Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR BANK SYARIAH

Selvia Rachim

Universitas Tadulako

Palu

E-Mail: selviaabdulrachim@gmail.com

Abstrak

Berbeda dengan bank konvensionaal yang orientasinya pada laba tanpa


memperhatikan hukum-hukum atau ketentuan Islam, bank syariah berdiri dengan
landasan hukum atau dalil dalam Alqur’an dan hadits. Hal ini dikarenakan harapan
keselurahan elemen terhadap bank syariah sangat besar untuk membentuk suatu
sistem perbankan yang sesuai dengan ketentuan Allah seperti tidak diberlakukannya
riba dalam system perbankan syariah, melainkan memberlakukan system patner
atau kerja sama dengan akad seperti Mudharabah atau Musyarakah. Berdirinya
bank syariah di Indonesia di Prakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 18-
20 agustus 1990. Namun, diskusi tentang Bank Syariah sebagai basis ekonomi
Islam sudah mulai dilakukan pada awal tahun 1980.Garis besar tuntunan Islam yang
mengatur kegiatan ekonomi umat agar tercipta suatu sistem perekonomian yang
mencapai keadilan sosial.

Kata kunci: Sejarah, fungsi, dan perbedaan bank syariah

Abstract

In contrast to conventional banks that are oriented towards profit without regard to
Islamic laws or regulations, Islamic banks stand on a legal basis or proposition in the
Qur'an and hadith. This is because the hope of all elements of the Islamic bank is
very large to form a banking system that is in accordance with the provisions of God
such as usury does not apply in the Islamic banking system, but instead applies a
system of partners or cooperation with contracts such as Mudharabah or
Musyarakah. The establishment of Islamic banks in Indonesia was initiated by the

1
Indonesian Ulema Council (MUI) on 18-20 August 1990. However, discussions about
Islamic banks as the basis of Islamic economics had begun in the early 1980s. an
economic system that achieves social justice.

Keywords: History, function, and differences in Islamic banks

PENDAHULUAN

Hal paling umum yang manjadi salah satu penggerak ekonomi konvensional
adalah riba atau interest. Suku bunga yang menjadi mesin penggerak perekonomian
konvensional memang menjadi rancu penggunaanya dalam sistem konvensional
sendiri. Menurut Adiwarman Karim, suku bunga sendiri pada awalnya merupakan
rate of return bagi kepemilikan modal, atau imbal jasa atas modal yang digunakan
dalam proses produksi, bukan merupakan sebuah keuntungan atau uang yang
dipinjamkan kepada investor yang menjalankan perekonomian. Namun seiring
berjalannya waktu, riba atau interest akhirnya lazim digunakan untuk menggerakan
perekonomian, terutama institusi perbankan sebagai sebuah medium of
intermesdiary.

Dalam ekonomi islam, riba dapat diartikan sebagai sebuah tambahan atas
pinjaman yang diberikan kepada pihak peminjam terhadap pihak yang dipinjamkan
tanpa keikhlasan dari pihak yang meminjamkan. Ekonomi Islam kini menganggap
bahwa interest rate sebagai perannya dalam menggerakkan perekonomian
konvensional sekarang dapat diubah dengan rate on kapital, yaitu pendapatan atas
modal barang dan jasa dalam proses produksi. Dengan alasan ini, Adiwarman Karim
menjelaskan bahwa perbankan Islam dapat menggerakan perputaran kegiatan atau
aktivitasnya dengan ikut masuk ke dalam proses produksi yaitu dengan ikut atau
berperan aktif dalam kegiatan usaha. Oleh karena itu, maka dua produk perbankan
Islam yang sekarang ada terbentuk dari ide dasar ini. Mudharobah dan musyarokah
dapat dikedepankan sebagai dua produk Islam yang muncul dari ide dasar bahwa
perbankan Islam haruslah perbankan yang mengambil untung dari ikut berperannya

2
mereka dalam proses produksi dengan mendapat bagian dri bagi hasil pendataan
atau dari untung usaha yang didapatkan perusahaan yang menjadi rekan usahanya.

