Anda di halaman 1dari 4

Konsep Video Edukasi Kesehatan

Judul : Pemenuhan Nutrisi Ibu Hamil

1. Latar Belakang

Masalah gizi seimbang di Indonesia masih merupakan masalah yang cukup


berat. Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat berakibat kurang
baik bagi ibu dan janin. Gizi ibu yang baik diperlukan agar pertumbuhan janin
berjalan pesat dan tidak mengalami hambatan. Dimulai dari satu sel telur yang setelah
dibuahi tumbuh dengan pesat, sehingga diperkirakan pertumbuhan janin sejak
konsepsi sampai lahir (Soetjiningsih, 1995). Bila status gizi ibu normal pada masa
sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat,
cukup bulan dengan berat badan normal. Masih rendahnya gizi buruk ibu hamil di
Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, Hal tersebut menyebabkan angka
kejadian stunting di Indonesia maasih cukup tinggi.

Masalah Gizi di Indonesia Tahun 2015-2017

35

30

25

20 Gizi Kurang
Pendek
15 Kurus
Gemuk

10

0
2015 2016 2017

Sumber: Pemantauan Status Gizi, Ditjen Kesehatan Masyarakat


Prevalensi Balita Pendek di Indonesia Tahun 2015-2017

35

30

25

20
Pendek
15 Sangat Pendek

10

0
2015 2016 2017

Sumber: Pemantauan Status Gizi (PSG), Ditjen Kesehatan Masyarakat

2. Nutrisi ibu hamil


Masa hamil adalah masa penting untuk pertumbuhan optimal janin dan
persiapan persalinan. . Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar
15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan
untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae), volume darah, plasenta, air
ketuban dan pertumbuhan janin, sehingga Secara normal, ibu hamil akan mengalami
kenaikan berat badan sebesar 11-13 kg.

3. Akibat kekurangan nutrisi bumil


Bila gizi ibu kurang, tumbuh kembang janin akan terganggu, Keadaan ini dapat
mengakibatkan persalinan lama, perdarahan, infeksi dan kesulitan lain yang mungkin
memerlukan 13 pembedahan yang paling buruk adalah kematian pada ibu. Pada janin
dapat mengakibatkan abortus, Bayi lahir premature, atau bahkan bayi lahir mati.
Kejadian yang paling banyak di Indonesia adalah Stunting pada anak.

4. Apa itu stunting


Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan
yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau
tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan
anak dari WHO. Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh
banyak faktor, faktor yang sangat mempengaruhi dan menjadi penyebab stunting
adalah kurangnya Hemoglobin ibu saat hamil karena kurangnya nutrisi zat besi (Fe).
5. Dampak stunting pada anak

Dampak yang ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi dampak jangka pendek dan
jangka panjang.

1) Dampak Jangka Pendek


a. Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian;
b. Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak tidak optimal; dan
c. Peningkatan biaya kesehatan.
2) Dampak Jangka Panjang.
a. Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan pada
umumnya);
b. Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya;
c. Menurunnya kesehatan reproduksi;
d. Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah;

6. Nutrisi yang dibutuhkan Bumil


Salah satu cara untuk mencegah stunting pada anak adalah dengan memenuhi
kebutuhan gizi pada ibu saat hamil. Nutrisi yang harus dipenuhi ibu saat hamil
meliputi:
a. Karbohidrat sebagai sumber zat tenaga,
b. lemak sebagai sumber zat tenaga,
c. protein sebagai sumber zat pembangun,
d. vitamin sebagai zat pengatur, dan
e. mineral sebagai zat pengatur.
7. Beberapa faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil adalah (Sitanggang, 2013):
a. Faktor Langsung Nutrisi secara langsung dipengaruhi oleh asupan makanan dan
penyakit, khususnya penyakit infeksi. Faktor-faktor tersebut meliputi:
1) Keterbatasan ekonomi
2) Produk pangan,
3) Sanitasi makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan)
4) Pembagian makanan dan pangan masyarakat
5) Pengetahuan gizi yang kurang
6) makanan yang di suka
7) Pantangan pada makanan menurut kebudayaan daerah
8) Selera makan
9) Suplemen Makanan.

b. Faktor Tidak Langsung


1) Pendidikan keluarga
2) Faktor budaya.
3) Faktor fasilitas kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai