Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

“STERILISASI (DESINFEKSI)”

Dosen Pembimbing :

Lisa Savitri., M.Imun

Disusun oleh :

1. Andan diyah Wulan (18650117)


2. Erik Sulistiani (18650124)
3. Fitri Rofi’ah (18650127)

PROGAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI

2020/2021

i
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II LATAR BELAKANG............................................................................................................2
2.1 Dasar Teori............................................................................................................................2
2.2 Alat dan Bahan......................................................................................................................6
2.3 Prosedur Kerja.......................................................................................................................6
2.4 Hasil Pengamatan..................................................................................................................8
BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN.............................................................................15
3.1 Pembahasan.........................................................................................................................15
3.2 Kesimpulan..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktikum yang melibatkan mikroba atau bahan-bahan kimia sebagai bahan
eksperimen tentu harus diawali dengan yang namanya sterilisasi. Sterilisasi biasa
dilakukan baik pada peralatan-peralatan maupun bahan-bahan yang akan digunakan
dalam praktikum khususnya mikrobiologi. Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan
suatu cara atau usaha untuk membebaskan alat-alat atau bahan-bahan dari segala macam
bentuk kehidupan terutama mikroba agar tidak terkontaminasi dengan bahan lain atau
mikroba yang tidak diinginkan. Sterilisasi perlu dilakukan agar dalam praktikum hanya
biakan murni saja yang ada tanpa kontaminasi mikroorganisme lain. Biakan murni
adalah biakan yang hanya terdapat satu spesies mikroba atau hasil perbanyakan akan satu
sel mikroba.

Biakan murni dapat dibuat, medium harus steril sebelum inokulasi, yaitu kita
harus yakin bahwa tidak ada organisme hidup berada dalam medium jika di
inokulasi.Metode yang lazim digunakan untuk mensterilkan media adalah menempatkan
dalam autoklaf.Autoklaf menggunakan uap bertekanan untuk menaikkan suhu barang
yang disterilkan sampai suatu taraf yang mematikan semua bentuk kehidupan.Untuk
sterilisasi rutin, autoklaf biasanya dioprasikan pada tekanan uap 15 lb/in 2. Pada tekanan
ini suhu menjadi 121oC, waktu yang diperlukan pada suhu ini adalah 15 menit untuk
sterilisasi bahan dan 20 menit untuk sterilisasi peralatan-peralatan, apabila medium
berukuran besar disterilkan maka waktu yang diperlukan akan lebih panjang, karena
panas memerlukan waktu untuk menembus bahan tersebut. Berdasarkan uraian diatas,
maka dilakukan praktikum mengenai Berbagai Teknik Sterilisasi yang bertujuan untuk
mengetahui cara sterilisasi dan apa saja yang dilakukan dalam sterilisasi.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami hal-hal penting yang harus diperhatikan
sebelum dan sesudah melakukan sterelisasi peralatan dalam pengamatan mikrobiologis
menurut metode sterilisasi yang digunakan seperti sterilisasi fisik dan kimiawi.

1
BAB II
LATAR BELAKANG

2.2 Dasar Teori

Sterilisasi adalah suatu proses di mana kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan
alat ataupun bahan dari berbagai macam mikroorganisme. Suatu bahan bisa dikatakan
steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun tidak baik dalam
bentuk vegetatif maupun bentuk nonvegetatif (spora) (Subaghdja, 2010).

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, jika
ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat berkembang baik.
Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri
(Fardiaz,1992).

Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri


masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung
sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan
mikrobia akan diluluhkan (Lay dan Hatowo, 1992).

Pemilihan cara sterilisasi didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilkan. Cara
sterilisasi yang umum digunakan secara rutin di laboratorium Mikrobiologi ialah dengan
pemanasan. Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi
panas lembab, bila tanpa kelembaban disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi
kering (Ammi, dkk., 2013).

Menurut Ratna (1993), berikut ini adalah jenis proses sterilisasi:

a. Sterilisasi basah atau sterilisasi panas lembab

Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf atau sterilisator uap


yang mudah diangkat (portable) dengan menggunakan air jenuh bertekanan pada suhu
121oC selama 15 menit. Maka sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan
bahan apa saja yang dapat ditembus uap air (misalnya minyak) dan tidak rusak bila
dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 110oC dan 121oC. Bahan-bahan yang
biasanya disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan yang umum, air

2
suling, peralatan laboratorium, biakan yang dibuang, medium yang tercemar, dan
bahan-bahan dari karet.

b. Sterilisasi kering

Sterilisasi kering atau sterilisasi panas kering dapat diterapkan dengan cara
pemanasan langung sampai merah, meayangkan di atas nyala api, pembakaran dan
sterilisasi dengan udara panas (oven). Pemanasan kering sering digunakan dalam
sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium.

Menurut Ratna (1993), berikut adalah tabel daftar suhu dan waktu yang biasa
digunakan untuk sterilisasi panas kering dengan oven:

Suhu (oC) Waktu (jam)

170 1,0

160 2,0

150 2,5

140 3,0

c. Sterilisasi uap

Uap panas pada suhu 100oC dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir.
Metode ini mempunyai keterbatasan. Penggunaan uap mengalir dilakukan dengan
proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur. Metode ini jarang
memuaskan untuk larutan yang mengandung bahan-bahan karena spora sering gagal
tumbuh di bawah kondisi ini, karena bentuk vegetatif dari kebanyakan bakteri tidak
membentuk spora. Temperatur suhu titik mati bervariasi, tetapi tidak ada bentuk non
spora yang bertahan. Dalam prakteknya, suatu perpanjangan pemaparan uap selama
20-60 menit akan membunuh semua bentuk vegetatif bakteri tapi tidak akan
menghancurkan spora. Untuk meyakinkan penghancuran spora, dilakukan sterilisasi
bertingkat. Proses ii dilakukan dengan waktu yang bervariasi, dari 20-60 menit setiap
hari selama 3 hari. Setiap hari setelah sterilisasi bahan disimpan pada inkubator pada
37oC. Prinsip dari metode ini adalah pada saat pemaparan pertama, uap membunuh
bakteri vegetatif tapi tidak sporanya. Tapi pada saat bahan disimpan pada inkubator

3
atau pada suhu ruangan selama 24 jam, spora akan tumbuh ke dalam bentuk vegetatif.
Spora yang telah tumbuh ini akan dimatikan pada pemanasan hari ke dua.

d. Penyaringan (filtrasi)

Penyaringan telah banyak digunakan untuk mensterilkan medium laboratorium


dan larutan yang dapat mengalami kerusakan jika dipanaskan. Penyaringan dengan
ukuran pori-pori 0,45 mikron atau kurang akan menghilangkan jasad renik yang
terdapat di dalam larutan tersebut. Penyaring yang banyak digunakan terbuat dari
gelas sinter, selulsa dan asbestos atau penyaring Seitz. Pori-pori dari penyaring
tersebut berkiras antara 0,22 sampai 10 mikron. Pori-pori yang lebih kasar biasanya
digunakan untuk penjernihan sebelum digunakan pori-pori yang lebih halus, sehingga
tidak terjadi penyumbatan. Penyaring yang biasa digunakan untuk bakteri tidak dapat
menahan atau menyaring virus atau mikoplasma.

Beberapa contoh bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini adalah serum,
larutan bikarbonat, enzim, toksin, bakteri, medium sintetik tertentu, dan antibiotik.

Ada beberapa macam filter, yaitu:

1. Filter Swinny
2. Filter Fritted-Glass
3. Filter Berkefeld dan Mandler
4. Filter Selas
5. Filter Candles-Pasteur-Chamberland

e.Sterilisasi dengan desinfektan

Desinfektan adalah zat yang dapat membunuh bakteri. Senyawa kimia


yang banyak digunakan sebagai esinfektan antara lain: larutan AgNO 3, CuSO4, HgCl2,
ZnO, serta alkohol dan campurannya. Zat-zat yang dapat membunuh atau
menghambat pertumbuhan bakteri dapat dibagi atas garam-garam, logam, fenol, dan
senyawa-senyawa lain yang sejenis, formaldehida,yodium, alkohol, klor, zat warna,
detergen, sulfonamida, dan antibiotik. Umumnya bakteri yang muda kurang daya
tahannya terhadap desinfektan daripada bakteri yang tua. Kepekatan, konsentrasi dan

4
lamanya berada di bawah pengaruh desinfetan merupkan faktor-faktor yang berperan
dalam sterilisasi jenis ini.

