Nama :
Fernanda Hartoyo
Kelas : XI
IPA 1
Lampung Tengah
Lampung
2016
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah dan puji syukur kehadirat Allah SWT kami ucapkan atas selesainya
Laporan hasil penelitian biologi mengenai materi pembelajaran BAB I (Pertumbuhan Dan
Perkembangan) yang berjudul “Pengaruh Pemberian Air Kolam Ikan Lele Terhadap
Pertumbuhan Dan Perkeeembangan ”. ini dapat terselesaikan. Proses pengamatan dan
penyusunan laporan hasil praktikum biologi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu guru selaku guru pembimbing
yang telah membimbing dalam proses pengamatan biologi serta semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya laporan hasil biologi ini.
Saya berharap, semoga laporan hasil penelitian biologi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Harapan saya, laporan ini dapat digunakan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan kami juga berharap laporan ini dapat mempermudah dalam mempelajari
mengenai Pertumbuhan dan Perkembangan.
Akhirnya, seperti pepatah “Tiada gading yang tak retak” saya mengharapkan saran
dan kritik dari para bapak guru karena kesempurnaan hanya milik Allah semata dan apabila
ada kesalahan baik dalam penggunaan kata maupun pengetikan kami mohon maaf dan
kepada Allah kami mohon ampun.
Waalaikumsalam wr.wb
Lampung Tengah, 15 September 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..
Daftar Isi………………………………………………………………………………….... 3
2
BAB I PENDAHULAN………………………………………………………….... 4
1.1. Judul ………………………………………………………………………………...
1.2. Hari dan Tanggal Praktikum……………………………………………………. 4
1.3. Latar Belakang………………………………………………………………… 4
1.4. Tujuan Praktikum…………………………………………………………………4
BAB II DASAR TEORI………………………………………………………………… 5
BAB III METODE PENGAMATAN……………………………………………..7
3.1. Alat dan Bahan………………………………………………………………. 7
3.2. Cara Kerja………………………………………………………………………….
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN…………………………… 8
4.1. Hasil Pengamatan.…………………………………………………………… 8
4.2. Pembahasan………………………………………………………………………….9
BAB V PENUTUP…………………………………………………………………….
5.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………. 10
5.2. Saran……………………………………………………………………...................
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup pertumbuhan
berjalan seiring dengan pertumbuhannya. Pertumbuhan diartikan sebagai proses
bertambahnya ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible. Sedangkan
3
perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaan yang tidak dapat
dilihat melalui ukuran tetapi dengan perubahan bentuk (metamorfosis) dan tingkat
kedewasaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sangat banyak
meliputi faktor eksternal dan faktor internal. Salah satu faktor eksternal yang
mempengaruhi adalah air. Setiap tumbuhan sangat memerlukan air, karena tanpa adanya
air tumbuhan tidak dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Air digunakan
oleh tumbuhan untuk melakukan fotosintesis. Tanpa air, reaksi kimia dalam sel tidak
dapat berlangsung sehingga mengakibatkan tanaman mati.
Banyak jenis air yang dapat dipakai untuk menyiram tanaman. Salah astunya ialah air
kolam ikan lele yang biasanya asal disalurkan ke selokan oleh para peternak lele. Air
kolam ikan lele mengandung Nitrogen dan Phospor yang berasal dari feses , sisa pakan
dan urine ikan yang memiliki kandungan protein dan urea yang tinggi, yang dapat
dijadikan pupuk organik. Sehingga para peternak lele sebenarnya bisa memperoleh
manfaat lebih seandainya dapat memanfaatkan air kolam ikan lele yang dibuang setiap
menguras kolam untuk menyiram tanaman. Contohnya tanaman kangkung. Kangkung
merupakan jenis tumbuhan yang termasuk jenis sayur. Sayuran yang banyak dijual di
pasar dan dapat tumbuh dimana-mana, terutama daerah berair sehingga sangat cocok bila
ditanaman disekitar kolam ikan lele. Kangkung juga dapat dijadikan pakan untuk ikan
lele sehingga para peternak lele dapat meminimalisir biaya untuk pembelian pakan.
