Anda di halaman 1dari 5

Pharmacist Gathering and Product Knowledge

Pharm 24 Group

RESISTENSI ANTI INFEKSI MIKROBA 2050


PHARM 24 KUSUMANEGARA
( Niluh, Yuna, Annisa )

Pada tahun 2050, penyebab kematian terbesar disebabkan karena resistensi antibiotik lebih
tinggi dari kanker. Sel kanker dapat terbentuk dari cara pola makan seperti makan-makanan
cepat saji dan cara hidup kita yang tidak baik sehingga menyebabkan stress. Sedangkan
untuk Infeksi Mikroba sendiri ada beberapa macam, antara lain:
1. Bakteri > Dengan Antibiotik.
Pada dasarnya penggunaan Antibiotik harus diminum sampai habis karena untuk
mencegah resistensi bakteri terhadap antibiotik, berikut contoh masalah pada
penggunaan antibiotik, sebagai berikut:
a. Metronidazol, merupakan obat yang berspektrum luas.
Dose dependent : tergantung pada dosis. Bebas mau diberikan berapa kali, tapi
harus memampatkan dosis dengan tepat sesuai aturan/waktu minumnya.
Time dependent : tergantung pada waktu, jika tidak sesuai dengan jadwal waktu
minum obatnya, akan terjadi double dose atau dua kali dosis.
b. FG Troches
Harus dengan resep dokter, jika pasien merasa membutuhkan untuk mengatasi
radang, dapat disarankan menggunakan antiseptic terlebih dahulu ditambahkan
dengan obat untuk mengurangi gejalanya, misal demam, nyeri/bengkak, dapat
menggunakan paracetamol atau NSAID.
Aturan pakai FG troches secara umum, merupakan antibiotic time dependent,
sehingga frekuensi penggunaan dan interval waktu penggunaan tidak dapat
dirubah agar kadar obat tetap terjaga pada range terapi, yaitu tiap 8 jam dan
digunakan selama 5 hari.

2. Jamur > dengan anti jamur/antifungi.


Obat oral antijamur berefek samping dengan resiko Liver Injury. Untuk itu diperlukan
juga komunikasi kepada pasien tentang penyakit yang diakibatkan oleh jamur
tersebut, apakah pernah di resepkan oleh dokter untuk melanjutkan terapi obatnya
atau untuk pertama kali pemakaian. Adapun contoh kasus penggunaan obat
antifungi yang tidak tepat :
a. Ketokonazole.
Pada penggunaan ketokonazol oral, menurut edaran BPOM pada tahun 2015
mengenai safety dari penggunaan ketokonazol oral, diketahui bahwa
penggunaan selama >1 bulan dan atau pada lansia usia >60 tahun dapat
meningkatkan kerusakan pada hepar, sehingga penggunaannya dihentikan.
Namun tidak terjadi pada ketokonazole topical karena dosisnya relative lebih
kecil. Ketokonazole juga merupakan penyebab risiko liver injury terbesar di
dunia.

3. Virus > dengan anti virus.


Flu, batuk, pilek, bronchitis, radang tenggorokan biasanya disebabkan oleh virus dan
keluhan tersebut sebenarnya dapat sembuh sendiri jika imunitas meningkat,
sehingga terapi utamanya adalah lebih memperbanyak istirahat, asupan vitamin dan
makanan bergizi.

Perbanyak imunitas

Disingkat PIPI
Perbanyak istirahat

Antivirus tidak dapat diberikan kepada pasien dengan mudah, karena setiap
indikasi memiliki antivirus, aturan pakai dosis dan lama penggunaan tertentu, tidak
dapat disamaratakan.

4. Parasit > dengan anti parasit.


Untuk penggunaan anti parasit sendiri jarang digunakan.

