Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
AUDITING I
NAMA ANGGOTA:
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
1
PEMBAHASAN
2
keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, kondisi keuangan,
dan hasil operasinya.
3
tinggi, tetapi tidak absolut, bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang
material. Hal ini mengindikasikan bahwa auditor bukanlah pemberi garansi atas
kebenaran laporan keuangan. Pembelaan terbaik yang dapat dilakukan auditor apabila
salah saji yang material tidak terungkap adalah melaksanakan audit sesuai dengan
standar auditing.
Kekeliruan versus Kecurangan SAS 99 (AU 316) membedakan antara dua
jenis salah saji: Kekeliruan (error) adalah salah saji yang tidak disengaja, sementara
kecurangan (fraud) adalah salah saji yang disengaja dan dibedakan lagi menjadi
misapropiasi aktiva (misappropriation of assets), yang sering disebut penyalahgunaan
atau kecurangan karyawan, serta pelaporan keuangan yang curang (fraudulent
financial reporting) yang disebut kecurangan manajemen.
Skeptisme Profesional adalah sikap yang penuh dengan keingintahuan serta
penilaian kritis atas bukti audit. Auditor tidak boleh mengasumsikan bahwa
manajemen bersikap tidak jujur tapi juga tidak boleh mengasumsikan bahwa
menajemen tidak diragukan lagi kejujurannya. Auditor bertanggung jawab untuk
mendeteksi kekeliruan dan kecurangan yang material.
Kecurangan yang Berasal dari Pelaporan Keuangan yang versus
Misapropriasi Aktiva Pelaporan keuangan yang curang merugikan karena
menyediakan informasi laporan keuangan yang tidak benar untuk membuat
keputusan, sedangkan misapropriasi aktiva merugikan pemagang saham, kreditor,
serta pihak lainnya karana aktiva tersebut tidak lagi menjadi milik pemilik yang sah.
Tindakan Ilegal (tindakan yang melawan hukum) Merupakan pelanggaran
terhadap hukum atau peraturan pemerintah selain kecurangan. Auditor bertanggung
jawab untuk menemukan tindakan ilegal. Tindakan illegal ini terbagi atas tindakan
ilegal yang berdampak langsung dan tindakan ilegal yang berdampak tidak langsung.
Auditor mempunyai tiga tingkat tanggung jawab untuk menemukan dan
melaporkan tindakan illegal :
1. Pengumpulan Bukti Jika Tidak Ada Alasan untuk Percaya Bahwa Ada Tindakan
Ilegal yang Berdampak Tidak Langsung
2. Pengumpulan Bukti dan Tindakan Lainnya Apabila Ada Alasan Ubtuk
Mempercayai BahwaTindakan Ilegal yang Berdampak Langsung atau Tidak
Langsung Telah Terjadi
3. Tindakan Apabila Auditor Mengetahui Suatu Tindakan Ilegal
4
D. SIKLUS LAPORAN KEUANGAN
Audit dilaksanakan dengan membagi laporan keuangan menjadi segman-segman
atau komponen yang lebih kecil. Pendekatan siklus (cycle approach) merupakan cara
umum untuk membagi audit, yaitu dengan tetap mempertahankan hubungan antara
jenis (kelas) transaksi dan saldo akun dalam segmen yang sama. Logika dari
penggunaan siklus ini adalah bahwa hal itu terkait dengan cara transaksi dicatat dalam
jurnal dan diikhtisarkan dalam buku besar serta laporan keuangan.
Gambar dibawah ini menyajikan arus tersebut :
5
Perhatikanlah gambar diatas, siklus-siklus itu tidak mempunyai titik awal atau
akhir kecuali pada posisi awal dan akhir perusahaan. Sebuah perusahaan dimulai
dengan memperoleh modal, umumnya berbentuk kas. Dalam perusahaan manufaktur,
kas digunakan untuk membeli bahan baku, aktiva tetap, dan barang jasa untuk
membuat persediaan (siklus akuisisi dan pembayaran). Kas juga digunakan untuk
memperoleh tenaga kerja (siklus penggajian dan personalia). Hasil gabungan dari
kedua siklus ini adalah persediaan (siklus pesediaan dan pergudangan). Berikutnya,
persediaan dijual dan menghasilkan penagihan serta perolehan kas (siklus penjualan
dan penagihan). Kas yang dihasilkan lalu digunakan untuk membayar deviden dan
bunga atau membiayai perluasan modal serta memulai kembali siklus-siklus tersebut.
