OLEH:
AGROTEKNOLOGI 3
IMPLEMENTASI SISTEM PERTANIAN MENURUT MOSHER SECARA
ESENSIAL TERHADAP KOMODITI CABAI
PASAR
TEKNOLOGI
SARANA PRODUKSI
INSENTIF
Cabai yang dikonsumsi masyarakat Indonesia terdiri dari cabai besar (cabai merah
keriting dan cabai merah besar) dan cabai rawit (cabai rawit merah dan cabai rawit
hijau). Produksi cabai besar maupun cabai rawit meningkat setiap tahunnya. Tren
harga dari 2 varian cabai dari tahun ke tahun memiliki pola yang sama
TRANSPORTASI
Cabai merah adalah salah satu komoditas pertanian yang dibutuhkan masyarakat
Indonesia dan bernilai ekonomis yang tinggi. Cabai merah mudah rusak dan
dibutuhkan dalam bentuk segar, sehingga cara pengemasan yang tepat serta
transportasi yang baik menjadi titik kritis pascapanen untuk menjaga kesegaran
produk pada saat didistribusikan sampai ke tangan konsumen.Transportasi
langsung di lapangan dan simulasi transportasi di laboratorium dengan
pengemasan curah pada cabai merah keriting segar menunjukkan bahwa
2. Susut bobot terjadi di setiap perlakuan kemasan dan transportasi akan tetapi
hasill
tetapi analisis sidik ragam kekerasan menunjukkan kemasan dan transportasi tidak
berbeda nyata
dari analisis sidik ragam derajat warna hanya derajat warna b yang berbeda nyata
terhadap perlakuan transportasi.
5. Penurunan kadar air selaras dengan susut bobot yang terjadi akibat transportasi.
Hasil
tinggi tanaman jagung pada 1 mst adalah 14,7 cm , pada 2 mst adalah 29 cm, pada
3 mst dalah 45 cm, pada 4 mst adalah 74,5 cm, pada 5 mst adalah 96,2 cm, pada 6
mst adalah 105,5 cm, pada 7 mst adalah 113,5 cm dan pada 8 mst adalah 119,1
cm. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tanaman jagung mengalami
pertambahan tinggi dari minggu pertama pertambahan tinggi terus terjadi. Hal ini
pembelahan sel, pemanjangan sel dan diferensiasi. Hal ini sesuai dengan literatur
suatu proses bertambahnya ukuran atau volume tubuh akibat bertambahnya sel-sel
tubuh makhluk hidup, proses ini tidak dapat dibalik atau dikembalikan serta dapat
diukur dengan satuan pengukuran tertentu dan dapat dinyatakan dengan suatu
mst sebesar 9,2 cm, pada 2 mst sebesar 13,5 cm, pada 3 mst sebesar 17 cm, pada 4
mst sebesar 21,9 cm, pada 5 mst sebesar 31,7 cm, pada 6 mst sebesar 35,7 cm,
pada 7 mst sebesar 39,2 cm dan pada 8 mst sebesar 42 cm. Berdasarkan data hasil
hijau. Pertumbuhan terjadi terutama pada fase vegetatif, yaitu saat awal
pertumbuhan atau setelah massa berbunga. Hal ini sesuai dengan literatur
Nasution dan Sri (2010) yang menyatakan bahwa pertumbuhan suatu tanaman
adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah genetic, enzim,
hormone, seperti auksin, gyberelin, sitokinin dan lainnya. Faktor eksternal yang
kelembaban dan cahaya. Hal ini sesuai dengan literatur Siska (2000) faktor dalam
pada I mst sampai 4 mst yaitu dari tinggi tanaman 14,7 cm sampai 71,1 cm.Pada
tanaman kacang hijau fase logaritmik terjadi 1 mst sampai 4 mst. Fase ini
laju pertumbuhan lambat pada awalnya kemudian meningkat terus. Hal ini sesuai
dengan literatur Yulia (2011) yang menyatakan bahwa pada fase logaritmik,
ukuran bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu ini berarti bahwa laju
Dari data hasil pengamatan tanaman jagung mengalami fase linier pada
minggu ke 5 sampai ke 7. Pada tanaman kacang hijau fase linier terjadi pada 5 mst
sampai 6 mst. Pada fase ini pertumbuhan tanaman terjadi secara konstan dan
pertambahan tinggi dan daun tanaman tidak terlalu meningkat. Hal ini sesuai
dengan literatur Yulia (2011) yang menyatakan bahwa pada fase linier,
(asimptot) pada 8 mst. Pada tanaman kacang hijau mengalami fase penuaan
(asimptot) yaitu mulai dari 7 mst. Fase penuaan ini ditandai dengan laju
mencapai kematangan dan mulai menua. Hal ini sesuai dengan literature
vegetative sampai titik tertentu akibat pertumbuhan sel tanaman dan kemudian
melambat.
KESIMPULAN
1mst sebesar 14,7 cm dan jumlah daun 1,3 sampai 8 mst dengan tinggi
dari 1mst sebesar 9,2 cm dan jumlah daun 2,4 sampai 8 mst dengan tinggi
3. Faktor internal adalah genetik, enzim, hormone dan faktor eksternal yang
4. Fase logaritmik pada tanaman jagung terjadi pada 1 mst sampai 4 mst dan
6. Fase penuaan pada jagung terjadi mulai dari 8 mst dan pada kacang hijau
DAFTAR PUSTAKA
Akil,M. dan H.A Dahlan. 2009. Budidaya Jagung dan Diseminasi Teknologi.
Balai Penelitian Tanaman Serelia Maros
Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.2000.Jagung.Jakarta: Kantor Deputi
Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu dan
Teknologi.
Harahap,H.2007.Pola Pertumbuhan dan Produksi Jagung(Zea mays L.) Pada
Musim Kering Terhadap Perbedaan Waktu Tanam.Medan:Universitas
Sumatera Utara.
Jasmani. 2006. Respon Kacang Hijau (Phaseolus radiatus) Varietas Walet
terhadap Jarak Tanam dan Pemupukan Phospor. Universitas Mercu
Buana.Yogyakarta.
Latifah, S. 2004. Tinajuan Konseptual Model Pertumbuhan dan Hasil Tegakan
Hutan. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Nasution, A.H. dan Sri Endah. 2010. Kurva Sigmoid. Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Perwtasari, B., M. Tripatmasari dan C. Wasonowati. 2012. Pengaruh Media
Tanam dan Nutrisi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakchoi
dengan Sistem Hidroponik. Universitas negeri Malaysia. Malaysia.
Putra,A.S. 2011. Evaluasi Varietas Kacang Hijau (Vigna radiata (L.) Wilczek)
Untuk Kecambah (Tauge). Universitas Sumatera utara.Medan.
Ramadani, B. W., N. Wayan dan Loekito. 2010. Penerapan Schnute Growth pada
Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.). Universitas Brawijaya.
Malang.
Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press. Bandung.