f. Sterilisasi gas

Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membnih
mikroorganisme dan sporanya. Beberapa bahan kimia yang dapat digunakan untuk
sterilisasi gas adalah etilena oksida, asam parasetat, formaldehida dan glutaraldehida
alkalin. Cara ini diterapkan pada suhu kamar selama 2-18 jam tergantung pada bahan
kimianya.

g.Sterilisasi dengan radiasi

Sterilisasi dengan radiasi dapat dilakukan dengan sinar gamma (sinar UV


kadang juga digunakan tetapi tidak begitu baik karena daya tembusnya lemah) namun
penggunaannya terbatas karena menuntut persyaratan keamanan dan biaya tinggi.

Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat


yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan
kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme
dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam
anorganik ditambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganisme
lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium
ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk,1993).

Ada beberapa istilah yang digunakan dalam mikrobiologi untuk masalah


mematikan, menghambat pertumbuhan, dan menyingkirkan mikroorganisme yaitu
sterilisasi dan desinfeksi. Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiapbenda
atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun.Untuk tujuan mikrobiologi
dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapatdimatikan setempat oleh
panas atau kalor, gas-gas seperti formaldehide,etilenoksida oleh bermacam-macam
larutan kimia, oleh sinar lembayung ultraatau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat
disingkarkan secara mekanik. Oleh sentrifugasi kecepatan tinggi oleh filtrasi.Sedangkan
untuk desinfeksi berarti mematikan atau menyingkirkan organisme yang dapat

5
menyebabkan infeksi. Meskipun dengan melakukan desinfeksi dapat tercapai keadaan
steril namun tidak seharusnya terkandung arti sterilisasi. Desinfeksi biasanya
dilaksanakan dengan menggunakan zat-zat kimia seperti fenol dan formal dehide.
Desinfeksi dimaksudkan untuk mematikan sel-sel vegetatif yang lebih sensitif tetapi
bukanspora-spora yang tahan panas (Irianto, 2006).

Densifeksi berarti mematikan atau menyingkirkan organisme yang dapat


menyebabkan infeksi. Meskipun dengan melakukan desinfeksi dapat tercapai keadaan
steril namun tidak seharusnya mengandung arti sterilisasi. Desinfeksi biasanya dilakukan
dengan menggunakan zat-zat kimia seperti fenol formadehide, klor, iodium dan sublimat.
Pada umumnya desinfeksi dimaksudkan untuk mematikan sel-sel yang lebih sensitif
tetapi bukan spora-spora yang tahan panas. Desinfektan adalah bahan yang digunakan
untuk melaksanakan desinfeksi. Sering kali sebagai sinonim digunakan istilah antiseptik,
tapi pengertian desinfeksi dan desinfektan biasanya ditujukan terhadap benda-benda mati
seperti piring lantai dan pakaian (irianto 2007 : 75-76)

2.2 Alat dan Bahan


ALAT :

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah : jarum

BAHAN :

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah : Plastik Bening, roti tawar, Air,
Sabun, dan double tip

2.3 Prosedur Kerja


1. Melubangi plastik

 Ambil 4 plastik benin


 Kemudian lubangi plastik bening dengan jarum sebanyak 10 lubang

2. Pengamatan

 Ambil 4 buah roti tawar


Kemudian ambil masing-masing roti dengan kondisi :
- tangan kotor
- tangan setelah beraktivitas biasa
- tangan setelah dicuci dengan air biasa

6
- tangan setelah dicuci dengan air sabun
 Kemudian tangan memegang masing-masing roti tawar tersebut selama 20
menit,1 roti 1 kondisi tangan
 Setelah 20 menit masukkan roti kedalam plastik bening tersebut dan tutup
bagian atasnya, sehingga sirkulasi udara hanya dari lubang-lubang yang
ditusuk jarum saja
 Simpang pada suhu ruang dan kering
 Amati perubahan selama 7 hari

Pengamatan Meliputi :

 Perubahan Warna
 Perubahan Bau
 Perubahan dari hari ke hari

7
1 Tangan Kotor

2 Tangan Setelah
Beraktivitas Biasa

3 Tangan setelah dicuci


dengan Air

4 Tangan setelah dicuci


dengan air sabun

8
2.4 Hasil Pengamatan
1. Dengan Tangan Kotor

Hari Warna Bau Deskripsi Gambar


1 Bau roti tawar Belum ada
Perubahan

2 Bau roti tawar Belum ada


Perubahan

3 Bau roti tawar Belum ada


Perubahan

4 Bau roti tawar Belum ada


Perubahan

5 Bau roti tawar Belum ada


Perubahan

6 Bau roti tawar Belum ada


Perubahan

9
7 Tidak ada bau sedikit
berjamur

2. Tangan Setelah Beraktivitas Biasa

Hari Warna Bau Deskripsi Gambar


1 Bau roti Belum ada
tawar Perubahan

2 Bau roti Belum ada


tawar Perubahan

3 Bau roti Belum ada


tawar Perubahan

10
4 Bau roti Belum ada
tawar Perubahan

5 Bau roti Belum ada


tawar Perubahan

6 Bau roti Sedikit


tawar berjamur

11
7 Tidak ada bau Berjamur
banyak
disekeliling roti

3. Tangan Dicuci dengan Air biasa

Hari Warna Bau Deskripsi Gambar


1 Bau roti tawar Belum ada
Perubahan

2 Bau roti tawar Belum ada


Perubahan

3 Bau roti tawar Belum ada


Perubahan

4 Bau roti tawar Mulai ada


bintik putih

5 Bau roti tawar Bintik Putih

12
6 Bau roti tawar Bintik Putih

7 Tidak ada bau Bintik Putih


lebih banyak

4. Tangan Dicuci dengan air Sabun

Hari Warna Bau Deskripsi Gambar


1 Bau roti tawar Belum ada
Perubahan

13
2 Bau roti tawar Belum ada
Perubahan

3 Bau roti tawar Belum ada


Perubahan

4 Bau roti tawar Mulai ada


bintik putih

5 Bau roti tawar Bintik Putih

6 Bau roti tawar Bintik Putih

14
7 Tidak ada bau Bintik Putih
Lebih Banyak

BAB III
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
3.1 Pembahasan
Mikrobiologi merupakan suatu telaah studi mengenai mikroorganisme.
mikroorganisme merupakan organisme hidup yang berukuran kecil yang hanya dapat
dilihat secara mikroskopis. Mikroorganisme yang ada dialam terdiri dari berbagai

15
macam jenis dan jumlahnya tidak terbatas. Mikroorganisme dapat tumbuh dan
berkembang biak dimana saja dengan syarat cukup nutrient dan berkembang pada
medium yang tepat. Pada praktikum mikrobiologi dalam pengerjaan penelitian atau
praktikum, keadaan steril merupakan syarat utama berhasil atau tidak dalam
melakukan praktikum.
Pada praktikum kali ini tentang sterilisasi (disinfeksi) dengan menggunakan
tangan. Sampel yang akan digunakan yaitu roti tawar. Pertama yang dilakukan adalah
menyiapkan roti tawar 4 biji, plastic bening 4 biji, jarum yang digunakan untuk
melubangi plastik bening dilubangi sebanyak 10 lubang. Kemudian percobaannya
menggunakan tangan dengan 4 cara yaitu : tangan kotor, tangan setelah aktivitas
biasa, tangan setelah dicuci dengan air biasa, tangan setelah dicuci dengan air dan
sabun, bertujuan untuk melihat bakteri pada roti. Percobaan yang kedua adalah
mengambil 1 roti tawar dilakukan dengan cara roti diletakkan diatas telapak tangan
yang kotor lalu di tutup dengan telapak tangan satunya, dipegang selama 20 menit.
Selanjutnya roti tawar dimasukkan kedalam plastik yang sudah dilubangi dan di tutup
bagian atas bertujuan untuk masuknya sirkulasi udara melewati lubang.Disimpan pada
suhu ruangan dan kering, roti tawar tersebut diamati selama 7 hari.Pada hari ke 1 roti
tersebut belum mengalami perubahan apapun, baik perubahan warna dan bau.Pada
hari ke 2 sampai hari ke 6 belum menunjukkan adanya perubahan.Dan pada hari ke 7
terlihat perubahannya.Pada roti tawar tersebut mulai ditumbuhi sedikit jamur, namun
untuk warna tidak terjadi perubahan, pada bau tidak tercium bau apapun.
Pada sampel yang kedua adalah kondisi tangan setelah beraktivitas biasa. Roti
tawar di letakkan di atas telapak tangan beraktivitas biasa dan ditutup dengan telapak
tangan satunya dipegang selama 20 menit, kemudian roti tawar dimasukkan kedalam
plastic bening dan atasnya ditutup bertujuan untuk masuknya sirkulasi udara pada
lubang saja. Roti tawar tersebut kemudian disimpan didalam suhu ruangan atau
kering, diamati selama 7 hari.Pada hari ke 1 roti tidak terjadi perubahan
apapun.Hingga hari ke 5 tidak mengalami perubahan apapun.Pada hari ke 6 bau tidak
berubah, hanya pada roti mulai ditumbuhi jamur, tetapi tidak terjadi perubahan
warna.Hari ke 7 jamur mulai tumbuh banyak pada roti tetapi tidak ada bau.Karena roti
mulai banyak ditumbuhi jamur bagian roti yang tumbuh jamur tersebut warnanya
berubah menjadi bau-abu.
Pada kondisi tangan yang ketiga yaitu tangan setelah dicuci dengan air dan
sabun.Roti tawar yang ketiga dipegang dengan kondisi tangan setelah dicuci dengan