6
Secara umum, auditor telah menemukan bahwa cara yang paling efisien dan
efektif untuk melakukan audit adalah dengan memperoleh beberapa kombinasi
kepastian bagi setiap kelas transaksi dan saldo akhir pada akun yang terkait.
Untuk setiap kelas transaksi, beberapa tujuan audit harus dipenuhi sebelum
auditor menyimpulkan bahwa :
1. Transaksi - transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat, tujuan ini disebut sebagai
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi ( transaction – related audit
objectives). Sebagai contoh : terdapat tujuan audit khusus yang berkaitan dengan
transaksi penjualan serta tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi
retur dan pengurangan harga penjualan.
2. Beberapa tujuan audit harus dipenuhi untuk setiap saldo akun yang disebut
sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan saldo ( balance-related audit
objectives). Sebagai contoh: ada tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo
piutang usaha dan tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo utang usaha.
3. Tujuan audit berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan informasi dalam
laporan keuangan yang disebut tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan
pengungkapan ( presentation and disclosure related audit objectives). Sebagai
contoh: ada tujuan audit khusus yang berkaitan dengan penyajian dan
pengungkapan untuk piutang usaha serta wesel bayar.
F. ASERSI MANAJEMEN
Asersi manajemen (manajement assertions) adalah representasi pernyataan yang
tersirat atau diekspresikan oleh manajemen tentang kelas transaksi dan akun serta
pengungkapan yang terkait dalam laporan keuangan.
Asersi manajemen berkaitan langsung dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum (GAAP/PSAK), karena asersi ini merupakan bagian dari kriteria yang
digunakan manajemen untuk mencatat dan mengungkapkan informasi akuntansi
dalam laporan keuangan.
SAS 106 (AU 326) mengklasifikasikan asersi ke dalam tiga kategori :
1. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit.
2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode.
3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan.
7
Asersi Manajemen untuk
Setiap Kategori Asersi
Asersi tentang kelas Asersi tentang Saldo Akun Asersi tentang Penyajian dan
transaksi dan peristiwa Pengungkapan
Keterjadian – Transaksi dan Eksistensi – Aktiva, kewajiban , Keterjadian dan hak serta
peristiwa yang dicatat telah dan ekuitas yang ada. kewajiban – peristiwa dan
terjadi dan bersangkutan transaksi yang diungkapkan
dengan entitas tersebut. telah terjadi dan bersangkutan
dengan entitas itu.
Kelengkapan – Semua Kelengkapan – Semua aktiva, Kelengkapan – Semua
transaksi dan peristiwa yang kewajiban, dan kepentingan pengungkapan yang harus
harus dicatat telah dicatat. ekuitas yang harus dicatat dimasukkan dalam laporan
sudah dicatat. keuangan telah dicantumkan
Keakuratan – Jumlah dan Penilaian dan Alokasi – Aktiva, Keakuratan dan penilaian –
data lain yang bersangkutan kewajiban dan kepentingan Informasi keuangan dan yang
dengan transaksi dan ekuitas dimasukkan dalam lain telah diungkapkan secara
peristiwa yang dicatat telah laporan keuangan pada jumlah tepat dan pada jumlah yang
dicatat dengan benar. yang tepat dan setiap hasil tepat.
penyesuaian penilaian dicatat
dengan tepat.
Klasifikasi – Transaksi dan Klasifikasi dan dapat dipahami
peristiwa telah dicatat dalam – Informasi keuangan dan yang
akun yang tepat. lain telah disajikan dan
diuraikan secara tepat serta
pengungkapan telah dinyatakan
dengan jelas.
Cutoff – Transaksi dan
peristiwa telah dicatat dalam
periode akuntansi yang
benar.