Berdasarkan pemaparan di atas, saya tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
pengaruh air kolam ikan lele terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kangkung dengan dosis yang berbeda agar dapat menentukan dosis yang cocok dan
diperoleh hasil yang optimal. Apabila dosis yang diberikan tidak sesuai maka itu tidak
cocok untuk tanaman itu sendiri.
4
2. Mengetahui pengaruh dosis atau takaran pemberian air kolam ikan lele terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kangkung.
3. Mengetahui perbedaan peningkatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kangkung yang disiram oleh air kolam ikan lele sebanyak 100 mL, 200 mL, 300 mL.
1.5 Variabel
Kondisi atau faktor yang oleh penulis diontrol serta diobservasi dalam penelitian atau
pengamatan ini yaitu :
1. Variabel terikat : Pertumbuhan tanaman kangkung.
2. Variabel bebas : Air kolam ikan lele.
3. Variabel kontrol : Tanah, cahaya, suhu, kelembaban, dan tanaman kangkung
yang disiram dengan 150 mL.
1.7 Hipotesis
H0 : Air kolam ikan lele dapat mempengaruhi peningkatan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kangkung.
H1 : Air kolam ikan lele tidak dapat mempengaruhi peningkatan pertumbuhan dan
5
perkembangan tanaman kangkung.
BAB II
LANDASAN TEORI
6
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan sejajar dan
berdampingan. Jadi , proses pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lain. Setiap makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu proses bertambahnya ukuran atau volume
serta umlah sel secara irreversible, yaitu tidak dapat kembali ke keadaan semula. Karena
adanya pembelahan sel, dapat pula disebabkan oleh keduanya. Pertumbuhan batang
tumbuhan dapat diukur dengan busur pertumbuhan atau auksanometer.
Perkembangan awal suatu tumbuhan secara garis besar melalui 3 tahap, pembelahan
sel,morfogenesis, dan diferensiasi seluler.pada tingkat selelur, perkembangan dapat
berupa diferensiasi sel sel baru yang membelah membentuk jaringan yang menyusun
organ tertentu. Pada pertumbuhan dan perkembangan ditandai dengan munculnya buah
dan bunga.
Pada proses pertumbuhan, terdapat 3 fase utma uang dikenali, yaitu fase logaritmik
(laju pertumbuhan berlangsung lambat,tapi kemudian meningkat terus), fase linear
(pertambahan ukuran berlangsung konstan) dan fase terakhir yaitu fase penuaan yang
diciirikan oleh laju pertumbuhan yang menurun, terjadi pada saat tumbuhan sudah
mencapai kematangan dan mulai menua.
7
Tetapi tumbuhan yang memiliki umur yang sama, bila diperhatikan memiliki tinggi
dan besar yang berbeda-beda. Hal ini terjadi karena ada perubahan faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
Tahap-Tahap Pertumbuhan
Perkecambahan
Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan
plumula (calon batang).
Factor yang mempengaruhi perkecambahan adalah air, kelembapan, oksigen dan suhu.
Perkecambahan biji dibagi 2 yaitu,
a. Perkecambahan epigeal : Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon
kepermukaan tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum
terbentuk. Contoh : perkecambahan kacang hijau.
b. Perkecambahan hypogeal : epikotil memanjang sehingga puluma keluar menembus
kulit biji dan muncul diatas permukaan tanah sedangkan kotiledon tertinggal
dalam tanah. Contoh : perekcambahan kacang kapri.
Pertumbuhan Primer
Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem primer. Pertumbuhan ini
disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer yang terdapat pada ujung akar dan ujung
batang dimulai sejak tumbuhan masih berupa embrio.
Pertumbuhan Sekunder
Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem sekunder. Pertumbuhan
ini disebabkan oleh kegiatan cambium yang bersifat meristematik kembali.
Proses perkecambahan
1) Proses fisika
Proses fisika terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) rendah pada biji
yang kering
2) Proses Kimia
Dengan masuknya air, biji mengembang dan kulit biji akan pecah. Air
yang masuk mengaktifkan embrio untuk hormon giberelin
8
(GA). Hormon ini mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar
endosperma) untuk menyintesis dan mengeluarkan enzim.
Enzim yang bekerja dengan menghidrolisis cadangan makanan yang
terdapat dalam kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan
molekul kecil yang larut dalam air, misalnya enzim amilase menghidrolisis
pati dalam endosperma menjadi gula. Selanjutnya, gula dan zat-zat lainnya
diserap dari endosperma oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio
menjadi bibit tumbuhan yang ditandai dengan munculnya calon akar
(radikula) diikuti calon daun/plumula.
1. Gen
Gen dapat mengatur pola pertumbuhan dan perkembangan melalui sifat yang
diturunkan.
2. Hormon
a. Auksin
Hormon Auksin ditemukan pada titik tumbuh batang dan selubung daun
pertama tanaman monokotil yang disebut koleoptil, ujung akar, dan jaringan yang
masih bersifat meristematis. Fungsi auksin adalah untuk membantu pertumbuhan
tanaman pada : Pembentangan sel, Pembelahan sel, dan Merangsang pembentukan
buah dan bunga
Aktivitas auksin dapat terhambat oleh sinar yang berlebihan. Jika salah satu
sisi batang terkena cahaya, auksin beralih ketempat yang tidak terkena cahaya.
Kandungan auksin pada bagian yang terkena cahaya menjadi lebih rendah daripada
9
yang tidak terkena cahaya. Jika suatu tanaman memperoleh terlalu banyak sinar pada
salah satu sisi bagian tubuhnya, maka tanaman itu akan mengalami hal-hal seperti
ditunjukkan pada gambar berikut.
Tanaman yang memperoleh terlalu banyak sinar dari satu sisi akan mengalami
perubahan-perubahan berikut:
b. Giberelin
Giberelin terdapat pada bagian batang dan bunga. Fungsi hormon giberelin
adalah :
c. Gas etilen
Ada berbagai macam fungsi gas etilen. Salah satunya adalah interaksi gas
etilen dengan auksin dapat memacu pembungaan pada buah, misalnya mangga dan
10
nanas. Pada beberapa tumbuhan, interaksi gas etilen dengan giberelin dapat
mengatur perbandingan bunga jantan dan betina. Fungsi utama dari gas etilen
adalah:
3. Pengguguran bunga.
d. Sitokinin
e. Asam absisat
4. Menyebabkan dormansi
11
lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangatlah besar.
Faktor-faktor eksternal dari lingkungan tersebut meliputi suhu udara, cahaya,
kelembapan udara, serta ketersediaan air tanah dan mineral.
Suhu merupakan faktor eksternal dari lingkungan yang penting bagi tumbuhan
karena suhu berhubungan dengan kemampuan tumbuhan dalam melakukan proses
fotosintesis, translokasi, respirasi, dan transpirasi. Tumbuhan memiliki suhu
optimum yang ideal untuk dapat tumbuh dan berkembang. Suhu optimum
merupakan suhu yang terbaik untuk pertumbuhan suatu jenis tanaman secara ideal.
Selain suhu optimum, suatu tanaman juga memiliki batas suhu maksimum dan
minimum yang bisa diterima olehnya. Suhu maksimum merupakan suhu paling
tinggi yang memungkinkan tumbuhan masih dapat mempertahankan hidupnya.
Suhu minimum merupakan suhu paling rendah yang memungkinkan tumbuhan
masih dapat mempertahankan hidupnya. Sebagian besar tumbuhan memerlukan
temperatur sekitar 10°C – 38°C untuk pertumbuhannya.
Sinar cahaya merupakan faktor eksternal yang berperan penting dalam proses
fotosintesis. Apabila sumber makanan yang dihasilkan dari proses fotosintesis
berkurang atau bahkan tidak ada, jaringan bisa menjadi mati karena kekurangan
makanan. Namun demikian sinar cahaya yang diterima oleh tumbuhan jumlahnya
tidak boleh terlalu banyak. Cahaya yang terlalu berlebihan justru akan menghambat
pertumbuhan. Demikian juga jika kekurangan cahaya, hal itu juga berakibat buruk
bagi tanaman.