16
air dan sabun selama 20 menit. Kemudian roti tawar di masukkan kedalam plastik
bening yang sudah dilubangi dan atasnya di tutup bertujuan untuk masuknya sirkulasi
udara pada lubang saja.Roti tawar tersebut disimpan pada suhu ruangan dan kering.
Diamati Selama 7 hari untuk mengetahui perubahan-perubahan yang telah terjadi.
Pada pengamatan hari ke 1 tidak terjadi perubahan apapun, sampai pada hari ke 3
belum ada perubahan.Roti tawar mengalami perubahan pada hari ke 4 pada roti
terdapat jamur bintik-bintik putih, tidak menimbulkan bau atau tetap. Pada hari ke 5
sampai ke 6 terdapat sedikit jamur.Hari ke 7 bintik-bintik jamur terlihat lebih banyak,
tetapi tidak ada perubahan warna pada roti tersebut.
Pada kondisi tangan dicuci dengan air dan sabun. Roti tawar yang keempat
dipegang dengan kondisi tangan setelah dicuci dengan air dan sabun selama 20
menit. Kemudian roti tawar dimasukkan kedalam plastik bening yang sudah dilubangi
dan atasnya di tutup bertujuan masuknya sirkulasi udara pada lubang.Roti tawar
disimpan pada suhu ruangan dan kering, diamati selama 7 hari untuk mengetahui
perubahan-perubahan yang terjadi. Pada pengamatan hari ke 1 sampai ke 3 tidak
muncul perubahan apapun dan baunya tetap seperti roti.Pada hari ke 4 muncul bintik-
bintik putih pada roti.Hari ke 5 sampai hari ke 6 muncul bintik lebih banyak. Hari ke
7 roti terdapat bintik lebih banyak sama seperti hari ke 6, tetapi hari ke 7 tidak tercium
bau apapun.

3.2 Kesimpulan
Pada hasil table pengamatan dan pembahasan bahwa roti tawar masih dapat
bertahan lebih lama atau bertahan dari jamur karena bantuan pengawet dan roti tawar
yang disimpan ditempat kering dapat tahan lebih lama lagi karena kondisinya yang
tidak memungkinkan untuk pertumbuhan jamur.Jadi pengaruh kelembapan terhadap
pertumbuhan jamur juga berpengaruh.

DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz, 1992, Mikrobiologi Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


Subaghdja, Rickie, 2010, Sterilisasi dan Pengenalan Alat Mikrobiologi, Yudistira:
Bandung.

17
Lay dan Hatowo, 1992, Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Ammi, Yanti dan Kusnadi, 2013, Petunjuk Praktikum Mikrobiologi, IPB expres,
Bogor.
Ratna, 1993, Mikrobiologi Dasar, Gramedia, Jakarta.
Volk & Wheeler, 1993, Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi kelima, Erlangga:  Jakarta.
Irianto, K., 2006 Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme, Jilid 1, Yrama
Widya Bandung.
Irianto, K. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung: Yrama
Widya.

18

Anda mungkin juga menyukai