Kortikosteroid.
Kortikosteroid merupakan imunosupresan. Kortikosteroid oral merupakan analog dari
hormone kortisol yang diproduksi alami oleh tubuh, terutama pada pagi hari. Sehingga
pemberian kortikosteroid paling baik adalah pada pagi hari. Jika pada sore atau malam
hari, hormon sudah mulai berkurang dan melemah sehingga tidak dianjurkan untuk
meminum obat kortikosteroid disaat tersebut.
Adapun efek sampingnya, sebagai berikut:
a. Menurunkan imunitas
b. Hipertensi
c. Kerusakan syaraf optik
d. Diabetes, dan
e. Kram
Penurunan dosis (Tapering Off)
Dilakukan agar tubuh kita tidak mengalami gangguan karena adanya penghentian obat
secara tiba-tiba (sakau).
 8mg > 4mg > 2mg > 1mg > 0,5mg > 0,25mg > 0,13mg

Penggunaan Jangka Panjang/tidak teratur :


1. Muka bayi/chubby
2. Glaukoma
3. Gastric ulcer
4. Lemah otot
5. Kerapuhan/keropos
6. Penurunan imun

NOTE : “Memberikan Pelayanan yang Tepat Kepada Pasien yang Tepat Dengan Dosis
dan Rute yang Tepat serta dengan Waktu yang Tepat dan juga Tepat
Dokumentasi.”

Tips AMAN :
 Obat Yang Tepat
 Patuh Konsumsi Obat
 Bisa Mengancam Jiwa
 Potensial Tuntutan Pasien
 Bisa Dicegah
PRODUCT KNOWLEDGE
“ PT ABBOTT’S INDONESIA “

OTX
1. Betaserc (Betahistine Dyhidrochloride).
Pemberian supresan vestibular akan mematikan sinyal Vestibular (Flunarizin,
Cinnarizin).
Maka untuk itu PT Abbott membuat formulasi terbaru yang sudah teruji klinis
dengan 35 bukti uji lab, membuat sediaan obat yang mengandung Betahistin
Dihidroklorida yang mampu memperbaiki sinyal vestibular. Serta Memberikan efek
Terapeutik (mengobati) dan efek Profilaksi (Mencegah).

2. Lipanthyl penta (Fenofibrat 145mg).


merupakan inovasi teknologi terbaru yang menggunakan nano partikel, generasi
pengganti lipanthyl supra 200mg dengan efektivitas lebih baik. Dengan teknologi
nanopartikel maka dosis yang diperlukanakan semakin kecil namun efektivitas terapi
yang sama bahkan lebih baik. Dengan semakin kecilnya dosis yang digunakan maka
diharapkan dapat menurunkan resiko efek samping yang mungkin terjadi.

3. Depakene (Asam valproate).


merupakan anti epilepsy. Catatan yang perlu diperhatikan adalah tidak
diperkenankan melakukan penggantian jenis pengobatan denga asam valproate
tertentu dengan asam valproate yang lain.
Sebagai contoh, pasien telah lama menggunakan depakene maka tidak
diperkenankan menggantinya dengan asam valproate generic, begitupun sebaliknya.
Hal ini disebabkan karena, respon ansensitivitas tubuh terhadap obat yang telah
diberikan rutin akan berubah jika dilakukan penggantian, mengakibatkan terjadinya
relapse kejang dan gagal pengobatan.
OTC
4. Surbex.
Surbex lebih unggul dari multivitamin lain karena mengandung niacin (vit B3) yang
dapat memberikan rasa segar pada tubuh, dibuat kemasan per 6 tablet karena
penggunaan vitamin optimum adalah selama 6 hari.

5. Duphalac.
Dupalac berisi laktulosa yang bekerja sebagai bulk forming, yaitu memperlancar
keluarnya feses tanpa rasa mulas berlebihan karena memanfaatkan reflex otot untuk
berkontraksi dengan volume pengeluaran yang telah ditingkatkan dengan pemberian
lactulose. Duphalac aman untuk ibu hamil dan menyusui karena tidak memacu
kontraksi uterus dan tidak terserap ke ASI.

6. Iberet Folic.
Iberet folic sangat baik untuk pertumbuhan awal janin terutama pada trimester
pertama karena mengandung asam folat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
ibu selama hamil. Serta mengandung zat besi yang dibuat dengan teknologi
gradumet untuk mengoptimalkan penyerapan zat besi sehingga mencegah
terjadinya anemia selama hamil, persiapan persalinan, maupun setelah melahirkan.

Anda mungkin juga menyukai