Contoh akibat dari hasil fotosintesis yang melemah adalah tanaman yang
tumbuh di ruangan gelap, ukuran batangnya menjadi jauh lebih panjang
dibandingkan tumbuhan yang memperoleh cukup cahaya matahari. Tanaman
tersebut akan berwarna pucat dengan batang yang lemah dan kurus. Pertumbuhan
dalam tempat gelap karena kekurangan cahaya semacam ini disebut etiolasi.
Tanah yang lembab sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman, terutama saat
perkecambahan biji. Hal ini terjadi karena tanah yang lembab menyediakan cukup
12
air untuk mengaktifkan enzim di dalam biji serta melarutkan makanan di dalam
jaringan. Tingkat pengaruh kelembaban udara atau tanah bisa berbeda-beda pada
masing-masing jenis tumbuhan. Ada tanaman yang memerlukan kelembaban udara
dan kelembaban tanah yang tinggi, misalnya lumut hati. Sebaliknya, ada pula
tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada dengan kelembaban udara dan tanah
kelembapan rendah, misalnya tanaman Aloe vera (lidah buaya) dan beberapa jenis
tanaman anggrek.
13
Khusus pada proses perkembangan tumbuhan, selain ditentukan oleh faktor-
faktor di atas juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, di antaranya adalah
letak sel dalam jaringan. Jaringan kambium yang merupakan jaringan meristem
sekunder. Meristem sekunder terletak di daerah lingkaran kambium. Meristem
sekunder berfungsi memperbesar diameter batang tanaman karena kambium selalu
membelah ke arah samping. Sel-sel kambium yang terletak di bagian dalam akan
terdiferensiasi menjadi xilem, sedangkan bagian luarnya akan terdiferensiasi
menjadi floem. Kambium kemudian akan membelah kembali dan terjadi lagi
pengulangan proses seperti di atas.
2.3 Air
Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan
bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian
besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak
gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar,
danau, uap air, dan lautan es.Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu
siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah
(runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun
atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan
100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut
yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya,
seperti garam-garam, gula,asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air), dan gas (uap air).
14
Air merupakan salah satu nutrisi yang sangat penting bagi tumbuhan. Air
berfungsi untuk melakukan fotositesis, mengaktifkan reaksi enzimatik, menjaga
kelembaban, dan membantu perkecambahan biji. Tanpa air,reaksi kimia dalam sel tidak
dapat berlangsung sehingga mengakibatkan tumbuhan mati.
2.5 Kangkung
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Solanales
Famili: Convolvulaceae
Genus: Ipomoea
2.5.2 Anatomi Kangkung
Spesies: I. aquatica
1. Struktur Sel Nama binomial Akar
Pada Ipomoea aquatica struktur akar kangkung
masih terdapat empulur. Seperti struktur akar tumbuhan yang lain, akar
kangkung juga memiliki epidermis, endodermis, korteks, serta pembuluh
pengangkut (xylem dan floem). Tipe berkas pengangkut radial, tipe tetra arch
dengan rongga-rongga udara pada daerah korteks. Kangkung merupakan salah
satu tumbuhan yang berakar serabut.
2. Struktur Sel Batang
Batang terdiri atas peridermis, korteks dan stele. Berkas pengangkut
tipe bikolateral, dimana terdapat floem luar, xilem dan floem dalam. Batang
kangkung tersusun atas sel aerinkim atau parenkim aerob, batang kangkung
berwarna hijau sehingga mengandung kloroplas. Hal ini membuktikan bahwa
batang kangkung juga melakukan fotosintesis. Pada batang kangkung
empulurnya mengalami perombakan (tidak terdapat empulur) sehingga bagian
tengahnya berlubang dan dibatasi oleh ruas (buku), hal ini mendukung
fungsinya sebagai tumbuhan air yang memiliki kemampuan untuk
mengapung.
