Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian. Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Denzin, membedakan empat macam triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Pada penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya menggunakan teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber. Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut :
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. 4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas. 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Sementara itu, dalam catatan Tedi Cahyono dilengkapi bahwa dalam
riset kualitatif triangulasi merupakan proses yang harus dilalui oleh seorang peneliti disamping proses lainnya, dimana proses ini menentukan aspek validitas informasi yang diperoleh untuk kemudian disusun dalam suatu penelitian. teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lain. Model triangulasi diajukan untuk menghilangkan dikotomi antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif sehingga benar-benar ditemukan teori yang tepat. Murti B., menyatakan bahwa tujuan umum dilakukan triangulasi adalah untuk meningkatkan kekuatan teoritis, metodologis, maupun interpretatif dari sebuah riset. Dengan demikian triangulasi memiliki arti penting dalam menjembatani dikotomi riset kualitatif dan kuantitatif. Ada 4 jenis penyajian triangulasi sebagai berikut:
1. Triangulasi Data (Data Triangulation)
Peneliti menggunakan berbagai jenis sumber data dan bukti dari situasi yang berbeda. Ada 3 sub jenis yaitu orang, waktu dan ruang. o Orang, data-data dikumpulkan dari orang-orang berbeda yang melakukan aktivitas sama. o Waktu, data-data dikumpulkan pada waktu yang berbeda. o Ruang, data-data dikumpulkan di tempat yang berbeda.
Bentuk paling kompleks triangulasi data yaitu menggabungkan beberapa
sub-tipe atau semua level analisis. Jika data-data konsisten, maka validitas ditegakkan.
Pelibatan beberapa peneliti berbeda dalam proses analisis. Bentuk kongkrit biasanya sebuah tim evaluasi yang terdiri dari rekan-rekan yang menguasai metode spesifik ke dalam Focus Group Discussion (FGD).
Triangulasi ini biasanya menggunakan profesional yang menguasai teknik
spesifik dengan keyakinan bahwa ahli dari teknik berbeda membawa perspektif berbeda. Jika setiap evaluator menafsirkan sama, maka validitas ditegakkan.
3. Triangulasi Teori (Theory Triangulation)
Penggunaan berbagai perspektif untuk menafsirkan sebuah set data.
Penggunaan beragam teori dapat membantu memberikan pemahaman yang lebih baik saat memahami data. Jika beragam teori menghasilkan kesimpulan analisis sama, maka validitas ditegakkan.
Pemeriksaan konsistensi temuan yang dihasilkan oleh metode pengumpulan data yang berbeda seperti penggabungan metode kualitatif dengan data kuantitatif atau melengkapi data wawancara dengan data observasi.
Hasil survei, wawancara dan observasi, dapat dibandingkan untuk melihat
apakah hasil temuan sama. Jika kesimpulan dari masing-masing metode sama, maka validitas ditegakkan.
Manfaat triangulasi adalah meningkatkan kepercayaan penelitian,
menciptakan cara-cara inovatif memahami fenomena, mengungkap temuan unik, menantang atau mengintegrasikan teori dan memberi pemahaman yang lebih jelas tentang masalah.
Kelemahan utama triangulasi yaitu memakan waktu. Mengumpulkan data
beragam membutuhkan perencanaan lebih besar dan organisasi sumber yang tidak selalu tersedia. Kelemahan lainnya bias dan konflik kerangka teoritis. II. PENGERTIAN INDIVIDU Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu juga berarti bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi kedalam satuan yang lebih kecil. Pengertian individu menurut para ahli : 1. Viniagustia Individu merupaka suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuanyang paling kecil dan terbatas. 2. Marthen Luter Individu berasal dari kata individum (Latin), yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Individu menurut konsep Sosiologi berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai makhluk ciptaan tuhan didalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio dan rukun. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera. Rukun tau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang membanu manusia untuk membentuk suatu kelompok sosial yang sering disebut masyarakat Manusia selaku individu mempunyai 3 naluri, yaitu : 1) Naluri mempertahankan kelangsungan hidup Naluri mempertahankan kelangsungan hidup menimbulkan berbagai kebutuhan. Salah satu kebutuhan yang mendasar adalah kebutuhan fisiologis yang terdiri dari mkan, minum dan perlindungan. Semua kebutuhan tersebut didapat dari lingkungan dimana manusia itu tinggal, dan dalam memanfaatkan lingkungan tersebut membutuhkan teknologi (cara-cara atau alat-alat yang dipergunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 2) Naluri untuk mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan naluri untuk mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan, menuntut adanya kebutuhan akan rasa aman baik dari gangguan cuaca yang tidak nyaman, binatang liar/manusia lain. Pakaian yang dibuat dari berbagai jenis bahan disesuaikan dengan kondisi cuaca. Perunahan dengan macam-macam bahan dan juga bentuk, pada dasarnya adalah usaha untuk memperoleh rasa aman dari berbagai gangguan. Adapun keanekaragaman bahan dan model yang digunakan sangat tergantung pada lingkungan. Seperti rumah didaerah tropis umumnya dibuat dari kayu/bamboo dengan model atap segitiga/kerucut dan sering kali dibawahnya tidak langsung menyentuh tanah, tapi bertonggak/berkolong. Di iklim sedang rumah banyak dibangun dari bata/tanah, atapnya rata/datar, sedangkan didaerah dingin orang Eksimo membuat rumah dari es dengan bentuknya yang bulat saja. Perkawinan selain untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia, juga merupakan cerminan dari adanya ketergantungan antara individu dengan individu lain dan adanya naluri untuk mempertahankan keturunan. 3) Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan Setiap manusia mempunyai naluri untuk ingin tahu tentang sesuatu yang ada disekitarnya, baik itu lingkungan alam maupun lingkungan manusia lainnya. Adanya perbedaan alam seperti daratan, perbukitan dan pegunungan; perbedaan penyebaran tumbuhan dan hewan; perbedaan fisik manusia seperti ada yang berkulit hitam, putih, sawo matang, berbadan jangkung, pendek dan sebagainya; perbedaan budaya manusia seperti dalam hal cara makan ada yang makan pakai sendok, tangan, sendok garpu dan pisau; perbedaaan dalam berpakaian, mata pencaharian. Semua itu telah mendorong manusia untuk mencari tahu tentang sesuatu disekitarnya.