Selain produk Mudharobah dan Musyarokah, perbankan Islam juga


menganut prinsip dual system. Perbankan Islam selain berperan sebagai partner
usaha juga dapat berperan sebagai penjual dalam akad Mudharobah, ijarah, atau
ishtinah. Dengan peran perbankan Islam sebagai pedagang inilah maka perbankan
Islam kini mendapatkan selisih keuntngan yang sudah ditetapkan di awal dengan
barang yang disepakati untuk diperjualbelikan. Akad jual beli ini lah yang selama ini
menjadi produk yang banyak di gunakan oleh institusi syariah karena perhitungan
dan sifat produknya yangg lebih mudah digunakan dalam buisnis syariah. Dengan
digunakannya produk Mudharobah, ijarah, atau istisna ini memang membuat banyak
orang awam merasa produk syariah menjadi mirip perbankan dengan perbankan
konvensional. Apalagi penempatan margin keuntungan yang jauh beda dengan
interest rate. Terlepas dari pembelaan bank syariah terhadap hal ini, kritik mengenai
produk yang berlandaskan akad jual beli ini patut menjadi perhitungan sendiri bagi
perbankan syariah.

TELAAH LITERATUR

Sejarah Bank Syariah

Sejarah, awal mula kegiatan bank syariah yang pertama kali dilakukan
adalah di Pakistan dan Malaysia sekitar tahun 1940-an. Kemudian di Mesir pada
tahun 1963 berdiri islamic Rural Bank didesa It Ghamr . Bank ini beroperasi di
pedeasaan Mesir dan masih berskala kecil. Di Spurs tahun 1983 berdiri Financial
Islamic Bak of Kibris. Kemudian di Malaysia Bank syariah lahir tahun 1983 dengan
berdirinya Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB) dan pada tahun 1999 lahir pula Bank
Bumi Putera Muamalah. Di Iran sistem perbankan syariah mulai berlaku secara
nasional pada tahun 1983 sejak dikeluarkannya Undang – undang Perbankan
Islam. Kemudian di Turki negara yang berideologi sekuler Bank syariah lahir tahun
1984 yaitu dengan lahirnya Daar al-Maal al-Islam serta Faisal Finance Institution dan
mulai beroperasi tahun 1985.

3
Salah satu pelopor utama dalam melaksanakan sistem perbankan syariah
secara nasional adalah Pakistan. Pemerintah Pakistan mengkonversi seluruh sitem
perbankan syariah. Sebelumnya tahun 1979 beberapa institusi keuangan terbesar di
Pakistan telah menghapus sistem bunga dan mulai tahun itu juga pemerintah
pakistan mensosialisasikan pinjaman tanpa bunga, terutama kepada petani dan
nelayan. Kehadiran bank yang berdasarkan syariah di Indonesia masih tergolong
baru, yaitu baru pada awal tahun 1990-an, meski masyarakat Indonesia merupakan
masyarakat muslim terbesar di dunia. Prakarsa untuk mendirikan Bank Syariah di
Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 18-20 agustus 1990.
Namun, diskusi tentang Bank Syariah sebagai basis ekonomi Islam sudah mulai
dilakukan pada awal tahun 1980.

Bank syariah pertama di indonesia merupakan hasil kerja tim perbankan


MUI, yaitu dengan dibentuknya PT Bank Muamalat Indonesia 1991. Bank ini
ternyata berkembang dengan pesat sehingga saat ini BMI sudah memiliki puluhan
cabang yang tersebar dibeberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung,
Makasar, dan kota lainnya. (Devita Retno : 2018)

Pengertian Bank Syariah

Bank syariah adalah suatu bank yang dalam aktivitasnya; baik dalam
penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan
mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah.

Pada dasarnya ketiga fungsi utama perbankan (menerima titipan dana,


meminjamkan uang, dan jasa pengiriman uang) adalah boleh dilakukan, kecuali bila
dalam melaksanakan fungsi perbankan melakukan hal – hal yang dilarang syariah.
Dalam praktik perbankan konvesional yang dikenal saat ini, fungsi tersebut
dilakukan berdasarkan prinsip bunga. Bank konvensional memang tidak serta merta
identik dengan riba, namun kebanyakan praktik bank konvnsionaldapat digolonglan
sebagai transaksi ribawi.(Egi Fajar Nur Ali : 2013)