Hak dan Kewajiban – Entitas
itu memegang hak atau kendali
atas aktiva dan kewajiban
merupakan kewajiban entitas
itu
8
kerangka kerja guna membantu auditor mengumpulkan bukti audit yang cukup
kompeten yang diisyaratkan oleh standard pekerjaan lapangan ketiga dan
memutuskan bukti audit yang tepat yang harus dikumpulkan bagi kelas transaksi
sesuai dengan situasi penugasan audit. Tujuan audit ini tetap sama antara satu audit
ke audit lainnya, tetapi bukti-buktinya bervariasi, tergantung situasinya.
Ada perbedaan antara tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi dan
tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi bagi setiap kelas transaksi. Dapat
dikembangkan menjadi enam tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi
bagi setiap kelas transaksi yang akan diaudit.
Keterjadian transaksi yang dicatat memang ada:
1. Keterjadian transaksi yang dicatat memang ada
2. Kelengkapan transaksi yang terjadi telah dicatat
3. Keakuratan transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar
4. Posting dan pengikhtisaran transaksi yang dicatat dimasukkan ke dalam file induk
dan pengikhtisaran dengan benar
5. Klasifikasi transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah diklasifikasikan secara
tepat
6. Penetapan waktu transaksi dicatat pada tanggal yang benar
Keenam tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi diterapkan pada
setiap kelas transaksi, setelah auditor menetapkan tujuan audit umum yang berkaitan
dengan transaksi . hal itu dapat digunakan untuk mengembangkan tujuan audit khusus
yang berkaitan dengan transaksi bagi setiap kelas transaksi yang akan diaudit.
Ada hubungan antara asersi manajemen, tujuan audit umum yang berkaitan dengan
transaksi, dan tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi.
Perhatikan bahwa ada hubungan satu untuk satu asersi dan tujuan, kecuali untuk
asersi keakuratan. Asersi keakuratan mempunyai dua tujuan karena harus
menyediakan bagi auditor pedoman untuk menguji keakuratan transaksi.
9
Ada dua perbedaan antara tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dengan
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi:
1. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo diterapkan pada saldo akun seperti
piutang usaha, persediaan, bukan kel;as transaksi seperti transaksi penjualan dan
pembelian persediaan.
2. Ada delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dibandingkan dengan
enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
10
Tujuan audit umum yang berkaitan dengan saldo:
a. Eksistensi- Jumlah yang tercantum memang ada, Tujuan ini bersangkutan
dengan apakah jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan memang harus
dicantumkan.
b. Kelengkapan – Jumlah yang ada telah dicantumkan, Tujuan ini bersangkutan
dengan apakah semua jumlah yang harus tercatat pada suatu akun benar-
benar telah dicatat.
c. Keakuratan- Jumlah yang tercantum telah dinyatakan dengan benar, Tujuan
ini mengacu pada jumlah yang tercantum secara aritmetika sudah benar.
d. Klasifikasi- Jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah diklasifikasikan
dengan tepat, Klasifikasi ini melibatkan penentuan apakah pos-pos yang ada
dalam daftar klien telah dicantumkan dalam akun-akun buku besar yang
tepat.
e. Cutoff- Transaksi yang mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode
yang tepat. Tujuan auditor disini adalah menentukan apakah transaksi-
transaksi telah dicatat dalam saldo akun pada periode yang tepat.
f. Hubungan yang rinci (detail tie-in) – rincian saldo akun sesuai dengan
jumlah pada file induk yang berkaitan, sesuai dengan total saldo akun, dan
sesuai dengan total buku besar, Tujuan yang rinci ini memastikan rincian
dalam daftar telah disiapkan secara akurat, ditambahkan dengan benar, dan
sesuai dengan buku besar.
g. Nilai yang dapat direalisasi – aktiva yang telah dicantumkan dalam jumlah
yang diestimasi akan direalisasi, Tujuan ini terkait dengan apakah saldo akun
telah dikurangi untuk memperhitungkan penurunan biaya historis ke nilai
realisasi bersih.
h. Hak dan kewajiban , Hak selalu berkaitan dengan aktiva dan kewajiban
dengan utang. Tujuan ini hanya diterapkan pada akun aktiva sera merupakan
bagian dari asersi manajemen tentang hak dan kewajiban untuk saldo akun.