III. PENGERTIAN MASYARAKAT
Masyarakat, kelompok orang yang memiliki hubungan antar individu melalui hubungan yang tetap, atau kelompok sosial yang besar yang berbagi wilayah dan subjek yang sama kepada otoritas dan budaya yang sama. Masyarakat juga dapat diartikan sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup/semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Masyarakat yaitu sebuah komunitas yang interpenden (saling tergantung satu sama lain), sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Menurut Peter L. Berger mendefinisikan masyarakat merupakan suatu keseluruhan komplek hubungan manusia yang luas sifatnya. Individu tidak anak bisa melepas diri dari hal seputar masyarakat. Sebebas apapunmanusia berbuat, akan tetap terkoneksi dengan sistem masyarakat yang berlaku. Sejatinya, individu dan masyarakat bukan dua hal yang saling bertentangan, melainkan kedua aspek itu justru saling melengkapi. Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Seperti adanya: Masyarakat pemburu Masyarakat pastoral nomadis Masyarakat bercocok tanam Masyarakkat agricultural intensif atau masyarakat peradaban Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom dan masyarakat Negara. Untuk menganalisa secara ilmiah tentang proses terbentuknya masyarakat sekaligus problem-problem yang ada sebagai proses yang sedang berjalan atau bergeser kita memerlukan beberapa konsep. Konsep-konsep tersebut sangat perlu untuk menganalisa proses terbentuk dan tergesernya masyarakat dan kebudayaan. Konsep-konsep penting tersebut antara lain: Internalisasi (internalization), proses pemasukan nilai pada seseorang yang akan membentuk pola pikirnya dalam melihat maknarealitas pengalaman. Nilai-nilai tersebut bisa jadi dari berbagai aspek baik agama, budaya, norma sosial dll. Sosialisasi (socialization), proses mempelajari dan menanamkan suatu nilai, norma, peran, dan pola perilaku dari satu generasi ke generasi lain dalam sebuah kelompok atau masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat. Enkulturasi (enculturation), proses mempelajari nilai dan norma kebudayaan yang dialami individu atau masyarakat selama hidupnya. IV. PENGERTIAN KEBUDAYAAN Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (akal pikiran) diartikan sebgai hal-hal yang berkaitan dengan akal pikiran manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebgai berikut: 1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu: Alat-alat teknologi Sistem ekonomi Keluarga Kekuasaan politik 2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi: Sistem norma sosiaal yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya Organisasi ekonomi Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama) Oraganisasi kekuatan (politik) 3. C. Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal, yaitu: Bahasa Sistem pengetahuan Sistem teknologi dan peralatan Sistem kesenian Sistem mata pencaharian hidup Sistem religi Sistem kekerabatan dan organisasi kemasyarakatan Wujud dan komponen Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi 3, yaitu gagasan, aktivitas dan artefak. Gagasan (wujud ideal) Wujud deal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan, dan buku- buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalam wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering disebut pula dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivita-aktivitas manusia yang sering berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat diamati, dan didokumentasikan. Artefak (karya) Artefak adalah wujud kebudayaan fisi yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan didokumentasikan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Menurut Koentjaraningrat, wujud kebudayaan dibagi menjadi nilai budaya, sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan fisik. Nilai-nilai budaya Nilai-nilai kebudayaan yaitu gagasan-gagasan yang telah dipelajari oleh warga sejak usia dini, sehingga sukar diubah. Gagasan inilah yang kemudian menghasilkan berbagai benda yang diciptakan oleh manusia berdasarkan nilai-nilai, pikiran dan tingkah lakunya. Sistem budaya Kebudayaan bersifat abstrak sehingga hanya dapat diketahui dan dipahami, kebudayaan dalam wujud ini juga berpola dan berdasarkan sistem-sistem tertentu. Kebudayaan fisik Kebudayaan fisik ini merupakan wujud terbesar dan juga bersifat konkret. Misalnya bangunan megah seperti candi Borobudur, benda-benda bergerak seperti kapal, tangki, komputer dll. Komponen kebudayaan anatara lain: Kebudayaan material, kebudayaan yang mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Kebudayaan nonmaterial, ciptaa-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi. Lembaga sosial, dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan, dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem kepercayaan, sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi. Estetika, nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Bahasa, merupakan alat pengantar dalam berkomunikasi, bahasa setiap wilayah, bagian, dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Kebudayaan diantara masyarakat Ada beberapa cara yang dialakukkan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran, dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli, antara lain: Monokulturalisme, pemerintah mengusahakan terjadinya asimilasi kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu, dan saling bekerja sama. Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan keudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli. Melting Pot, kebudayaan imigran/asing berbaur, dan bergabung dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah. Multukulturalisme, sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran, dan kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk.