Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN TUGAS STASE MATERNITAS

PRENATAL

Sintia Orpa Rakinaung


18014104040

UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
MANADO
2020
A. Pengertian
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya
pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk zigot
yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum
dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40
minggu (Masriroh, 2013).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care
untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar melalui
persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga
ibu dalam keadaan status kesehatan optimal, karena kesehatan ibu berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya (Winjosastro, 2002).

B. Tujuan
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui
masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta menghasilkan
bayi yang sehat. Secara rinci tujuan antenatal care adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu.
3. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya penyulit/komplikasi yang
dapat muncul selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup builan dan persalinan yang aman dengan
trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan mempersiapkan ibu
agar dapat memberi asi secara eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar
tumbuh kembang secara normal
7. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati dan kematian
neonatal.(Bobak, 2004).
C. Standar Pelayanan Ante Natal
Pelayanan antenatal mengacu pada konsep 7T yaitu:
1. Timbang badan dan ukur badan, tujuannya adlah untuk mengetahui sesuai
tidaknya berat badan ibu. Pemeriksaan berat badan dilakukan setiap berkunjung
ke tempat pelayanan kesehatan. Selama triwulan I berat badan ibu harus naik 0,5
sampai dengan 0,75 kg setiap bulan, pada triwulan ketiga harus naik 0,25 kg
setiap minggunya. Dan pada trisemester III berat badan ibu harus naik sekitar 0,5
kg setiap minggunya, atau secara umum berat badan meningkat sekitar 8 kg
selama kehamilan.
2.  Ukur tekanan darah. Tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan darah normal
atau tidak. Pemeriksaan ini juga dilakukan pada setiap kunjungan. Tekanan darah
yang tinggi dapat membuat ibu keracunan kehamilan, baik ringan maupun berat
bahkan sampai kejang-kejang. Sementara tekanan darah yang rendah
menyebabkan pusing dan lemah.
3. Skrinin status imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Tujuannya untuk melindungi ibu
dan bayi yang dilahirkan nanti dari tenanus neonatorum. Imunisasi TT diberikan
pada kunjungan antenatal I, TT2 deberikan empat minggu setelah TT1, TT3
diberikan setelah enam bulan TT2, TT4 diberikan 1 Tahun setelah TT3, dan TT5
diberikan setelah setahun TT4.
4. Ukur tinggi fundus uteri. Tujuannya untuk melihat pembesaran rahim, dilakukan
dengan cera meraba perut dari luar, selain itu untuk mengetahui presentasi janin,
serta mengetahui posisi janin dalam rahim. Pada pemeriksaan ini juga dilakukan
pngukuran tinggi puncak rahim untuk kemudian disesuaikan dengan umur
kehamilan. Jika diperoleh besarnya rahim tidak sesuai dengan umur kehamilan
maka direncanakan pemeriksaan lanjutan.
5. Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan. Pemberian tablet besi
diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang berlaku diseluruh puskesmas di
Indonesia. Pemberian satu  tablet besi sehari sesegera mungkin setelah rasa mual
hilang pada awal kehamilan.
6. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau konseling. Untuk
menghindari kesalahan penanganan kehamilan, komunikasi dengan suami dan
keluarga diperlukan gunan mempersiapkan rujukan nantinya. Dengan manajemen
rujukan yang benar, cepat, dan tepat maka ibu dan janin akan memperoleh
pelayanan persalinan dan kelahiran yang benar sehingga membantu menurunkan
angka kematian ibu dan bayi. Program ini lebih diutamakan pada tempat
pelayanan kesehatan terpencil dan jauh dari akses transfortasi yang memadai.
7. Test laboratorium sederhana (Hb,Protein, dan Urine) berdasarkan indikasi
(HbsAg, sifilis, HIV, malaria, tuberkulosis paru (TBC) , PMS). Wanita  yang
sedang hamil merupakan kelompok dengan risiko tinggi terhadap penyakit
menular seksual yang dapat menimbulkan kematian pada ibu dan janin yang
dikandungnya(Bobak, 2004).

D. Fisiologi Kehamilan
Pelepasan ovum hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada
siklus mentruasi 28 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada setiap individu. Untuk
menentukan masa subur dapat digunakan beberapa cara seperti :
1. Berdasarkan hari mentruasi pertama ditambah 12 dan berlangsung tujuh hari,
contoh : mentruasi hari pertama tanggal 5, maka perhitungan minggu suburnya
adalah tanggal 17-24 dengan rrumus (5+12) sampai (5+12)+7=24
2. Melakukan pemeriksaan suhu basal, karena pada siklus menstruasi terjadi
pelepasan telur dan terjadi penurunan diikuti dengan kenaikan suhu 1\2 derajat
celcius
3. Kemungkinan keinginan seks meningkat pada saat pelepasan ovum
4. Kemungkinan terasa nyeri karena pelepasan ovum
Saat ejakulasi, sperma akan ditampung di liang vagina bagian dalam. Bentuk
sperma yang menyerupai kecebong dengan kepala yang lonjong dan ekor yang
panjang seperti cambuk memungkinkan sperma untuk bergerak masuk melalui
kanalis cervikalis dan kavum uteri kemudian berada dalam tuba untuk menunggu
kedatangan sel telur. Bila pada saat itu terjadi ovulasi, maka kemungkinan besar akan
terjadi fertilisasi.
Setelah masuknya kepala sperma ke dalm ovum dengan meninggalkan
ekornya, terjadilah pertemuan inti masing-masing dengan kromosom mencari
pasangannya. Mula-mula terjadilah pembelahan inti menjadi dua dan seterusnya
hingga seluruh ruangan ovum penuh dengan hasil pembelahan sel, yang disebut
morula. Pembelahan berlangsung terus hingga bagian dalam terbentuk ruangan yang
mengandung cairan disebut blastokist. Sementara itu bagian luar dinding telur
timbul rumbai-rumbai yang disebut villi yang akan berguna untuk menanamkan diri
pada lapisan dalam rahim, yang telah siap menerima dalam bentuk reaksi decidua.
Hasil konsepsi dalam bentuk blastokist yang mempunyai villi korealis dapat
menanamkan diri pada dinding rahim yang disebut nidasi atau implantasi. Sejak saat
terjadi konsepsi, fertilisasi, impregnancy, sampai nidasi diperlukan waktu 6-7 hari
(Purwaningsih dkk, 2010).

E. Tanda dan Gejala


1. Tanda-tanda pasti
a. mendengar bunyi jantung janin
b. melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak oleh pemeriksa
c. melihat rangka janin dengan sinar rontgent atau dengan ultrasographi
Jika ditemukan hanya salah satu dari tanda-tanda ini, maka diagnosa kehamilan
dapat dibuat dengan pasti. Sayang sekali, tanda-tanda pasti kehamilan baru dapat
diketahui pada usia kehamilan di tas empat bulan, tetapi dengan menggunakan
USG kantong kehamilan sudah nampak pada kehamilan 10 minggu dan bunyi
jantung janin sudah dapat didengar pada kehamilan 12 minggu (Purwaningsih
dkk, 2010).
2. Tanda-tanda mungkin
Tanda-tanda mungkin sudah dapat ditentukan pada kehamilan trisemester I, tetapi
dengan tanda-tanda mungkin kehamilan hanya boleh diduga. Makin banyak
tanda-tanda mungkin yang ditemukan, makin besar kemungkinan hamil. Tanda-
tanda mungkin dibagi menjadi :
a. Tanda-tanda objektif
Pembesaran, perubahan bentuk, dan konsistensi rahim
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan
makin lama makin bundar bentuknya. Kadang-kadang pembesaran tidak
rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya (tanda piskacek).
Konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah menjadi lunak,
terutama daerah isthmus uteri sedemikian lunaknya, hingga jika kita
letakkan 2 jari dalam fornix posterior dan tangan satunya pada dinding perut
di atas symphyse pubis, maka isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus
uteri sama sekali terpisah dari cervix (tanda hegar).
Perubahan pada serviks
Di luar kehamilan, konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita
meraba ujung hidung. Dalam kehamilan, serviks menjadi lebih lunak
selunak bibir atau ujung daun telinga.
Kontraksi braxton hicks
Waktu palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak sekonyong-
konyong menjadi keras karena berkontraksi.
Ballottement
Pada bulan ke-4 dan ke-5 janin lebih kecil dibandingkan dengan cairan
ketuban, maka bila rahim didorong dengan sekonyong-konyong atau
digoyangkan, makan anakan akan melenting di dalam rahim. Ballottement
dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun pemeriksaan dalam.
Meraba bagian anak
Dapat dilakukan jika janin sudah agak besar, hanya kadang-kadang
tumor yang padat seperti myoma, fibroma, dan lain-lain dapat menyerupai
bentuk janin.
Pemeriksaan biologis
Tidak dimasukkan dalam tanda pasti karena keadaan lain dapat
menimbulkan reaksi yang positif.
Pembesaran perut
Setelah bulan ke-3 rahim dapat diraba dari luar dan mulai
membesarkan perut.
Keluarnya colostrums Hyperpigmentasi
Terjadi pada kulit wajah disebut chloasma gravidarum (topeng
kehamilan), areola dan papilla mammae, linea alba (putih) menjadi linea
fusca (coklat) atau linea nigra (hitam).
Tanda-tanda chadwicks
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.
b. Tanda-tanda subjektif
1) Adanya amenorrhoe
2) Mual dan muntah
3) Ibu merasa pergerakan anak
4) Sering kencing akibat pembesaran rahim yang menekan kandun
kencing
5) Perasaan dada berisi dan agak nyeri. (Kusmiyati, et al, 2008).
F. Adaptasi Fisiologi
a. Perubahan fisiologis
a.Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram menjadi 1000
gram, dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukurang muka
belakang 22 cm. Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh
di daerah implantasi dari ovum dan di daerah insersi placenta. Pembesaran
ini disebabkann oleh hypertrophy dari otot-otot rahim, tetapi pada
kehamilan muda juga terbentuk sel-sel otot yang baru.
Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri. Juga
saat disentuh, misalnya pada pemeriksaan dalam, pemeriksa dapat meraba
bahwa sewaktu pemeriksaan konsistensi rahim yang semula lunak dapat
menjadi keras dan kemudian lunak kembali (Kusmiyati, et al, 2008).
b. Cervix
Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam kehamilan adalah
menjadi lunaknya cervix. Perubahan ini sudah dapt ditemukan sebulan
setelah konsepsi.
Pelunakan cervis terjadi karena pembuluh darah dalam cervix
bertambah dan karena timbulnya oedema dari cervix dan hyperplasia
kelenjar-kelenjar servix.
c. Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput
lendirnya membiru, kekenyalan vagina bertambah yang berarti daya
regangnya bertambah sebagai persiapan persalinan. Getah dalam vagina
biasanya bertambah dalam masa kehamilan, reaksinya asam dengan pH 3,5-
6,0. reaksi asam ini disebabkan terbentuknya acidum lacticum sebagai hasil
penghancuran glycogen yang berada dalm sel-sel epitel vagina oleh basil-
basil doderlein. Reaksi asam ini mempunyai sifat bekterisida.
d. Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum graviditatis,
teapi setelah bulan ke-4 corpus lutheum ini akan mengisut.
e. Dinding perut
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garie
memanjang atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae
gravidarum. Kadang-kadang garis-garis itu terdapat juga pada buah dada
dan paha. Pada seorang primi gravida warnanya menbiru disebut striae
lividae.
Pada seorang multigravida, di samping strie lividae, terdapat juga garis-
garis putih agak mengkilat ialah parut (cicatrick) dari strie gravidarum yang
disebut strie albicans.
f. Kulit
Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla mammae,
papilla mammae, dan linea alba. Pada umumnya setelah partus, gejala
hyperpigmentasi ini akan menghilang.
g. Payudara
Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi olveoli. Di
bawah kulit payudara sering tampak gambaran-gambaran dari vena yang
meluas. Putting susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan
acapkali mengeluarkan colostrum. Perubahan-perubahan pada payudara
disebabkan karena pengaruh hormonal.
h. Pertukaran zat
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein
sedangkan dalam darah kadar zat lemak naik dan ada kecenderungan pada
ketosis. Kebutuhan akan calcium dan phosphor bertambah untuk pembuatan
tulang-tulang janin begitu pula akan ferum untuk pembentukan Hb janin.
i.Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erytrosyt, tetapi
penambahan volume plasma yang disebabkan oleh hydramia lebih menonjol
hingga biasanya kadar Hb turun. Batas-batas fisiologis ialah :
1) Hb 10 gr%
2) erytrosyt 3,5 juta per mm3
3) leucocyt 8.000-10.000 per mm3
Jantung lebih berat bebannya disebabkan penambahan volume darah,
perluasan daerah pengaliran, fetus yang membesar dan adanya placenta,
lagipula jantung terdorong ke atas sehingga sumbunya berubah.
Kegiatan paru-paru pun bertambah karena selain untuk mencukupi
kebutuhan ibu sendiri juga harus mencukupi kebutuhan janin akan O2.
j. Gastrointestinal
Sekresi asam lambung dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut
mungkin menyebabkan muntah dan kembung pada masa kehamilan. Tonus
usus kurang, yang menimbulkan obstipasi.
k. Urinarius
Kegiatan ginjal semakin bertambah berat karena harus juga
mengeluarkan racun-racun dari peredaran darah janin. Ureter jelas melebar
dalam kehamilan teruatam yang kanan. Hal ini disebabkan karena pengaruh
hormon progesterone, walaupun mungkin ada juga factor tekanan pada
ureter oleh rahim yang membesar.
Kapasitas kandung kencing juga mengalami penurunan kapasitas
karena desakan oleh rahim yang membesar pada akhir kehamilan oleh
kepala janin yang yang turun ke dalam rongga panggul.
l. Hormonal
Kelenjar endokrin seperti kelenjar tiroid, hipofise anterior, dan kelenjar
suprarenalis menunjukkan hiperfungsi atau hipertropi.
m. Kelenjar adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian
kortika yang membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium dalam
darah diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar adrenal mensekresi
epinephrin, hormon yang sangat penting. Kehamilan tidak mengubah
ukuran atau fungsi bagian medula. Hormon-hormon yang signifikan dalam
kehamilan:
1) hCG (human chorionic gonadotropin)
a) dihasilkan oleh sel-sel trofoblast
b) puncaknya pada minggu ke-9 – 13
c) mempertahankan korpus luteum sampai plasenta mengambil alih
2) hPL (human placental lactogen)
a) Dihasilkan oleh sel-sel synsitio tropoblas
b) Kerjanya berlawanan dengan insulin
c) Mempunyai pengaruh peningkatan asam lemak bebas dan
menurunkan metabolisme glukosa
3) Estrogen
a) Dihasilkan oleh ovarium dan plasenta.
b) Berperan dalam perkembangan uterus dan mammae, meningkatkan
pigmen kulit, meretensi Na+ dan air, serta menurunkan hidrokloric
asam lambung.

b. Perubahan Psikologis
Konsepsi dan implantasi sebagai titik awal kehamilan menimbulkan
perubahan status emosional seorang calon ibu. Bagi pasangan dengan
perkawinan yang dilandasi oleh rasa cinta dan saling mencintai, keterlambatan
datang bulan merupakan salah satu tanda yang menggembirakan, karena ikatan
batin antara keduanya semakin kokoh dengan adanya kehamilan yang
didambakan. Keterlambatan datang bulan diikuti perubahan subjektif seperti
perasaan mual, ingin muntah, sebah di bagian perut atas, pusing kepala, dan
nafsu makan berkurang mendesak keluarga untuk melakukan pemeriksaan.
Setelah terbukti terjadi kehamilan perasaan cinta dan gembira semakin
bertambah, diikuti pula oleh perasaan cemas karena kemungkinan keguguran.
Disamping itu perubahan fisiologis kehamilan juga dapat mempengaruhi
kelabilan mental, hingga menimbulkan ngidam dan perubahan kelakuan.
(Masriroh, 2013).

