BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biologi merupakan ilmu pengetahuan alam yang berguna agar kita mengetahui tentang diri kita dan bumi
yang kita huni. Salah satu ilmu biologi tentang diri kita yang harus kita ketahui yaitu sistem koordinasi
atau sistem pengatur tubuh makhluk hidup. Sistem koordinasi terdiri dari sistem saraf , sistem hormon
dan sistem indera. Sebagai makhluk hidup, kita harus mengetahui tentang hal itu. Dan pada kenyataannya
masih banyak yang belum mengetahui tentang sistem koordinasi. Oleh karena itulah makalah tentang
sistem saraf dan sistem hormon ini penyusun tulis.
1.2 Tujuan
1. Agar mengetahui apa yang di maksud dengan sistem saraf
2. Agar mengetahui sistem saraf pada manusia beserta bagian-bagian dan fungsi-fungsinya
3. Agar mengetahui bagaimana sistem saraf pada hewan
4. Agar mengetahui apa yang di maksud dengan sistem hormon
5. Agar mengetahui bagaimana sistem hormon pada manusia dan hewan
1.3 Manfaat
1. Kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem saraf dan sistem endokrin
2. Kita dapat sistem bagaimana saraf pada manusia dan hewan, struktur, bagian-bagiannya maupun
fungsinya.
1.4 Rumusan Masalah
1. Apa fungsi sistem saraf?
2. apa saja bagian-bagian dari system saraf pada manusia
3. apa yang di maksud dengan hormon?
4. Bagaimana sistem hormone pada manusia dan hewan
PEMBAHASAN
SISTEM SARAF MAKHLUK HIDUP
Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormon, berfungsi untuk memelihara fungsi
tubuh. Pada umumnya sistem saraf berfungsi untuk mengatur, misalnya kontraksi otot, perubahan alat-
alat tubuh bagian dalam yang berlangsung dengan cepat, dan kecepatam sekresi beberapa kelenjar
endokrin.Sistem saraf pada manusia memiliki sifat mengatur yang sangat kompleks dan khusus. Sistem
saraf menerima berjuta rangsangan yang berasal dari berbagai organ. Semua rangsangan tersebut akan
bersatu untuk dapat menentukan respon apa yang akan diberikan oleh tubuh. Rangsangan dapat berasal
dari luar tubuh (rangsangan eksternal) dan rangsangan dari dalam tubuh (rangsangan internal).
Rangsangan eksternal misalnya cahaya, suara, gravitasi, suhu, panas, dan dingin. Sedangkan rangsangn
internal misalnya rasa lapar, haus, sakit, nyeri, dan sebagainya.
Untuk bereaksi terhadap berbagai rangsangan tubuh kita memerlukan tiga komponen yaitu, reseptor,
sistem saraf, dan efektor.
1. Reseptor
Reseptor atau penerima rangsangan adalah sel yang memberikan respon terhadap rangsangan dari
lingkungan eksternal maupun internal. Kemudian reseptor akan mengubah rangsangan yang diterima
menjadi suatu impuls saraf (aliran listrik yang terjadi karena adanya perubahan muatan listrik) yang akan
diteruskan melalui neuron ( sel saraf). Pada tubuh kita yang berperan sebagai reseptor adalah alat indera.
Di dalamnya terdapat ujung-ujung saraf sensorik yang peka terhadap rangsangan tertentu. Saraf sensorik
berfungsi menerima rangsangan dan membawanya ke otak atau sumsum tulang belakang.
2. Sistem saraf
Sistem saraf berperan menerima, mengolah, dan meneruskan hasil olahan rangsangan ke efektor. Sistem
saraf tersebar ke seluruh organ tubuh manusia. Secara fungsional, sistem saraf dibagi menjadi bagian
somatik dan otonom. Bagian somatik berperan mengatur koordinasi struktur-struktur otot, tulang, dan
kulit. Sedangkan sistem saraf otonom berperan mengatur koordinasi otot polos, jantung, dan kelenjar-
kelenjar tubuh.
3. Efektor
Efektor adalah sel atau organ yang digunakan untuk bereaksi terhadap rangsangan, baik dari dalam
maupun dari luar tubuh. Pada tubuh kita yang berperan sebagai efektor utama adalah otot dan kelenjar.