16
3. Struktur Sel Daun
Bagian permukaan bawah daun banyak terdapat stomata bertipe parasitik,
hal ini disesuaikan dengan habitatnya di air. Pada daun juga banyak terdapat
klorplas yang didalamnya terdapat klorofil untuk berfotosintesis. Daun terdiri
atas epidermis atas, mesofil dan epidermis bawah. Stoma tipe panerofor,
parasitic dengang 2 sel tetangga. Pada kangkung dimana aerasi menjadi
masalah terdapat aerenkim pada akar yang nampak mencolok (besar) dan
adanya rongga pada daerah empulur batang yang diduga terkait dengan aerasi
internal
2. Batang
Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak
mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar.
Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan
merayap (menjalar). Warna batangnya lebih hijau pekat daripada warna daun.
3. Daun
Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan
di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi
percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul,
permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian
bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung
dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat.
4. Bunga
17
Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun
mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung .
5. Buah
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir
biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam
jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar
10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama.
6. Biji
Biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau
kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung darat
biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara
generative(stek).
Bagian tanaman kangkung yang mengandung banyak gizi terletak pada batang
muda dan pucuknya. Kangkung memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi karena
didalamnya terdapat :
Kangkung termasuk sayur yang sangat populer. Biasa dibuat tumis, cah, atau
lalap. Kangkung ternyata juga berkhasiat sebagai antiracun dan bisa mengobati
berbagai gangguan kesehatan. Kangkung berfungsi sebagai penenang (sedatif) dan
mampu membawa zat berkhasiat ke saluran pencernaan. Itulah sebabnya, tanaman
ini mempunyai kemampuan menetralkan racun di tubuh.
Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan
pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. Menurut Dr. Setiawan, kangkung
mempunyai rasa manis, tawar, sejuk. Sifat tanaman ini masuk ke dalam meridian
usus dan lambung. Efek farmakologis tanaman ini sebagai antiracun (antitoksik),
antiradang, peluruh kencing (diuretik), menghentikan perdarahan (hemostatik),
sedatif (obat tidur). Kangkung juga bersifat menyejukkan dan menenangkan.
19
Tanaman bernama daerah kangkueng (Sumatera), pang pung (Nusa
Tenggara), kangko Sulawesi), utangko (Maluku) ini enak rasanya dan memiliki
kandungan gizi cukup tinggi. Selain vitamin A, B1, dan C, juga mengandung
protein, kalsium, fosfor, besi, karoten, hentriakontan, sitosterol.
Beberapa peran kangkung bagi tubuh kita:
1. Vitamin yang terkandung dalam kangkung sangat menunjang kesehatan, karena
masing-masing vitamin mempunyai peranan penting dalam tubuh.
a. Vitamin A bagus untuk kesehatan mata
b. Vitamin B membantu proses metabolisme tubuh
c. Vitamin C menjaga daya tahan/kekebalan tubuh
d. Vitamin K penting dalam proses pembekuan darah pada luka.
2. Menetralkan Racun
Kangkung berfungsi sebagai penenang (sedaktif) dan mampu
menetralisir racun serta menghilangkannya dari dalam tubuh. Oleh sebab itu
tubuh menjadi relaks. Herminia de Guzman Ladion, pakar kesehatan dari
Filiphina, memasukkan kangkung dalam kelompok tanaman penyembuh ajaib.
Di negara tersebut, tanaman kangkung di pakai untuk menyembuhkan
sembelit dan obat bagi mereka yang sedang melakukan diet. Akar kangkung
juga berguna untuk mengobati penyakit wasir.
4. Pemasok Betakaroten
Kangkung mengandung betakaroten yang merupakan salah satu zat
antioksidan yang sangat berguna melawan radikal bebas. Radikal bebas adalah
awal dari berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung. Betakaroten juga di
kenal sebagai unsur pencegah kanker kulit dan paru. Hal ini dikarenakan
20
betakarotin dapat menjangkau lebih banyak bagian-bagian tubuh dalam waktu
relatif lama dibandingkan Vitamin A sehingga memberikan perlindungan lebih
optimal terhadap munculnya kanker.
6. Kesehatan Ginjal
Dengan sifatnya yang diuretik, kangkung melancarkan buang air kecil
sehingga baik bagi kesehatan ginjal.
