Pemeliharaan Baterai Arief Rahman SMKN 2 PDF
Pemeliharaan Baterai Arief Rahman SMKN 2 PDF
Kelas : XI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan Rahmat dan
Karunia-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan modul yang berjudul “ Pemeliharaan Baterai ”
yang dibutuhkan sebagai penambah ilmu pengetahuan terutama dibidang Teknik Otomotif.
Mudul ini dibuat berdasarkan tuntutan kurikulum spectrum 2008, pada program
keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Dengan dibuatnya modul ini diharapkan dapat
membantu siswa-siswi yang ingin mengetahui nama-nama komponen, bagaimana cara
kerja, Pemeliharaan Baterai.
Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan literature siswa dalam pembelajaran di
luar sekolah (Praktek Industri). Mudul ini dibuat sangat sederhana dan dengan bahasa yang
sederhana juga dilengkapi dengan gambar-gambar agar dapat membantu pembaca
mempermudah untuk memahami isi modul.
Penyusun
PEMELIHARAAN BATERAI
3. Konsturksi baterai
Wadah baterai terbuat dari plastik cetak. Plat-platnya disatukan untuk
dibentuk menjadi kelompok plat. Untuk dijadikan sel baterai, kelompok plat positif
disusun dengan kelompok plat negatif. Suatu separator (pembatas) yang bersifat
porous (keropos) ditempatkan diantara kedua plat tersebut. Hal ini dilakukan untuk
mencegah jangan sampai terjadi persentuhan antara plat positif dengan plat
negatif selama elektrolit tersebut bersirkulasi di antara kedua plat.
Rakitan bagian plat dan separator dinamakan elemen. Elemen tersebut
dimasukkan ke dalam wadah baterai untuk membentuk sel. Konektor timbal
dipasang secara seri pada setiap sel ke terminal sel. Sebuah penutup dari bahan
plastik digunakan untuk menutup bagian atas baterai tersebut. Pada sebagaian
baterai dibuat lubang untuk pengisian air dan ditutup lagi dengan sumbat pengisi
atau penutup ventilasi, sedangkan pada jenis baterai bebas perawatan tidak
terdapat penutup ventilasi.
Penempatan terminalnya ada yang di atas baterai. Di sini terdapat dua
terminal utama atau tonggak pada penutupnya, biasanya tonggak terminal positif
tersebut lebih besar, jenis yang lainnya ialah baterai terminal sisi. Disebut demikian
karena terminalnya dipasang disisi baterai.
4. Sel-sel penghubung
Pada baterai 12 volt terdapat enam sel yang dihubungkan secara seri. Artinya
tegangan sel digabungkan bersama-sama untuk menghasilkan tegangan baterai.
Setiap selnya menghasilkan tegangan sekitar 2,15 volt pada waktu muatannya
penuh. Suatu baterai dalam keadaan muatan penuh menghasilkan tegangan sekitar
12,9 volt.
2. Perawatan baterai
Perawatan baterai terdiri atas:
a. Memeriksa visual pada baterai.
b. Membersihkan bagian atas baterai, terminal-terminal dan jepitan kabel.
c. Menguji baterai.
d. Mengisi baterai.
b. Membuang korosi
Gunakan sikat kawat untuk membersihakan kotoran-kotoran akibat
korosi. Lepakan kabel terminal baterai. Sumbatlah lubang ventilasi pada tutup
dengan menggunakan tusuk gigi atau plester pelindung. Sikatlah dengan
menggunakan larutan baking soda dan air pada bagian atas terminal dan
permukaan baterai.
Gosoklah dengan menggunakan kertas amplas atau sikat kawat pada
menara dan terminal-terminalnya. Lapisilah dengan menggunakan gemuk non
logam. Pasanglah kabel-kabel terminal dan ketatkan dengan baik. Pasang juga
sepatu pelindung terminal. Lepaskan lagi sumbat atau plester dari lubang tutup
ventilasi.
h. Menyetrum baterai
Baterai yang secara fisik kondisinya masih baik, dapat diisi kembali
(disetrum) hingga penuh dengan cara melewatkan sejumlah arus listrik searah
(direct current, DC) terhadap baterai tersebut dalam arah yang berlawanan
dengan pergerakan normal. Penyetruman dapat dilakukan dengan cara
menyetrum cepat atau menyetrum lambat.
1) Menyetrum lambat
Penyetruman lambat dilakukan dengan sejumlah arus yang relatif
kecil (5 - 7 amper) terhadap baterai tersebut dan untuk jangka waktu
yang lama (14 – 16 jam atau lebih).
Penyetruman lambat lebih disukai dibandingkan dengan
penyetruman cepat, jika waktu masih memungkinkan, namun demikian
penyetruman cepat pada baterai tidak akan merusak baterai tersebut.
Dalam keadaan sel baterai tidak diketahui, penyetruman lambat akan
meminimalkan resiko kemungkinan kerusakan dibandingkan dengan
penyetruman cepat. Sulfat berat (bahan plat aktif yang berubah menjadi
sulfat timbal dan kembali menjadi keras yang pada dasarnya diperlukan
agar tahan terhadap reaksi kimia selama baterai tersebut bekerja) baterai
akan memanas dengan cepat apabila dilakukan penyetruman cepat
dibandingkan penyetruman lambat.
Untuk melakukan penyetruman dengan pendekatan yang baik,
anda dapat menentukan sebesar 7 persen dari nilai kapasitas amper jam
baterai. Apabila anda tidak mengetahui dengan persis nilai kapasitas
amper jam tersebut, dilakukan dengan penyetruman sekira 5 amper.