Sistem saraf terdiri dari tiga macam sel yang memiliki struktur dan fungsi berbeda, yaitu neuron, sel
schwan, dan sel penyokong (neuroglia). Neuron bertugas mengantarkan impuls. Sel schwan merupakan
pembungkus sebagian besar akson pada sistem saraf perifer (sistem saraf tepi). Akson merupakan neuron
yang berfungsi membawa rangsangan dari badan neuron. Sel penyokong (neuroglia) merupakan sel yang
terdapat diantara neuron dan sistem saraf pusat.
SEL SARAF (NEURON)
Neuron merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron mempunyai kemampuan
merespon rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak mengalami pembelahan sehingga tidak dapat di
ganti jika sudah mati atau rusak. Namun pada kondisi yang sesuai, neuron dari sistem saraf perifer yang
terluka dapat di perbaiki.
Struktur Neuron
Sistem saraf tersusun atas miliaran sel yang sangat khusus yang disebut sel saraf (neuron). Setiap neuron
tersusun atas badan sel, dendrit, dan akson (neurit).
1. Badan sel
merupakan bagian sel saraf yang mengandung nukleus (inti sel) dan tersusun pula sitoplasma yang
bergranuler dengan warna kelabu. Sitoplasma badan sel mengandung badan nissal (substansi kromatik)
dan neurofibril (fibril/serat yang ramping pada badan neuron). Badan nissal akan tampak seperti
retikulum endoplasma granuler yang tersusun sejajar satu dengan yang lainnya. Badan nissal mengandung
protein yang digunakan untuk menggantikan protein yang habis selama metabolisme. Protein ini juga
digunakan untuk pertumbuhan neuron dan perbaikan saraf dan sistem saraf perifer. Neurofibil merupakan
fibil yang berbentuk panjang dan ramping, serta terdiri dari mikrotubulus umumnya. Neurofibil diduga
memiliki peranan dalam pengangkutan nutrien dan penyokong sel.
Lokasi badan sel terletak di sistem saraf pusat, meskipun ada beberapa yang terletak di sistem saraf
perifer. Di sistem saraf pusat badan sel neuron berkelompok menjadi nukleus. Sementara itu, badan sel
yang berkelompok selain di saraf pusat, umumnya di sebut ganglion.
2. Dendrit
Pada badan sel terdapat bagian yang berupa serabut dengan penjuluran pendek. Bagian ini
disebut dendrit. Dendrit memiliki struktur yang bercabang-cabang (seperti pohon) dengan berbagai
bentuk dan ukuran. Fungsi dendrit adalah menerima impuls (rangsang) yang datang dari reseptor.
Kemudian impuls tersebut dibawa menuju ke badan sel saraf.
3. Akson
Selain itu, pada badan sel juga terdapat penjuluran panjang dan kebanyakan tidak bercabang. Namanya
adalah akson atau neurit. Akson berperan dalam menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor,
seperti otot dan kelenjar. Walaupun diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun panjangnya bisa
mencapai 1 hingga 2 meter.
Supaya informasi atau impuls yang dibawa tidak bocor (sebagai isolator), akson dilindungi oleh selubung
lemak yang kemilau. Kita bisa menyebutnya selubung mielin. Selubung mielin dikelilingi oleh sel-sel
Schwan. Selubung mielin tersebut dihasilkan oleh sel sel pendukung yang disebut oligodendrosit.
Sementara itu, pada akson terdapat bagian yang tidak terlindungi oleh selubung mielin. Bagian ini
disebut nodus Ranvier, yang berfungsi memperbanyak impuls saraf atau mempercepat jalannya impuls.
Macam-Macam Neoron
Neuron beredasarkan jumlah uluran
1. Neuron Unipolar
Neuron Unipolar hanya memiliki satu uluran yang timbul dari badan sel. Misalnya neuron sensorik
unipolar yang terdapat pada hewan tingkat rendah.
2. Neuron Bipolar
Neuron ini memiliki dua uluran, yaitu akson dan dendrit. Badan selnya berbentuk lonjong dan ulurannya
timbul dari dua ujung badan sel. Neuron ini terdapat pada retina (mata), koklea (telinga) dan epitel
olfaktori (hidung).
