Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

KEPERAWATAN MATERNITAS II

HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

DI SUSUN OLEH:

1. ARFAH
2. EFA FORIA PRASTI DINA HIDAYAT
3. GUNAWAN FEBRIANTO
4. KHUSNUL CHOTIMAH

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANYARSI MATARAM

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S.1

MATARAM

2020 /2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Salawat serta salam tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan alam nabi besar
muhammad SAW, seorang nabi yang telah membawa kita dari jaman kegelapan menuju jaman
yang terang benerang seperti yang kita rasakan seperti saat sekarang ini.
Ucapan terimakasih juga kami haturkan kepada Ibu dosen yang telah ikut serta dalam
memberikan tugas makalah Makalah ini kami susun berdasarkan beberapa sumber buku yang
telah kami peroleh. Kami berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah memberikan
sumbang dan sarannya untuk menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan
pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua. Aamiin.

Mataram, 9 Maret 2020

Kelompok 2
Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 LatarBelakang....................................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah.................................................................................. 1
1.3 Tujuan masalah..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
2.1 Konsep Hipertensi Pada Kehamilan..................................................... 3
2.1.1 Definisi .................................................................................... 3
2.1.2 Etiologi..................................................................................... 3
2.1.3 Klasifikasi................................................................................. 4
2.1.4 Manifestasi Klinis..................................................................... 5
2.1.5 Patofisiologi.............................................................................. 7
2.1.6 Pathway..................................................................................... 8
2.1.7 Komplikasi................................................................................ 9
2.1.8 Penatalaksanaan ....................................................................... 10
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan............................................................... 11
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 17
Kesimpulan.................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi pada kehamilan merupakan penyebap utama peningkatan morbiditas dan
mortalitas maternal, janian, neonates. Hal ini tidak hanya terjadi pada Negara berkembang,
tetapi juga Negara maju. Perempuan hamil dengan hipertensi mempunyai resiko yang tinggi
untuk komplikasi yang berat seperti abruption plasenta, penyakit serebrovaskular, gagal
organ, koagulasi intravascular. Pada penelitian observasi pasien hipertensi kronik yang
ringan didapatkan resiko kehamilan sebagai berikut: preeklampsi 10-25%, abruption o,7-
1,5%, kelahiran premature kurang dari 37 minggu 12-34%, dan hambatan pertumbuhan janin
8-16%. Resiko bertambah pada hipertensi kronikyang berat pada trimester pertama dengan
ditempatnya preklamsia sampai 50%. Terhadap janin, hipertensi mengakibatkan resiko
reterdasi perkembangan intrauterine, prematuritas dan kematian intrauterine. Selain itu resiko
hipertensi seperti gagal jaunting, ensevalovati, retinopati, perdarahan serebral, dangagal
ginjal akut dapat terjadi.akan tetapi manfaat pengobatan hipertensi selama kehamilan
tergantung pada beratnya penyakit.
Secara fisologis, tekanan darah mulai menurun pada trimester kedua, yang mencapai rata-rata
15 mmHg lebih rendah dari tekanan darah sistolik sebelum hamil pada trimester ketiga.
Penurunan ini terjadi pada yang normotensi maupun hipertensi kronik

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari penyakit Hipertensi pada Kehamilan ?
1.2.2 Apa saja etiologi dari Hipertensi pada Kehamilan?
1.2.3 Apa klasifikasi dari Hipertensi pada Kehamilan?
1.2.4 Apa saja manifestasi klinis dari Hipertensi pada Kehamilan?
1.2.5 Bagaimana Patofisiologi dari Hipertensi pada Kehamilan?
1.2.6 Bagaimana Pathway dari Hipertensi pada Kehamilan?
1.2.7 Apa saja komplikasi dari Hipertensi pada Kehamilan?
1.2.8 Bagaimana penatalaksanaan dari Hipertensi pada Kehamilan?

4
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari Hipertensi pada Kehamilan
1.3.2 Untuk mengetahui etiologi dari Hipertensi pada Kehamilan
1.3.3 Untuk mengetahui klasifikasi dari Hipertensi pada Kehamilan
1.3.4 Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Hipertensi pada Kehamilan
1.3.5 Untuk mengetahui patofisiologis dari Hipertensi pada Kehamilan
1.3.6 Untuk mengetahui Pathway dari Hipertensi pada Kehamilan
1.3.7 Untuk mengetahui komplikasi dari Hipertensi pada Kehamilan
1.3.8 Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Hipertensi pada Kehamilan

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Hipertensi Pada Kehamilan

2.1.1 Definisi

Hipertensi dalam kkehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan dimana tekanan
darah sistolik diatas 140 mmHg dan diastole diatas 90mmHg atau adanya peningkatan
tekanan sistolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau peningkatan diastolic sebesar 15
mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang mana diukur dalam dua keadaan, minimal
dalam jangka waktu 6 jam. (Reeder dkk, 2011).

Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik >15 mmHg pengukuran
tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan
darah sistolik > 30 mmHg dan kenaikan darah diastolic >15 mmHg sebagai perameter
hipertensi sudah tidak dipakai lagi. (Prawirohardjo, 2013)

2.1.2 Etiologi

Penyebap hipertensi pada sebagain besar kasus, tidak diketahui sehingga disebut
hipertensi esensial. Namun demikian, pada sebagian kecil kasus hipertensi merupakan
akibat sekunder proses penyakit lainnya seperti ginjal; efek adrenal; komplikasi terapi
obat. Prawirohardjo (2013),

Penyebap hipertensi dalam kehamilan adalah:

1) Hipertensi esensial : penyakit hipertensi yang disebapkan oleh faktor herediter,


faktor emosi (setres) dan lingkungan (pola hisup)
2) Penyakit ginjal: penyakit ginjal dan gejala hipertensi dan dapat dijumpai pada
wanita hamil adalah
a) Glomerulonefritis akut dan kronik
b) Plelenofritus akut dan kronik

6
2.1.3 Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan
1) Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia kehamilan 20
minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan
20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan
2) Preeklamsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
disertai dengan proteinuria.
3) Eklamsia adalah preeklamsia yang disertai dengan kejang-kejang sampai
dengan koma
4) Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsia adalah hipertensi kronik
disertai tanda-tanda preeklamsia atau hipertensi kronik disertai proteinuria.
5) Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang timbul
pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensimenghilang setelah 3
bulan pasca persalinan atau kehamilan dengan preeklamsi tetapi tanpa
proteinuria.

Prawirohardjo (2013),

2.1.4 Manifestasi Klinis


Manifestasi klinis untuk Hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain:
1) Tekanan darah diastolic < 100 mmHg.
2) Proteinuria samar sampai + 1.
3) Peningkatan enzim hati.

Manifestasi klinis untuk Hipertensi berat dalam kehamilan antara lain:

1) Tekanan darah diastolic 110 mmHg atau lebih.


2) Proteinuria + 2 persisten atau lebih.
3) Nyeri kepala.
4) Gangguan penglihatan.
5) Nyeri abdomen atas.
6) Ologuria.
7) Kejang.

7
8) Kreatinin meningkat.
9) Trombositopenia.
10) Peningkatan enzim hati.
11) Perubahan janin terhambat.
12) Edema paru.

2.1.5 Patofisiologi
Vasospasme adalah dasar patofisiologi hipertensi. Konsep ini dianjurkan oleh valhard
(1918), didasarkan pada pengamatan langsung pembuluh-pembuluh darah halus
dibawa kuku, fundus okuli dan konjungtiva bulbar, sertadapat diperkirakan dari
perubahan-perubahan histologist yang tampak diberbagi organ yang terkena.
Konstriksi vascular menyebapkan resitensi terhadap aliran darah dan menjadi
penyebap hipertensi arterial. Besar kemungkinan bahwa vasopspasme itu sendiri
menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah.
Selain itu, angiotensin II menyebapkan sel endotel berkonstraksi. Perubahan-perubahn
ini mungkin menyebapkan kerusakan sel endotel dan kebocoran di celah antara sel-sel
endotel. Kebocoran ini menyebapkan konstituen darah, termasuk trombosit dan
fibrinpgen, mengendap di subendotel. Perubahan-perubahan vascular ini, bersama
dengan hipoksia jaringan di sekitarnya, diperkirakan menyebapkan perdarahan,
nekrosis, dan kerusakan organ lain yang kadang-kadang dijumpai dalam hipertensi
yang berat. Prawirohardjo (2013),

8
2.1.6 Pathway

Anxietas

9
(Fadlun, Achmad feryanto, 2011)

2.1.7 Komplikasi

Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi dalam kehamilan pada
ibu dan janin.

1) Eklamsia.
2) Pre eklamsia berat.
3) Solusio plasenta.
4) Kelainan ginjal.
5) Perdarahan subkapsual hepar.
6) Kelainan pembekuan darah.
7) Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low platelle count)
8) Ablasio retina.

Pada janin:

1) Terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus.