21
c. Jenis tanah : Latosol
BAB III
22
METODOLOGI PENELITIAN
3.3.1 Alat
6 buah polyback
1 buah botol susu 250 mL
1 buah mistar
1 pasang sarung tangan
Handphone
Alat tulis
3.3.2 Bahan
1 kg tanah
Air kolam ikan lele (100 mL, 200 mL, 300 mL)
Air
18 biji kangkung
23
c. Meletakkan polyback yang berisi biji ditempat yang terkena sinar matahari.
Lalu menyiramkan air pada biji kangkung.
d. Menunggu sampai biji mulai mengalami perkecambahan untuk mengamati
panjang batang dan lebar daun.(Tetap melakukan penyiraman secara rutin).
e. Setelah mengalami perkecambahan, menyiram polyback dengan air yang
berbada dosisnya, polyback A 100 mL, polyback B 200 mL, polyback C 300
mL dan polyback D air biasa 150 mL.
f. Mencatat hasil pengamatan dan mendokumentasikan setiap perkembangan
dan pertumbuhan sebagai bukti real.
g. Melakukan pengamatan sampai batas waktu yang ditentukan.
BAB IV
24
HASIL PEGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan selama 2 minggu, maka didapatkan hasil
pengamatan sebagai berikut :
4.1.1 Tanaman A
4.1.2 Tanaman B
25
5-8-2017
(sebelum
diberi
perlakuan) 4,3 cm 3,4 cm 3,3 cm
6-8-2017 5,7 cm 4,5 cm 4 cm
7-8-2017 6 cm 5 cm 4,3 cm
8-8-2017 6,9 cm 6 cm 4,7 cm
9-8-2017 6 cm 6,6 cm 7,1 cm
10-8-2017 7,7 cm 7,6 cm 7,9 cm
11-8-2017 9,5 cm 8,4 cm 9,3 cm
13-8-2017 13,3 cm 11,5 cm 12,3 cm
14-8-2017 14 cm 12,8 cm 14,6 cm
15-8-2017 16 cm 15,8 cm 14 cm
16-8-2017 16,5 cm 16,2 cm 15,5 cm
17-8-2017 17 cm 16,5 cm 18,5 cm
18-8-2017 18 cm 18,3 cm 19,5 cm
19-8-2017 18,5 cm 19,5 cm 21,5 cm
20-8-2017 19 cm 21,5 cm 23 cm
4.1.3 Tanaman C
26
4.1.4 Tanaman D
Tanaman 1 Tanaman 2
Tanggal Tinggi Jumlah Tinggi Jumlah
Batang Daun Batang Daun
20-8-2017
(sebelum
diberi
perlakuan) 3,8 cm 3,5 cm
21-8-2017 4,2 cm 3,9 cm
22-8-2017 4,2 cm -
23-8-2017 4,3 cm -
24-8-2017 4,4 cm -
26-8-2017 5,8 cm -
29-8-2017 6,5 cm -
5 -9-2017 7,2 cm -
8-9-2017 7,7 cm -
10-9-2017 8 cm -
13-9-2017 8,9 cm -
14-9-2017 10 cm -
15-9-2017 10,8 cm -
16-9-2017 11,5 cm -
17-9-2017 12 cm -
4.2 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Pertanyaan dan Jawaban
1. Pertanyaan (II) :
a. Kondisi yang bagaimanakahyang baik bagi pertumbuhan kecambah tanaman
yang kalian miliki?
b. Apakah ada faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan kecambahmu selain
variabel bebasyang sudah kalian tetapkan? Bagaimana pengaruhnya?
c. Kearah manakah pertumbuhan yang terjadi pada tanaman yang kalian miliki?
d. Berdasarkan arah pertumbuhannya termasuk pertumbuhan apakah tumbuhan
yang kalian miliki?
e. Dimanakah letak pertumbuhan yang terjadi pada tanaman kalian?
Jawaban :
2. Pertanyaan (IV)
1. Berdasarkan kegiatan 1 ada berapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman? Sebutkan dan beri penjelasan untuk masing-masing faktor!