3. Neuron Multipolar
Neuron ini memiliki satu akson dan beberapa dendrit. Penyebaran neuron multipolar ini paling banyak
terdapat di dalam tubuh di bandingkan neuron unipolar dan bipolar. Contoh neuron multipolar adalah
neuron motorik yang keluar dari sumsum tulang belakang
a. Neuron Sensorik
Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.
b. Neuron Motorik
Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan
kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.
c. Neuron konektor atau Interneuron
Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf
lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan
adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.
SINAPS
Merupakan hubungan penyampaian impuls dari satu neuron ke neuron yang lain. biasanya terjadi dari
ujung percabangan akson dengan ujung dendrit neuron yang lain.Celah antara satu neuron dengan neuron
yang lain disebut dengan celah sinapsis. Di dalam celah sinapsis inilah terjadi loncatan-loncatan listrik
yang bermuatan ion, baik ion positif dan ion negatif. Di dalam celah sinapsis ini juga terjadi pergantian
antara impuls yang satu dengan yang lain, sehingga diperlukan enzim kolinetarase untuk menetralkan
asetilkolin pembawa impuls yang ada. Dalam celah sinapsis juga terdapat penyampaian impuls dengan
bantuan zat kimia berupa asetilkolin yang berperan sebagai pengirim (transmitter).
Berdasarkan tempat sinapsnya, neuron di bedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Sinaps aksosomatik (axosomatic synaps), yaitu sinaps yang terletak diantara akson dari satu neuron
dengan badan sel dari neuron lain.
b. Sinaps aksodendritik (axsodendrituc synaps), yaitu sinaps yang terletak di antara akson dari neuron
yang satu dengan dendrit dari neuron lain”
c. Sinaps aksoaksonik (axoaxonic synaps), yaitu sinaps yang terletak di antara ujung akson dari neuron
yang satu dengan akson dari neuron yang lain.
IMPULS SARAF
Salah satu sifat neuron adalah permukaan luarnya bermuatan positif, sedangkan bagian dalamnya
bermuatan negatif. Jadi, ada perbedaan potensial antara neuron bagian luar dengan bagian dalam.
Keadaan demikian disebut polarisasi.
Bila neuron tersebut di rangsang, di tempat tersebut terjadi penurunan beda potensial atau muatannya
berubah, yaitu bagian luarnya menjadi negatif dan bagian dalamnya menjadi positif. Keadaan tersebut di
sebut depolarisasi. Peristiwa perubahan muatan pada membran plasma neuron di sepanjang serabut saraf
di sebut dengan potensial aksi saraf atau yang lebih dikenal dengan impuls saraf.
Semua impuls saraf adalah sama. Respon yang berlainan bukan di sebabkan karena impuls yang berbeda,
tetapi karena reseptor dan efektor yang berbeda.Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima
oleh reseptor dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai
serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.
Contoh rangsangan adalah sebagai berikut:
a. Perubahan dari dingin menjadi panas
b. Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan
c. Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung
d. Suatu benda yang menarik perhatian
e. Suara bising
f. Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan
Prinsip kerja Impuls
Rangsangan (impuls) yang mengenai tubuh diterima oleh organ reseptor
untuk diteruskan ke pusat saraf. Dari pusat saraf akan disampaikan tanggapan (respon) ke
organ efektor. Respon ini biasanya berbentuk gerakan. Proses perambatan impuls ini
meliputi cara merambat melalui sel saraf dan sinapsis.
1.Perambatan impuls melalui sel saraf
Rambatan impuls melalui serabut saraf terjadi dalam bentuk pulsa elektrik. Alur impuls
yang terjadi yaitu:
Perambatan impuls ini terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar
dan bagian dalam sel saraf. Sel saraf pada saat beristirahat bagian luarnya merupakan
kutub positif, sedangkan bagian dalamnya kutub negatif. Adanya rangsang dari organ
reseptor menyebabkan pembalikan beda potensial (depolarisasi), sehingga terjadi
perambatan gelombang sesuai beda potensial.
Variasi kecepatan perambatan gelombang dipengaruhi oleh diameter akson
dan ada atau tidaknya selubung mielin, yaitu antara 1 sampai 120 m per detik.