Dari literatur lain, Kata Bank yang merupakan salah satu lembaga keuangan
paling penting di dunia, berasal dari kata dalam bahasa Prancis yang berarti Banque

4
atau dalam bahasa Italia, banco yang berarti lemari atau peti tempat menyimpan
benda berharga seperti uang atau emas. Bank konvensional yang ada saat ini
adalah bank yang menggunakan sistem bunga atau yang menurut islam adalah
suatu betuk transaksi riba. Sebagai umat muslim yang tidak boleh menggunakan
uang hasil riba atau melakukan transaksi riba, diciptakanlah sistem perbankan atau
bank syariah yang tidak menerapkan sistem bunga dan hanya mengandalkan prinsip
syariat dalam agama islam.

Dengan kata lain Bank syariah adalah bank yang melakukan segala aktifitas
ekonomi dan transaksinya tanpa mengandalkan bunga dan dijalankan berdasarkan
syariat agama islam yang berlaku. Sedangkan menurut Undang-undang. Pasal 2
PBI No. 6/24/PBI/2004 yang mengatur sistem perbankan syariah di Indonesia,
menyebutkan bahwa bank Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usahanya dengan berdasarkan hukum syariah agama islam. Berdirinya bank syariah
di Indonesia juga diilhami oleh bank – bank syariah yang ada di Negara lain yang
kebanyakan merupakan Negara islam seperti Mesir dan Arab Saudi

Dasar Hukum Bank Syariah

Sistem perbankan syariah mulai muncul di Indonesia pada tahun 1992 dan diawali
dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada tanggal 1 Mei 1992. Kehadiran
bank syariah di Indonesia sendiri muncul karena umat islam di Indonesia ingin
melaksanakan kegiatan perbankan sesuai syariat islam dan tidak bergantung pada
sistem perbankan barat yang mengandalkan bunga bank dan riba. (Anggi Rosalia, :
2016).

Berdirinya bank syariah ini didasari oleh beberapa landasan hukum atau dalil
dalam Alqur’an dan hadits tentang riba sebagaimana yang disebutkan berikut ini:

1. QS Al Imran : 130

Dalam surat Ali Imran ayat 130 Allah SWT melarang umatnya untuk memakan
harta riba seperti yang dijalankan dalam transaksi bank konvensional melalui
penggunaan bunga Bank.

5
‫ضاعععفةة عوالتحقوا اللع علععللحكفم حتفلححون‬ ‫عيا أعيعها الللذيعن آعمحنوا عل عتفأحكحلوا الررعبا أع ف‬z
‫ضععاةفا حم ع‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ganda] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan”. (Qs Ali Imran : 130)

2. Qs Ar rum : 39

Riba yang ada pada harta manusia tidaklah diperbolehkan dalam agama
islam dan hal ini seusia dengan firman Allah SWT dalam surat Ar Rum ayat 39
berikut

‫عوعما آعتفيحتفم لمفن لرةبا لعيفرحبعو لفي أعفمعوالل اللنالس عفعل عيفرحبو لعفنعد اللل عوعما آعتفيحتفم لمفن عزعكاة حتلريحدوعن عوفجعه اللل عفحأووو لئل لعك حهحم افلحم ف‬
‫ضلعحفوعن‬

Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan
berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).(Qs Ar
Rum : 39)

3. Qs An Nisa 161

Ayat lain yang menyebutkan tentang riba dan menjadi dasar munculnya sistem
perbankan pribawi adalah Quran Surat An Nisa yang dengan jelas menyebutkan
bahwa umat islam dilarang memakan harta yang termasuk didalamnya adalah riba.

‫عوأعفخلذلهحم الررعبا عوعقفد حنحهوا ععفنحه عوأعفكللهفم أعفمعواعل اللنالس لبافلعبالطلل عوأعفععتفدعنا لفلعكالفلريعن لمفنحهفم عععذاةبا أعلليةما‬

“Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah


dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan
jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara
mereka itu siksa yang pedih”. (Qs An Nisa 161)

6
METODE PENELITIAN

Metode penulisan ini berdasarkan kajian pustaka melalui berbagai literature


dengan tujuan menginformasikan kepada pembaca (informative research). Analisis
pada penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif(descriptive research)
yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data desriptif berupa kata-kata tertulis
dari orang-orang didukung dengan studi literatur atau studi kepustakaan
berdasarkan pendalaman kajian pustaka.