G. Keluhan Selama Kehamilan


Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif dimana pada
individu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap kehamilannya (Depkes RI, 2007).
Keluhan-keluhan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Keluhan pada triwulan I (usia kehamilan 1 – 3 bulan)
a) Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang
menjelang tengah hari (morning sickness).
b) Perasaan neg atau mual: Terutama bila mencium bau yang menyengat.
c) Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena adanya
gangguan keseimbangan, perut kosong.
d) Sering kencing: Karena tekanan uterus yang membesar dan menekan pada
kandung kencing.
e) Keputihan (lekorea): Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen dan
progesteron) yang mempengaruhi mukosa serviks dan vagina.
f) Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan pervaginam perlu
diwaspadai adanya abortus.
g) Perut membesar.
h) Psikologis: Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan akan
mempengaruhi penerimaan ibu terhadap kelainan-kelainan yang timbul.
Sebaliknya karena menolak kehamilan, keluhan tersebut menimbulkan rasa
tidak nyaman dan menimbulkan antipati terhadap kehamilannya. Pada masa
ini sering timbulkonflik karena pengalaman baru, sehingga ibu hamil perlu
mendapatkan perhatian dan dukungan suami.
2. Keluhan pada triwulan II (usia kehamilan 4 – 6 bulan).
Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga bila
ada ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada trimester I, perlu
diwaspadai kemungkinan adanya faktor psikologis. Pada triwulan ini sering
ditandai adanya adaptasi ibu terhadap kehamilannya, perasaan ibu cenderung
lebih stabil, karena keluhan yang terjadi pada triwulan I sudah terlewati. Ibu
merasakan pengalaman baru, mulai merassakan gerakan bayi, terdengarnya DJJ,
melalui alat doptone atau melihat gambar/posisi melalui pemeriksaan USG.
Triwulan II juga dikatakan fase aman untuk kehamilan, sehingga aktifitas ibu
dapat berjalan tanpa gangguan berarti.
3. Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 7 – 9 bulan).
Kejadian yang sering timbul antara lain:
a) Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat menunjukkan
kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10 gr%.
b) Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat digunakan rujukan
kemungkinan adanya hipertensi.
c) Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah satu gejala
dari trias klasik eklamsi. Sesak napas pada triwulan III perlu dicurigai
kemungkinan adanya kelainan letak (sungsang).
d) Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu
dicurigai adanya placenta praevia atau solusio plasenta.
e) Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan pada saat
kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban pecah dini.
f) Sering kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing akibat masuknya
kepala ke pintu atas panggul.
g) Psikologis: Kegembiraan ibu karena akan lahirnya seorang bayi
(Purwaningsih, dkk, 2010).

H. Komplikasi Kehamilan
Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013) :
1. Hiperemisis gravidarum.
2. Hipertensi dalam kehamilan.
3. Perdarahan trimester I (abortus).
4. Perdarahan antepartum.
5. Kehamilan ektopik.
6. Kehamilan kembar.
7. Molahydatidosa.
8.  Inkompatibilitas darah.
9. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin.(Bobak, 2004).
I. Fisiologi(Rohmah, 2009).
Kehamilan

Trimester I
Trimester III

Peningkatan Estrogen Uterus membesar Perubahan fisik Perubahan psikologis


Payudara membesar

Perubahan Focus perhatian pada keselamatan janin


Tonus otot menurun Ketidak nyamanan pola seksual
pada ibu

HCL lambung Mencari informasi persalinan & perawatan janin/anak


kecemasan
Peristaltik
Tekanan gaster
Rahim membesar

Mual/muntah kapasitas VU

Trimester III
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Perubahan pola eliminasi

Uterus semakin membesar


Perubahan tubuh semakin tampak membes

Diafragma terdorong ke atas


Penekanan pada saluran kemih (ureter)
Body image

Distensi paru-paru
Urin terhambat

Inefektif pola nafas


Resiko infeksi
J. Pemeriksaan Penunjang
1. LABORATORIUM
a. Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
2. U S G
a) Jenis kelamin.
b) Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh, 2013).

K. Pemeriksaan Ante Natal


Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal pemeriksaan yaitu
untuk menentukan apakah seorang ibu sedang mengalami kehamilan. Diagnosa
kehamilan ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium. Umumnya pemeriksaan yang
dipakai yaitu tes untuk mendeteksi keberadaan hCG. Human Chorionic Gonadotropin
(HCG) dapat diukur dengan radioimunoesai dan deteksi dalam darah enam hari setelah
konsepsi atau sekitar 20 hari sejak periode menstruasi terakhir. Keberadaan hormone
ini dalam urin pada kehamilan merupakan dasar dari berbagai tes kehamilan di
berbagai laboratorium dan kadang-kadang dapat dideteksu dalam urine 14 hari setelah
konsepsi (Bobak, 2005).

TPP = tgl HPHT+7 – 3 bulan HPHT+ 1 tahun HPHT


                                       atau
TPP = tgl HPHT +7 + 9 bulandari HPHT

Dengan TPP adalah taksiran perkiraan partus.


Menurut Abdul Bahri Saifuddin dalam Salmah dkk (2006), kunjungan antenatal untuk
pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali pemeriksaan
selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut:
1. Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan
2. Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan
3. Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali kunjungan
kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan
medik lain, harus lebih sering dan intensif. Menurut Manuaba (2000), berdasarkan
standar pemeriksaan kehamilan ditentukan berulang dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
2. Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan
3. Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan
4. Setiap minggu sejak umur krhamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.
Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan:
1. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya kehamilan.
2. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan.
Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold:
Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus
apa yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan
mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan terassa
keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa
lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.
Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi
abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi yang
berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung akan teraba
cembung dan resisten.
Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di atas
simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan menghembuskannya.
Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun perlahan dan menekan
sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras, bulat, dan bergerak jika
disentuh. Jika bokong akan teraba lembut dan tidak beraturan.
Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin masuk
ke pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke sisi
abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian tulang
yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru
sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru setengah, divergen yaitu
jika hampir sebagian besar dari tubuh janin masuk ke dalam rongga panggul.
Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:
a. ·Hari +7, Bulan -3,Tahun +1 àjika bulan HPHT bulan April s/d Desember
b. Hari +7, Bulan +9,Tahun Tetap àjika bulan HPHT bulan Januari s/d Maret
3. Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin.
4. Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta
ada/tidaknya faktor risiko kehamilan.
5. Kunjungan kelima, menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan
selanjutnya.
Pemeriksaan panggul luar
Tujuan :
1. Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
2. Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
3. Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.
Pemeriksaan panggul dilakukan:
1. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.
2. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan yang lalu.
3. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan diri
terutama pada primipara.
Ukuran-ukuran luar yang terpenting:
1. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan dan kiri
( normal: 23-26 cm).
2. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan dan kiri
(normal: 26-29).
3. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis dan
ujung prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-20 cm).
4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiaca
anterior superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan ke
pertengahan trochanter mayor kiri ke pertengahan spina illiaca anterior
superior kiri kemudian kembali ke atas simpisis (normal : 80-90 cm).
L. Nasehat Untuk Ibu Hamil
1. Nutrisi dalam kehamilan
Kebutuhan kalori untuk ibu hamil sebanyak 300 – 500 kkal/hari, tergantung berat
badan sebelum hamil, aktifitas, dan tipe kehamilan (1 bayi atau kembar).
Peningkatan BB yang normal selama kehamilan adalah 6,5 – 16 kg. Jenis
makanan yang sehat dan veriativ selama kehamilan diantaranya adalah:
a. Buah dan sayuran
b. Makanan mengandung karbohidrat seperti nasi, roti, kentang
c. Protein seperti ikan, daging, kacang
d. Susu dan keju.
Suplemen yang dianjurkan selama kehamilan:
a. Asam folat.
Asam folat dikonsumsi sebelum hamil dan selama hamil melindungi dari
gangguan saraf janin (anansefali, spina bifida). Wanita hamil dianjurkan
mengkonsumsi asam folat 400 µg/hari selama 12 minggu kehamilan.
b. Zat besi.
Zat besi adalah komponen utama dari hemoglobin yang bekerja mengangkut
oksigen di dalam darah. Selama hamil, suplai darah meningkat untuk
kebutuhan janin. Kebutuhan zat besi adalah 30 – 50 mg/hari. Suplemen besi
sebaiknya dikonsumsi diantara waktu makan dengan perut yang kosong atau
diikuti jus jeruk utnuk meningkatkan penyerapan.
c. ·Kalsium.
Kalsium penting dalam mengatur kekuatan tulang wanita hamil dan
pertumbuhan tulang bagi janin. Kalsium yang disarankan sebanyak 1200
mg/hari. Kalsium sebaiknya dikonsumsi ketika sedang makan, diikuti dengan
jus buah yang kaya akan vitamin C untuk meningkatkan penyerapan.
2. Obat-obatan selama kehamilan
Dianjurkan kepada ibu hamil sebaimanapun keamanan suatu obat untuk ibu
hamil, disarankan untuk mengkonsumsi obat sesedikit mungkin untuk mengurangi
risiko efek samping obat terhadap janin.
3. Olah raga selama kehamilan
Tips olah raga untuk wanita hamil hamil:
a. Berjalan kaki adalah olah raga terbaik untuk wanita hamil
b. Aerobic low impact
c. Dianjurkan latihan ringan sampai sedang 3 kali seminggu
d. Jangan melakukan olah raga yang mengakibatkan kelelahan atau kehabisan
napas dan hentikan olah raga bila mengalami gejala lelah, pusing.
e. Pakailah sepatu olah raga yang nyaman
f. Lakukan istirahat secara teratur
g. Hindari olah raga yang melakukan gerakan berbaring dengan punggung
sebagai dasarnya terutama pada triwulan kedua dan ketiga.
h. Asupan makanan sebaiknya ditingkatkan dengan komposisi sesuai dengan
energi yang dikeluarkan ketika berolahraga
i. Hindari mengangkat beban berat di atas kepala dan melakukan gerakan yang
mengakibatkan peregangan dari otot punggung.
Kondisi dimana olah raga dilarang untuk wanita hamil adalah:
a) Hipertensi dalam kehamilan
b) Ketuban pecah dini
c) Perdarahan berkelanjutan pada triwulan II dan III
d) Pertumbuhan janin terhambat.
4. Bekerja selama kehamilan
Wanita hamil tetap dapat bekerja namun aktivitas yang dijalaninya tidak boleh
terlalu berat, dan disarankan untuk menghentikan aktivitasnya bila merasakan
gangguan pada kehamilannya.
5. Berhubungan seksual selama kehamilan
Pada umumnya sanggama diperbolehkan asalkan dilakukan dengan hati-hati.
Untuk wanita dengan riwayat kehamilan preterm, plasenta praevia, atau abortus
berulang dianjurkan untuk menghindari berhubungan seks pada masa kehamilan
demikian pula ketika kepala sudah masuk rongga panggul dianjurkan untuk tidak
melakukan sanggama.
6. Bepergian selama kehamilan
Hal-hal yang dianjurkan apabila seorang wanita hamil bepergian adalah:
a) Duduk dalam jangka waktu lama harus dihindari karena dapat menyebabkan
peningkatan risiko terjadinya trombophlebitis.
b) Stoking penyangga sebaiknya dipakai apabila harus duduk dalam jangka
waktu lama di mobil atau di pesawat terbang.
c) Sabuk pengaman sebaiknya diletakkan di bawah perut ketika kehamilan
sudah besar.
7. Merokok pada saat hamil
Wanita hamil dilarang merokok karena dapat menyebabkan BBLR, lahir preterm,
ketuban pecah dini, plasenta previa, dan kematian janin. Etanol yang terkandung
dalam alkohol dapat menembus plasenta yang merupakan zat teratogen yang
dapat menyebabkan risiko terbesar adalah kecacatan pada janin.

