harus memerintah di bidang ekonomi seperti yang terjadi di diplomatik, dan bahwa
kepentingan negara seperti yang diidentifikasi oleh raja yang unggul dari pedagang dan orang
lain. Tujuan dari kebijakan ekonomi merkantilis adalah untuk membangun negara, terutama
di usia perang gencarnya, dan negara harus mencari cara untuk memperkuat ekonomi dan
melemahkan musuh asing.

Merkantilisme Paham Merkantilisme berkembang di negara-negara Barat dari abad


ke-16 sampai abad ke-18. Paham ini dipelopori oleh beberapa tokoh, seperti Thomas Mun Sir
James Stuart dari Inggris, Jean Baptiste Colbert dari Prancis, dan Antonio Serra dari Italia.
Secara umum, Merkantilisme dapat diartikan sebagai suatu kebijaksanaan politik ekonomi
dari negara-negara imperialis yang bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya
kekayaan berupa logam mulia. Logam mulia ini dijadikan sebagai ukuran terhadap kekayaan,
kesejahteraan, dan kekuasaan bagi negara yang bersangkutan. Dengan kata lain, semakin
banyak logam mulia yang dimiliki oleh suatu negara imperialis maka semakin kaya dan
semakin berkuasalah negara tersebut. Mereka percaya bahwa dengan kekayaan yang
melimpah maka kesejahteraan akan meningkat dan kekuasaan pun semakin mudah untuk
didapatkan. Negara yang menerapkan sistem ekonomi merkantilis adalah Inggris Raya.

Dari pengertian Merkantilisme yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa
ciri-ciri Merkantilisme yaitu:
 Negara adalah satu-satunya penguasa ekonomi;
 Mendapatkan logam mulia (emas) sebanyak-banyaknya menjadi tujuan
utama.
Gerakan Merkantilisme berkembang serta berpengaruh sangat kuat dalam kehidupan politik
dan ekonomi di negara-negara Barat, seperti negara Belanda, Inggris, Jerman, dan Prancis.
Setiap negara kolonialis saling berlomba untuk mendapatkan dan mengumpulkan kekayaan
berupa logam mulia untuk berbagai kepentingan, seperti kepentingan industri, ekspor maupun
impor. Bahkan, untuk mencapai tujuannya tidak jarang terjadi persaingan di antara
negaranegara kolonialis tersebut. Dengan ditemukannya jalur pelayaran dan perdagangan di
Samudera Atlantik maka hubungan luar negeri di antara negara-negara Barat semakin terbuka
lebar. Melalui interaksi perdagangan tersebut, setiap negara-negara Barat mendapatkan
keuntungan yang berlipat ganda.

Seperti telah disebutkan pada uraian di atas, jelaslah bahwa paham Merkantilisme
pada dasarnya telah memberikan kekuatan yang luar biasa bagi setiap negara kolonialis untuk
memfokuskan segala kegiatan perdagangan dalam rangka memperoleh kekayaan yang
banyak dan kekuasaan yang luas. Tujuan Merkantilisme adalah untuk melindungi
perkembangan industri perdagangan dan melindungi kekayaan negara yang ada di masing-
masing negara. Inggris misalnya, menjadikan praktik politik ekonomi Merkantilisme dengan
tujuan untuk:
 Mendapatkan neraca perdagangan aktif, yakni untuk memperoleh keuntungan besar dari perdagangan
luar negeri;
 Melibatkan pemerintah dalam segala lapangan usaha dan perdagangan;
 Mendorong pemerintah untuk menguasai daerah lain yang akan dimanfaatkan sebagai daerah monopoli
perdagangannya.

Pada perkembangan selanjutnya, nilai uang disamakan dengan emas, masing-masing


negara berusaha untuk mendapatkan emas. Oleh karena itu, paham Merkantilisme tidak
hanya menjadikan logam sebagai sumber kemakmuran, tetapi lebih dari itu memandang pula
pentingnya usaha untuk menukarkan barang-barang lainnya dengan emas batangan. Hal ini
ditandai dengan semakin banyaknya arus masuk emas ke pasaran Eropa. Selain itu, ditandai
pula dengan semangat bangsa-bangsa Barat untuk melakukan penjelajahan atau perdagangan
dengan Dunia Timur yang kaya akan sumber daya alam bagi pemenuhan pasar Eropa. Sejak
saat itu, tidak sedikit penjelajahan dan pelayaran bangsa-bangsa Eropa yang dibiayai oleh raja
atau negara. Setiap negara, seperti Inggris, Prancis, Belanda, dan Spanyol saling bersaing
untuk mendapatkan barang berharga tersebut. Negara-negara tersebut melakukan eksploitasi
besar-besaran terhadap setiap daerah yang ditemuinya. Banyak daerah yang menjadi sasaran
bangsa-bangsa Barat itu, seperti daerah yang ada di benua Amerika yang di dalamnya
terdapat Kerajaan Inca, Maya, dan Astec. Di daerah-daerah itu, bangsa Inggris, Prancis,
Belanda, dan Spanyol melakukan eksploitasi untuk mendapatkan emas sebanyak-banyaknya
dalam rangka mencapai tujuan gerakan Merkantilisme.
Politik Merkantilisme melahirkan terbentuknya persekutuan-persekutuan dagang
masyarakat Eropa, seperti EIC (kongsi perdagangan Inggris di India) dan VOC (kongsi
perdagangan Belanda di Indonesia). Inggris bangkit sejalan dengan aman penjelajahan
samudera untuk mencari daerah-daerah baru yang kemudian dijadikan sebagai koloni. Begitu
juga dengan masyarakat Eropa lainnya, seperti Prancis, Belanda, dan Spanyol. Oleh karena
itu dalam perkembangan politik ekonomi, Merkantilisme secara langsung atau tidak telah
menimbulkan ekses lain, yakni perebutan daerah koloni
Penjelajahan samudera atau pelayaran bangsa-bangsa Barat tersebut akhirnya sampai
di Kepulauan Nusantara yang kaya akan rempah-rempah, seperti lada, cengkih, pala, fuli
(bunga pala), dan lain-lain. Bagi bangsa-bangsa Eropa, rempah-rempah merupakan barang
komoditas yang sangat laku di pasaran Eropa. Oleh karena itu, mereka segera menukar bahan
komoditas tersebut dengan barang-barang kebutuhan rakyat Indonesia. Selanjutnya, untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi, mereka memonopoli perdagangan rempah-
rempah di Indonesia. Bahkan, tidak hanya dengan memonopoli perdagangan, mereka juga
melakukan pemerasan dan penguasaan daerah yang kemudian dikenal dengan penjajahan
atau kolonialisme.

Anda mungkin juga menyukai