PEMBAHASAN

Prinsip-Prinsip Dasar Syariah


Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan Prinsip-Prinsip
Syariah. Implementasi prinsip syariah inilah yang menjadi pembeda utama dengan
bank konvensional. Pada intinya prinsip syariah tersebut mengacu kepada syariah
Islam yang berpedoman utama kepada Al Quran dan Hadist.Islam sebagai agama
merupakan konsep yang mengatur kehidupan manusia secara komprehensif dan
universal baik dalam hubungan dengan Sang Pencipta (HabluminAllah) maupun
dalam hubungan sesama manusia (Hablumminannas). Ada tiga pilar pokok dalam
ajaran Islam yaitu :
1. Aqidah : komponen ajaran Islam yang mengatur tentang keyakinan atas
keberadaan dan kekuasaan Allah sehingga harus menjadi keimanan seorang
muslim manakala melakukan berbagai aktivitas dimuka bumi semata-mata untuk
mendapatkan keridlaan Allah sebagai khalifah yang mendapat amanah dari
Allah.
2. Syariah : komponen ajaran Islam yang mengatur tentang kehidupan seorang
muslim baik dalam bidang ibadah (habluminAllah) maupun dalam bidang
muamalah (hablumminannas) yang merupakan aktualisasi dari akidah yang
menjadi keyakinannya.
3. Akhlaq : landasan perilaku dan kepribadian yang akan mencirikan dirinya
sebagai seorang muslim yang taat berdasarkan syariah dan aqidah yang
menjadi pedoman hidupnya sehingga disebut memiliki akhlaqul karimah

7
sebagaimana hadis nabi yang menyatakan “Tidaklah sekiranya Aku diutus
kecuali untuk menjadikan akhlaqul karimah”
Cukup banyak tuntunan Islam yang mengatur tentang kehidupan ekonomi umat
yang antara lain secara garis besar adalah sebagai berikut:

a) Tidak memperkenankan berbagai bentuk kegiatan yang mengandung unsur


spekulasi dan perjudian termasuk didalamnya aktivitas ekonomi yang diyakini
akan mendatangkan kerugian bagi masyarakat. Islam menempatkan fungsi
uang semata-mata sebagai alat tukar dan bukan sebagai komoditi, sehingga
tidak layak untuk diperdagangkan apalagi mengandung unsur ketidakpastian
atau spekulasi (gharar) sehingga yang ada adalah bukan harga uang apalagi
dikaitkan dengan berlalunya waktu tetapi nilai uang untuk menukar dengan
barang.

b) Harta harus berputar (diniagakan) sehingga tidak boleh hanya berpusat pada
segelintir orang dan Allah sangat tidak menyukai orang yang menimbun harta
sehingga tidak produktif dan oleh karenanya bagi mereka yang mempunyai
harta yang tidak produktif akan dikenakan zakat yang lebih besar dibanding
jika diproduktifkan. Hal ini juga dilandasi ajaran yang menyatakan bahwa
kedudukan manusia dibumi sebagai khalifah yang menerima amanah dari
Allah sebagai pemilik mutlak segala yang terkandung didalam bumi dan
tugas manusia untuk menjadikannya sebesar-besar kemakmuran dan
kesejahteraan manusia.

c) Bekerja dan atau mencari nafkah adalah ibadah dan waJib dlakukan
sehingga tidak seorangpun tanpa bekerja - yang berarti siap menghadapi
resiko – dapat memperoleh keuntungan atau manfaat(bandingkan dengan
perolehan bunga bank dari deposito yang bersifat tetap dan hampir tanpa
resiko).