M. Fokus Pengkajian Keperawatan


1. Aktivitas dan Istirahat
a. Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12 minggu) kembali
pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan terakhir.
b. Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 DPM.
c. Murmur sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan peningkatan volume
episode singkope.
d. Varises
e. Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada
trisemester akhir)
2. Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
3. Eliminasi
a. Perubahan pada konsistensi / frekuensi defekasi
b. Peningkatan frekuensi perkemihan
c. Urinalisis: Peningkatan berat jenis
d. Hemoroid
4. Makanan/Cairan
a. Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati umum terjadi
b. Penambahan berat badan: 2 sampai 4 lb trisemester pertama, trisemester
kedua dan ketiga masing-masing 11 – 12 lb.
c. Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi mudah
berdarah
d. Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
e. Sedikit edema dependen
f. Sedikit glikosuria mungkin ada
g. Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir kehamilan.
5. Nyeri dan Kenyamanan
Kram kaki; nyeri tekan dan bengkak pada payudara; kontraksi Braxton Hicks
terlihat setelah 28 minggu; nyeri punggung
6. Pernapasan
a. Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal
b. Frekuensi pernapasan dapat meningkat terhadap ukuran/tinggi; pernapasan
torakal.
7. Keamanan
a. Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC)
b. Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10 – 12 minggu)
atau fetoskop (17 - 20 minggu)
c. Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu. Sensasi gerakan
janin pada abdomen diantara 16 dan 20 minggu.
d. Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.
8. Seksualitas
a. Penghentian menstruasi
b. Perubahan respon /aktivitas seksual
c. Leukosa mungkin ada.
d. Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas simfisis pubis
(pada 10 – 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20 – 30 minggu) agak ke
bawah kartilago ensiform (pada 36 minggu)
e. Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan vaskularitas
lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan pigmentasi jaringan arcolar,
hipertrofi tberkel montgemery, sensasi kesemutan (trisemester pertama dan
ketiga); kemungkinan strial gravidarum kolostrum dapat tampak setelah 12
minggu
f. Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spicler nevi,
strial gravidarum.
g. Tanda-tanda Goodell, Hegar Schdwick positif.
9. Integritas Sosial
a. Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.
b. Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan stressor
kehamilan
c. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung
sampai disfungsional.
10. Penyuluhan/Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada
usia, tingkat pengetahuan, pengalaman paritas, keinginan terhadap anak, stabilitas
ekonomik.
11. Pemeriksaan Diagnostik
a) DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit)
b) golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko terhadap
inkompatibilitas
c) Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia
d) Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma Reagen)
e) Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kutil
vagina, lesi, rabas abnormal.
f) Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
g) Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes simpleks tipe 2
h) Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan infeksi,
diabetes penyakit ginjal)
i) Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif
j) Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas
k) Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu
l) Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya dilakukan
antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi selanjutnya dari folus pengkajian
dilakukan pada setiap kunjungan prenatal.

N. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


(Doengoes, 2002)
Trisemester I
1. Nutrisi; Perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi terhadap b/d mual
muntah
Tujuan:
a. Mengikuti diet yang dianjurkan
b. Mengkonsumsi suplemen zat besi/vitamin sesuai resep.
Tindakan:
a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang dengan
menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut, kuku, dan kulit,
Rasional: Kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi selama kehamilan
sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan
b. Dapatkan riwayat kesehatan: catat usia (khususnya kurang dari 17 tahun atau
lebih dari 35 tahun), Rasional: Remaja dapat cenderung malnutrisi/anemia
dan klien lansia mungkin cenderung obesitas/DM
c. Berikan informasi tertulis dan verbal yang tepat tentang diet, Rasional:
Materi referensi yang dapat dipelajari di rumah, meningkatkan kemungkinan
klien memilih diet seimbang
d. Timbang berat badan, pastikan berat badan pregravid biasanya, Rasional:
Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau di bawah berat badan
normal masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi –pertumbuhan
intraurine (IUGR) pada janin dengan berat badan lahir rendah
e. Pantau kadar hemoglobin (Hb) / Ht, Rasional: Mengidentifikasi adanya
anemia dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu
2. Diagnosa; Resiko kekurangan volume cairan b/d muntah
Tujuan: Klien mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setiap hari
Tindakan:
a. Auskultrasi denyut jantung janin
Rasional: Adanya denyut jantung memastikan adanya janin bukan mola
hidatidosa
b. Tentukan frekuensi/beratnya mual atau muntah
Rasional:Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan
kadar Hormon Gonadotropin Korionik (HCG), perubahan matabolisme
karbohidrat dan penurunan motilitas gastric memperberat mual dan muntah
pada trisemester pertama.
c. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain. (Misalnya uklus,
peptikum, gastritis, kolesistisis)
Rasional: Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk
mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi
d. Kaji suhu dan turgor kulit, membran mukosa, TD, suhu, masukan haluaran
dan berat jenis urine.
Rasional:Indikator dalam membantu untuk mengevaluasi tingkat/kebutuhan
hidrasi
e. Anjurkan peningkatan masukan minuman bikarbonat makan enam kali sehari
dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat
Rasional: Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan
keasaman lambung.
3. Diagnosa: Kurang pengetahuan b/d kurang pemahaman terhadap kehamilan.
Tujuan: Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri
Tindakan:
a. Buat hubungan saling percaya antara perawat – klien
Rasional: Memberikan informasi dan meningkatkan hubungan saling
percaya
b. Klarifikasi kesalah pahaman
Rasional:Ketakutan biasanya timbul dari kesalahpahaman informasi dan
dapat mengganggu pembelajaran selanjutnya.
c. Tentukan derajat motivasi untuk belajar
Rasional: Klien dapat mengalami kesulitan dalam belajar tersebut jelas.
d. Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan pasangan
Rasional:Penerimaan penting untuk mengembangkan dan mempertahankan
hubungan.
e. Jelaskan rutinitas kunjungan kantor dan rasional dari intervensi
Rasional: Menguatkan hubungan antara pengkajian kesehatan dan hasil
positif ibu/bayi.
4. Diagnosa: Cedera; resti terhadap janin
Tujuan: Klien menunjukkan prilaku yang meningkatkan kesehatan diri sendiri dan
janin.
Tindakan:
a. Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu
Rasional: Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan dengan
kesejahteraan ibu, khususnya selama trisemester pertama..
b. Anjurkan klien untuk melakukan latihan secukupnya
Rasional: Karena aktivitas keras dapat menurunkan aliran darah ke uterus.
Takikardia sementara, kemungkinan hiperkemia janin.
c. Anjurkan klien untuk melakukan hubungan seks yang lebih aman seperti
pemakaian kondom
Rasional: Untuk mengurangi terjadinya penyakit hubungan seksual.
d. Catat masukan protein
Rasional: Masukan protein penting untuk perkembangan jaringan otakjanin
e. Berikan informasi untuk menghindari kontak dengan orang yang diketahui
mengalami infeksi Rubella
Rasional:Pemajanan dapat mempunyai efek negative pada perkembangan
janin, khususnya pada trisemester I
f. Anjurkan penghentian penggunaan tembakau
Rasional: Merokok mempengaruhi sirkulasi plasenta

Trisemester II
1. Diagnosa; Gangguan citra tubuh b/d persepsi perubahan biotik
Tujuan:Klien mengungkapkan penerimaan/adaptasi bertahap untuk mengubah
konsep diri.
Tindakan:
a. Kaji sikap terhadap kehamilan
Rasional: Pada trisemester II perubahan bentuk tubuh telah tampak efek-efek
yang tampak, kloasma, strial, jerawat, perubahan emosi
b. Berikan informasi tentang kenormalan perubahan
Rasional: Informasi dapat membantu klien memahami/menerima apa yang
terjadi
c. Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil
d. Rasional: Situasi menandakan kebutuhan akan pakaian yang akan
meningkatkan penampilan klien untuk kerja dan melakukan aktivitas yang
menyenangkan.
2. Diagnosa: kep. Pola pernapasan, ketidakefektifan.
Tujuan:Klien melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan.
Tindakan:
a. Kaji status pernapasan
Rasional: Menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-kira 60 %
klien prenatal, meskipun kapasitas vital meningkat. Fungsi pernapasan diubah
saat kemampuan diafragma untuk turun pada inspirasi. Berkurang oleh
pembesaran ulkus.
b. Anjurkan sering istirahat
Rasional: Menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang
disebabkan kelebihan
c. Anjurkan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk
Rasional: Pengubahan posisi tegak meningkatkan ekspansi paru.
d. Kaji Ht / Hb
Rasional: Peningkatan kadar plasma pada gestas minggu ke 24 – 32
mengencerkan kadar Hb. Mengakibatkan kemungkinan anemia dan
menurunkan kapasitas pembawa O2.
3. Diagnosa; Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar)
Tujuan: Klien mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang mengakibatkan
kesejahteraan.
Tindakan:
a. Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trisemester II
Rasional: Pertanyaan timbul sesuai perubahan baru yang terjadi tanpa
memperhatikan apakah perubahan diharapkan atau tidak.
b. Lakukan / lanjutkan program penyuluhan
Rasional: Pengulangan menguatkan penyuluhan dan bila klien belum melihat
sebelumnya, informasi bermanfaat pada saat ini.
c. Identifikasi kemungkinan resiko kesehatan individu
Rasional: Membantu mengingatkan / informasi untuk klien tentang potensial
situasi resiko tinggi.
d. Diskusikan adanya obat-obatan yang mungkin diperlukan untuk mengontrol
atau mengatasi masalah medis
Rasional: Membantu dalam memilih tindakan karena kebutuhan harus
ditekankan pada kemungkinan efek berbahaya pada janin.

Trisemester III
1. Diagnosa kep. Kenyamanan
Tujuan: Klien melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untuk mengurangi
ketidaknyamanan
Tindakan:
a. Kaji secara terus-menerus ketidaknyamanan. Klien dan metode untuk
mengatasinya
Rasional: Data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
b. Kaji status pernapasan klien
Rasional: Penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma,
mengakibatkan dispnea. Khususnya pada multigravida yang tidak mengalami
kelegaan dengan ikatan antara ibu dan bayi dalam kandungan
c. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara
jalan, anjurkan memakai sepatu hak rendah
Rasional: Lordososis dan regangan otot disebabkan oleh pengaruh hormon
pada sambungan pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan
pembesaran uterus.
d. Perhatikan keluhan frekuensi BAK dan tekanan pada daerah kandung kemih
Rasional: Pemberian uterus trisemester III menurunkan kapasitas kandung
kemih, mengakibatkan sering berkemih
2. Cedera; resiko tinggi terhadap ibu
Tujuan:Klien mengungkapkan pemahaman tentang ennin-faktor resiko individu
yang potensial
Tindakan:
a. Pantau TTV, periksa hipertensi
Rasional: Berbagai derajat masalah kardiovaskular terjadi pada detensi
natrium/air secara negative mempengaruhi ginjal sirkulasi uterus, dan fungsi
ssp
b. Dapatkan kultur vagina
Rasional: Infeksi vaginal atau PHS yang tidak diobati menciptakan
ketidaknyamanan berat pada klien
c. Tinjau ulang kebutuhan terhadap kelahiran
Rasional: Mencegah infeksi neonatus selama proses kelahiran
d. Dapatkan Hb/Ht pada gestasi minggu ke 28
Rasional: Mendeteksi anemia dengan hipoksemia/anoksia potensial pada
klien dan janin
e. Berikan pengawasan ketat dan terus-menerus terhadap klien diabetik
Rasional: Wanita paling cenderung terhadap terhadap masalah trisemester III
yang berhubungan dengan asupsi plasenta, ISK, lahir mati, penuaan plasenta
dan ketoasidosis
3. Perubahan pola eliminasi urine
Tujuan:Klien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi
Tindakan:
a. Berikan info tentang perubahan berkemih
Rasional: Membantu klien memahami perubahan fisiologi dari frekuensi
berkemih.
b. Anjurkan pada klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur
Rasional: Meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang mengalami
oedema.
c. Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine
Rasional: Posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena kava dan
menurunkan aliran ke vena
d. Berikan info tentang bahaya menggunakan diuretik
Rasional: Kehilangan / pembatasan natrimn dapat sangat menurunkan
regulator ennin-angiotensin-aklosteron dari kadar cairan, mengakibatkan
dehidrasi.
Daftar Pustaka

Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta.

Doenges. E. Marillynn. (2001). Rencana Keperawatan Maternal/bayi. Edisi 2. EGC:


Jakarta.

Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC: Jakarta.

Kusmiyati, et al. 2008. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Bina Pustaka.

Manuaba. 2000. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.

Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium: Yogyakarta.

Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta: Nuha


Medika.

Rohmah, Nikmatur dkk. 2009. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jogjakarta :
Ar-ruzz Media.
Judul HUBUBGAN PRENATAL YOGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN
DAN KUALITAS TIDUR PADA IBU HAMIL TRIMESTER III
Jurnal Kebidanan Mutiara Mahakam
Download http://jurnal.stikesmm.ac.id/index.php/jkmm/article/view/67/70
Volume & Halaman Volume 8, Nomor 1, Halaman 8 - 20
Tahun 2020
Penulis Andra Destyan Gunawan, Novia Fransiska Ngo, Nur Khoma Fatmawati
Reviewer Sintia Orpa Rakinaung (18014104040)
Tanggal 4 April 2020

Tujuan Penelitian Mengetahui hubungan antara yoga prenatal dengan tingkat kecemasan dan
kualitas tidur pada wanita hamil trimester ketiga.
Subjek Penelitian ibu hamil yang melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Amalia Bontang
Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional dengan
desain pretest – posttest with control group. Penelitian ini mengambil lokasi di
Rumah Sakit Amalia Bontang dan dilaksanakan pada bulan Mei 2019 hingga
September 2019.
Langka Penelitian 1. Dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok
kontrol
2. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk
mengetahui tingkat kecemasan dan kualitas tidur klien
3. Uji yang digunakan adalah uji Wilcoxon dengan nilai kepercayaan
P<0,05 untuk melihat perbedaan tingkat kecemasan dan kualitas tidur
antara sebelum dan sesudah prenatal yoga,
4. Uji Chi-Square dengan nilai kepercayaan P<0,05 untuk melihat
hubungan prenatal yoga dengan tingkat kecemasan dan kualitas tidur
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Analisis Perbedaan Tingkat
Kecemasan Antara Sebelum dan Sesudah Prenatal Yoga Berdasarkan analisis
statistik menggunakan uji Wilcoxon didapatkan nilai P = 0,001 pada kelompok
intervensi dan nilai P = 0.825 pada kelompok kontrol. Nilai P pada kelompok
intervensi lebih kecil dari 0,05 (P < 0,05). Dengan hasil tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat perbaikan tingkat kecemasan antara sebelum dan
sesudah prenatal yoga. hasil uji pada kelompok intervensi adalah P = 0,001
dan pada kelompok kontrol adalah P = 0,825, dapat disimpulkan adanya
perbedaan tingkat kecemasan pada kelompok intervensi dibandingkan pada
kelompok kontrol. Sehingga menunjukkan prenatal yoga efektif dalam
mengurangi tingkat kecemasan. Yoga menunjukkan dapat menurunkan
kejadian gangguan prenatal, kelahiran prematur, rasa nyeri dan stres serta
meningkatkan hubungan interpersonal.
Analisis Perbedaan Kualitas Tidur Antara Sebelum dan Sesudah Prenatal
Yoga. Berdasarkan analisis menggunakan uji statistik Wilcoxon didapatkan
nilai P = 0,000 pada kelompok intervensi dan nilai P = 0,348 pada kelompok
kontrol. Nilai P pada kelompok intervensi lebih kecil dari 0,05 (P < 0,05).
Dengan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat peningkatan
kualitas tidur antara sebelum dan sesudah prenatal yoga. Hasil pengujian
perbedaan nilai kualitas tidur pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
adalah P = 0,000 dan P = 0,348, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang bermakna pada kelompok intervensi karena nilai P < 0,05.
Pada penelitian ini didapatkan gangguan tidur yang dikeluhkan responden
yaitu seringnya bangun pada tengah malam untuk buang air kecil atau merasa
tidak nyaman saat tidur yang menyebabkan durasi tidur menjadi berkurang.
hal ini dapat dikarenakan oleh pertumbuhan janin dan pergerakan janin yang
dapat menekan kandung kemih sehingga dapat meningkatkan frekuensi buang
air kecil, beban tubuh yang semakin berat sehingga dapat merubah struktur
tulang belakang sehingga ibu hamil dapat merasakan ketidaknyamanan di
daerah pinggang. Kondisi ini juga dapat menimbulkan perubahan psikologis
ibu hamil, yang terkadang perubahan fisik yang dialaminya dapat
menimbulkan kecemasan, dan kekhawatiran saat menghadapi persalinan, hal
ini yang terkadang dapat mempengaruhi kualitas tidur ibu hamil.

