Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 5 Anti Konvulsi :

Hesti Wahyuningsih

Nandika Dwi Masputri

Nurhandini Hanurata K

Nuryaningsih

1. Anti konvulsi, merupakan obat yang dapat menghentikan penyakit kejang, yaitu suatu
penyakit gangguan syaraf yang ditimbull secara tiba-tiba dan berkala, adakalanya disertai
perubahan-perubahan kesadaran. Digunakan terutama untuk mencegah dan mengobati
epilepsi. Golongan obat ini lebih tepat dinamakan Antiepilepsi, sebab obat ini jarang
digunakan untuk gejala konvulsi penyakit lain.
2. Contoh Golongan Anti Konvulsi :
a. Golongan Hidantion, contoh : Fenitoin
b. Golongan Barbiturat, contoh : Fenobarbital
c. Golongan Oxazolidinedione, contoh : Trimedione
d. Golongan Suksinimid, contoh : Etosuksimid
e. Golongan Karbamazepin
f. Golongan Benzodiazepin, contoh : Diazepam
3. Golongan Hidantoin
Golongan hidantoin dikenal tiga senyawa antikonvulsi, fenitoin (Difenilhidatoin),mefinitoin
dan etotoin dengan fenotoin sebagai prototipe. Fenitoin adalah obat utama untuk hampir
semua jenis epilepsi, kecuali bangkitan lena. Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada
atom C penting untuk efek pengendalian bangkitan tonik-klonik, sedangkan gugus
alkilbertalian dengan efek sedasi, sifat yang terdapat pada mefenitoin dan barbiturat, tetapi
tidak padafenitoin. Adanya gugus metal pada atom N akan mengubah spectrum aktivitas
misalnyamefenitoin, dan hasil N dimetilisasi oleh enzim mikrosom hati menghasilkan
metabolit tidak aktif.
4. Struktur aktif obat Fenitoin dari golongan hidantion

Nama Kimia Fenitoin :

5,5-diphenyl-2,4-imidazolidinedione
5. Hubungan senyawa obat dalam tubuh

Fenitoin berefek anntikonvulsi tanpa menyebabkan depresi umum SSP.Dosis toksik


menyebabkan eksitasi dan dosis letal menimbulkan rigditas deserebrasi.Sifat antikonvulsi
fenitoin didasarkan pada penghambatan penjalaran rangsang dari fokus ke bagianlain otak. Efek
stabilitasi membran sel oleh fenitoin juga terlihat pada saraf tepi dan membran sellainnya yang
juga mudah terpacu misalnya sel sistem konduksi jantung. Fenitoin mempengaruhiperpindahan
ion melintasi membran sel, dalam hal ini khususnya dengan menggiatkan pompano + neuron.

Absorbsi fenitoin yang diperlukan berlangsung lambat, 10% daridosis oral diekskresikan
melalui tinja dalam bentuk utuh. Kadar puncak dalam plasma dicapaidalam 3-12 jam. Bila dosis
muatan (loading dose) perlu diberikan, 600-800 mg, dalam dosisterbagi antara 8-12 jam, kadar
efektif plasma akan tercapai dalam 24 jam. Pemberian fenitoinmengendap di tempat suntikan
kira-kira 5 hari, dan absorbs berlangsung lambat.  Pengikatan fenitoin oleh protein, terutama
oleh albumin plasma kira-kira 90%. Pada orangsehat, termasuk wanita hamil dan wanita
pemakai obat kontrasepsi oral, fraksi bebas kira-kira10%, sedangkan pada pasien dengan
penyakit ginjal, penyakit hati atau penyakit hepatorenal danneonatus fraksi bebas bebas rata-
rata di atas 15%. Pada pasien epilepsi, fraksi bebas berkisarantara 5,8%-12,6%. Fenitoin terikat
kuat pada jaringan saraf sehingga kerjanya bertahan lebihlama tetapi mula kerja lebih lambat
dari fenobarbital.

Kadar fenition dalam plasma akan meninggi bila diberikan bersama kloramfenikol,
disulfiram, INH, simetidin, dikumarol, dan beberapa sulfonamide tertentu, karna obat-obat
tersebut mengambat biotransformasi fenition, sedangkan sulfisoksazol, fenilbutazon, salisilat
dan asam valproat akan mempengaruhi ikatan protein plasma fenitoin sehingga meninggikan
juga kadarnya dalam plasma. Teofilin menurunkan kadar fenitoin bila diberikan bersamaan,
diduga karena teofilin meningkatkan biotransformasi fenitoin juga mengurangi absorpsinya.

Anda mungkin juga menyukai