2) Kelahiran premature.
3) Asfiksia neonatorum.
4) Kematian dalam uterus.
5) Peningkatan angka kematian dan kesakitan prenatal.
Purwaningsih & Fatmawati (2010) dan Mitayani (2011)

2.1.8 Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaannya antara lain :
1) Deteksi Prenatal Dini: Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4 minggu
sampai usia kehamilan 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu hingga usia
kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap minggu.
2) Penatalaksanaan Di Rumah Sakit: Evaluasi sistematik yang dilakukan
mencakup :

10
a) Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk mencari
temuan-temuan klinis seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri
epigastrium, dan pertambahan berat yang pesat.
b) Berat badan saat masuk.
c) Analisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling tidak setiap 2 hari
d) Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam kecuali antara
tengah malam dan pagi hari.
e) Pengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit, trombosit, dan enzim
hati dalam serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh keparahan hipertensi.
f) Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik secara klinis
maupun USG.
g) Terminasi kehamilan: Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak membaik
setelah rawat inap biasanya dianjurkan pelahiran janin demi kesejahteraan ibu
dan janin. Persalinan sebaiknya diinduksi dengan oksitosin intravena. Apabila
tampaknya induksi persalinan hampir pasti gagal atau upaya induksi gagal,
diindikasikan seksio sesaria untuk kasus-kasus yang lebih parah.
h) Terapi Obat Antihipertens: Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya
memperlama kehamilan atau memodifikasi prognosis perinatal pada
kehamilan dengan penyulit hipertensi dalam berbagai tipe dan keparahan telah
lama menjadi perhatian.
i) Penundaan Pelahiran Pada Hipertensi Berat: Wanita dengan hiperetensi berat
biasanya harus segera menjalani pelahiran. Pada tahun-tahun terakhir,
berbagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan pendekatan yang berbeda
dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi berat yang jauh dari aterm.
Pendekatan ini menganjurkan penatalaksanaan konservatif atau “menunggu”
terhadap kelompok tertentu wanita dengan tujuan memperbaiki prognosis
janin tanpa mengurangi keselamatan ibu.

11
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Hipertensi pada Kehamilan
2.2.1 Pengkajian
1) Identitas Pasien
Identitas klien , seperti: nama, tempat tanggal lahir/umur,pendidikan, suku bangsa,
pekerjaan, agama, dan alamat rumah.

2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa seperti
sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang,
pandangan mata kabur, proteinuria (protein dalam urin), peka terhadap cahaya,
nyeri ulu hati.
b) Riwayat Penyakit Sekarang
Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan diawali dengan
tanda-tanda mudah letih, nyeri kepala (tidak hilang dengan analgesik biasa ),
diplopia, nyeri abdomen atas (epigastrium), oliguria (<400 ml/ 24 jam)serta
nokturia dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan apakah klien menderita
diabetes, penyakit ginjal, rheumatoid arthritis, lupus atau skleroderma, perlu
ditanyakan juga mulai kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah
dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan keluhan-keluhan tersebut
c) Riwayat Penyakit Dahulu
Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu menderita penyakit
hipertensi pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan ibu mempunyai riwayat
preeklampsia dan eklampsia pada kehamilan terdahulu, biasanya mudah terjadi
pada ibu dengan obesitas, ibu mungkin pernah menderita gagal ginjal kronis.
d) Riwayat Penyakit Keluarga

12
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-
penyakit yang disinyalir sebagai penyebab jantung hipertensi dalam
kehamilannya. Ada hubungan genetik yang telah diteliti. Riwayat keluarga ibu
atau saudara perempuan meningkatkan resiko empat sampai delapan kali
3) Riwayat Psikososial
Meliputi perasaan ibu terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta
bagaimana prilaku ibu terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya.

4) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan mengalami
kelemahan.
b) Tanda vital
1. TD : pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan tekanan darah
sistol diatas 140 mmHg dan diastole diatas 90 mmHg.
2. Nadi : biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan denyut
nadi yang meningkat, bahkan pada ibu yang mengalami eklamsi akan
ditemukan nadi yang semakin cepat.
3. Nafas : biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan nafas
pendek, dan pada ibu yang mengalami eklamsi akan terdengan bunyi nafas
yang berisik dan ngorok.
4. Suhu : ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan biasanya
tidak ada gangguan pada suhunya, tetapi jika ibu hamil tersebut
mengalami eklamsia maka akan terjadi peningkatan suhu.
5. BB : biasanya akan terjai peningkatan berat badan lebih dari 0,5
kg/minggu, dan pada ibu hamil yang mengalami preeklamsia akan terjadi
peningkatan BB lebih dari 1 kg/minggu atau sebanyak 3 kg dalam 1 bulan.