2. Berdasarkan gambar perkecambahan pada kegiatan 1 termasuk tipe
perkecambahan apakah proses perkecambahan tersebut, dan ada berapa
macam tipe perkecambahan?
3. Buatlah gambar tipe perkecambahannya!
4. Apa perbedaan tipe perkecambahan epigeal dan hypogeal, dan tipe
perkecambahan tersebut terdapat pada tumbuhan apa berikan contohnya?
28
5. Tuliskan ciri-ciri proses perkecamban.
6. Pada saat proses perkecambahantanaman budidaya faktor apa saja yang perlu
diperhatikan?
7. Mengapa dibawah pohon yang rindang rumput dapat tumbuh lebih panjang
dibandingkan dengan rumput yang tumbuh di tempat yang terbuka?
8. Data pengamatan yang dibuat dalam diagram dapat memberikan gambaran
pertumbuhan tanaman yang ditanam pada kegiatan 1, dimana diagram yang
terbentuk menunjukkan fase-fase pertumbuhan.coba kalian sebutkan dan beri
penjelasan fase-fase tersebut?
9. Berdasarkan lamayanya penyinaran tumbuhan memiliki beberapa tipe, coba
kalian sebutkan dan jelaskan tipe-tipe tersebut?
10. Apakah tanaman yang mengalamipertumbuhan juga mengalami
perkembangan. Sebutkan alasannya?
11. Apakah perbedaan pertumbuhan dan perkembangan tanaman?
12. Sebutkan peranan hormone estilen, dan sitokinin pada industry agrobisnis?
13. Sebutkan dan jelaskan interaksi beberapa hormone?
Jawaban :
29
Yaitu faktor yang berasal dari luar tanaman diantaranya adalah air,
cahaya, kelembaban, nutriea, suhu, oksigen, dan nilai Ph (Tingkat
Keasaman).
3.
30
4. Berikut disajikan perbedaan tipe perkecambahan epigeal dan hipogeal
3) Proses fisika
Proses fisika terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) rendah pada biji
yang kering
4) Proses Kimia
Dengan masuknya air, biji mengembang dan kulit biji akan pecah. Air
yang masuk mengaktifkan embrio untuk hormon giberelin
(GA). Hormon ini mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar
endosperma) untuk menyintesis dan mengeluarkan enzim.
Enzim yang bekerja dengan menghidrolisis cadangan makanan yang
terdapat dalam kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan
molekul kecil yang larut dalam air, misalnya enzim amilase menghidrolisis
pati dalam endosperma menjadi gula. Selanjutnya, gula dan zat-zat lainnya
diserap dari endosperma oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio
menjadi bibit tumbuhan yang ditandai dengan munculnya calon akar
(radikula) diikuti calon daun/plumula.
31
Faktor internal
Merupakan fsktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan yang berasala dari dalam tumbuhan itu sendiri. Faktor
ini dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Faktor intraseluler
Contohnya ialah gen yang merupakanpembawa sifat anak dari
induknya. Gen merupakan kode genetik yang akan diterjemahkan
menjadi protein tertentu yang berfungsi sebagaipembentuk enzim
yang mempengaruhireaksi metabolisme.
b. Faktor interseluler
Yaitu berupa hormon yang pada tumbuhan disebut fitohormon,
diantaranya hormon auksin, giberelin, sitokinin, gas etilen, dab asam
absisat serta kalin.
Faktor eksternal
Yaitu faktor yang berasal dari luar tanaman diantaranya adalah air,
cahaya, kelembaban, nutriea, suhu, oksigen, dan nilai Ph (Tingkat
Keasaman).
7. Karena pengaruh hormon auksin. Dimana dibawah pohon cahaya yang didapt
tidak sebnayak yang tidak di bawah pohon. Sehinnga rumput yang berada
dibawah pohon lebih panjang karena kurangnya cahaya matahari yang
menyebabkan tidak terpecahnya hormon auksin yang mengakibatkan
pertumbuhan semakin cepat.
8.
9.
10.
11.
12
13.
32