Anda di halaman 1dari 6

A.

PENGERTIAN IDEOLOGI POLITIK

Sejak berakhirnya perang dingin yang kental diwarnai persaingan


ideologi antara blok Barat yang mempromosikan liberalisme-kapitalisme
dan blok Timur yang mempromosikan komunisme-sosialisme, tata
pergaulan dunia mengalami perubahan-perubahan yang mendasar.
Beberapa ahli politik mengatakan bahwa setelah berakhirnya perang
dingin yang ditandai dengan bubarnya negara Uni Soviet dan runtuhnya
tembok Berlin (di akhir dekade 1980-an), dunia ini mengakhiri periode
bipolar dan memasuki multipolar (Mochtar Mas’Oed & Mac
Andrews,997). Periode multipolar yang dimulai awal 990-an yang
dialami selama sekitar satu dekade, juga pada akhirnya disinyalir banyak
pihak terutama para pihak pengamat politik internasional, telah
berakhir setelah Amerika Serikat dibawah pemerintahan George Bush
mempromosikan doktrin Unilateralisme dalam menangani masalah
internasional sebagai wujud dari konsepsi dunia Unipolar yang ada
dibawah pengaruhnya ( Ryan D Nugroho dan Tri Hanurita,005).

Dapat disimpulkan bahwa era persaingan ideologis dalam dimensi global


telah berakhir. Saat ini kita belum dapat membayangkan bahwa dalam
waktu dekat akan muncul kembali persaingan ideologis yang keras yang
meliputi seluruh dunia. Persaingan antar negara ini cenderung masuk ke
arah persaingan antarbangsa dan negara, yang dimensi utamanya
terletak pada bidang ekonomi karena setiap negara sedang berjuang
untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga bangsanya. Dalam
konteks ini, maka kedudukan ideologi nasional suatu negara akan
berperan dalam mengembangkan kemampuan bersaing negara yang
bersangkutan dengan negara lainnya (Siswono, 005).

Dalam buku Modern Political: Ideologies and Attitudes (Culture), melihat


ada 4(empat) teori mengenai ideologi (dalam Siswono, 005), sebagai
berikut:

Teori Kepentingan: Bahwa ideologi itu bersifat kejiwaan yang bisa


diselidiki dan dijelaskan. Ide yang terbentuk sebagai akibat realitas pada
diri manusia. Manusia yang berakal bisa menggunakan reasoning untuk
menciptakan hidupnya dengan memanipulasi realitas dunia yang ada di
sekitarnya.

Teori Kebenaran: Bluhm dalam hal ini mengikuti pandangan filosuf


wanita Hannah Arendt tentang aktivitas manusia di dunia yang
merefleksikan ideologi, yakni untuk menjalankan proses kehidupan.
Ideologi kemudian muncul secara rasional dan bebas, yang ingin
mewujudkan hakikat “Kebenaran”.

Teori Kesulitan Sosial: Ideologi lahir dari hal-hal yang tidak disadari,
sebagai pola jawaban terhadap kesulitan-kesulitan yang timbul dari
masyarakat. Kesulitan tersebut sebagai patologi yang memerlukan obat
dan penyembuhan, maka fungsi ideologi adalah remedial atau kuratif

Teori Kesulitan Kultural: Ideologi timbul karena hal-hal yang


menyangkut hubungan perasaan dan arti hidup (sentiment and
meaning). Kedudukan ideologi sama seperti ilmu pengetahuan
teknologi, agama dan filsafat. Akibat selalu ada dislokasi sosial dan
kultural dalam kehidupan manusia, maka manusia memerlukan arti
hidup yang baru dan segar.

