Anda di halaman 1dari 12

ARTIKEL PLH

TRIANGULASI: INDIVIDU, MASYARAKAT, KEBUDAYAAN

NAMA : WULAN FITRIYANI


KELAS : XI 4 IPA

SMAN 1 KANDANGHAUR
I. PENGERTIAN TRIANGULASI

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang


memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data.
Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam
membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian.
Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang
berbeda yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain
digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk
memperkaya data.
Denzin, membedakan empat macam triangulasi diantaranya dengan
memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Pada
penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya
menggunakan teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber.
Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Adapun untuk mencapai
kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara


2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Sementara itu, dalam catatan Tedi Cahyono dilengkapi bahwa dalam


riset kualitatif triangulasi merupakan proses yang harus dilalui oleh seorang
peneliti disamping proses lainnya, dimana proses ini menentukan aspek
validitas informasi yang diperoleh untuk kemudian disusun dalam suatu
penelitian. teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak
digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lain. Model triangulasi
diajukan untuk menghilangkan dikotomi antara pendekatan kualitatif dan
kuantitatif sehingga benar-benar ditemukan teori yang tepat.
Murti B., menyatakan bahwa tujuan umum dilakukan triangulasi adalah untuk
meningkatkan kekuatan teoritis, metodologis, maupun interpretatif dari sebuah
riset. Dengan demikian triangulasi memiliki arti penting dalam menjembatani
dikotomi riset kualitatif dan kuantitatif.
Ada 4 jenis penyajian triangulasi sebagai berikut:

1. Triangulasi Data (Data Triangulation)


Peneliti menggunakan berbagai jenis sumber data dan bukti dari situasi yang
berbeda. Ada 3 sub jenis yaitu orang, waktu dan ruang.
o Orang, data-data dikumpulkan dari orang-orang berbeda yang
melakukan aktivitas sama.
o Waktu, data-data dikumpulkan pada waktu yang berbeda.
o Ruang, data-data dikumpulkan di tempat yang berbeda.

Bentuk paling kompleks triangulasi data yaitu menggabungkan beberapa


sub-tipe atau semua level analisis. Jika data-data konsisten, maka validitas
ditegakkan.

2. Triangulasi Antar-Peneliti (Multiple Researchers)


Pelibatan beberapa peneliti berbeda dalam proses analisis. Bentuk kongkrit
biasanya sebuah tim evaluasi yang terdiri dari rekan-rekan yang menguasai
metode spesifik ke dalam Focus Group Discussion (FGD).

Triangulasi ini biasanya menggunakan profesional yang menguasai teknik


spesifik dengan keyakinan bahwa ahli dari teknik berbeda membawa
perspektif berbeda. Jika setiap evaluator menafsirkan sama, maka validitas
ditegakkan.

3. Triangulasi Teori (Theory Triangulation)

Penggunaan berbagai perspektif untuk menafsirkan sebuah set data.


Penggunaan beragam teori dapat membantu memberikan pemahaman yang
lebih baik saat memahami data. Jika beragam teori menghasilkan
kesimpulan analisis sama, maka validitas ditegakkan.

4. Triangulasi Metodologi (Methodological Triangulation)


Pemeriksaan konsistensi temuan yang dihasilkan oleh metode pengumpulan
data yang berbeda seperti penggabungan metode kualitatif dengan data
kuantitatif atau melengkapi data wawancara dengan data observasi.

Hasil survei, wawancara dan observasi, dapat dibandingkan untuk melihat


apakah hasil temuan sama. Jika kesimpulan dari masing-masing metode
sama, maka validitas ditegakkan.

Manfaat triangulasi adalah meningkatkan kepercayaan penelitian,


menciptakan cara-cara inovatif memahami fenomena, mengungkap temuan
unik, menantang atau mengintegrasikan teori dan memberi pemahaman yang
lebih jelas tentang masalah.