Analisis Hubungan Prenatal Yoga Terhadap Tingkat Kecemasan. Kategori


pada tingkat kecemasan disederhanakan hanya menjadi dua kategori yaitu ada
kecemasan dan tidak ada kecemasan, dikarenakan terdapat beberapa sel
dengan nilai expected count kurang dari 5. Berdasarkan analisis menggunakan
uji statistik Chi – Square didapatkan nilai P = 0,001. Nilai P lebih kecil dari
0,05 (P < 0,05). Dengan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
prenatal yoga berhubungan terhadap tingkat kecemasan.

Analisis Hubungan Prenatal Yoga Terhadap Kualitas Tidur. Berdasarkan


analisis menggunakan uji Chi – Square didapatkan nilai P = 0,000. Nilai P
lebih kecil dari 0,05 (P < 0,05). Dengan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa prenatal yoga berhubungan dengan kualitas tidur. Pada Tabel 5 dan
Tabel 6 didapatkan hasil uji analisis hubungan prenatal yoga dengan tingkat
kecemasan adalah P = 0,001 dan hasil uji hubungan prenatal yoga dengan
kualitas tidur adalah P = 0,000, dimana nilai P pada kedua variabel adalah <
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa prenatal yoga berhubungan dengan
tingkat kecemasan dan kualitas tidur. Prenatal yoga merupakan salah satu cara
yang baik untuk mempersiapkan persalinan yang dilakukan di kelas prenatal,
karena dalam kelas ini latihan disesuaikan dengan kondisi ibu hamil dengan
berbagai pendekatan latihan seperti peregangan, konsentrasi dan pengaturan
pernapasan yang memiliki banyak manfaat bagi ibu hamil dan janinnya seperti
mengurangi stress dan kecemasan, meningkatkan kualitas tidur, meningkatkan
kekuatan, fleksibilitas dan daya tahan yang diperlukan untuk persalinan,
penurunan akibat sakit punggung bagian bawah, mual, sakit kepala dan sesak
nafas serta penurunan resiko persalinan prematur, hipertensi pada kehamilan
dan gangguan pertumbuhan janin
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan tingkat kecemasan dan kualitas tidur antara sebelum dan
sesudah prenatal yoga, dan terdapat hubungan antara prenatal yoga dengan
tingkat kecemasan dan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III

Judul PENGARUH PRENATAL CARE YOGA TERHADAP KESIAPAN


FISIK DAN PSIKOLOGIS IBU MENGHADAPI PERSALINAN DI
PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI
Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi
Download http://jab.stikba.ac.id/index.php/jab/article/view/212/104
Volume & Halaman Volume 9, Nomor 1
Tahun 2020
Penulis Gustina
Reviewer Sintia Orpa Rakinaung (18014104040)
Tanggal 4 April 2020

Tujuan Penelitian Mengetahui Pengaruh Prenatal Care Yoga Terhadap Persiapan Fisik dan
Psikologis Ibu Menghadapi Persalinan. Dan diharapkan ibu hamil dapat
beradaptasi Persiapan Fisik dan Psikologis Ibu Menghadapi Persalinan.
Subjek Penelitian ibu hamil yang melakukan kunjungan ke Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi.
Populasi penelitian adalah ibu hamil trimester III yang datang ke Puskesmas
Putri Ayu. Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total
sampling kuota 32 orang
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperimen untuk mencari
pengaruh atau efek perlakuan prenatal care yoga. Penelitian ini menggunakan
satu kelompok subjek, yang mana pada penelitian ini melakukan pengamatan
sebelum dan sesudah prenatal care yoga.
Langka Penelitian Pada penelitian ini sampel akan dilakukan pre-test dan psot-test dengan
pengukuran kuesioner mengunakan Skala Guttman. Data dianalisis univariat
dan bivariat untuk melihat pengaruh latihan prenatal care yoga terhadap
kesiapan fisik dan psikologis ibu menghadapi persalinan.
Hasil Penelitian Terdapat pengaruh yang signifikan antara prenatal care yoga terhadap
kesiapan fisik dan psikologis ibu menghadapi persalinan yaitu p – value <
0,000 (CI 95%). Ada pengaruh latihan prenatal care yoga terhadap kesiapan
fisk dan psikologis ibu menghadapi persalinan. Berdasarkan penelitian di
peroleh hasil bahwa responden pada kesiapan fisik ibu menghadapi persalinan
saat pre-test sebelum di lakukan latihan prenatal care yoga yaitu 4.75 (1.11)
sedangkan setelah di lakukan prenatal care yoga pada saat post-test yaitu 2.50
(1.05) dan pada kesiapan psikologis ibu menghadapi persalinan saat pre-test
sebelum di lakukan latihan prenatal care yoga yaitu 5.91 (0.93) sedangkan
setelah di lakukan prenatal care yoga pada saat post-test yaitu 2.59 (0.88)
terdapat pengaruh yang signifikan antara prenatal care yoga terhadap kesiapan
fisik dan psikologis ibu menghadapi persalinan yaitu p – value < 0,000 (CI
95%). Kecemasan pada ibu dalam menghadapi proses persalinan berhubungan
dengan lamanya persalinan yang nantinya akan mengakibatkan timbulnya
penyulit dalam persalinan. Salah satu dari penyebab terjadinya partus lama
salah satunya adalah respon stres, ini menempati urutan paling atas di antara
penyebab-penyebab yang lainnya.
Masalah psikologis yang mungkin muncl antara lain merasa bersalah atau
kecil hati, cemas panik, kehilangan percaya diri, kehilangan kemampuan
kontrol emosi sehingga menyebabkan penurunan aspek kualitas kepribadian,
marah kepada bayinya. Maka diharapkan selama proses persalinan ibu harus
mampu beradaptasi terhadap nyeri. apabila ibu tidak mampu beradaptasi maka
akan mendapatkan pengalaman buruk yang dapat mengakibatkan masalah
baik fisik maupun psikologis. Pada saat melakukan gerakan yoga, hipotalamus
akan mempengaruhi sistem saraf otonom yaitu menurunkan aktivitas saraf
simpatis dan meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis. Yoga akan
menghambat peningkatan saraf simpatis sehingga hormon penyebab
disregulasi tubuh dapat dikurangi jumlahnya. Sistem saraf parasimpatis
memberi sinyal untuk mempengaruhi pengeluaran katekolamin, yang
mengakibatkan terjadi penurunan detak jantung, irama nafas, tekanan darah,
ketegangan otot, tingkat metabolisme, dan produksi hormon penyebab
kecemasan atau stres. Prenatal care yoga mempengaruhi hipotalamus untuk
menekan sekresi CRH yang akan mempengaruhi kelenjar hipofisis lobus
anterior untuk menekan pengeluaran hormon ACTH sehingga produksi
hormon adrenal dan kortisol menurun serta memerintahkan kelenjar hipofisis
lobus anterior mengeluarkan hormon endorpin.

Teknik latihan nafas adalah latihan yang sangat baik untuk mengendalikan dan
mengatur pernafasan. Latihan ini merilaksasikan, menguatkan dan
mengembalikan sistem respirasi dan sistem saraf ke posisi dan fungsi yang
tepat, serta meningkatkan kapasitas dan elastisitas paru-paru. Latihan ini
memberikan efek rileksasi untuk alam pikiran dan perasaan. Dari hasil dan
pembahasan menurut peneliti bahwa latihan prenatal care yoga sangat
berpengaruh terhadap kesiapan fisik dan psikologis ibu dalam menghadapi
persalinan. Diharapkan ibu hamil mau melakukan latihan prenatal care yoga
untuk dirinya, untuk mempersiapkan fisik dan psikologis menghadapi proses
persalinan.
Kesimpulan Karakteristik responden pada usia terbanyak berada di rentang 21-25 yaitu 11
(34,4%) dan 26 - 30 yaitu 11(34,4%), Pendidikan terbanyak pada
SMA/Sederajat 19 ( 59,4%), Pekerjaan terbanyak IRT 20 (62,5%), terbanyak
multigravida 18 (56,2%) dan Usia kehamilan terbanyak adalah 28 – 31
minggu yaitu 16 (50,0%). Ada pengaruh latihan senam prenatal care yoga
dengan kesiapan fisik dan psikologis ibu dengan dalam menghadapi persalinan
dengan p-value

Judul EFEKTIFITAS PRENATAL YOGA TERHADAP PENGURANGAN


KETIDAKNYAMANAN DALAM KEHAMILANTRIMESTER III DI
KLINIK PRATAMA ASIH WALUYO JATI
Jurnal Kebidanan Indonesia
Download https://jurnal.stikesmus.ac.id/index.php/JKebIn/article/view/325/245
Volume & Halaman Volume 11, Nomor 1, Halaman 47 – 61
Tahun 2020
Penulis Dheska Arthyka Palifiana, Nur Khasanah, Ratih Kumoro Jati
Reviewer Sintia Orpa Rakinaung (18014104040)
Tanggal 4 April 2020

Tujuan Penelitian Mengetahui Efektifitas Prenatal Yoga terhadap Pengurangan Ketidaknyamanan


dalam Kehamilan Trimester III di Klinik Pratama Asih Waluyo Jati.
Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah 40 ibu hamil trimester III dengan kelompok
perlakuan20 ibu hamil trimester III yang melakukan prenatal yoga, sedangkan
kelompok control 20 ibu hamil trimester III yang tidak melakukan prenatal yoga
Metode Penelitian Jenis penelitian quasi experimentwith two group pre-test post-test with control.
Jumlah sampel 40 ibu hamil trimester III dengan kelompok kasus 20 ibu hamil
yang melakukan prenatal yoga sebanyak enam kali dan kelompok control 20 ibu
hamil yang tidak melakukan prenatal yoga. Analisis data bivariate menggunakan
uji Wilcoxon dan uji Chisquare sedangkan analisis multivariate menggunakan uji
regresi.
Langka Penelitian untuk kelompok perlakuan dilakukan prenatal yoga selama 6 kali (setiap hari
minggu) dengan durasi 2 jam yang dipandu oleh fasilitator prenatal yoga yang
sudah tersertifikasi sedangkan untuk kelompok control pengambilan data
dilakukan pada kunjungan awal saat pemeriksaan kehamilan dan kunjungan
ulang saat sudah 6 kali kunjungan yang dibantu oleh bidan pelaksana di Klinik
Pratama Asih Waluyo Jati. Pengambilan data menggunakan kusioner Numeric
Rating Scale untuk mengukur nyeri pinggang dan nyeri Symphisis pubis,
kuisioner The ;Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas
tidur, checklist pitting oedema untuk mengukur bengkak kaki, dan checklist jenis
persalinan. Analisis data yang digunakan adalah bivariate menggunakan uji
Wilcoxon dan uji chisquare dan analisis multivariate menggunakan uji regresi.
Hasil Penelitian Pada Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester III pada Kelompok Perlakuan dan
Kelompok Kontrol diketahui bahwa pada kelompok ibu yang melakukan prenatal
yoga terjadi peningkatan kualitas tidur. Pada pengukuran awal ibu hamil yang
mempunyai kualitas tidur baik hanya sebanyak 20% dan setelah diberikan
prenatal yoga selama enam kali terjadi peningkatan kualitas tidur yang baik pada
ibu hamil menjadi 80%. Sedangkan pada kelompok ibu yang tidak melakukan
prenatal yoga pada pengukuran awal ibu hamil yang mempunyai kualitas tidur
baik sebesar 15% dan setelah dilakukan pengukuran ulang pada kunjungan ke
enam hanya terjadi peningkatan sebesar 25% ibu hamil yang mempunyai kualitas
tidur baik.Ibu hamil memerlukan sekitar delapan jam untuk tidur di malam hari,
selain itu tidur siang juga dibutuhkan oleh ibu hamil. Kesulitan dalam pemenuhan
istirahat tidur dapat membuat kondisi ibu hamil menururn, konsentrasi berkurang,
mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood bekerja dan cenderung emosional.
Ibu hamil terutama bila sudah memasuki trimester III memerlukan istirahat
seperti duduk dan bersantai di sela-sela melakukan kegiatan rutinnya. Ketika
memasuki trimester III semakin banyak keluhan-keluhan yang dirasakan ibu
sehingga akan menggangu istirahat dan tidur

Pada Nyeri Pinggang Ibu Hamil pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok
Kontrol diketahui pada kelompok ibu yang melakukan prenatal yoga pada saat
pengukuran awal diperoleh bahwa nyeri pinggang ibu sebagian besar dalam
kategori nyeri sedang sebanyak 50% dan setelah melakukan prenatal yoga selama
enak kali diperoleh hasil bahwa sebagian besar ibu hamil berubah mengalami
nyeri ringan sebanyak 50%. Sedangkan pada kelompok ibu yang tidak
melakukan prenatal yoga pada saat pengukuran awal diperoleh bahwa nyeri
pinggang ibu sebagian besar dalam kategori sedang sebanyak 60% dan setelah
dilakukan pengukuran ulang dalam waktu enam kali kunjungan kehamilan
diperoleh bahwa nyeri pinggang ibu sebagian besar tetap dalam kategori sedang
sebanyak 50%.Nyeri pinggang umumnya terjadi di trimester III diakibatkan
beban di perut serta karena tulang pinggang bagian bawah terutama di daerah
pinggul tulang belakang membengkok dan ligament meregang. Inilah yang
membuat pinggang ibu hamil sering pegal bahkan terasa nyeri. Disamping
meningkatnya kadar hormone juga membuat tulang rawan pada sendi melunak,
sehingga kelenturannya berkurang dan timbullah sakit pinggang. Pada ibu hamil
terjadi perubahan bodi mekanik sehubungan dengan berubahnya titik tumpu pada
ibu hamil. Hal ini terutama karena pertambahan berat badan diperoleh selama
kehamilan, dengan sebagian besar berat didistribusikan di sekitar perut. Hal ini
menyebabkan pusat gravitasi ibu hamil menggeser ke depan, yang menghasilkan
lebih rendah kelengkungan tulang belakangnya

Pada Nyeri Symphisis Pubis Ibu Hamil pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok
Kontrol menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan pada pengukuran awal
ibu hamil yang mengalami keluhan nyeri pada symphysis pubis sebesar 45%
dalam kategori nyeri ringan, setelah melakukan prenatal yoga sebanyak enam
kali nyeri symphysis pubis pada ibu hamil berubah menjadi kategori tidak nyeri
sebesar 45%. Sedangkan pada kelompok ibu yang tidak melakukan prenatal yoga
pada pengukuran awal nyeri symphysis pubis yang dialami ibu dalam kategori
nyeri sedang sebesar 55% dan setelah diukur ulang dalam enam kali kunjungan
pemeriksaan kehamilan nyeri symphysis ibu hamil dalam kategori sedang
meningkat menjadi 60%.Selain nyeri pinggang peregangan ligament di daerah
tulang kemaluan juga menyebabkan nyeri di daerah kemaluan yang biasa dikenal
dengan symphysis pubis disfunction (SPD). Symphysis pubis disfunction (SPD)
atau Pain Girdle Pelvis (PGP) adalah suatu kondisi yang menyebabkan nyeri
pada satu atau lebih sendi panggul dan kesulitan berjalan, hal ini paling sering
berhubungan dengan kehamilan. Symphysis pubis disfunction dapat disebabkan
diantaranya pada kehamilan terjadi peningkatan dalam jumlah hormone relaksin
yang menyebabkan perlunakan ligament seluruh tubuh akibatnya otot-otot sekitar
punggung bawah dan panggul harus bekerja lebih keras untuk mendukung tubuh
dan dalam beberapa kasus sehingga mengakibatkan rasa sakit, otot panggul yang
biasanya mendukung panggul tidak bekerja secara efektif seperti ketika tidak
dalam kondisi hamil karena berat bayi menekan dasar panggul

Pada Oedema pada Ibu Hamil Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
menunjukkan bahwa pada kelompok ibu yang melakukan prenatal yoga saat
dilakukan pengukuran awal sebagian besar ibu hamil mengalami oedema derajat
2 sebanyak 14 responden (70%) dan setelah melakukan prenatal yoga sebanyak
enam kali terjadi perubahan yaitu sebagian besar ibu hamil mengalami oedema
derajat 1 sebanyak 16 responden (80%). Sedangkan pada kelompok ibu hamil
yang tidak melakukan prenatal yoga pada saat pengukuran awal sebagian besar
ibu mengalami oedema derajat 3 sebanyak 9 responden (45%) dan setelah
dilakukan pengukuran ulang setelah enam kali kunjungan kehamialn sebagian
besar ibu hamil mengalami pedema derajat 2 sebanyak 7 responden (35%).
Semakin besar usia kehamilan ibu, semakin besar edema yang dialami namun
edema yang terjadi adalah edema yang fisiologis yang diakibatkan terus
membesarnya rahim. Bila edema semakin besar akan mengurangi aktivitas ibu,
karena beban tubuh akan bertambah. Edema dapat terjadi semakin parah bila
kadar natrium tinggi dalam tubuh karena sifat natrium (garam) menarik air lebih
banyak ke dalam aliran darah. Bila air terus tertarik dan pembuluh darah menjadi
melebar, pembuluh darah dapat pecah dan akibat dari pembuluh darah pecah
akan menghambat suplay nutrisi ke janin, bila nutrisi kurang menghambat
pertumbuhan janin.

Pada Jenis Persalinan Ibu Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol


menunjukkan bahwa pada kelompok ibu yang melakukan prenatal yoga sebagian
besar jenis persalinannya adalah normal sebanyak 85% sedangkan pada
kelompok ibu yang tidak melakukan prenatal yoga persalinan normal hanya
sebanyak 55%.Persalinan normal adalah persalinan dengan letak belakang kepala
yang berlangsung spontan dalam 24 jam yang dibagi menjadi empat kala tanpa
menimbulkan kerusakan yang lebih pada anak dan ibu. Persalinan normal sering
disebut sebagai persalinan biasa yang artinya kelahiran seorang bayi genap bulan
dengan letak belakang kepala melalui jalan lahir alamiah dengan tenaga ibu
sendiri secara spontan dalam waktu paling lama 18 jam untuk primigravida
dalam kondisi ibu yang tetap sehat dengan kerusakan jalan lahir minimal menjadi
maksimal apabila terjadi rupture perinea tingkat II.

ibu yang melakukan prenatal yoga mempunyai kualitas tidur yang baik sebesar
85% sedangkan ibu yang tidak melakukan prenatal yoga mempunyai kualitas
tidur baik hanya 25%. Hasil analisis data penelitian diperoleh nilai p-value
sebesar 0,002 yang berarti bahwa ada pengaruh prenatal yoga terhadap kualitas
tidur ibu hamil trimester III.Dampak dari gangguan tidur atau kurangnya kualitas
tidur dapat beresiko pada janin, kehamilan dan saat melahirkan. Oleh karena itu
ibu hamil yang mengalami gangguan tidur selama kehamilan dianjurkan untuk
mendapatkan pantauan khusus. ibu hamil yang melakukan prenatal yoga sebagian
besar mengalami nyeri pinggang dalam kategori ringan sebanyak 50% sedangkan
ibu hamil yang tidak melakukan prenatal yoga sebagian besar mengalami nyeri
pinggang dalam kategori sedang sebanyak 50%. Hasil analisis menunjukkan
bahwa p-value 0,001 yang berarti ada Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Nyeri
Pinggang Ibu Hamil Trimester III.Yoga dan senam napas merupakan olahraga
yang dapat meringankan nyeri saat kehamilan. Dengan teknik ini, seorang calon
ibu akan mendapatkan porsi latihan khusus untuk mencegah datangnya nyeri
yang mungkin datang pada saat mengalami kehamilan. Namun, jika calon ibu
sudah mengalami kehamilan, maka latihan fisik yang baik akan mampu
membantu mengurangi nyeri punggung khususnya pada kehamilan trimester III.

variabel yang paling dominan dari pengaruh prenatal yoga terhadap


ketidaknyamanan ibu hamil trimester III adalah variabel Nyeri Symphisis Pubis,
hasil analisis didapatkan Odds ratis (OR) dari variabel nyeri symphysis pubis
responden 6.030 artinya bahwa ibu yang mengikuti prenatal yoga tidak akan
mengalami nyeri symphysis pubis 6 kali lipat dibandingkan ibu yang tidak
mengikuti prenatal yoga. Nyeri sympisis pubis merupakan keluhan subyektif
yang ditandai dengan adanya sekumpulan tanda dan gejala tidak nyaman di
daerah pelvis, termasuk nyeri pelvis yang menjalar sampai ke paha atas dan
perineum yang dapat membatasi pergerakan. 20-50% ibu hamil mengeluhkan
nyeri pelvis hingga usia kehamilan 30 minggu dan semakin banyak prevalensinya
berdasarkan paritas. Beberapa faktor risiko yang menyebabkan nyeri sympisis
pubis diantaranya adalah usia ibu hamil, riwayat nyeri sebelumnya, tingginya
IMT, pendidikan ibu yang rendah, kondisi emosional yang kurang baik,
pekerjaan fisik yang berat, merokok dan jarang berolahraga
Kesimpulan :Ada Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Kualitas Tidur, Nyeri Pinggang, Nyeri
Symphisis Pubis, Oedema, dan Jenis Persalinan pada Ibu Hamil Trimester III.
Variabel yang paling dominan dari Pengaruh Prenatal Yoga terhadap
Ketidaknyamanan dalam Kehamilan Trimester III adalah Nyeri Symphisis Pubis.

Judul KUNJUNGAN ANTENATAL CARE MENURUNKAN KEJADIAN PRE


EKLAMPSIA
Jurnal Keperawatan
Download http://journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/KEP/article/view/440/363
Volume & Halaman Volume VIII, Nomor 1 Halaman 11 – 15
Tahun 2015
Penulis Ratna Rosyidati Rodliyah, Adin Muafiro, Jujuk Proboningsih
Reviewer Sintia Orpa Rakinaung (18014104040)
Tanggal 5 April 2020

Tujuan Penelitian menganalisis hubungan frekuensi kunjungan antenatal care dengan kejadian pre
eklampsia.
Subjek Penelitian klien pre eklampsia yang pernah dirawat di ruang bersalin RSUD dr M.
Soewandie Surabaya dengan besar sampel 25 orang yang dipilih dengan
consecutive sampling
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan retrospektif.
penelitian ini menggunakan pendekatan retrospektif yaitu faktor efek (terjadinya
pre eklampsia) diidentifikasi saat ini sedangkan faktor risiko (frekuensi
kunjungan antenatal care) terjadi pada masa lalu
Langka Penelitian Variabel independen adalah frekuensi kunjungan antenatal care (ANC).
Sedangkan variabel dependen adalah kejadian pre eklampsia. Instrumen
penelitian untuk variabel frekuensi kunjungan antenatal care (ANC)
menggunakan kuesioner berbentuk pertanyaan tertutup jenis multiple choice yang
menyediakan beberapa alternatif jawaban dan responden hanya memilih satu
diantaranya yang sesuai dengan pendapatnya. Adapun tehnik analisa uji statistik
yang digunakan yaitu Fisher’s Exact Test dengan tingkat signifikansi (α) = 0,05.
Hasil Penelitian Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa sebagian besar dari 18 orang yang
teratur dalam frekuensi kunjungan ANC hampir seluruhnya (94,4%) ibu yang
mengalami Pre eklampsia ringan dan sebagian kecil (5,6%) mengalami pre
eklampsia berat (PEB). Sedangkan 7 orang yang tidak teratur dalam frekuensi
kunjungan ANC lebih banyak pada ibu yang mengalami PEB (57,1%)
dibandingkan yang mengalami Pre eklampsia ringan (42,9%).

Pre eklampsia adalah merupakan suatu penyakit dan penyebab utama kematian
pada ibu hamil dan bayi sejak ante natal, intra natal, maupun post natal. Kenaikan
berat badan ½ kg tiap minggu dalam kehamilan masih dianggap normal, tetapi
bila kenaikan berat badan 1 kg perminggu dalam beberapa kali atau 3 kg dalam
sebulan perlu dicurigai adanya tanda-tanda pre eklampsia. Dengan teratur
melakukan ANC maka dapat mendeteksi secara dini adanya kelainan terutama
yang berhubungan dengan pre eklampsia sehingga kejadian pre eklampsia ringan,
pre eklampsia berat maupun eklampsia dapat dicegah dan dilakukan penanganan
yang tepat. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa frekuensi kunjungan ANC
yang teratur besar pengaruhnya pada kejadian pre eklampsia pada ibu hamil.