c) Pemeriksaan Head to Toe


1. Kepala atau wajah :
Inspeksi : kaji warna rambut, ada oedema atau tidak,ada lesi atau tidak.

13
2. Mata :
Inspeksi : Apakah bentuk simetris atau tidak, warna konjungtiva anemis
atau tidak anemis, tidak ada bleeding konjungtiva atau tidak, warna sklera
tidak kuning, pupil menunjukan refleksi terhadap cahaya.
Palpasi : Apakah pada mata ada nyeri tekan atau tidak
3. Hidung
Inspeksi : Apakah bentuk hidung simetris atau tidak, kebersihan, apakah
terdapattanda pernafasan cuping
Palpasi : Apakah pada hidung ada nyeri tekan atau tidak.
4. Mulut
Inspeksi : Apakah mukosa mulut kering atau lembab, warna bibir apakah
pucat atau merah, ada lendir atau tidak. Dan apakah lidah kotor atau
bersih.
5. Leher
Inspeksi : Perhatikan kebersihanya. Ada tanda-tanda pembesaran kelenjar
tiroid atau tidak
Palpasi : Ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis tidak.
6. Thorax
Inspeksi : Bentuk simetris atau tidak, terdapat tarikan interkostal atau
terdapat tarikan interkosta
Palpasi : Apakah ada massa tidak, ada nyeri tekan atau tidak
Perkusi : Apakah terdengar suara redup atau tidak
Auskultasi : Apakah terdapat suara nafas tambahan yang abnormal atau
tidak
7. Payudara
Inspeksi : Dengan melihat keadaan payudara dapat diketahui bentuk puting
susu sehingga bila ada kelainan harus mendapat perawatan atau
pemeliharaan yang baik.
Palpasi : apakah ada nyeri tekan atau tidak

14
8. Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen, warna kulit abdomen, bersih atau tidak
adanluka atau tidak
Palpasi : Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan umur kehamilan :
perkusi :
Auskultasi : Pemeriksaan auskultasi adalah memeriksa klien dengan
mendengarkan denyut jantung janin,frekuensinya,teratur atau tidak dan
posisi punctum maximumnya. untuk menentukan keadaan janin didalam
rahim hidup atau mati.
9. Ekstermitas : Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan bisa
ditemukan edema pada kaki dan tangan juga pada jari-jari.

5) Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang hipertensi dalam kehamilan yang dapat
dilakukan adalah :
a) Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
(a) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal untu wanita
hamil adalah 12-14 gr%)
(b) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
(c) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3
2. Urinalisis
Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan hipertensi tersebut
mengalami proteinuria atau tidak. Biasanya pada ibu hipertensi ringan
tidak ditemukan protein dalam urin.
3. Pemeriksaan fungsi hati
(a) Bilirubin meningkat (N=< 1 mg/ dl)
(b) LDH (Laktat dehidrogenase) meningkat
(c) Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul.

15
(d) Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N:15-45
u/ml).
(e) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat(N: < 31
u/l).
(f) Total protein serum normal (N: 6,7-8,7 g/dl).
4. Tes kimia darah
Asam urat meningkat (N: 2,4-2,7 mg/ dl).

b) Radiologi
1. Ultrasonografi : bisa ditemukan retardasi pertumbuhan janin intrauterus,
pernapasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan
ketuban sedikit
2. Kardiotografi Diketahui denyut jantung janin lemah

6) Analisa Data

No Symptom Etiologi Problem


Dx
1 DS : (Faktor Umur, Jenis Kelamin, Nyeri Akut
 Klien Mengeluh nyeri pada Gaya Hidup, Kegemukan)
dada
 Klien mengeluh dadanya Hipertensi
terasa seperti ditekan
 Klien mengeluh nyeri pada Kerusakan Vaskuler
tengkuk Pembuluh Darah
DO :
 K/U : Lemah Perubahan Struktur

 Klien Tampak Lemas


Penyumbatan Pembuluh
 Terdapat nyeri tekan pada
Darah
dada
 Klien tampak kesakitan
Vasokonstriksi

16
 TTV
 TD : 180/100 mmHg Gangguan Sirkulasi Pembuluh

 N : 102 x/menit Darah

 S : 37.8oC
Kororner
 RR : 29 x/menit

Iskemik Miocard

Nyeri Akut
2 DS : Faktor Umur, Jenis Kelamin, Pola Nafas Tidak Efektif
 Klien mengeluh sesak nafas Gaya Hidup, Kegemukan)
 Klien mengeluh seperti ada
yang menganjal saluran Hipertensi
pernafasannya
DO : Kerusakan Vaskuler
 K/U : Lemah Pembuluh Darah

 Klien Tampak Lemas


 Terdapat tarikan dinding Perubahan Struktur
dada
Penyumbatan Pembuluh
 Terdengar suara nafas
Darah
ronchi
 Kulit sianosis
Vasokonstriksi
 TTV
 TD : 180/100 mmHg
Gangguan Sirkulasi
 N : 102 x/menit
Pembuluh Darah
 S : 37.8oC
 RR : 29 x/menit
Sistemik

Vasokonstriksi Pembuluh
Darah

17
Perubahan suplai darah ke
paru-paru

Dispnea, ortopnea, takikardi

Pola Nafas Tidak Efektif


3 DS : (Faktor Umur, Jenis Kelamin, Gangguan Perfusi Jaringan
 Klien Mengeluh badan nya Gaya Hidup, Kegemukan)
terasa kaku
 Klien mengeluh sakit pada Hipertensi
sekujur tubuhnya.
DO : Kerusakan Vaskuler
 K/U : Lemah Pembuluh Darah