Pengembalian posisi kepada posisi awal memerlukan waktu sekitar 1/500 sampai 1/1000
detik. Stimulus yang lemah (threshold) tidak dapat menghasilkan impuls yang dapat
merubah potensial listrik, tetapi sebaliknya jika stimulus kuat maka impuls akan
dihantarkan sampai ujung akson dan diteruskan kepada sel saraf yang lainnya.
2.Perambatan impuls melalui sinapsis
Ujung akson sel saraf membentuk tonjolan sinapsis yang berisi sitoplasma (cairan sel). Di
dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat membran kecil (vesikula sinapsis) yang
berisi neurotransmitter. Pada saat impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula
melepaskan neurotransmitter. Contoh neurotransmitter yaitu asetilkolin (terdapat di seluruh
tubuh), noradrenalin (terdapat di sistem saraf simpatik), dopamin dan serotonin (terdapat di
otak). Penempelan asetilkolin pada reseptor menyebabkan terjadinya impuls pada sel saraf
berikutnya dengan bantuan enzim asetilkolinesterase.
Perambatan impuls dari sel saraf motorik ke otot pada organ efektor melalui sinapsis. Sinapsis ini
berbentuk cawan dan mengelilingi sel otot. Otot yang bergerak dapat menggerakkan organ.Impuls yang
diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya gerakan atau
perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls yang
menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang.
Contoh gerak sadar misalnya olahraga, berjalan, berlari, makan dan sebagainya.
b. Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang
menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan tidak melewati otak.
Perjalanan impuls pada gerak refleks disebut dengan lengkung refleks. Neuron konektor ada yang terletak
di otak dan ada yang terletak di sumsum tulang belakang. Gerak refleks yang melibatkan neuron konektor
yang terletak di otak di sebut dengan refleks otak, misalnya refleks pupil mata karena rangsangan cahaya.
Gerak refleks yang melibatkan neuron konektor yang teletak di sumsum tulang belakang disebut refleks
sumsum tulang belakang, misalnya refleks pada lutut.
Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut:
a. Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu
b. Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang masuk ke mata
1. SISTEM SARAF MANUSIA
Sistem saraf manusia terdiri dari sistem saraf pusat dam sistem saraf tepi.
1.1 Sistem Saraf Tepi (Sistem Saraf Perifer)
Sistem saraf tepi adalah lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari
sistem saraf pusat.
Dilihat dari arah impuls yang di bawanya, sistem saraf tepi di bedakan menjadi dua, yaitu:
a. Sistem saraf aferen, yang membawa impuls saraf dari reseptor menuju ke sistem saraf pusat
b. Sistem saraf eferen, yaitu membawa impuls saraf dari saraf pusat ke efektor
Sistem saraf tepi pada manusia terdiri dari 31 pasang saraf spinal( saraf tulang belakang) dan 12 pasang
saraf kranial (saraf kepala).
Berdasarkan karakteristik sifatnyanya sistem saraf kranial dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
Saraf Kranial yang sifatnya sensorik, terdiri dari 3 pasang
Saraf kranial yang sifatnya motorik, terdiri dari 5 pasang
Saraf kranial yang sifatnya gabungan sensorik dan motorik terdiri dari empat pasang
Sistem saraf tepi yang di susun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang merupakan
campuran berbagai saraf. Sistem saraf sumsum tulang belakang berasal dari arah dorsal, sehingga sifatnya
sensorik. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan menjadi 8 pasang saraf leher, 12
pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.
Kemudian di antara beberapa saraf ada yang menjadi satu ikatan atau gabungan (pleksus), membentuk
jaringan urat saraf. Ada 3 macam pleksus yang tebentuk, yaitu:
Plexus cervicalis, merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu dan
diagfragma
Plexus branchialis, merupakan gabungan nurat saraf lengan atas yang mempengaruhi bagian tangan
Plexus lumbo sakralis, merupakan gabungan urat saraf punggung dan pinggang yang mempengaruhi
bagian pinggul dan kaki.
Berdasarkan fungsinya, saraf tepi di bedakan menjadi dua yaitu:
a. Saraf Somatik (saraf sadar)
Saraf somatik mengatur gerakan yang di sadari, misalnya gerakan kepala, badan dan anggota gerak.