8
d) Dalam berbagai bidang kehidupan termasuk dalam kegiatan ekonomi harus
dilakukan secara transparan dan adil atas dasar suka sama suka tanpa
paksaan dari pihak manapun.

e) Adanya kewajiban untuk melakukan pencatatan atas setiap transaksi


khususnya yang tidak bersifat tunai dan adanya saksi yang bisa dipercaya
(simetri dengan profesi akuntansi dan notaris).

f) Zakat sebagai instrumen untuk pemenuhan kewajiban penyisihan harta yang


merupakan hak orang lain yang memenuhi syarat untuk menerima, demikian
juga anjuran yang kuat untuk mengeluarkan infaq dan shodaqah sebagai
manifestasi dari pentingnya pemerataan kekayaan dan memerangi
kemiskinan.

g) Sesungguhnya telah menjadi kesepakatan ulama, ahli fikih dan Islamic


banker dikalangan dunia Islam yang menyatakan bahwa bunga bank adalah
riba dan riba diharamkan.

Dalam operasionalnya, perbankan syariah harus selalu dalam koridor-koridorprinsip-


prinsip sebagai berikut:

1. Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil sesuai kontribusi
dan resiko masing-masing pihak

2. Kemitraan, yang berarti posisi nasabah investor (penyimpan dana), dan


pengguna dana, serta lembaga keuangan itu sendiri, sejajar sebagai mitra
usaha yang saling bersinergi untuk memperoleh keuntungan

3. Transparansi, lembaga keuangan Syariah akan memberikan laporan keuangan


secara terbuka dan berkesinambungan agar nasabah investor dapat
mengetahui kondisi dananya

9
4. Universal, yang artinya tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan
dalam masyarakat sesuai dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil alamin.

Prinsip-Prinsip syariah yang dilarang dalam operasional perbankan syariah adalah


kegiatan yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1. Maisir: Menurut bahasa maisir berarti gampang/mudah. Menurut


istilah maisir berarti memperoleh keuntungan tanpa harus bekerja
keras. Maisirsering dikenal dengan perjudian karena dalam praktik perjudian
seseorang dapat memperoleh keuntungan dengan cara mudah. Dalam
perjudian, seseorang dalam kondisi bisa untung atau bisa rugi.Judi dilarang
dalam praktik keuangan Islam, sebagaimana yang disebutkan dalam firman
Allah dalam QS Al-Maaidah : 90)”Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya khamar, maisir, berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syetan, maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapatkeberuntungan”.
Pelarangan maisir oleh Allah SWT dikarenakan efek negative maisir.
Ketika melakukan perjudian seseorang dihadapkan kondisi dapat untung
maupun rugi secara abnormal. Suatu saat ketika seseorang beruntung ia
mendapatkan keuntungan yang lebih besar ketimbang usaha yang
dilakukannya. Sedangkan ketika tidak beruntung seseorang dapat
mengalami kerugian yang sangat besar. Perjudian tidak sesuai dengan
prinsip keadilan dan keseimbangan sehingga diharamkan dalam sistem
keuangan Islam.

2. Gharar: Menurut bahasa gharar berarti pertaruhan. Menurut


istilah ghararberarti seduatu yang mengandung ketidakjelasan, pertaruhan
atau perjudian. Setiap transaksi yang masih belum jelas barangnya atau
tidak berada dalam kuasanya alias di luar jangkauan termasuk jual
beli gharar. Misalnya membeli burung di udara atau ikan dalam air atau
membeli ternak yang masih dalam kandungan induknya termasuk dalam
transaksi yang bersifat gharar. Pelarangan ghararkarena memberikan efek

10
negative dalam kehidupan karena gharar merupakan praktik pengambilan
keuntungan secara bathil. Ayat dan hadits yang melarang gharar diantaranya
:“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian
daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal
kamu mengetahui” (Al-Baqarah : 188)

3. Riba: Makna harfiyah dari kata Riba adalah pertambahan, kelebihan,


pertumbuhan atau peningkatan. Sedangkan menurut istilah teknis, riba
berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil.
Para ulama sepakat bahwa hukumnya riba adalah haram. Sebagaimana
firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 130 yang melarang kita untuk
memakan harta riba secara berlipat ganda. Sangatlah penting bagi kita sejak
awal pembahasan bahwa tidak terdapat perbedaan pendapat di antara umat
Muslim mengenai pengharaman Riba dan bahwa semua mazhab Muslim
berpendapat keterlibatan dalam transaksi yang mengandung riba adalah
dosa besar.

Fungsi Utama Bank Syariah

Menurut (Ismail, 2011 :39-43) Bank syariah memiliki tiga fungsi utama yaitu
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dsn investasi, menyalurkan
dana dari bank, dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbanan
syariah.