 Klien Tampak Lemas


 Perubahan tekanan darah Perubahan Struktur
pada ekstremitas.
Penyumbatan Pembuluh
 Kulit Sianosis
Darah
 TTV
 TD : 180/100 mmHg
Vasokonstriksi
 N : 102 x/menit
 S : 37.8oC
Gangguan Sirkulasi Otak
 RR : 29 x/menit

Suplai O2 Ke Otak Menurun

Sinkop

Gangguan Perfusi Jaringan

18
2.2.2 Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miocard ditandai dengan klien Mengeluh
nyeri pada dada, Klien mengeluh dadanya terasa seperti ditekan, Klien mengeluh
nyeri pada tengkuk, K/U : Lemah, Klien Tampak Lemas, Terdapat nyeri tekan
pada dada, Klien tampak kesakitan, TD : 180/100 mmHg, N : 102 x/menit, S :
37.8oC, RR : 29 x/menit
2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan disnnea, ortopnea, takikardi ditandai
dengan klien mengeluh sesak nafas, Klien mengeluh seperti ada yang menganjal
saluran pernafasannya, K/U : Lemah, Klien Tampak Lemas, Terdapat tarikan
dinding dada, Terdengar suara nafas ronchi, Kulit sianosis, TD : 180/100 mmHg,
N : 102 x/menit, S : 37.8oC, RR : 29 x/menit
3) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai O2 keotak meurun ditandai
dengan klien mengeluh badan nya terasa kaku, klien mengeluh sakit pada sekujur
tubuhnya, K/U : Lemah, Klien Tampak Lemah, Perubahan tekanan darah pada
ekstremitas, Kulit Sianosis, TD : 180/100 mmHg, N : 102 x/menit, S : 37.8 oC,
RR : 29 x/menit

2.2.3 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Rencana keperawatan


keperawatan/masalah Tujuan dan kriteria Intervensi
kolaborasi hasil
Nyeri akut NOC: NIC:
Manajemen nyeri :
berhubungan dengan Setelah dilakukan
1) Lakukan pengkajian
iskemik miocard tindakan keperawatan,
nyeri secara
diharapkan partisipan
komprehensif yang
mampu menangani

19
masalah nyeri dengan meliputi lokasi,
indikator : karakteristik, durasi,
frekwensi, kualitas, intensitas dan
Kriteria Hasil : faktor
1) nyeri terkontrol
pencetus
2) mengambil tindakan
2) Observasi adanya
untuk mengurangi
petubjuk non verbal
nyeri
mengenai
3) mengambil tindakan
ketidaknyamanan
untuk memberikan
3) Gunakan strategi
kenyamanan
komunikasi terapeutik
4) informasi disediakan
untuk mengetahui
untuk mengurangi
pengalaman nyeri
nyeri
4) Kaji pengetahuan pasien
megenai nyeri
5) Tentukan akibat dari
pengalaman nyeri
terhadap kualitas hidup
seperti tidur, nafsu
makan, perasaan, dll
6) Gali bersama faktor
yang dapat menurunkan
atau memperberat nyeri
7) Berikan informasi
mengenai nyeri
8) Ajarkan prisip-prinsip
manajemen nyeri
9) Ajarkan teknik
nonfarmakologi seperti
teknik relaksasi, terapi
musik

20
Diagnosa Rencana keperawatan
keperawatan/masalah Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
kolaborasi
Pola nafas tidak efektif NOC: NIC :
Setelah dilakukan monitor pernafasan
berhubungan dengan
Tindakan keperawatan:
tindakan keperawatan,
disnnea, ortopnea,
1) Memonitor tingkat,
diharapkan partisipan
takikardi
irama, kedalaman, dan
menunjukkan keefektifan
kesulitan bernafas
dalam bernafas dan dengan
2) Memonitor gerakan
indikator :
dada
Kriteria Hasil: 3) Monitor bunyi
1) frekunsi pernapasan
pernafasan
normal
4) Auskultasi bunyi paru
2) irama pernafasan
5) Memonitor pola nafas
normal
6) Monitor suara nafas
3) tidak ada dispnea
Tambahan
pada saat istirahat
7)Poposisikanpasien untuk
4) tidak ada suara
mengurangi dispnea,
mendengkur
misalnya posisi semi
fowler

Diagnosa Rencana keperawatan


keperawatan/masalah Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
kolaborasi
Gangguan perfusi jaringan NOC: NIC :
etelah dilakukan 1) Monitor kemampuan
berhubungan dengan suplai
tindakan keperawatan, pasien dalam
O2 keotak meurun
diharapkan partisipan mentoleransi kebutuhan
menunjukkan Gangguan oksigen saat makan
perfusi jaringan perifer 2) Monitor perubahan

21
dengan indikator : warna kulit pasien
3) Monitor posisi pasien
Kriteria Hasil: untuk membantu
1) Pengisian kapiler jari
masuknya oksigen
normal
4) Memonitor penggunaan
2) Pengisian kapiler jari
oksigen saat pasien
kakinormal
beraktivitas
3) Kekuatan denyut nadi
karotisnormal
4) Edema perifer tidak
ada
2.2.4 Implementasi Keperawatan
Tindakan / pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik (Wartonah, 2006). Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan pada nursing oders untuk membantu klien mencapai tujuan
yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk
memodofikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.
(Nursalam, 2008).
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan
kesehatan dan memfasilitasi koping. Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat
dilaksanakan dengan baik, jika klien mempunyai keinginan untuk berpartisipasi
dalam pelaksanaan tindakan keperawatan. Selama tahap pelaksanaan, perawat harus
melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan perawatan yang paling sesuai
dengan kebutuhan klien. Semua tindakan keperawatan dicatat ke dalam format yang
telah ditetapkan oleh institusi (Nursalam, 2008)
Pelaksanaan adalah proses untuk melakukan kegiatan yang telah direncanakan untuk
mencapai tujuan dan untuk menanggulangi masalah yang dihadapi oleh klien.
(Dongoes, 2003).

22
2.2.5 Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan, dimana proses evaluasi ini
dilakukan terus menerus, diperlukan untuk menentukan seberapa baik rencana
keperawatan bekerja. Evaluasi merupakan proses yang interaktif dan kontinyu, karena
setiap tindakan keperawatan yang dilakukan, respon klien dicatat dan di evaluasi
dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan. Kemudian, berdasarkan pada
respon klien tersebut dilakukan revisi intervensi keperawatan dan atau revisi hasil,
mungkin diperlukan. (Nursalam, 2008).
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat
untuk memonitor “kealpaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa,
perencanaan, dan pelaksanaan tindakan (Ignatavicius & Bayne, 2006).
Menurut Griffith & Christensen (2007) evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan,
dan perbandingan yang sistematik pada status kesehatan klien. Dengan mengukur
perkembangan klien dalam mencapai suatu tujuan, maka perawat bisa menentukan
efektifitas tindakan keperawatan. Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses
keperawatan yang merupakan kegiatan sengaja dan terus menerus yang melibatkan
klien perawat dan anggota tim kesehatan lainnya.
Evaluasi di klasifikasikan sebagai berikut :
1. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang diberikan pada saat intervensi dengan
respons segera
2. Evaluasi sumatif merupakan rekapitulassi dari hasil observasi dan analisis status
pasien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan pada tahap
perencanaan. (Wartonah, 2006).
Tujuan evaluasi adalah :
1. Untuk menilai apakah tujuan dalam rencana perawatan tercapai atau tidak
2. Untuk melakukan pengkajian ulang
3. Untuk dapat menilai apakah tujuan ini tercapai atau tidak dapat dibuktikan dengan
prilaku klien

23
 Tujuan tercapai jika klien mampu menunjukkan prilaku sesuai dengan pernyataan
tujuan pada waktu atau tanggal yang telah ditentukan
 Tujuan tercapai sebagian jika klien telah mampu menunjukkan perilaku, tetapi
tidak seluruhnya sesuai dengan pernyataan tujuan yang telah ditentukan
 Tujuan tidak tercapai jika klien tidak mampu atau tidak mau sama sekali
menunjukkan prilaku yang telah ditentukan.
Menurut Alimul, (2006) catatan perkembangan merupakan catatan tentang
perkembangan keadaan klien yang didasarkan pada setiap masalah yang ditemui pada
klien. Modifikasi rencana dan tindakan mengikuti perubahan keadaan klien.
Adapun metode yang digunakan dalam catatan perkembangan adalah sebagai
berikut :
S. Data subjektif
Perkembangan keadaan didasarkan pada apa yang dirasakan, dikeluhkan, dan
dikemukakan klien.
O. Data objektif
Perkembangan yang bisa diamati dan diukur oleh perawat atau tim kesehatan lain.
A. Analisis
Kedua jenis data tersebut, baik subjektif maupun objektif dinilai dan dianalisis,
apakah perkembangan kearah perbaikan atau kemunduran. Hasil analisis dapat
menguraikan sampai dimana masalah yang ada dapat diatasi atau adakah
perkembangan masalah baru yang menimbulkan diagnosa keperawatan baru.
P. Perencanaan
Rencana penanganan klien dalam hal ini didasarkan pada hasil analisa di atas
yang berisi malanjutkan rencana sebelumnya apabila keadaan atau masalah belum
teratasi dan membuat rencana baru bila rencana awal tidak efektif.

24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipertensi dalam kkehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan dimana tekanan darah
sistolik diatas 140 mmHg dan diastole diatas 90mmHg atau adanya peningkatan tekanan
sistolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau peningkatan diastolic sebesar 15 mmHg atau lebih
diatas nilai dasar yang mana diukur dalam dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam.
Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik >15 mmHg pengukuran tekanan
darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik >
30 mmHg dan kenaikan darah diastolic >15 mmHg sebagai perameter hipertensi sudah tidak
dipakai lagi.

25
DAFTAR PUSTAKA

Reeder dkk. 2011.Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga:


Volume 2 ( Edisi 18).Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono.2013.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

Purwaningsih, Wahyu dan Fatmawati, Siti. 2010. Asuhan Keperawatan


Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika

NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan Klasifikasi 2015- 2017.


Alih bahasa: Budi Anna Keliat, dkk. Jakarta: EGC

Mitayani.2011.Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta:Salemba Medika

Alimul Aziz A.(2006). Kebutuhan Dasar Manusia, Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.
Wartonah & Tarwoto. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 3.
Selemba Medika

26
A. ARFAH
1. Ny. Z 29 tahun datang ke BPM tanggal 3 April 2018 untuk memeriksakan
kehamilanya HPHT 9 februari 2018. Anak ke 1 (2 tahun), belum pernah abortus
mengeluh mual, dan kadang muntah-muntah, belum merasakan gerakan janin. Hasil
pemeriksaan: TFU setinggi pusat, tidak teraba bagian janin, DJJ tidak terdengan,
tekanan darah 150/90 mmHg.
Ny. Z kemungkinan mengalami?
A. Mola hidatidosa
B. Hipertensi gestasional
C. Ancaman abortus
D. Hipertensi kronik
E. Kehamilan ektopik tergangg

Kunci jawabannya : D. Hipertensi kronik

2. Seorang ibu hamil berusia 28 tahun G2 P1 A0 hamil 36 minggu ke BPS diantar oleh
keluargannya, dengan tidak sadar, saat di rumah Ny, teti mengalami kejang-kejang
hasil pemeriksaan dilakukan oleh bidan di dapatkan TD 160/100 mmHg, nadi
100×/m, pernapasan 16×/m, DJJ irregular, TFU 3 jari di bawah PX, presentasi kepala,
punggung kanan, dan oedema pada wajah, tangan dan kaki. Apakah diagnosa yang
tepat untuk kasus diatas?
A. Eklamsia
B. Pre eklamsia
C. Pre eklamsia ringan
D. Pre eklamsia sedang
E. Hypermesia gravidarum

Kunci jawabanya : A. Eklamsia

3. Seorang ibu hamil G2P1A0AHI berusia 30 tahun hamil 35 minggu datang ke RS


dengan keluhan pusing, mata berkunang-kunang. Bidan melakukan pemeriksaan fisik

27
dengan hasil TD 140/90 mmHg. Proteinuria +1, muka, tangan dan kaki odema.
Pemeriksaan dalam bentuk ada pembukaan.
Apakah diagnosa dari kasus diatas?
A. Eklamsia
B. Pre eklamsia
C. Pre eklamsia ringan
D. Pre eklamsia berat
E. Hypermesia gravidarum

Jawabannya : C Pre eklamsia ringan.

B. EFA FORIA PRASTI DINA HIDAYAT


1. Seorang ibu hamil G1P0A0 umur 20 tahun datang ke klinik berssama suaminya untuk
memeriksakan kehamilannya. Dengan keluhan pusing dan nyeri kepala kadang-kadang
disertai muntah, dan penglihatan kabur. Setelah di periksa bidan tekanan darah 160/90
mmHg, Nadi 80 x/menit. Apakah diagnose yang dapat ditegakan pada kasus di atas?
A. Hipertensi berat
B. Pre eklamsi
C. Hypremesis gravidarum
D. Pre eklamsi berat
E. Pre eklamsi ringan
(jawaban A. hipertensi berat)
Kenapa jawaban nya hipertensi berat karena TD 160/90 mmHg dan pasien juga
mengeluh pusing dan nyeri dan penglihatan kabur kepala karena bila pasien sering
pusing, nyeri kepala dan penglihatan kabur itu merupakan manifestasi klinis dari
hipertensi berat.

2. Seorang ibu Ny.S hamil G1P0A0 umur 20 tahun datang ke klinik berssama suaminya
untuk memeriksakan kehamilannya. Dengan keluhan pusing dan nyeri kepala kadang-
kadang disertai muntah, dan penglihatan kabur. Setelah di periksa bidan lebih lanjut
ternyata Ny.S mengalami penyakit hipertensi, tekanan darah 160/90 mmHg, Nadi 80

28
x/menit. Apabila penyakit Ny.S berlanjut, kemungkinan akan terjadi komplikasi
berupa?
A. Pre eklamsia berat.
B. Eklamsia.
C. Kelainan ginjal.
D. Kelainan pembekuan darah.
E. Semua jawaban benar
(jawaban E. semua jawaban benar)
Karena tidak segera di tangani kemungkinan pasien akan terjadi komplikasi seperti
preeklamsi berat, eklamsia, klainan ginjal dan kelainan pembekuan darah.