Neuron sensori didalam saraf somatik mengirimkan informasi dari kulit, otot rangka, dan tendon ke
sistem saraf pusat. Neuron sensori di dalam saraf somatik mengirimkan informasi dari kulit, otot rangka,
dan tendon ke sistem saraf pusat . Neuron motorik di dalam saraf somatik mengirimkan perintah yang
dibawa dari otak dan sumsum tulang belakang menuju otot rangka.
b. Saraf Otonom (saraf tak sadar)
Saraf otonom mengatur gerak yang tidak di sadari, misalnya gerakan otot polos, otot jantung dan kelenjer.
Berdasarkan sifat kerjanya, saraf otonom di bedakan menjadi dua, yaitu saraf simpatik dan saraf
parasimpatik. Namun pengaruh kerjanya berlawanan, sehingga keduanya bersifat antagonis.
Saraf Simpatik
Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang punggung dan menempel pada
sumsum tulang belakang. Saraf simpatik memiliki serabut praganglion yang pendek, sedangkan serabut
pascaganglion panjang.
Saraf Parasimpatik
Saraf parasimpatik memiliki serabut praganglion panjang dan serabut pacsaganglion pendek. Susunan
saraf parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion-ganglion yang tersebar di
seluruh tubuh.
Fungsi Saraf Otonom
Sistem Saraf Parasimpatik Sistem Saraf Simpatik
SISTEM HORMON
Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organik yang di hasilkan oleh kelenjar endokrin.
Hormon mengatur aktivitas seperti metabolism, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Hormon di
hasilkan oleh kelenjar yang di sebut kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin di sebut juga kelenjar buntu
karena hormone yang di hasilkan tidak di alirkan melalui suatu saluran, tetapi langsung Masuk le dalam
pembuluh darah.
1. HORMON PADA MANUSIA
Hormon dari kelenjer endokrin mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh hingga mencapai organ-organ
tertentu.Hormon memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
Di produksi dan di sekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah yang sangat kecil
Di angkut oleh darah menuju ke sel atau jaringan target
Mengadaka interaksi dengan reseptor khusus terdapat di sel target
Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus
Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel
target yang merlainan
Kelenjar Endokrin, Kelenjar endikrin meliputi kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid, adrenal, ovarium,
testis, pancreas, dan plasenta.
1. Kelenjar Hipofisis (pituitari)
Kelemjer ini mampu mensekresikam bermacam-macam hormone yang mengatur berbagai macam
kegiatan di dalam tubuh. Oleh karena itu kelenjar in disebut kelenjar pengendali(mastergland). Kelenjer
ini berbentuk bulat dan berukuran kecil dengan diameter 1,3 cm.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, kelenjar hipofisis di bagi menjadi hipofisis lobus
anterior dan hipofisis lobus posterior. Kedua lobus tersebut di hubungkan dengan hipotalamus. Di
antara kedua lobus terdapat suatu daerah yang relative tidak ada pembuluh darahnya. Daerah ini di sebut
hipofisis pars intermedia.
Hipofisis lobus anterior
Macam-macam fungsi hormon yang di hasilkan hipofisis lobus anterior dan ganguannya
Hormon yang di hasilkan Fungsi dan gangguannya
Hormon somatotropin (STH). Merangsan sintesis protein dan metaboloisme lemak serta
Hormon pertumbuhan (Growth merangsang pertumbuhan tulang dan otot. Kekurangan
Hormonel GH) hormone ini pada anak-anak menyebabkan pertumbuhannya
terhambat atau kerdil(krentinisme). Jika kelebihan akan
menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Jika
kelebihan terjadi pada saat dewasa, akan menyebabkan
pertumbuhan tidak seimbang pada tulang jari tangan, jari kaki,
rahang, ataupun tulang hidung yang disebut akromegali.
Hormon Tirotropin atau Thyroid Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kelenjar gondok
stimulating hormone (TSH) atau tiroid serta merangsang sekresi tiroksin
Adrenocorticotropic Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan aktivitas kulit
hormone(ACTH) ginjal dan merangsang kelenjar adrenal untuk mensekresikan
glukokortikoid (hormone yang di hasilkan untuk metabolisme
karbohidrat)
Prolaktin(PRL) atau lactogenic Memelihara korpus luteum (kelenjer endokrin sementara pada
hormone (LTH) ovarium) untuk memproduksi progesterone dan air susu ibu
Hormon gonadotropin pada wanita:
1.FSH Merangsang pematangan folikel dalam ovarium dan
2.LH menghasilkan hormone estrogen
Mempengaruhi pematangan folikel dalam ovarium dan
menghasilkian hormon progesteron.