Dari empat teori terbentuknya ideologi bluhm tersebut di


atas(Kepentingan,Kebenaran,Kesulitan Sosial, dan Kesulitan Sosial),
maka pandangan hidup sebagai follow up ideologi akhirnya juga harus
mampu menghadapi 4 masalah besar kemanusiaan,yakni : ( ) Mampu
mengatasi kepentingan kehidupannya; ( ) Menciptakan pandangan
hidup yang berisi kebenaran yang diaktualisasikan; (3) Menghilangkan
semua kesulitan sosial dan (4) Menghapuskan semua keruwetan kultural
melalui otoritas politik yang kuat.
Ideologi juga dapat didefinisikan sebagai aqidah aqliyah (akidah yang
sampai melalui proses berpikir) dan aqidah naqliyah yang melahirkan
aturan-aturan dalam kehidupan. Upaya aktualisasi ideologi melalui
kegiatan pandangan hidup itu akhirnya akan mampu menciptakan
jatidiri bangsa yang berupa identitas dan kepribadian, sebagai
manifestasi ideologi yang telah berakar kuat menjadi pandangan hidup.
Para ilmuwan politik mengemukakan, bahwa adanya teori distorsi dalam
menullis sejarah bangsa-bangsa,akan selalu ada penyimpangan atau
bentuk yang tidak normal, karena si penulis akan terpengaruh oleh
pandangan hidupnya sendiri yang diyakini kebenarannya, kemudian
diwujudkan dalam bentuk kritisme dan penilaian fakta tertentu.
Hampir senada dengan itu,Robert Dahl( 985) berpendapat, bahwa nilai
yang lahir dari sebuah idea yang ditulis para ahli dalamkerangka
konsensual sering harus dibungkus oleh sebuah retorika(yakni seni
penyusunan kalimat yang memiliki tujuan tertentu yang mulia).
Konsep ideologi harus khas karena harus disebarluaskan keluar wilayah
lahirnya ideologi itu sendiri. Suatu ideologi bukan semata berupa
pemikiran teoritis seperti filsafat, melainkan dapat dijelmakan secara
operasioanal dalam kehidupan. Dalam buku ini, definisi ideologi politik
adalah sebuah himpunan ide dan prinsip yang menjelaskan bagaimana
seharusnya masyarakat bekerja dan menawarkan terwujudnya
masyarakat tertentu, misalnya masyarakat adab.

B. BENTUK-BENTUK IDEOLOGI POLITIK

Dalam ilmu politik, dewasa ini berkembang banyak ideologi, diantaranya


adalah Kapitalisme, Liberalisme, Sosialisme, Keagamaan, Pancasila dan
sebagainya. Dengan Konflik itu melahirkan kemajuan ilmu sosial,
terutama ilmu politik yang makin berkembang maju dan melahirkan
berbagai paradigma baru(David Apter, 996; Austi Ranney, 990). Berikut
ini akan dipaparkan ideologi-ideologi yang terdapat dalam ilmu politik.

1. Kapitalisme

Kapitalisme merupakan suatu ideologi yang mengagungkan


kapital milik perorangan atau milik sekelompok kecil
masyarakatnya merupakan dewa diatas segala dewa, artinya
semua yang ada didunia ini harus dijadikan kapital perorangan
atau sekelompok kecil orang untuk memperoleh keuntungan
melalui sistem kerja upahan.
Bapak ideologi kapitalisme adalah Adam Smith dengan terorinya
The Wealth of nations, yaitu kemakmuran bangsa-bangsa akan
tercapai melalui ekonomi persaingan bebas, artinya yang bebas
dari campur tangan negara.
Kapitalisme adalah sebuah asumsi bahwa manusia secara
individu adalah makhluk yang tidak boleh dilanggar
kemerdekaannya dan tidak perlu tunduk pada batasan-batasan
sosial. Kapitalisme selalu berada dibalik pertengkaran dan
pertarungan politik suatu negara. Karena kapitalisme dikenal
eksploitatif dalam setiap gerakan penguasaan ekonomi sosial
politik secara global
2. Liberalisme

Paham liberalisme lahir dari filsafat rasionalisme yaitu faham


yang mendasarkan pada rasionalitas sebagai sumber kebenaran
tertinggi, materialisme yang meletakkan materi sebagai nilai
tertinggi, empirisme meletakkan materi sebagai nilai tertinggi,
dan yang mendasarkan atas kebenaran fakta empiris atau yang
dapat ditangkap melalui indra manusia, serta individualisme
yang meletakkan nilai dan kebenaran individu sebagai nilai
tertinggi dala kehidupan masyarakat dan negara. Menurut
paham liberlisme, manusia pada hakikatnya adalah makhluk
individu yang bebas. Pengaruh yang cukup kuat dalam ideologi
liberal dalam pertahanan bangsa indonesia adalah konsepnya
tentang hakikat masyarakat adat atau civil society yang sekan
akan berbeda dan terpisah dari negara hal tersebut berkaitan
erat dengan hakikat konsep negara sebagai organisasi
kemasyarakatn dalam mewujudkan suatu cita cita bersama dari
seluruh warganya.
Dalam masalah ini terdapat dua sudut pandang,
Pertama, presprektif yang melihat posisi negara sebagai pihak
yang mengungguli masyarakat.
Kedua, presprektif yang melihat adanya otnomi dari masyarakat
adab diluar negara dan yang harus diperjuangkan dalam rangka
mengimbangi kekuasaan negara.
3. Sosialisme