Terdapat lebih dari satu tujuan audit khusus yang berkaitan dengan dengan saldo
untuk suatu tujuan audit umum yang berkaitan dengan saldo. Misalnya tujuan audit
khusus yang berkaitan dengan saldo untuk hak dan kewajiban atas persediaan yang
mencakup :
1. Perusahaan memiliki hak ats semua item persediaan yang terdapat dalam daftar
11
2. Persediaan tersebut tidak dijaminkan sebagai agunan kecuali hal tersebut
diungkapkan.
Ilustrasi hubungan antara asersi manajemen, tujuan audit umum yang berkaitan
dengan saldo, dan tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo yang diterapkan
pada persediaan.
12
nilai realisasi bersih menurun.
Hak dan kewajiban Hak dan kewajiban Perusahaan mempunyai hak atas
semua item persediaan yang
tercantum.
Persediaan tidak menjamin sebagai
agunan.
Terdapat hubungan satu – satu antara asersi dan tujuan audit, kecuali untuk asersi
tangtang penilaian atau alokasi. Asersi tentang penilaian atau alokasi memiliki tujuan
audit yang banyak karena kerumitan dari isu penilaian itu sendiri dan adanya
kebutuhan untuk menyediakan tambahan panduan bagi para auditor untuk pengujian
penilaian.
13
catatan atas laporan keuangan
Penilaian dan alokasi Penilaian dan alokasi Pengungkapan catatan kaki yang
berkaitan dengan wesel bayar sudah
akurat
Klasifikasi dan dapat Klasifikasi dan dapat dipahami Wesel bayar secara tepat
dipahami diklasifikasikan sebagai kewajiban
jangka pendek dan jangka panjang
dan pengungkapan laporan
keuangan yang berkaitan dapat
dipahami
14
Fase I – Merencanakan dan merancang pendekatan audit
Ada banyak cara yang dapat ditempuh auditor untuk mengumpulkan bukti audit
guna memenuhi tujuan audit secara keseluruhan agar dapat memberikan pendapat atas
laporan keuangan. Ada dua pertimbangan utama yang mempengaruhi pendekatan
yang akan digunakan auditor :
1. Bukti audit yang mencukupi harus dikumpulkan agar dapat memenuhi tanggung
jawab professional auditor
2. Biaya pengumpulan bukti audit ini harus ditekan serendah mungkin.
Perhatian atas pengumpulan bukti audit yang cukup dan pengendalian biaya audit
membutuhkan perencanaan penugasan. Rencana ini harus menghasilkan pendekatan
audit yang efektif dengan biaya yang masuk akal. Perencanaan dan perancangan
pendekatan audit ini menjadi tiga aspek kunci agar terhindar dari salah saji yaitu sbb:
1. Memperoleh pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, Auditor harus
mempunyai pemahaman yang menyeluruh atas bisnis klien dan lingkungan yang
terkait, meliputi pengetahuan tentang strategi dan proses. Auditor harus
mempelajari model bisnis klien, melakukan prosedur analitis, dan membuat
perbandingan dengan pesaing. Auditor juga harus memahami setiap persyaratan
akuntansi yang unik dari industry klien.
2. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian, Menilai risiko
pengendalian adalah proses dimana auditor mengidentifikasi pengendalian
15
internal dan mengevaluasi keefektifannya. Jika pengendalian internal dianggap
efektif, risiko pengendalian yang ditetapkan dapat dikurangi dan jumlah bukti
audit yang harus dikumpulkan secara signifikan dapat menjadi lebih sedikit
ketimbang pengendalian internal yang tidak memadai.
3. Menilai risiko salah saji yang material, Auditor menggunakan pemahamannya
atas industry klien dan strategi bisnisnya, serta keefektifan pengendalian
internalnya, untuk menilai risiko salah saji dalam laporan keuangan. Penilaian ini
kemudian akan mempengaruhi rencana dan sifat audit, penetapan waktu, dan
tentang prosedur audit.
16
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., Elder, dan Beasley, 2008. Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan
Terintegrasi Jilid 1, Edisi 12, Erlangga, Jakarta.
Reckard, E. Scott. (2011). Barry Minkow is accused of misusing church money: Los Angeles
[Online]. Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Barry_Minkow#Beginnings_of_ZZZZ_Best
[2011-07-07].
17