Kelemahan utama triangulasi yaitu memakan waktu. Mengumpulkan data


beragam membutuhkan perencanaan lebih besar dan organisasi sumber yang
tidak selalu tersedia. Kelemahan lainnya bias dan konflik kerangka teoritis.
II. PENGERTIAN INDIVIDU
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat.
Dalam ilmu sosial, individu juga berarti bagian terkecil dari kelompok
masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih
kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang
sudah tidak dapat dibagi lagi kedalam satuan yang lebih kecil.
 Pengertian individu menurut para ahli :
1. Viniagustia
Individu merupaka suatu sebutan yang dapat dipakai untuk
menyatakan suatu kesatuanyang paling kecil dan terbatas.
2. Marthen Luter
Individu berasal dari kata individum (Latin), yaitu satuan kecil
yang tidak dapat dibagi lagi. Individu menurut konsep Sosiologi
berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai
makhluk ciptaan tuhan didalam dirinya selalu dilengkapi oleh
kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio dan rukun.
 Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang
dapat membedakan antara individu yang satu dengan
yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama.
 Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat
menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam
semesta atau perasaan yang menyangkut dengan
keindahan.
 Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia
untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu
yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan
alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
 Rukun tau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi
dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain
secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun
inilah yang membanu manusia untuk membentuk suatu
kelompok sosial yang sering disebut masyarakat
 Manusia selaku individu mempunyai 3 naluri, yaitu :
1) Naluri mempertahankan kelangsungan hidup
Naluri mempertahankan kelangsungan hidup
menimbulkan berbagai kebutuhan. Salah satu kebutuhan
yang mendasar adalah kebutuhan fisiologis yang terdiri
dari mkan, minum dan perlindungan. Semua kebutuhan
tersebut didapat dari lingkungan dimana manusia itu
tinggal, dan dalam memanfaatkan lingkungan tersebut
membutuhkan teknologi (cara-cara atau alat-alat yang
dipergunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
2) Naluri untuk mempertahankan kelanjutan penghidupan
keturunan
naluri untuk mempertahankan kelanjutan penghidupan
keturunan, menuntut adanya kebutuhan akan rasa aman
baik dari gangguan cuaca yang tidak nyaman, binatang
liar/manusia lain. Pakaian yang dibuat dari berbagai jenis
bahan disesuaikan dengan kondisi cuaca. Perunahan
dengan macam-macam bahan dan juga bentuk, pada
dasarnya adalah usaha untuk memperoleh rasa aman dari
berbagai gangguan. Adapun keanekaragaman bahan dan
model yang digunakan sangat tergantung pada
lingkungan. Seperti rumah didaerah tropis umumnya
dibuat dari kayu/bamboo dengan model atap
segitiga/kerucut dan sering kali dibawahnya tidak
langsung menyentuh tanah, tapi bertonggak/berkolong.
Di iklim sedang rumah banyak dibangun dari bata/tanah,
atapnya rata/datar, sedangkan didaerah dingin orang
Eksimo membuat rumah dari es dengan bentuknya yang
bulat saja. Perkawinan selain untuk memenuhi kebutuhan
biologis manusia, juga merupakan cerminan dari adanya
ketergantungan antara individu dengan individu lain dan
adanya naluri untuk mempertahankan keturunan.
3) Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan
Setiap manusia mempunyai naluri untuk ingin tahu
tentang sesuatu yang ada disekitarnya, baik itu
lingkungan alam maupun lingkungan manusia lainnya.
Adanya perbedaan alam seperti daratan, perbukitan dan
pegunungan; perbedaan penyebaran tumbuhan dan
hewan; perbedaan fisik manusia seperti ada yang berkulit
hitam, putih, sawo matang, berbadan jangkung, pendek
dan sebagainya; perbedaan budaya manusia seperti dalam
hal cara makan ada yang makan pakai sendok, tangan,
sendok garpu dan pisau; perbedaaan dalam berpakaian,
mata pencaharian. Semua itu telah mendorong manusia
untuk mencari tahu tentang sesuatu disekitarnya.