Bersihkan baterai dan isilah air baterai sesuai dengan level yang
diizinkan. Pasang kembali tutup sel baterai (jika menggunakan). Jika
baterai tersebut masih berada pada dudukan mobil, lepaskan kabel-kabel
untuk mencegah kerusakan pada radio atau transistor pada sistem
pengapian terutama apabila terjadi kesalahan dalam menjepitkan kabel
penyetrum.
Hubungkan jepitan positif penyetrum ke terminal positif baterai –
colokan negative ke terminal negatif.
Jika lebih dari satu baterai yang akan disetrum, hubungkan baterai
tersebut secara seri (terminal positif ke terminal negatif, baterai dengan
tegangan — volt dan 12 volt dapat disetrum pada saat yang bersamaan.
Aturlah besarnya penyetruman sesuai dengan nilai amper jam
baterai yang paling rendah dari kelompok tersebut. Saklarkan pada posisi
6 atau 12 volt sesuai kebutuhan. Baterai biasanya akan terisi penuh
dalam waktu 12 – 16 jam. Tinggalkan baterai pada alat penyetrum hingga
berat jenis cairan menunjukan pada muatan penuh atau sampai berat
jenis berhenti untuk naik dan tidak bisa meningkat lagi selama tiga kali
pengukuran secara berurutan dalam rentang satu jam.
Periksalah temperatur baterai selama penyetruman, dan turunkan
nilai penyetruman jika melebihi 52°C [125°F]. Temperatur yang melebihi
52°C dapat mengakibatkan kerusakan yang serius pada baterai tersebut.
Lepaskan baterai jika sudah terisi penuh. Pengisian yang berlebihan
akan membahayakan baterai tersebut.
2) Penyetruman cepat
Penyetruman cepat memerlukan arus yang relatif besar (50 – 60
amper untuk baterai 12 volt) dan baterai tersebut akan menghasilkan
muatan yang baik dalam waktu yang singkat (satu hingga dua jam).
Siapkan baterai sebagaimana kita akan melakukan penyetruman
lambat. Lepaskan kabel-kabel baterai. Pasanglah jepitan colokan positif
penyetrum ke terminal positif baterai – jepitan negatif ke terminal
negatif. Setel pengatur arus sesuai dengan yang ditentukan. Saklarkan
tegangan 6 atau 12 volt sesuai kebutuhan. Putarlah alat penyetrum pada
posisi ON. Jika level elektrolit terlalu tinggi (pemuaian akan terjadi selama
penyetruman cepat), pindahkan pada gelas bening dan kembalikan lagi
setelah baterai tersebut kembali menjadi dingin (hal ini tidak diperlukan
untuk jenis baterai bebas perawatan).
Sesaat baterai mulai dihubungkan ke alat penyetrum, arus pada
penyetrum secara otomatis akan menurun (jika menggunakan jenis
potensial konstan).
Penyetruman cepat tidak akan menjadikan baterai tersebut terisi
penuh. Pada saat baterai sudah terisi tiga perempat, lakukan
penyetruman lambat agar baterai tersebut dapat terisi penuh.
Periksalah termperatur baterai. Jika melebihi 52°C [125°F],
turunkan satu kali nilai penyetrumannya.
Jika dalam satu jam ternyata berat jenis tidak memperlihatkan
peningkatan yang berarti, lakukan metode penyetruman lambat.
Jika lebih dari satu baterai yang harus disetrum dengan
penyetruman cepat, hubungkan baterai secara paralel. Jangan
menggabungkan baterai yang bertegangan 6 volt dengan baterai yang
bertegangan 12 volt dalam satu rangkaian.
i. Penyimpanan baterai
Jika baterai basah tidak dilakukan penyetruman aliran kecil, baterai
tersebut sebaiknya disimpan pada lokasi dingin dan kering. Suatu baterai yang
disimpan pada suhu 0° C [32° F] muatannya akan dapat bertahan hingga
hampir satu tahun, sedangkan apabila baterai tersebut disimpan pada suhu 52°
C [125° F] maka akan kehilangan muatannya dalam satu bulan.
Baterai muatan kering (baterai yang dapat disetrum tetapi tidak
mengandung elektrolit) harus disimpan di tempat yang dingin, kering, dan jika
memungkinkan tidak terjadi suatu perubahan suhu. Walaupun baterai muatan
kering akan mampu bertahan dalam waktu yang lama, baterai tersebut
memerlukan pengaktifan setiap akhir tahun ketiga dalam penyimpanan.
i. Pengosongan baterai
Kebocoran listrik pada sistem dapat mengakibatkan baterai tersebut
mengalami kekosongan, besarnya kehilangan ini sebanding dengan jumlah
pengosongan.
Untuk menguji kekosongan baterai, matikan semua assesoris, tutup
pintu-pintu dan bagasi, serta pastikan bahwa semua unit tidak ada yang
menyala. Lepaskan kabel ground baterai dan hubungkan sebuah voltmeter
secara serio. Hubungkan colokan negatif voltmeter ke terminal negatif baterai
(terminal ground) dan hubungkan colokan positif voltmeter ke terminal kabel
negatif (kabel ground).
Jika di situ tidak ada rangkaian yang menyala dan jika tidak ada
kebocoran listrik (aliran arus), pengukuran akan menunjuk pada 0. Tes
kebocoran ini menyebabkan bacaan voltmeter pada tegangan baterai penuh.
j. Segel baterai
Beberapa baterai ditutup secara keseluruhan (jenis lainnya hanya
terdapat dua lubang kecil ventilasi) dan tidak memerlukan penambahan air
selama-lamanya.
C. STARTER LOMPAT
Penstarteran lompat (menghubungkan sebuah baterai yang hidup dengan baterai
mati pada kendaraan dengan menggunakan kabel jumper dapat membahayakan. Untuk
itu, perhatikan langkah-langkah dalam menanganinya.