1. Penghimpunan Dana Masyarakat


Bank syariah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dengan
menggunkanakan akad al-wdiah dan dalam bentuk investasi dengan menggunakan
akad al-Mudharabah. Al-Wadilah adalah akad antara pihak pertama (masyarakat)
dengan pihak kedua (bank), dimana pihak pertama menitipkan dananya kepada
bank, dan bank sebagai pihak kedua menerima titipan untuk dapat memanfaatkan
titipan pihak pertama dalam transaksi yang diperbolehkan dalam islam. Al-

11
Mudharabah adalah merupakan akad antara pihak yang memiliki dana kemudian
menginvestasikannya tau disebut juga shahibul maal dengan pihak kedua atau bank
yang menerima dana yang disebut juga dengan mudharib, yang mana pihak
mudharibdapat memanfaatkan dana yang diinvestsikan oleh shahibul maal untuk
tujuan tertentu yang diperbolehkan dalam syariah.
Dengan menyimpan uangnya dibank, nasabah juga akan mendapat
keuntungan berupa return atas uang yang diinvestasikannya yang besarnya
tergantung kebijakan masing-masing bank syariah serta tergantung hasil yang
diperoleh bank syariah. Return merupakan imbalan yang diberikan oleh bank syariah
dalam bentuk bonus dalam hal dananya dititipkan dengan menggunakan akad al-
wadiah, bagi hasil dalam hal dananya diinvestasikan dengan menggunakan akad al-
mudharabah.
2. Penyaluran Dana Kepada Masyarakat
Bank menyalurkan dana kepada masyarakat dengan menggunakan
bermacam-macam akad, antara lain akad jual beli dan akad kemitraan atau jasa kerj
sama usaha. Dalam akad jual beli, maka return yang diperoleh bank atas penyaluran
dananya adalah dalam bentuk margin keuntungan. Margin keuntungan merupakan
selisih antara harga jual kepada nasabah dan harga beli bank. Pendapatan yang
diperoleh dari investasi penyaluran dana kepada nasabah yang menggunakan akad
kerja sama usaha adalah bagi hasil.

Kegiatan penyaluran dana kepada masyarakat, disamping merupakan


aktivitas yang dapat menghasilkan keuntungan keuntungan berupa pendapat margin
keuntungan dan bagi hasil, juga memanfaatkan dana yang idle (idle fund). Bank
telah membayar sejumlah tertentu atas dana yang telah dihimpunnya.pada akhir
bulan atau pada saat tertentu bank mengeluarkan biaya atas dana yang telah
dihimpun dari masyarakat yang telah menginvestasikan dananya di bank. Bank tidak
boleh membiarkan dana masyarakat mwngendap. Dana nasabah investor harus
segera disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan agar memperoleh
pendapatan.

Pembiayaan bank syariah dibagi kedalam beberapa jenis, antara lain:

12
a) Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.

b) Sewa menyewa dalam bentuk ijarahatau sewa beli dalam bentuk ijarah
muntahiyah bittamlik.

c) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istisna.

d) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh.

e) Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa.

3. Pelayanan Jasa Bank

Aktivitas pelayanan jasa, maerupakan aktivitas yang diharapakan oleh bank


syariah untuk dapat meningkatkan pendapatan yang berasal dari fee atas pelayanan
jasa bank. Beberapa bank berusaha untuk meningkatkan teknologi informasi agar
dapat memberikan pelayanan jsa yang memuaskan nasabah, pelayanan yang dapat
memuaskan nasabah ialah pelayanan jasa yang cepat dab akurat. Harapan
nasabah dalam pelayanan jasa bank ialah kecepatan dan keakuratannya. Bank
syariah berlomba-lomba untuk berinovasi dalam meningkatkan kualitas produk
layanan jasanya. Dengan pelayanan jasa, bank syariah mendapat imbalan berupa
fee yang disebut fee based income.