III. PENGERTIAN MASYARAKAT


Masyarakat, kelompok orang yang memiliki hubungan
antar individu melalui hubungan yang tetap, atau kelompok
sosial yang besar yang berbagi wilayah dan subjek yang sama
kepada otoritas dan budaya yang sama. Masyarakat juga dapat
diartikan sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem
semi tertutup/semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi
adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok
tersebut. Masyarakat yaitu sebuah komunitas yang interpenden
(saling tergantung satu sama lain), sekelompok orang yang
hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Peter L. Berger mendefinisikan masyarakat
merupakan suatu keseluruhan komplek hubungan manusia yang
luas sifatnya.
Individu tidak anak bisa melepas diri dari hal seputar
masyarakat. Sebebas apapunmanusia berbuat, akan tetap
terkoneksi dengan sistem masyarakat yang berlaku. Sejatinya,
individu dan masyarakat bukan dua hal yang saling
bertentangan, melainkan kedua aspek itu justru saling
melengkapi.
 Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan
cara utamanya dalam bermata pencaharian. Seperti
adanya:
 Masyarakat pemburu
 Masyarakat pastoral nomadis
 Masyarakat bercocok tanam
 Masyarakkat agricultural intensif atau
masyarakat peradaban
 Masyarakat dapat pula diorganisasikan
berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan
kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band,
suku, chiefdom dan masyarakat Negara.
Untuk menganalisa secara ilmiah tentang proses
terbentuknya masyarakat sekaligus problem-problem yang ada
sebagai proses yang sedang berjalan atau bergeser kita
memerlukan beberapa konsep. Konsep-konsep tersebut sangat
perlu untuk menganalisa proses terbentuk dan tergesernya
masyarakat dan kebudayaan. Konsep-konsep penting tersebut
antara lain:
 Internalisasi (internalization), proses pemasukan
nilai pada seseorang yang akan membentuk pola
pikirnya dalam melihat maknarealitas pengalaman.
Nilai-nilai tersebut bisa jadi dari berbagai aspek
baik agama, budaya, norma sosial dll.
 Sosialisasi (socialization), proses mempelajari dan
menanamkan suatu nilai, norma, peran, dan pola
perilaku dari satu generasi ke generasi lain dalam
sebuah kelompok atau masyarakat agar dapat
berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat.
 Enkulturasi (enculturation), proses mempelajari
nilai dan norma kebudayaan yang dialami individu
atau masyarakat selama hidupnya.
IV. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi
(akal pikiran) diartikan sebgai hal-hal yang berkaitan dengan
akal pikiran manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang
berasal dari kata Latin colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan.
 Pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebgai berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4
unsur pokok, yaitu:
 Alat-alat teknologi
 Sistem ekonomi
 Keluarga
 Kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang
meliputi:
 Sistem norma sosiaal yang memungkinkan kerja sama
antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri
dengan alam sekelilingnya
 Organisasi ekonomi
 Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas
untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan
utama)
 Oraganisasi kekuatan (politik)
3. C. Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara
universal, yaitu:
 Bahasa
 Sistem pengetahuan
 Sistem teknologi dan peralatan
 Sistem kesenian
 Sistem mata pencaharian hidup
 Sistem religi
 Sistem kekerabatan dan organisasi kemasyarakatan
 Wujud dan komponen
 Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan
menjadi 3, yaitu gagasan, aktivitas dan artefak.
 Gagasan (wujud ideal)
Wujud deal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk
kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan.
Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di
alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut
menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka
lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan, dan
buku- buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
 Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalam wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering
disebut pula dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivita-aktivitas manusia yang sering berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia yang
berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam
kehidupan sehari-hari dan dapat diamati, dan
didokumentasikan.
 Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisi yang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam
masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba,
dilihat dan didokumentasikan. Dalam kenyataan kehidupan
bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa
dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain.
 Menurut Koentjaraningrat, wujud kebudayaan dibagi menjadi
nilai budaya, sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan
fisik.
 Nilai-nilai budaya
Nilai-nilai kebudayaan yaitu gagasan-gagasan yang telah
dipelajari oleh warga sejak usia dini, sehingga sukar diubah.
Gagasan inilah yang kemudian menghasilkan berbagai benda
yang diciptakan oleh manusia berdasarkan nilai-nilai, pikiran
dan tingkah lakunya.
 Sistem budaya
Kebudayaan bersifat abstrak sehingga hanya dapat diketahui
dan dipahami, kebudayaan dalam wujud ini juga berpola dan
berdasarkan sistem-sistem tertentu.
 Kebudayaan fisik
Kebudayaan fisik ini merupakan wujud terbesar dan juga
bersifat konkret. Misalnya bangunan megah seperti candi
Borobudur, benda-benda bergerak seperti kapal, tangki,
komputer dll.
 Komponen kebudayaan anatara lain:
 Kebudayaan material, kebudayaan yang mengacu pada semua
ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.
 Kebudayaan nonmaterial, ciptaa-ciptaan abstrak yang
diwariskan dari generasi ke generasi.
 Lembaga sosial, dan pendidikan memberikan peran yang
banyak dalam kontek berhubungan, dan berkomunikasi di alam
masyarakat.
 Sistem kepercayaan, sistem keyakinan ini akan mempengaruhi
dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan,
cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana
berkomunikasi.
 Estetika, nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran,
agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan
dan efektif.
 Bahasa, merupakan alat pengantar dalam berkomunikasi,
bahasa setiap wilayah, bagian, dan Negara memiliki perbedaan
yang sangat komplek.
 Kebudayaan diantara masyarakat
Ada beberapa cara yang dialakukkan masyarakat ketika berhadapan
dengan imigran, dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan
asli, antara lain:
 Monokulturalisme, pemerintah mengusahakan terjadinya
asimilasi kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda
kebudayaan menjadi satu, dan saling bekerja sama.
 Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan
mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan
dengan keudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.
 Melting Pot, kebudayaan imigran/asing berbaur, dan bergabung
dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.
 Multukulturalisme, sebuah kebijakan yang mengharuskan
imigran, dan kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan
mereka masing-masing dan berinteraksi secara damai dengan
kebudayaan induk.

Anda mungkin juga menyukai