Anda di halaman 1dari 5

JALAN PERKOTAAN Tanggal 15-Apr-20 Ditangani oleh : Fauzan Aby Sulaiman

FORMULIR JK-1 : DATA MASUKAN Propinsi Jawa Barat Diperiksa oleh :


- DATA UMUM Kota Depok Ukuran kota :
- GEOMETRIK JALAN No.Ruas/Nama Jalan
Segmen antara Fly Over UI dan Simpang Juanda
Kode Segmen Tipe daerah :
Panjang (km) 2,14 KM Tipe jalan :
Periode waktu Nomor soal :

Denah atau Gambar Situasi Segmen Jalan

Potongan melintang

Parameter Sisi A Sisi B Total Rata-rata


Lebar jalur lalu lintas rata-rata 10.5 7 17.5 8.75
Kereb (K) atau Bahu (B) K K
Jarak kereb ke penghalang terdekat (m)
Lebar efektif bahu (dalam + luar) (m) 2 2 4 2

Jumlah bukaan pada median

Kondisi Pengaturan lalu lintas

Batas kecepatan
Pembatasan akses untuk tipe kendaran tertentu
Pembatasan parkir (periode waktu)
Pembatasan berhenti (periode waktu)
Lain-lain
JALAN PERKOTAAN Tanggal : Ditangani :
FORMULIR JK-2 : DATA MASUKAN No.Ruas/Nama :
- ARUS LALU LINTAS Kode Segmen : Diperiksa :
- HAMBATAN SAMPING Periode waktu : Nomor kasus :
Lalu lintas harian rata-rata tahunan, LHRT
Komposisi (%)
Pemisahan arus arah
LHRT (kend/hari) Faktor K Tabel A.16
1/2
KR KB SM

Arus lalu lintas, Q


Baris Tipe kend. KR KB: SM:
1,1 ekr arah 1 1,00 Arus total (Q) :
1,2 ekr arah 2 (lihat Tabel A.3 atau A.4) 1.2 0.35
Arah kend./jam skr/jam kend./jam skr/jam kend./jam skr/jam Arah % kend./jam skr/jam
2
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
3 1
4 2 1704 1704 194 232.8 5604 1961.4 7502 3898.2
5 1+2
6 Pemisahan arah, PA = Q1/(Q1+Q2)
7 Faktor skr, Fskr = 0.5196214

Kelas hambatan samping


Bila data rinci tersedia, gunakan tabel pertama untuk menentukan frekwensi berbobot kejadian, dan selanjutnya gunakan tabel kedua. Bila tidak,
gunakan hanya tabel kedua.

1. Penentuan frekwensi kejadian :


Bobot
Tipe kejadian hambatan samping Simbol Frekuensi Bobot x
(Tabel A.1)

Perhitungan frekwensi ber-bobot (11) (12) (13) (14) (15)


kejadian per jam per 200 m dari
Pejalan kaki PED 0.5 /jam,200m
segmen jalan yang diamati, pada
kedua sisi jalan. Parkir, kendaraan berhenti PSV 1.0 /jam,200m
Kendaraan masuk + keluar EEV 0.7 /jam,200m
Kendaraan lambat SMV 0.4 /jam,200m
Total :

2. Penentuan kelas hambatan samping :


Kelas hambatan samping
Frekuensi berbobot kejadian Kondisi khusus
(Tabel A.2)

(16) (17) (18) (19)


< 100 Permukiman, hampir tidak ada kejadian Sangat rendah SR
100 - 299 Permukiman, beberapa angkutan umum dll Rendah R
300 - 499 Daerah industri dengan toko-toko di sisi jalan Sedang S
500 - 899 Daerah niaga dengan aktivitas sisi jalan yang tinggi Tinggi T
> 900 Daerah niaga dan aktivitas pasar sisi jalan yg sangat tinggi Sangat tinggi ST
JALAN PERKOTAAN Tanggal Ditangani oleh :
FORMULIR JK-3 : No.Ruas/Nama Jln
ANALISIS KECEPATAN Kode Segmen Diperiksa oleh :
ANALISIS KAPASITAS Periode waktu : Nomor soal :

Kecepatan arus bebas : VB= (VBD + VBL) x FVBHS x FVBUK

Faktor Penyesuaian
Kecepatan Arus Bebas Hambatan samping Ukuran kota Kecepatan arus bebas
Dasar Lebar Jalur
Arah
VBD VBL FVBHS FVBUK
VB
Tabel A.5
Tabel A.6 Tabel A.7 atau A.8 Tabel A.9
(km/jam) (km/jam)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)={(2)+(3))x(4)x(5)

2 57 0 0.88 1 50.16

Kapasitas : C = CO x FCLJ x FCPAx FCHS x FCUK

Faktor penyesuaian untuk kapasitas


Kapasitas dasar Lebar jalur Pemisahan arah Hambatan Samping Ukuran Kapasitas
kota
Arah
CO FCLJ FCPA FCHS FCUK C
Tabel A.10 (13)=(8)x(9)x(10)x(11)x(12)
Tabel A.11 Tabel A.12 Tabel A.13 atau A.14 Tabel A.15
(skr/jam) (skr/jam)
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

2 3300 1 1 0.88 1 2904

Kecepatan kendaraan ringan

Arah lalu lintas Derajat kejenuhan Kecepatan Panjang segmen jalan Waktu tempuh

Arah Q VT
L WT
Formulir JK-2 DJ Gambar A.1 atau A.2
(skr/jam) (km/jam) (km) (jam)
(14) (15) (16)=(15)/(13) (17) (18) (19)=(18)/(17)

2 3898.2 1.34235537190083 27 2.14 0.079259259259259

Kesimpulan : Karena Derajat Kejenuhan secara teoritis tidak boleh melebihi angka 1 sedangkan data
yang saya dapat melebihi 1, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi jalan tersebut sudah melebihi jenuh
Fauzan Aby Sulaiman (1801321033) No.Absen=4 (genap) 2KS1

Anda mungkin juga menyukai