3. Seorang ibu Ny.S hamil G1P0A0 umur 20 tahun datang ke klinik berssama suaminya
untuk memeriksakan kehamilannya. Dengan keluhan pusing dan nyeri kepala kadang-
kadang disertai muntah, dan penglihatan kabur. Setelah di periksa bidan lebih lanjut
ternyata Ny.S mengalami penyakit hipertensi, tekanan darah 160/90 mmHg, Nadi 80
x/menit. diagnose keperawatan yang tepat untuk kasus di atas adalah.
A. Pola nafs tidak efektif
B. Gangguan perfusi jaringan
C. Nyeri akut
D. A dan B benar
E. B dan C benar
(jawaban C. nyeri akut )
Karena ketikaibu hamil menderita hipertensi keluahan yang paling di rasakn adalah
nyeri kepala.

C. GUNAWAN FEBRIANTO
1. pusing ,hasilpemeriksaan TD 150/90 mmhg,
terdapatodemadikakidanmuka,. Apakah diet makanan
yangbbisadianjurkansesuaikasustersebut?

A. Rendahlemakdankalori

29
B. Dinggikaloridantinggi protein
C. Rendahlemakdantingikalori
D. Rendaahlemakdantinggi protein
(jawaban D)

2. Seorangperempuandatangkepuskesmasuntukmemeriksakankehamil
an,
ibumengeluhsudahduaharikepalapusingdantidakhilangjikadibuatistir
ahat, kadangpandangankabur, nyeriuluhati, hasilpemeriksaan TD
160/100, N 88x mnt,p 22x mnt, pemeriksaanpenunjangapa yang
harus yang dilakukanolehbidan,
A. USG
B. CTG
C. Ceklaboratorium
D. Rontgen
(jawaban C)

3. NY L anak yang pertamaumurkehamilandelapanbulandatangke BPS


yaknidengankeluhannyerikepala. Pandangankabur,
sakitdaerahuluhati, darihasilpemeriksaan yang
dilakukanbidandidapatihasil TD 160/110 MMHG S 37C N 88x mnt RR
20x mnt
Diagnose deferensialuntukkeadaan yang dialami NY L adalah
A. Ektamphsia
B. Pre eklamphsiaberat
C. Pre eklamphsiaringan
D. Impending eklamphsia
(jawaban B)

D. KHUSNUL CHOTIMAH

30
1. seorang ibu hamil GIP0A0AH0 berusia 17 tahun hamis 35 minggu datang ke RS
dengan keluhan pusing.mata berkunang kunang.bidan melakukan pemeriksaan fisik
dengan hasil TD 180/100 mmhg.proteunurin+1,muka,tangan dan kaki odema.ibu
hamil mengatakan keluarga maupun tidak memiliki riwayat pentakit
hipertensi.pemriksaan dalam bentuk belum ada pembukaan.
Apa yang kemungkinan menjadi faktor resiko kasus diatas?
A. Ibu hamil
B.riwayat hipertensi keluarga
C.usia kehamilan
D.tekanan darah tinggi

Jawaban A. ibu hamil

2. NY.Z 29 tahun datang me BPM tanggal 13 april 2018 untuk memeriksakan


kehamilannya.HPHT 9 februari 2018.anak ke 1(2tahun,belum pernah abortus
mengeluh mual,dan kadang muntah-muntah, belum memeriksakan gerakan janin.hasil
pemeriksaan :TFU setinggi pusat,tidak terabah bagian jani ,DJJ tidak terdengar,
tekanan darah 150/90mmhg
Ny,z kemungkinan mengalami....?
A.mola hida tidosa
B.hipertensi gestasional
C.ancaman abortus
D.hipertensi kronik
E.kehamilan ektopikterganggu

Jawaban D. hipertensi kronik

3. Seorang ibu hamil berusia 28 th G2 P1A0 hamil 36 minggu datang ke BPS diantar
oleh keluarganya, dengan tidak sadar ,saat dirumahnya Ny.teti mengalami kejang-
kejang hasil pemeriksaan dilakukan oleh bidan di dapatkan TD 160/110.mmhg,nadi

31
100x/menit ,pernafasan 16x/m,,DDJ irregular,TFU,3jari di bawah PX.presentasi
kepala,punggung kanan,dan oedema pada wajah ,tangan dan kaki.
Apakah diagnose yang tepat untuk kasus di atas ?
A. Eklamsia
B. preeklamsia
C. Preeklamsia ringan
D. Preeklamsia sedang
E. Hypermesis grafidarum

Jawaban A. Eklamsia

32

Anda mungkin juga menyukai