Hormon gonadotropin pada pria
1.FSH Merangsan terjadinya spermatogenesis (proses pematangan
2.ICSH sperma)
Merangsan sel-sel interstitial testis untuk memproduksi
testosterone dan androgen
Hipofisis pars Intermedia
Hormone yang di hasilkan kelenjar ini yaitu MSH. Hormon ini berpengaruh dalam meningkatkan
pigmentasi kulit dengan cara menyebarluaskan butir melanin, sehingga kulit menjadi berwarna hitam.
Sekresi MSH juga dirangsang oleh factor pengatur yang disebut factor perangsang pelepas hormone
melanosit dan di hambat oleh factor inhibisi hormone melanosit (MIF)
Hipofisis lobus posterior
Kelenjar ini menghasilkan oksitosin dan vasopresin Oksitpsin berperan dalam merangsang otot polos
yang terdapat di uterus dan sel yang menyelubungi saluran yang terdapat di kelenjar susu. Sedangkan
vasopressin atau di sebut juga hormone antidiuretik (ADH) berpengarug dalam proses reabsorpsi urin
pada tubulus distal, sehingga mencegah pengeluaran urin yang terlalu banyak. Hormon ADh juga
berpengaruh dalam meningkatkan reabsorpsi urea di tubulus kontortus distal, menurunkan aliran darah di
bagian medulla ginjal dan meningkatkan reabsorpsi ion Na + di lengkung henle. Hormon ADH dosis tinggi
dapat meningkatkan tekanan darah arteri dengan jalan mengecilkan diameter otot polos pada dinding
pembuluh darah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Organ-organ tubuh makhluk hidup dapat bekerja secara selaras dan teratur karena memiliki suatu sistem
yang dikenal sistem koordinasi. Sistem koordinasi terdiri atas sustem saraf, sistem hormon dan sistem
indera
Sistem saraf manusia tersusun dari sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron terdiri atas
tiga bagian , yaitu dendrit, badan sel dan akson. Berdasarkan jumlah ulurannya, neuron terbagi atas
neuron unipolar, neuron bipolar, dan neuron multipolar. Berdasarkan fungsinya, neuron di kelompokkan
menjadi tiga yaitu neuron sensorik, neuron motorik dan neuron konektor. Sistem saraf manusia terdiri
dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang
belakang. Berdasarkan fungsinya sistem saraf tepi dibediroid, akan menjadi saraf somatik dan saraf
otonom. Saraf otonom di bedakan menjadi saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Pada ikan, otak kecil
berkembang lebih baik, sedangkan otak besar dan otak tengah tidak berkembang baik. Pada amfibi, otak
tengah lebih berkembang sehingga memiliki penglihatan yang baik. Pada burung, otak kecil dan otak
tengah berkembang dengan baik sehingga burung memiliki keseimbangan dan penglihatan yang baik
pula. Cacing pipih, cacing tanah, dan serangga memiliki sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali.
Hormon berfungsi dalam hal yang berhubungan dengan reproduksi, metabolisme,
homeostatis, dan tingkah laku. Hormon bekerja atas perintah saraf atau hormon yang lain. Kekurangan
dan kelebihan hormon dapat menyebabkan ketidaknormalan tubuh. Hormon adalah senyawa kimia yang
di hasilkan oleh kelenjar buntu. Macam kelenjar hormon pada manusia yaitu hipofisis, paratiroid, adrenal,
pankreas, ovarium, testis, dan plasenta. Hormon yang dihasilkan vertebrata hampir sama dengan hormon
yang dihasilkan manusia. Serangga menghasilkan hormon otak, hotmon ekdison, dan hormon juvenil
yang berperan dalam metamorfosis. Bererapa jenis hewan menghasilkan suatu zat selain hormon yang di
sebut feromon.
MAKALAH BIOLOGI
TENTANG SISTIM SARAF
MATERI KOORDINASI
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 3