Untuk mencapai keberhasilan keteraturan ANC diperlukan upaya meningkatkan


pengetahuan ibu, keluarga dan masyarakat tentang ANC, hal ini sesuai dengan
kebijakan dan strategi Departemen kesehatan tentang peningkatan keteraturan
ANC yang menitik beratkan pada pemberdayaan masyarakat dan keluarga untuk
mendukung ibu hamil dalam melaksanakan tugas sesuai kodratnya, salah satunya
dengan teratur memeriksakan kehamilan . Keberhasilan pemeriksaan kehamilan
selain tergantung pada petugas kesehatan juga perlu partisipasi ibu hamil itu
sendiri. Oleh karena itu perlu adanya penyuluhan yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan,
terutama pada ibu hamil primigravida. Agar ibu hamil dapat teratur dalam
melakukan pemeriksaan kehamilan, maka dapat dilakukan upaya antara lain
dengan pemberian KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) tentang kehamilan
sehingga ibu hamil dapat mengetahui apa dan bagaimana cara melewati
kehamilan dengan lancar dengan harapan dapat mencegah kesakitan dan
kematian ibu.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian kunjungan ANC dan kejadian pre eklampsi dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil melakukan kunjungan ANC secara
teratur dan hampir seluruhnya ibu hamil mengalami pre eklampsia ringan. Ada
hubungan antara kunjungan ANC dengan kejadian pre eklampsia dimana ibu
yang melakukan ANC secara teratur cenderung mengalami pre eklampsi ringan
sebaliknya kunjungan ANC tidak teratur cenderung mengalami pre eklampsi
berat. Hasil penelitian ini menyarankan keluarga dan masyarakat dapat
mendukung ibu hamil untuk lebih teratur dalam melakukan pemeriksaan
kehamilannya, agar ibu dapat melewati masa kehamilan dan kelahiran dengan
selamat dan mempunyai bayi yang sehat, dalam rangka turut meningkatkan
pemberian pelayanan antenatal kepada semua ibu hamil khususnya yang
mengalami pre eklampsi sehingga dapat mengurangi angka kematian ibu maupun
bayi. menciptakan generasi bangsa yang berkualitas. Institusi pelayanan
hendaknya
Judul KELAS PRENATAL YOGA MENGATASI NYERI PUNGGUNG DAN
KRAM: PERSEPSI IBU HAMIL TRIMESTER 3
Jurnal Publikasi Kebidanan
Download http://ojs.akbidylpp.ac.id/index.php/Prada/article/view/487
Volume & Halaman Volume 10, Nomor. 1,Halaman 1 – 12
Tahun 2019
Penulis Kudarti , Ratna Widhayanti
Reviewer Sintia Orpa Rakinaung (18014104040)
Tanggal 5 April 2020

Tujuan Penelitian mengetahui persepsi ibu hamil trimester 3 yang mengikuti kelas prenatal yoga
dalam mengurangi keluhan nyeri punggung dan kram.
Subjek Penelitian ibu hamil yang telah mengikuti kelas prenatal yoga sejumlah 5 orang yang secara
rutin mengikuti paling sedikit 3 kali pada umur kehamilan di atas 28 minggu
Metode Penelitian Desain penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif studi kasus. Teknik
analisa data menggunakan analisis isi (content analysis) dengan cara mereduksi
atau memilah data yang penting dari hasil wawancara, menyajikan data dalam
bentuk uraian singkat dan mengambil kesimpulan serta melakukan verifikasi dari
keseluruhan data yang telah terkumpul.
Langka Penelitian Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam (indept
interview) pada subjek penelitian mengenai keluhan maupun ketidaknyamanan
tentang nyeri punggung dan kram. Subjek penelitian penelitian pada penelitian
kualitatif menggunakan istilah informan. Informan yang di tetapkan sebagai
subjek penelitian di pilih peneliti secara purposive, yaitu informan yang di pilih
telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh peneliti sejumlah 5 orang ibu
hamil.
Hasil Penelitian Kebanyakan asana (pose) yang dilatih secara normal dapat dilakukan selama
kehamilan, tentunya dengan beberapa modifikasi. Manfaatnya diantaranya
berbagai posisi yoga membantu menjaga agar tubuh tetap kuat dan lentur sejalan
dengan semakin membesarnya kehamilan. Berbagai posisi yoga menguatkan
otototot punggung yang dibutuhkan sebagai penopang. Latihan yang teratur dapat
mengurangi gejala-gejala yang normal terjadi pada kehamilan.

Pada trimester ketiga pada umur kehamilan sekitar 34 dan 40 minggu, tubuh
mulai mengalami perubahan lebih berat karena bayi sudah mulai tumbuh dengan
pesat dan tubuh bergerak menuju persiapan untuk kelahiran sehingga fokus yang
dilakukanadalah pada tulang belakang dan kekuatan serta keseimbangan panggul.
Gerakan mengangkat panggul bermanfaat untuk meningkatkan kelenturan otot
panggul dan mengurangi sakit punggung lumbal. Posisi peregangan monyet
bermanfaat untuk melenturkan otot panggul dan membuka panggul. Gerakan ini
juga dapat mengurangi sakit punggung bagian bawah, mengencangkan otot-otot
sekitar bokong. Posisi svanasana berfungsi untuk mengencangkan dan
menguatkan punggung leher serta bahu sehingga dapat mengatasi ketegangan
akibat terlalu lama duduk. Pada akhir kehamilan persendian panggul mulai lentur
untuk membuka jalan keluar bagi bayi saat persalinan. Perut yang semakin
membesar menyebabkan beban yang berat pada otot tulang pinggang dan
punggung. prenatal yoga dapat mengurangi nyeri punggung karena gerakan-
gerakan yang ada pada prenatal yoga ini akan dapat melenturkan otot-otot yang
ada disekitar tulang punggung dan kelenturan tubuh. Sehingga rasa nyeri akan
berkurang dan pergerakan tubuh akan terasa nyaman.

manfaat latihan yoga bagi ibu hamil yaitu dapat meringankan edema dan kram
yang sering terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan, membantu posisi bayi
dan pergerakan, meningkatkan sistem pencernaan dan nafsu makan,
meningkatkan energi dan memperlambat metabolisme untuk memulihkan
ketenangan dan fokus. Selain itu juga dapat meredakan ketegangan di sekitar
leher rahim dan jalan lahir, yang berfokus pada membuka pelvis untuk
mempermudah persalinan. prenatal yoga dapat mengurangi kram pada kaki
karena gerakan-gerakan yang ada pada prenatal yoga dapat merilekskan otot-otot
dan memperlancar sirkulasi peredaran darah, sehingga saluran peredaran darah
tidak akan tersumbat., peredaran darah akan lancer sehingga kram pada kaki akan
berkurang
Senam yoga pada kehamilan pada wanita yang bekerja, tentunya apabila senam
yoga pada kehamilan itu dilakukan dengan pengawasan ahli. Salah satu cara
terbaik untuk memastikan dapat berolahraga secara teratur adalah dengan
mengikuti kelompok olahraga dan kebugaran prenatal. Karena ibu hamil yang
mengikuti kelas-kelas tersebut akan menjadi cukup bersemangat dalam menjalani
kehamilan dan menyongsong persalinan yang akan datang.
Informan triangulasi dalam penelitian ini adalah pasangan/ suami dari ibu hamil
yang mendampingi ibu hamil dalam mengikuti prenatal yoga. Dukungan
pasangan yaitu suami merupakan hal yang sangat penting bagi ibu hamil.
Dukungan dari suami akan memberikan pengaruh psikologis yang sangat di
butuhkan oleh ibu hamil dalam menjalani kehamilan dengan segala
ketidaknyamanan yang dirasakan. Selain itu suami/pasangan juga yang
mendampingi ibu secara langsung dan melihat secara langsung maupun tempat
ibu berkeluh kesah terkait dengan keluhan yang dirasakan maupun efek langsung
yang dirasakan ibu hamil setelah mengikuti prenatal yoga. Prenatal gentle yoga
yang menjadi kebiasaan dan gaya hidup serta dilakukan latihan secara bertahap
dan teratur akan membantu memelihara diri dan bayi dan mempersiapkan tubuh
dan pikiran
Kesimpulan ibu hamil yang mengikuti kelas prenatal yoga secara teratur dapat mengurangi
keluhan pegel, nyeri punggung maupun kram yang sering dialami oleh ibu pada
kehahamilan trimester 3. Prenatal yoga yang dilakukan secara teratur yang di
pandu oleh instruktur yoga yang sudah tersertifikasi dapat mengurangi keluhan
sakit punggung, pegel dan kram pada kehamilan trimester akhir.
Judul EFEKTIVITAS PERLAKUAN SENAM HAMIL DAN PERLAKUAN
PRENATAL YOGA TERHADAP PENURUNAN NYERI PUNGGUNG
IBU HAMIL
Jurnal Publikasi Kebidanan
Download http://www.ojs.akbidylpp.ac.id/index.php/Prada/article/view/500
Volume & Halaman Vol. 10 No. 1 hlm. 121-129
Tahun 2019
Penulis Nazilla Nugraheni, Romdiyah
Reviewer Sintia Orpa Rakinaung (18014104040)
Tanggal 5 April 2020

Tujuan Penelitian mengetahui efektifitas perlakuan senam hamil dan perlakuan prenatal yoga
terhadap penurunan nyeri punggung pada ibu hamil
Subjek Penelitian Ibu yang saat penelitian ada ditempat, Ibu yang kooperatif, Ibu hamil trimester III
(28 – 37 minggu), Ibu yang tidak memiliki komplikasi dalam kehamilan seperti:
Nyeri punggung, preeklamsi, plasenta previa, hipertensi dan penyakit jantung.
Metode Penelitian Penelitian Quasi exsperiment Non Equivalent Pretest and Post Test Control
Group Design.
Langka Penelitian Metode quasi exsperiment Non Equivalent Pre And Post Test Control Group
Design dengan pengambilan sampel purposive sampling, Subjek penelitian 34
responden yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu senam hamil dan prenatal Yoga
Pengumpulan data dengan mengukur skala Visual Analog Scale (VAS) Analisa
data menggunakan uji statistik Wilcoxon dan Mann Whiteney
Hasil Penelitian kelompok perlakuan preantal Yoga lebih besar 1,29 0,47 dibandingkan kelompok
senam hamil 2,06 0,74 dengan rerata penurunan selisih point 0,71 dan P-value
0,01<0,05 Perbedaan Efektivitas Penurunan Nyeri Punggung Pada Kelompok
Senam Hamil dan Prenatal Yoga menunjukkan bahwa penurunan nyeri punggung
pada kelompok prenatal Yoga lebih tinggi 1,71 dari rerata nyeri pretest (3,00)
dikurangi nyeri posttest (1,29) dibandingkan kelompok senam hamil 1 dari rerata
nyeri pretest (3,06) dikurangi nyeri posttest (2,06). Berdasarkan hasil uji Mann
Whitney U =0.05 diperoleh Sum of Ranks pada kelompok senam hamil 378,00
kelompok senam Yoga 217,00. Tes statistic Mann-Whitney U diperoleh harga U
64,000 dan P 0.01 < 0,05 yang berarti penurunan nyeri punggung pada kelompok
yang diberi perlakuan Prenatal Yoga lebih tinggi dibandingkan kelompok
perlakuan senam hamil.

Nyeri punggung bawah responden sesudah diberikan perlakuan senam hamil,


sebagian besar nyeri punggung berkurang dengan kriteria 4 orang (23,5%) tidak
mengalami nyeri dan 8 orang (47,1%) dengan nyeri ringan dan nyeri sedang
berjumlah 5 orang (29,4%). Pada kelompok senam hamil tingkat nyeri punggung
Nazilla Nugraheni, dkk, Efektivitas Perlakuan Senam... 127 semakin turun
dibandingkan sebelum mendapatkan senam hamil. Keluhan nyeri punggung ini
dapat hilang dengan melakukan gerakan fisik yang bertahap atau sedikit demi
sedikit sampai tahapan yang dianjurkan tercapai dan diharapkan keluhan-keluhan
sendi akan hilang. Perlakuan lebih dari dua minggu akan lebih bermakna
dibandingkan penggunaan dalam waktu yang singkat.

Dari hasil uji statistik nyeri responden sebelum diberikan senam hamil rata- rata
skor nyeri 3,06 menjadi 2,06 setelah diberi perlakuan dengan standar deviasi 0,56
dengan p value < 0,001 (p< 0,05). Menurut Mulyata (2005). mengungkapkan
bahwa senam hamil bermanfaat melemaskan otot persendian, panggul lebih
elastisitas serta membantu menurunkan nyeri punggung (Fiori, 2005). Diakhir
progam senam hamil, terdapat gerakan relaksasi otot dan pernafasan, yang
berefek sebagai penenang psikologis ibu hamil.

Pada kelompok setelah perlakuan prenatal yoga Responden sebagian besar nyeri
responden menurun yaitu dengan mayoritas tidak nyeri sejumlah (70,6%)
sedangkan nyeri ringan (29,4%). Gerakan dengan intensitas yang lembut prenatal
yoga bermanfaat merileksasikan tubuh, menenangkan pikiran serta membatu
melenturkan otot-otot tubuh jika dilakukan dengan pikiran fokus, rileks dan
tenang. Hal ini sesuai peneltian Jeniffer (2012). Prenatal Yoga membantu
mengurangi nyeri punggung dan gejala ketidaknyamanan pada ibu hamil. Setelah
dilakukan prenatal Yoga tingkat nyeri punggung ibu hamil cenderung menurun,
yaitu sebesar 40% dari tingkat nyeri responden rata-rata 3,00 menjadi 1,71 saat
post test dengan standar deviasi 0,556 dengan p value < 0,001 Hal ini berarti
terdapat pengaruh tingkatan nyeri punggung sebelum dan setelah dilakukan
prenatal yoga. Dari hasil kedua kelompok sama- sama berpengaruh menurukan
nyeri punggung pada kelompok prenatal yoga lebih tinggi 1,71 dibandingkan
kelompok perlakuan senam hamil denan penurunan 1 setelah dilakukan uji
Mann-Whitney. P 0,00 < 0,05 pada kelompok perlakuan senam hamil 378,00 dan
kelompok perlakuan prenatal Yoga 217.00 ada perbedaan penurunan nyeri
punggung dengan perbedaan rata-rata 0,71 point. Penurunan ini tidak dipengarui
oleh variabel (pendidikan, pekerjaan, umur dan gravida).
Kesimpulan Berdasarkan Hasil uji statistik menunjukkan bahwa Prenatal Yoga lebih efektif
menurunkan nyeri punggung dengan p-value 0.01 dengan selisih rerata 0,71 point
sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima. Prenatal Yoga efektif
membantu menurunkan nyeri punggung pada ibu hamil.

Judul PRENATAL YOGA DAN KONDISI KESEHATAN IBU HAMIL


Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan
Download https://ejr.stikesmuhkudus.ac.id/index.php/jikk/article/view/623/370
Volume & Halaman Volume 10, Nomor 1,halaman 49 – 56
Tahun 2019
Penulis Islamia, Titik Ariyanti
Reviewer Sintia Orpa Rakinaung (18014104040)
Tanggal 5 April 2020

Tujuan Penelitian mengetahui hubungan prenatal yoga dengan kondisi kesehatan ibu. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian pre post test
Subjek Penelitian ibu hamil di klinik pratama Budi Luhur kabupaten Kudus
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre post test.
Langka Penelitian Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian
dianalisis menggunakan uji statisik marginal homogeinity.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasi uji statitic Marginal Homogenity terdapat perbedaan signifikan
kondisi kesehatan ibu sebelum dan setelah melakukan prenatal yoga dengan nilai
p 0.000 (p<0.005). Hal ini dapat dilihat dari munculnya keluhan sebelum
mengikuti prenatal yoga dan setelah mengikuti prenatal yoga. yoga. Latihan yoga
pada kehamilan dapat membantu pernafasan ibu, keseimbangan tubuh dan
membuat otot-otot menjadi kuat yang mendukung proses kehamilan berlangsung
dengan baik serta mempersiapkan proses persalinan. Beberapa pose yang
dilaksanakan selama prenatal yoga ditujukan untuk membantu ibu mengurangi
berbagai keluhan kehamilan. Selain meningkatkan kondisi fisik ibu, yoga juga
dapat mengurangi stres selama masa kehalamilan. Hal ini turut berperan dalam
mendukung proses penerimaan perubahan kondisi fisik oleh ibu selama hamil.

