PARADIGMA PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL YANG
RESPONSIF DALAM PERSPEKTIF TEORI J.H.MERRYMAN
TENTANG STRATEGI PEMBANGUNAN HUKUM
Wahju Prijo Djatmiko!
Program Doktor IImu Hukum Universitas Diponegoro
Jalan Hayam Wuruk No. 1 Semarang, Jawa Tengah 50241
Email: djatmiko.ldwd@ gmail.com
Abstract
Principally, legal development is essentially a sustainable development. Its function as human
interest protection, the law aims to create order and balance in society. Order in society
guarantees the protection on human interest. One of the legislation in the judicial review is
the Act No. 19 Year 2013 on Farmer Protection and Enforcement. The judicial review shows
that the Act does not represent social purposes and functions, with no harmony and benefit
connections between the Act as a written law product and society. This phenomenon was then
analyzed by John Henry Merryman’s theory on legal development strategy. The process of
‘making a responsive law products is a participative one meaning that the process involves
greatly the participation of society through social groups and individuals in the community:
Reversely, an orthodox law products is characterized by its centralistic process in which state
institutions dominate the process and colowr, especially the eminent executives.
Keywords:
rrthodox law, responsive law, judicial review, legal policy
Abstrak
Pembangunan hukum pada hakikatnya merupakan pembangunan yang berkelanjutan
(sustainable development). Fungsinya sebagai perlindungan kepentingan manusia, hukum
mempunyai tujuan yang hendak dicapai yakni menciptakan ketertiban dan keseimbangan. Salah
satu. perundang-undangan yang di judicial review adalah Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Adanya judicial review terhadap UU No.
19 Tahun 2013, mengindikasikan jika undang-undang tersebut tidak mencetminkan nilai-nilai
emanfaatan sosial. Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan keselarasan dan kemanfaatan
antara UU No. 19 Tahun 2013 sebagai hukum tertulis dengan masyarakat. Fenomena itu
Kemudian dianalisis teori strategi pembangunan hukumnya John Henry Merryman, Produk
hukum yang bersifat responsif, proses pembuatannya bersifat partisipatif, yakni mengundang
sebanyak-banyaknya partisipasi masyarakat melalui kelompok-kelompok Sosial dan individu
di dalam masyarakat. Adapun proses pembuatan hukum yang berkatakter ortodoks bersifat
mntralistis dalam arti lebih dominannya lembaga negara terutama pemegang kekuasaan
eksekutif dalam mewarnai hukum,
Kata kuni
i: hukum ortodoks, hukum responsif, judicial review, pembangunan hukum,
1 Wahju Prijo Djaimiko adalah seorang pengacara, [a lulusan dari University of Wales di Aberyswyth, Wales UK
dan dari The Strathclyde Graduate Bussines School, Glasgow, Scotland, UK. Permah menjadi dasen di program
‘MM Universitas Aislangga di Surabaya dan Program MM Universitas Hassardin di Ujung Pandang. Kini
ia tengah menyelesaikan pendidikan program Doktor Ilmu Hukum Pidana di PDITT Universitas Diponegoro
Semarang,
41s DOK: hitp//dx. di ong/10.21776/ub arenahukum.2018.01002. 10416
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang
terus melakukan pembangunan di segala
bidang, termasuk di bidang hukum, Satu
hal penting yang harus diperhatikan dalam
melakukan pembangunan hukum, adalah
bahwa hukum harus dipahami sebagai suatu
sistem (legal system). Sebagai sebuah sistem,
hukum terditi dari tiga komponen yakni
substansi hukum (legal substance), struktur
hukum (legal structure ) dan budaya hukum
(legal culture) yang saling menentukan dan
berpengaruh satu sama lainnya? Pembangunan