Perbedaan Bank Syariah Dan Bank Konfensional

No Perbedaan Bank Konvensional Bank Syariah


Berbasis revenue/profit loss
1 Bunga Berbasis bunga
sharing

2 Resiko Anti risk Risk sharing

Beroperasi dengan
pendekatan sektor Beroperasi dengan
3 Operasional
keuangan, tidak langsung pendekatan sektor riil
terkait dengan sektor riil

13
Multi produk (jual beli, bagi
4 Produk Produk tunggal (kredit)
hasil, jasa)
Pendapatan yang diterima
Pendapatan yang diterima
deposan terkait langsung
deposan tidak terkait
5 Pendapatan dengan pendapatan yang
dengan pendapatan yang
diperolah bank dari
diperoleh bank dari kredit
pembiayaan
Tidak mengenal negative
6 Negative spread Mengenal negative spread
spread
Al Qur’an. Sunnah, fatwa
Bank Indonesia dan
7 Dasar Hukum ulama, Bank Indonesia, dan
Pemerintah
Pemerintah

Berdasarkan atas bunga Tidak berdasarkan


8 Falsafah
(riba) bunga(riba), spekulasi

Penutup

Adapun kesimpulan yang dapat penulis tarik dari pembahasan yang telah
diuraikan diatas adalah

Bank syariah pertama di indonesia merupakan hasil kerja tim perbankan


MUI, yaitu dengan dibentuknya PT Bank Muamalat Indonesia 1991. Bank ini
ternyata berkembang dengan pesat sehingga saat ini BMI sudah memiliki puluhan
cabang yang tersebar dibeberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung,
Makasar, dan kota lainnya. Berdirinya bank syariah di Indonesia Prakarsa untuk
mendirikan Bank Syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)
pada 18-20 agustus 1990. Namun, diskusi tentang Bank Syariah sebagai basis
ekonomi Islam sudah mulai dilakukan pada awal tahun 1980. Berdirinya bank
syariah ini didasari oleh beberapa landasan hukum atau dalil dalam Alqur’an dan
hadits tentang riba, seperti dalam QS Ali Imran 30, QS Ar Rum 39, serta Qs An Nisa
161

14
Garis besar tuntunan Islam yang mengatur kegiatan ekonomi umat, seperti
Tidak memperkenankan berbagai bentuk kegiatan yang mengandung unsur
spekulasi dan perjudian termasuk didalamnya aktivitas ekonomi yang diyakini akan
mendatangkan kerugian bagi masyarakat, Harta harus berputar (diniagakan)
sehingga tidak boleh hanya berpusat pada segelintir orang dan Allah sangat tidak
menyukai orang yang menimbun harta sehingga tidak produktif dan oleh karenanya
bagi mereka yang mempunyai harta yang tidak produktif akan dikenakan zakat yang
lebih besar dibanding jika diproduktifkan, Dalam berbagai bidang kehidupan
termasuk dalam kegiatan ekonomi harus dilakukan secara transparan dan adil atas
dasar suka sama suka tanpa paksaan dari pihak manapun, dan sebaagainya.

Perbedaan yang sangat menolok antara bank syariah dan bank konfensional
terdapat pada falsafah, dasar hukum, pendapatan, produk, negative spread,
operasional, resiko, dan bunga.

Ada tiga fungsi utama bank syariah, yaitu penghimpun dana masyarakat,
penyaluran dana kepada masyarakat, serta pelayanan jasa bank. Dimana semua
fungsi tersebut dijalankan untuk memperoleh keuntungan atau pendapaatan atau
penghasilan atau fee. Tetaapi pada pelaksanaannya sesuai dengan koridor yang
telah ditentuakan Allah SWT dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.

DAFTAR PUSTAKA

Egi F. 2013. Akuntansi Syariah, https://makalahegi.blogspot.com/2013/01/makalah-


bank-syariah.html (Diakses 11 Januari 2013)

Ismail. 2011. Perbankan Syariah Edisi pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Retno devita. 2018. Sejarah Singkat Berdirinya Bank Syariah Di Indonesia,


https://sejarahlengkap.com/lembaga-pemerintah/sejarah-berdirinya-bank-
syariah(Diakses 9 November 2018).

15
Rosalina anggi. 2016. Pengertian Bank Syariah Menurut Undang-Undang Dan
Islam, https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/pengertian-bank-
syariah(Diakases 9 Desember 2016)

16

Anda mungkin juga menyukai