Penelitian lain menyebutkan bahwa prenatal yoga merupakan terapi yang cepat
berkembang sebagai terapi non invasif. Yoga mempunyai keuntungan baik pada
aspek psikologis maupun fisiologis ibu hamil dan menurunkan kecemasan secara
umum. Kecemasan pada masa kehamilan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain pengetahuan ibu tentang proses kehamilan, tingkat sosial ekonomi,
perubahan fisik selama kehamilan serta penerimaan keluarga terhadap kehamilan
itu sendiri.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, yoga dapat mengurangi nyeri
punggung, meningkatkan vitalitas pada pasien kanker payudara, dan menurunkan
inflamasi. Dalam beberapa tahun terakhir, prenatal yoga dilaporkan untuk
mengurangi stres psikis dan kecemasan, nyeri pungung, risiko tinggi komplikasi
kehamilan, dan mempengaruhi lama persalinan. Penelitian lain juga menyebutkan
dampak yoga terhadap persalinan prematur. Kegiatan prenatal yoga berhubungan
signifikan dengan rendahnya penggunaan ritrodine hydrochloride. Ritodrine
hydrochloride diketahui sebagai salah satu obat untuk pencegahan persalinan
prematur. Dengan demikian, prenatal yoga dapat membantu meningkatkan
kondisi kesehatan ibu hamil yang berdampak pada kondisi kesehatan janin,
sehingga persalinan prematur dapat dicegah.
Kesimpulan 1. Karakteristik reponden dlihat dari usia, paritas dan gestasi. Untuk usia
reponden 93% di usia reproduksi sehat, sisanya 6.9 % di usia lebih dari 35.
Paritas reponden; primigravida 65%, multigravida 31% sisanya paritas lebih
dari 4 yaitu 3.4%. Usia kehamilan/gestasi 75.9% merupakan ibu hamil
trimester 3, 20.7% trimester 2 dan 3.4% trimester 1.
2. Frekuensi yoga reponden 44.8 % melakukan sebanyak 5-10 kali, 27.6%
lebih dari 10 kali dan 27.6% kurang dari 5 kali.
3. Kondisi kesehatan ibu sebelum prenatal yoga mengalami satu hingga tiga
keluhan kehamilan sebanyak 69%, sisanya lebih dari tiga keluhan 31%.
4. Kondisi kesehatan ibu setelah melakukan prenatal yoga 58.6% tidak
mengalami keluhan kehamilan dan 41% mengalami satu hingga tiga keluhan
karena kehamilan.
5. Hasil uji statitik Marginal homogeneity diperoleh nilai p=0.000, yang
maknanya ada pengaruh prenatal yoga terhadap kondisi kesehatan ibu
selama kehamilan.

Judul PENGARUH YOGA PRENATALTERHADAP NYERI PUNGGUNG


PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III DI LIA AZZAHRA MOM &
BABY SPA TEGAL
Jurnal Kebidanan
Download https://ejr.stikesmuhkudus.ac.id/index.php/ijb/article/view/756/452
Volume & Halaman Volume 3, Nomor 2, Halaman 67 – 72
Tahun 2019
Penulis Sri Tanjung Rejeki , Yuni Fitriani
Reviewer Sintia Orpa Rakinaung (18014104040)
Tanggal 5 April 2020

Tujuan Penelitian untuk mengetahui pengaruh yoga prenatal terhadap nyeri punggung pada
ibu hamil trimester II dan III.
Subjek Penelitian ibu hamil Trimester II dan III yang mengalami nyeri punggung bawah,
Metode Penelitian penelitian eksperimental dengan bentuk penelitian eksperimen semu (quasi
experiment) Desain penelitian Pretest and Postest Without Control Group Design.
Langka Penelitian teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Data penelitian diambil
dengan menggunakan kuesioner Numeric Pain Rating Scale (NPRS). Data
dianalisis menggunakan system komputerisasi SPSS dengan uji normalitas data
Shapiro wilk dan Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed Rank
Test).
Hasil Penelitian Hasil analisa menunjukkan rata-rata tingkat nyeri punggung sebelum perlakuan
yoga prenatal sebesar 2,2333 dan rata-rata tingkat nyeri punggung setelah
perlakuan yoga prenatal sebesar 0,7333 dan nilai p value sebesar 0,000, sehingga
dapat disimpulkan bahwa yoga prenatal berpengaruh dalam menurunkan nyeri
punggung pada ibu hamil trimester II dan III. Nyeri punggung adalah salah satu
rasa tidak nyaman yang paling umum selama kehamilan. Nyeri punggung dapat
terjadi karena adanya tekanan pada otot punggung ataupun pergeseran pada
tulang punggung sehingga menyebabkan sendi tertekan. Seiring dengan
membesarnya uterus, maka pusat gravitasi pada wanita hamil akan berpindah
kearah depan perpindahan ini akan menyebabkan ibu harus menyesuaikan posisi
berdirinya. Perubahan tubuh seperti ini dapat memicu lengkung lembur (lordosis)
dan lengkung kompensasi spinalis torak (kifosis). Mekanisme semacam ini akan
terjadi pada bulan keempat dan kesembilan pada masa kehamilan, dan akan
berlangsung sampai 12 minggu setelah melahirkan. Upaya yang dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan dalam pencegahan atau penanganan nyeri punggung pada
ibu hamil salah satunya yaitu olahraga. Yoga merupakan salah satu bentuk
olahraga yang dapat dilakukan oleh ibu hamil, karena dengan sering melakukan
yoga akan menemukan gerakan-gerakan yang dapat meminimalkan bahkan
menghilangkan ketidaknyamanan yang seringkali dirasakan selama masa
kehamilan salah satunya adalah nyeri punggung.

Berdasarkan penelitian Efektifitas Prenatal Yoga terhadap pengurangan keluhan


fisik Pada ibu hamil Trimester III menyatakan Yoga prenatal mengurangi
keluhan fisik yang dialami ibu hamil seperti nyeri punggung atas dan bawah,
pusing, kram pada kaki, kostipasi/sembelit, spasme otot, perut kembung,
kesemutan pada jari tangan dan kaki, sesak nafas, pusing, kram pada kaki. Hal ini
juga didukung oleh hasil penelitian yang menyatakan yoga dapat mengurangi dan
menghilangkan ketidaknyaman yang terjadi dalam kehamilan serta meningkatkan
kekuatan otot yang sangat bermanfaat dalam mencegah back pain pada ibu hamil.
Latihan yoga tidak hanya menguatkan otot-otot bahu, belakang dan kaki, tetapi
juga memperoleh posisi tubuh yang benar, dimana hal tersebut dapat mengurangi
nyeri punggung pada wanita hamil.

Latihan yoga secara teratur 1-2 kali seminggu dengan lama latihan 1-1,5 jam
dapat membantu meregangkan dan membina otot, serta menguatkan tulang dan
melenturkan sendi. Postur yoga (Asana) menstimulasi pengeluaran hormon
endorphin yang menciptkan rasa nyaman pada tubuh. Yoga sangat cocok untuk
dilakukan wanita hamil karena kegiatannya tidak hanya bersifat fisik semata,
dengan melakukan yoga dapat dicapai kondisi sehat lengkap yang meliputi
kesehatan fisik, menta,sosial dan spiritual.
Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yoga prenatal terhadap
penurunan intensitas nyeri punggung pada ibu hamil trimester II dan III
Diharapkan ibu hamil melakukan yoga prenatal secara teratur untuk mendapatkan
manfaat yang optimal.

Judul EFEKTIVITAS PRENATAL YOGA TERHADAP PENGURANGAN


KELUHAN FISIK PADA IBU HAMIL TRIMESTER III
Jurnal Kesehatan
Download https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/763/666
Volume & Halaman Volume 9, Nomor 1
Tahun 2018
Penulis Rafika
Reviewer Sintia Orpa Rakinaung (18014104040)
Tanggal 5 April 2020

Tujuan Penelitian untuk mengetahui efektifitas prenatal yoga terhadap pengurangan keluhan fisik
ibu hamil trimester III.
Subjek Penelitian ibu hamil trimester III
Metode Penelitian Jenis penelitian Quasi Experiment dengan menggunakan pendekatan Non
Equivalent Control Group
Langka Penelitian Alat ukur berupa lembar kuisioner dengan wawancara sebelum (pre-test)
mengenai keluhan fisik yang dialami ibu hamil trimester III baik kelompok
intervensi maupun kelompok kontrol.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, semua responden merasakan 11 keluhan fisik
sebelum prenatal yoga dan responden mengalami pengurangan keluhan fisik
setelah dilakukan prenatal yoga diantaranya spasme otot, perut kembung,
kesemutan pada jari tangan dan kaki, sesak nafas, pusing, kram pada kaki,
konstipasi/sembelit, susah tidur dan nyeri punggung atas dan bawah. bahwa
dengan berlatih yoga pada masa kehamilan merupakan salah satu solusi yang
bermanfaat sebagai media self help yang akan mengurangi ketidaknyamanan
selama masa hamil, membantu proses persalinan, dan bahkan mempersiapkan
mental untuk masa-masa awal setelah melahirkan dan saat membesarkan anak.
Ibu hamil yang berolahraga secara teratur, tingkat laporan mengalami
ketidaknyamanan selama kehamilan lebih rendah dan penyembuhan lebih cepat
daripada yang tidak berolahraga selama kehamilan.

manfaat latihan yoga bagi ibu hamil, bersalin dan nifas yaitu dapat meringankan
edema dan kram yang sering terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan,
membantu posisi bayi dan pergerakan, meningkatkan sistem pencernaan dan
nafsu makan, meningkatkan energi dan memperlambat metabolisme untuk
memulihkan ketenangan dan fokus, mengurangi rasa mual, morning sickness dan
suasana hati, meredakan ketegangan di sekitar leher rahim dan jalan lahir, yang
berfokus pada membuka pelvis untuk mempermudah persalinan, membantu
dalam perawatan pasca kelahiran dengan mengembalikan uterus, perut dan dasar
panggul, mengurangi ketegangan, cemas dan depresi selama hamil, persalinan
nifas dan ketidaknyamanan payudara.

yoga yang dilakukan oleh ibu hamil secara teratur ternyata banyak manfaatnya
bagi ibu dan janin. Diantaranya meningkatkan berat badan bayi saat dilahirkan,
mengurangi terjadinya kelahiran prematur dan berbagai komplikasi kehamilan.
Latihan yoga yang dilakukan diantaranya mencakup berbagai relaksasi, mengatur
postur (yoga asana), olah napas dan meditasi selama satu jam, rutin setiap hari.
Hasilnya, 14% kelompok rajin yoga yang melahirkan bayi prematur, sementara
kelompok yang tidak beryoga 20%. Selain itu kelompok beryoga juga lebih
rendah tekanan darahnya. yoga juga mengurangi rasa dan menghilangkan
beberapa ketidaknyamanan dalam kehamilan, meningkatkan kekuatan otot yang
khususnya sangat bermanfaat dalam mencegah back pain, dapat membantu
wanita merasa lebih lincah dan gesit, serta keseimbangan perubahan berat badan
dan memfasilitasi perubahan gaya gravitasi saat kehamilan. Latihan yoga dalam
penelitian ini tidak hanya menguatkan kelompok otot-otot bahu, belakang dan
kaki. Tetapi juga membantu memperoleh posisi tubuh yang benar, dimana hal-hal
tersebut dapat mengurangi nyeri punggung pada wanita hamil.

selama kehamilan wanita mengalami banyak ketidaknyamanan yang mungkin


saja bukan merupakan sebuah symptom yang terisolasi, tetapi semua masalah
yang terintegrasi dan salah satu keluhan dapat memperparah keluhan lain.
Penelitian terbaru mengindikasikan bahwa wanita hamil dengan tingkat stres dan
kegelisahan yang tinggi memiliki risiko melahirkan janin yang tidak sehat.
Selama wanita hamil mengalami stres seluruh sistem regulasi stres teraktivasi
yang menyebabkan berbagai hormon seperti Kortikotropin Relasing Hormone,
Adenocotikotropin Relaxing Hormone, Kortisol dan nor adrenalin dilepaskan
pada sirkulasi darah, wanita hamil memiliki respon yang berbeda-beda terhadap
stimulus stres tersebut tergantung pada pengalaman sebelumnya, faktor genetik,
dukungan social atau kepribadian. Yoga adalah salah satu solusi dari sekian
banyak alternatif yang baik dalam meningkatkan kenyamanan ibu selama
kehamilan pergerakkan yang tersinkronisasi pada Senam hamil Yoga pada
kelompok intevensi skor kenyamanan secara konsisten lebih tinggi daripada
kelompok kontrol. Ibu hamil pada kelompok intervensi memiliki skor
kenyamanan 3 kali lebih nyaman berdasarkan lembar observasi kenyamanan
maternal dan 6 kali lebih nyaman berdasarkan analog visual scale, walaupun ibu
hamil pada kelompok kontrol juga mengalami penurunan kenyamanan yang
alamiah selama kehamilan. Seluruh aspek praktek yoga membawa ibu pada
keadaan relaksasi yang dalam dimana ibu merasakan kenyamanan di dalam tubuh
dan pikirannya. Yoga dapat membantu wanita hamil dengan memberikannya alat
yang dibutuhannya untuk menjalani kehamilan yang nyaman.