Sosialisme merupakan suatu ideologi yang menggunakan kapital


milik bersama seluruh masyarakat atau milik negara sebagai alat
penggerak kesejahteraan manusia. Kepemilikan bersama kapital
atau kepemilikan kapital oleh negara adalah dewa diatas segala
dewa artinya semua yang ada didunia harus dijadikan kapital
bersama seluruh masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraan melalui sistem kerjasama, hasilnya untuk
memenuhi kebutuhan hidup bersama, dan distribusi hasil kerja
berdasarkan prestasi kerja yang telah diberikan. Sedangakan
komunis adalah sistem kepercayaan yang berdasarkan
pandangan hidup pada keyakinan bahwa masyarakat
merupakan dasar dan secara individu tidak bisa memisahkan
eksistensi dari ruang lingkup sosial.
4. Posmodernisme Dan Posmarxisme
a. Posmodernisme
Posmodernisme merupakan ideologi tentang hak untuk
berbeda (the right of different)yang menolak manusia dari
penghisapan manusia atas manusia yang dikumandangkan
oleh ideologi sosialime, dan menolak hegemoni dan
dominasi kapital terhadap kehidupan manusia(Mudji
Sutrisno dan Hendar Putranto, 2005).
b. Posmarxisme
Posmarxisme merupakan ideologi kaum intelektual bekas
kaum marxist yang ingin memperbaiki nasib rakyat jelata
melalui program pembangunan yang dilaksanakan oleh
pemerintahan borjouis. Posmarxisme berlawanan dengan
marxistme. Marxistme merupakan senjata idiil kaum buruh,
dan buruh menjadi senjata martiil marxistme. Sedangkan
ideologi pormaxisme lahir dari bekas kaum marxist yang
mengkeritik antara lain terori evolusi dan teori negara
diktator proletariat.

5. Paham Keagamaan
Ideologi keagamaan memiliki prespektif dan tujuan yang
berbeda dengan ideologi liberalisme dan komunisme. Gerakan-
gerakan politik yang mendasarkan pada suatu ideologi
keagamaan lainnya sebagai suatu reaksi atas ketidakadilan,
penindasan, serta pemaksaan terhadap suatu bangsa, etnis
ataupun kelompok yang mendasarkan pada suatu agama. Pola
politik global banyak menimbulkan ketidak seimbangan bahkan
terjadinya suatu praktek konspirasi kekuatan transnasional
melalui suatu organisasi perserikatan bangsa bangsa.
Berkembangnya ideologi keagamaan memiliki aspek positif dan
negatif. Aspek positif sebenarnya tidak satu agama pun
mengajarkan kekerasan, saling menyerang, dan membuat
kekacauan. Adapun aspek negatifnya, bila terdapat suatu
gerakan politik yang membenarkan tindakannya berdaarkan
sekte dan aliran agama. Hal ini lah yang sering kali menimbulkan
kekaburan ajaran agama yang sebenarnya sangat mulia
kemudian disalah gunakan untuk tujuan tujuan sempit, bahkan
kadangkala dengan suatu kekerasan
6. Ideologi Pancasila
Pancasila sebagai ideologi adalah cara pandang dan metode
bagi seluruh bangsa indonesia untuk mencapai cita citanya,
masyarakat yang adil dan makmur. Pancasila adalah ideologi
kebangsaan karena ia di gali dan dirumuskan untuk kepentingan
membangun negara bangsa indonesia. Pancasila yang
memberikan pedoman dan pegangan bagi tercapainya kesatuan
dan persatuan dikalangan warga bangsa dan membangun
pertalian batin antara warga negara dengan tanah airnya. Patut
disadari oleh semua warga bangsa bahwa keragaman bangsa ini
adalah berkah dari tuhan yang maha kuasa. Oleh sebab itu,
semangat bhineka tunggal ika harus terus dikembangkan,
karena bangsa indonesia perlu hidup dalam keberagaman,
kesetaraan, dan harmoni. Namun belum semua bangsa kita
menerima keberagaman sebagai berkah. Oleh karenanya, kita
semua harus menolak adanya konsepsi hegemoni mayoritas
yang melindungi minoritas karena konsep tersebut tidak sesuai
dengan negara kesatuan republik indonesia.

Anda mungkin juga menyukai