Responden dengan keluhan tidak mengalami pengurangan yaitu sering buang air
kecil dan bengkak pada kaki. Dimana pembesaran ureter kiri dan kanan
dipengaruhi oleh horman progesteron, tetapi kanan lebih membesar karena uterus
lebih sering memutar ke kanan (hidroureter dextra) dan pielitis detra lebih sering.
Poliuria karena peningkatan filtrasi glomerulus. Trimester I kehamilan kandung
kemih tertekan uterus yang mulai membesar, akibatnya ibu sering kencing.
Trimester II kehamilan dimana uterus telah keluar dari rongga pelvis gejala
sering kecing tidak di jumpai lagi. Trimester III, bila kepala janin mulai turun ke
PAP, keluhan sering kencing timbul lagi karena kandung kemih tertekan. pada
ibu hamil terjadi perubahan fisiologis yang tidak hanya berhubungan dengan
bentuk dan berat badan, tetapi juga perubahan biokimia, fisiologis, bahkan
emosional yang merupakan konsekuensi dari pertumbuhan janin dalam rahim.
Sejalan dengan pertumbuhan janin dan mendorong diafragma ke atas, bentuk dan
ukuran rongga dada berubah tetapi tidak membuatnya lebih kecil. Kapasitas paru
terhadap udara inspirasi tetap sama seperti sebelum hamil atau mungkin berubah
dengan berarti. Kecepatan pernapasan dan kapasitas vital tidak berubah. Volume
tidal, volume ventilator permenit, dan ambilan oksigen meningkat. Karena bentuk
dari rongga torak berubah dan karena bernapas lebih cepat, sekitar 60% wanita
hamil mengeluh sesak nafas.

Pada wanita hamil terjadi perubahanperubahan yang sangat spesifik, yaitu


perubahan pada sistem reproduksi, sistem intergumen, sistem endokrin, sistem
kardiovaskuler, sistem muskuloskuletal, sistem pernapasan, sistem
gastrointestinal (pencernaan), dan sistem perkemihan. Perubahan ini merupakan
hal yang wajar dan normal yang tidak perlu ditakuti. Perubahan-perubahan yang
terjadi selama kehamilan akan kembali seperti keadaan sebelum hamil, setelah
proses persalinan dan menyusui selesai
Kelemahan Penelitian penelitian ini hanya dilakukan sekali intervensi latihan yoga, sehingga
pengurangan keluhan fisik tidak semua terjadi.
Kesimpulan Keluhan fisik yang berkurang setelah prenatal yoga diantaranya spasme otot,
perut kembung, kesemutan pada jari tangan dan kaki, sesak nafas, pusing, kram
pada kaki, konstipasi/sembelit, susah tidur, nyeri punggung atas dan bawah.
Prenatal yoga efektif terhadap pengurangan keluhan fisik ibu hamil trimester III
di Wilayah Kerja Puskesmas Kamonji.
Judul YOGA PRENATAL TRIMESTER III DAPAT MEMPERCEPAT LAMA
KALA II PERSALINAN PADA IBU PRIMIGRAVIDA
Jurnal Kebidanan
Download http://www.ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/article/view/1441/pdf
Volume & Halaman Volume 5, Nomor 3, Halaman 292 – 298
Tahun 2019
Penulis Ratna Dewi Putri, Husnaini, Sunarsih
Reviewer Sintia Orpa Rakinaung (18014104040)
Tanggal 5 April 2020

Tujuan Penelitian Diketahui pengaruh senam yoga prenatal Trimester III Terhadap Lama Kala II
Persalinan pada Ibu Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Metro Pusat Kota
Metro Provinsi Lampung Tahun 2018
Subjek Penelitian ibu bersalin primigravida Trimester III,
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Two Group Post
Test dimana dalam rancangan ini menggunakan kelompok kontrol sebagai garis
dasar untuk dibandingkan dengan kelompok yang diberikan perlakuan
Langka Penelitian sampel 30 ibu terbagi menjadi dua kelompok 15 ibu bersalin primigravida
trimester III yang menggikuti senam yoga prenatal dan 15 ibu bersalin
primigravida trimester III yang tidak mengikuti senam yoga prenatal, teknik
samplingpurposive sampling. Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik
menggunakan uji t independent
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, diketahui ratarata (mean) lama kala II persalinan
pada ibu primigravida yang mengikuti senam yoga adalah 21,67 menit dengan
standar deviasi sebesar 7,48 menit. Kala II lama adalah ketika serviks mencapai
dilatasi penuh, jangka sampai terjadinya kelahiran tidak boleh melewati 2 jam
pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pengalaman menunjukkan
bahwa setelah batas waktu ini, morbiditas maternal dan fetal akan meningkat.
Sekitarnya terjadi gawat janin atau ibu, tindakan segera merupakan indikasi.
Banyak faktor yang menyebabkan kala II lama anatara lain: disproporsi
sefalopelvik, malpresentasi dan malposisi, persalinan tidak efektif, serta distosia
jaringan lunak.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui ratarata (mean) lama kala II persalinan


pada ibu primigravida yang tidak mengikuti senam yoga adalah 44,67 menit
dengan standar deviasi sebesar 12,74 menit. Berdasarkan uraian di atas, maka
diketahui rata-rata (mean) lama kala II persalinan pada ibu primigravida yang
tidak mengikuti senam yoga lebih lama dibandingkan dengan ibu yang mengikuti
senam yoga.

Berdasarkan hasil uji T Test diketahui ada pengaruh senam yoga prenatal
trimester III terhadap lama kala II persalinan pada ibu primigravida ( p value :
0,000) ibu primigravida yang melakukan yoga prenatal rata rata mengalami kala
II selama 21, 67 menit yang mana lebih cepat bila dibandingkan dengan ibu yang
tidak yoga. Yoga adalah cara yang baik untuk mempersiapkan persalinan karena
teknik latihannya menitik beratkan pada pengendalian otot, teknik pernapasan,
relaksasi, ketenangan pikiran. Yoga sangat berperan dalam mempersiapkan
proses kelahiran ibu hamil dikarenakan perubahan fisik dan perubahan psikis
yang dialaminya.

Yoga juga bermanfaat dalam melatih dan menguasai teknik pernafasan yang
berperan penting selama kehamilan dan proses persalinan. Kegunaan dari latihan
dasar pernafasan yaitu melatih ketegangan, mempercepat sirkulasi darah serta
mencukupi kebutuhan oksigen bagi ibu dan janinnya. Manfaat yang tak kalah
pentingnya yaitu memperkuat dan mempertahankan elastisitas otototot dinding
perut, ligamentum, otot-otot dasar pangul dan otot paha bagian dalam, dengan
demikian proses persalinan dapat dikuasai. Proses relaksasi akan sempurna
dengan melakukan kontraksi dan relaksasi yang diperlukan untuk mengatasi
ketegangan atau rasa sakit saat proses persalinan. Salah satu latihan menguatkan
dan mempertahankan elastisitas adalah latihan menguatkan otot dasar panggul
yang kegunaannya adalah melemaskan otot dasar panggul yang kuat dalam
keadaan yang santai. Pada saat mengejan otot akan mengendur secara aktif
sehingga kepala bayi akan keluar dengan mudah, dengan demikian akan
memperlancar dalam proses persalinan

Yoga prenatal bermanfaat dalam melatih dan menguasai teknik pernafasan yang
berperan penting selama kehamilan dan proses persalinan. Kegunaan dari latihan
dasar pernafasan yaitu melatih ketegangan, mempercepat sirkulasi darah serta
mencukupi kebutuhan oksigen bagi ibu dan janinnya. Manfaat yang tak kalah
pentingnya yaitu memperkuat dan mempertahankan elastisitas otototot dinding
perut, ligamentum, otot-otot dasar pangul dan otot paha bagian dalam, dengan
demikian proses persalinan dapat dikuasai. Proses relaksasi akan sempurna
dengan melakukan kontraksi dan relaksasi yang diperlukan untuk mengatasi
ketegangan atau rasa sakit saat proses persalinan. Salah satu latihan menguatkan
dan mempertahankan elastisitas adalah latihan menguatkan otot dasar panggul
yang kegunaannya adalah melemaskan otot dasar panggul yang kuat dalam
keadaan yang santai.Pada saat mengejan otot akan mengendur secara aktif
sehingga kepala bayi akan keluar dengan mudah, dengan demikian akan
memperlancar dalam proses persalinan.

Wanita hamil yang melakukan yoga secara rutin akan memperoleh keuntungan
yaitu memperlancar proses persalinan, mengurangi kemungkinan dilakukan
sectio caesaria, dan mengurangi terjadinya gawat janin padda waktu persalinan.
Dimana lama kala II persalinan pada ibu primigravida yang mengikuti senam
yoga akan lebih cepat dibandingkan dengan ibu primigravida yang tidak
mengikuti senam yoga. Faktor utama yang mempengaruhi proses persalinan
diantaranya yaitu power (kekuatan), passage (keadaan panggul) dan passanger
(keadaan janin). Ibu yang memiliki kekuatan fisik yang bagus akan lebih mudah
dalam proses persalinan, keadaan panggul yang besar mampu melancarkan
persalinan secara normal, selain itu kondisi janin yang terdapat di dalam rahim
juga mempengaruhi proses persalinan.
Kesimpulan Rata-rata (mean) lama kala II persalinan pada ibu primigravida yang mengikuti
senam yoga di wilayah Kerja Puskesmas Metro Pusat Kota Metro Provinsi
Lampung tahun 2018 adalah 21,67 menit dengan standar deviasi sebesar 7,48
menit. Rata-rata (mean) lama kala II persalinan pada ibu primigravida yang tidak
mengikuti senam yoga di wilayah Kerja Puskesmas Metro Pusat Kota Metro
Provinsi Lampung tahun 2018 adalah 44,67menit dengan standar deviasi sebesar
12,74 menit. Ada pengaruh senam yoga prenatal trimester III terhadap lama kala
II persalinan pada ibu primigravida wilayah kerja Puskesmas Metro Pusat Kota
Metro Provinsi Lampung tahun 2018 dengan p-value = 0,000.

Judul HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN RASA NYAMAN TIDUR


PADA IBU HAMIL TRIMESTER III
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia
Download https://ejournal.upnvj.ac.id/index.php/Gantari/article/view/1499/pdf
Volume & Halaman Volume 4, Nomor 1 Halaman 1 – 8
Tahun 2020
Penulis Riadinni Alita
Reviewer Sintia Orpa Rakinaung (18014104040)
Tanggal 5 April 2020

Tujuan Penelitian untuk mengetahui hubungan senam hamil dengan rasa nyaman saat tidur pada ibu
hamil trimester III.
Subjek Penelitian ibu hamil trimester III (27 – 40 minggu) yang mengikuti senam hamil di
Puskesmas Kramat Jati
Metode Penelitian Desain penelitian menggunakan metode cross sectional. Penelitian ini untuk
menganalisis hubungan antara senam hamil dengan rasa nyaman tidur pada ibu
hamil trimester III di wilayah Puskesmas Kramat Jati, Jakarta
Langka Penelitian nstrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar observasi kegiatan
senam hamil yang diisi setiap responden datang dan mengkuti kelas prenatal dan
peneliti menggunakan kuesioner. Uji validitas didapatkan 20 pertanyaan senam
hamil dan 10 rasa nyaman tidur valid dengan reabilitas nilai alpha cronbach 0,94
dan uji validitas lebih dari nilai r tabel (>0,361). Analisa statistik penelitian
menggunakan independent t-tes dan paired t-test. Etika yang digunakan yaitu
autonomy, anonimity, freedom from harm, dan the right to fair treatment.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara senam hamil dengan rasa nyaman tidur pada ibu hamil trimester
III di wilayah kerja Puskesmas Kramat Jati, Jakarta tahun 2011 (p-value=0,000;
95% Ci). Ketidaknyamanan yang muncul disebabkan oleh perubahan hormonal
ketika hamil yang mengganggu secara fisik dan emosional. Sekresi hormon yang
tidak seimbang berupa produksi kortisol, katekolamin, ACTH, epinefrin,
norepinefrin, prostaglandin dan serotonin.

Penurunan kualitas dan durasi tidur akibat meningkatnya ketidaknyamanan fisik


dan kecemasan. Kecemasan ialah refleksi kesadaran bahwa persalinan semakin
dekat sehingga menimbulkan kekhawatiran dan waspada. Perasaan tersebut
berupa kesehatan keadaan kesehatan diri dan bayi, khawatir bayi lahir tidak
normal, dan proses melahirkan apakah akan berjalan baik.Respon yang tergambar
akibat ketidaknyamanan tersebut akan beragam tergantung koping setiap ibu
hamil. Ibu hamil membutuhkan alternatif intervensi yang dilakukan untuk
meningkatkan kenyamanan dan mencapai kualitas tidur yang baik selama
trimester III. Salah satu intervensi tersebut adalah senam hamil.
Ketidaknyamanan fisik dan kecemasan ialah stresor kemudian merangsang syaraf
simpatis dan modula kelenjar adrenal sehingga mensekresi hormon epinefrin.
Hormon epinefrin mengakibatkan ibu hamil tegang, sulit fokus atau konsentrasi
sehingga ibu hamil semakin gelisah. Ketidaknyamanan lebih lanjut akan
membuat ibu kesulitan untuk nyaman tidur, kualitas tidur yang buruk, dan
penurunan durasi tidur.

Menurut American College of Obstetricans and Gynecologist (ACOG)


menjelaskan bahwa senam hamil merupakan serangkaian gerakan tubuh untuk
melatih kebugaran dan penguatan otot yang bertujuan mensekresi hormon
endorfin secara alami. Hormon endorfin memberikan sensasi relaks dan
mengurangi keluhan nyeri selama kelamilan dan persalinan. Senam hamil
melibatkan sistem syaraf parasimpatis yang berfungsi penekan produksi hormon
epinefrin (adrenalin) dan mensekresi hormon norepinefrin sehingga ibu hamil
lebih rileks. Senam hamil terdiri dari latihan pernafasan dan relaksasi otot
sehingga emosi ibu hamil lebih stabil. Relaksasi yang dilakukan dalam senam
hamil akan menurunkan nyeri, kecemasan, dan rasa takut yang timbul masa
kehamilan. Senam hamil juga menghasilkan sekresi hormon enkefalin. Hormon
enkefalin bekerja dengan hormon endorfin sebagai inhibitor transmisi nyeri
Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pelaksanaan senam hamil terhadap
peningkatan rasa nyaman tidur pada ibu hamil trimester III. Salah satu alternatif
latihan fisik selama kehamilan adalah senam hamil. Senam hamil yang dilakukan
secara teratur dan berkala akan menurunkan ketidaknyamanan dan membantu ibu
mencapai kualitas tidur yang baik.

Anda mungkin juga menyukai