Anda di halaman 1dari 13

Hany Yusmaini dkk.

Efek Antimikroba Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) terhadap isolat bakteri……

__________________________________________________________________________________________

EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP


ISOLAT BAKTERI PENYEBAB Acne Vulgaris SECARA In Vitro
Hany Yusmaini1, Meiskha Bahar2
Departemen Farmakologi, Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta
1

Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta


2

Email : meiskha27@gmail.com
__________________________________________________________________________________________

ABSTRAK
Acne vulgaris adalah suatu kondisi inflamasi umum pada unit polisebaseus, ditandai dengan
komedo, papul, pustul atau nodul. Penyakit kulit ini bukan merupakan penyakit yang berbahaya
tetapi mempunyai dampak yang besar secara fisik maupun psikologik. Prinsip penanganan
acne antara lain menurunkan populasi Propionibacterium acne dan menekan inflamasi. Dari
penelitian sebelumnya ditemukan adanya mikroorganisme lainnya dalam lesi yang mungkin
berperan selain Propionibacterium acne yaitu Staphylococcus aureus, S. epidermidis dan
Pityrosporum ovale. Beberapa sumber melaporkan ada beberapa manfaat Aloe vera untuk
kecantikan dan perawatan kulit. Aloe vera juga digunakan secara eksternal untuk mengobati
berbagai kondisi kulit misalnya luka, nyeri dan menekan proses inflamasi. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui efek antimikroba ekstrak Aloe vera konsentrasi 25%,50% dan
75% terhadap isolat bakteri penyebab Acne vulgaris secara invitro dengan menggunakan
metode difusi. Sebelum pengujian dilakukan isolasi dan identifikasi bakteri dari lesi. Bakteri
yang ditemukan dari lesi penderita tergolong bakteri golongan Gram positif yaitu
Staphylococcus aureus dan Propionibacterium acne. Hasil uji One-way Anova menunjukan
terdapat perbedaan bermakna efektivitas ekstrak lidah buaya terhadap S.aureus dan P.acne.
Uji Post Hoc terhadap S.aureus menunjukan terdapat perbedaan bermakna ELB 25%, 50%
dan 75% dengan kontrol (+) dan kontrol (-) , tidak terdapat perbedaan bermakna antara ELB
25% dengan 50% dan 50% dengan 75%. Sedangkan antara 25% - 75% berbeda bermakna.
Sedangkan Uji Post Hoc terhadap P.acne menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan
bermakna antara ELB 25%, 50% dan 75% dengan kontrol positif. Kesimpulan : Ekstrak Lidah
Buaya (Aloe vera) mempunyai efek antimikroba terhadap isolat bakteri penyebab Acne
vulgaris yaitu Propionibacterium acne dan Staphylococcus aureus pada konsentrasi 25%, 50%
dan 75% secara invitro.

Kata Kunci : Akne vulgaris, Aloe vera, Propionibacterium acne, Staphylococcus aureus

ANTIMICROBIAL EFFECT OF ALOE VERA EXTRACT ACNE VULGARIS


BACTERIA ISOLATES

ABSTRACT

Acne vulgaris is a common inflammatory condition of the polisebaseus, characterized by


comedones, papules, pustules or nodules. This skin disease is not dangerous, but has a huge
impact physically as well as psychologically. The principle of treatment of acne among other
things reduce the population of Propionibacterium acnes and suppress the inflammation.
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 2 Juli-Desember 2017

Previous studies found any other microorganisms in the lesions that may play a role in addition
to P. acnes such as Staphylococcus aureus, S. epidermidis and Pityrosporum ovale. Some
sources reported several benefits of Aloe vera for beauty and skin care. Aloe vera is also used
externally to treat various skin conditions such as injuries, pain and suppress the inflammatory
process. This study was conducted to determine the antimicrobial effects of A.vera, extract
concentration 25%, 50% and 75% of bacteria isolates that causes acne vulgaris in vitro by using
a diffusion method. The research starting with isolation and identification of bacteria from the
lesions. S. aureus and P. acnes wereclassified as Gram-positive bacteria. The results showed
that A.vera extract concentration of 25%, 50% and 75% have the ability to inhibit S. aureus
and P.acnes. Based on the analysis of data from the One - Way ANOVA test showed that there
were significant differences effectiveness of extract Aloe vera against S.aureus and P.acne at
a concentration group.

Keywords : Acne vulgaris, Aloe vera, Staphylococcus aureus, Propionibacterium acne


___________________________________________________________________________

PENDAHULUAN umum dibudidayakan, yaitu Aloe

Penelitian ekstrak tumbuhan sampai sorocortin yang berasal dari Zanzibar, Aloe

saat ini terus dilakukan salah satunya untuk barbadensis Miler dan Aloe vulgaris. Jenis

menemukan senyawa baru yang dapat yang saat ini dibudidayakan secara

membunuh mikroba patogen. Kira-kira komersial di Indonesia adalah Aloe

20% dari tumbuhan di dunia telah diteliti barbadensis Miler atau yang memiliki

biologi dan efek farmakologi-nya, dan sinonim Aloe vera Linn.2

sejumlah antibiotika baru yang telah Menurut Kathuria dkk (2011), zat

dikenal dipasaran diketahui didapatkan dari aktif yang terdapat dalam lidah buaya

sumber alam atau semisintetik.1 meliputi monosakarida, polisakarida, asam

Salah satu tumbuhan yang dilaporkan amino esensial dan non esensial, enzim,

memiliki efek anti jamur dan antimikroba mineral, vitamin, antraquinon, protein,

adalah Aloe vera. Gel Aloe vera bersifat lignin, salisilat, saponin, sterol, tannin,

bakterisidal terhadap Pseudomonas magnesium laktat dan prostaglandin. Zat

aeruginosa, menghambat pertumbuhan yang bersifat antibakteri adalah

Candida albicans, Streptoccocus pyogenes antrakuinon, saponin dan tannin. 3,4,5

dan Streptococcus faecalis.1 Beberapa literatur menulis manfaat

Di Indonesia, tumbuhan ini sudah Aloe vera untuk perawatan kulit, kosmetik

lama ditanam oleh masyarakat sebagai dan asnutraceuticals. Gel Aloe vera

tanaman obat keluarga sekaligus tanaman digunakan untuk menyejukan dan

hias karena bentuknya yang cukup unik. melembabkan kulit, menghindari kulit dan

Terdapat beberapa jenis Aloe vera yang kulit kepala bersisik atau kering,
mempunyai efek protektif melawan
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 2 Juli-Desember 2017

kerusakan kulit akibat radiasi . Gel Aloe etiopatogenesis tersebut adalah


vera juga memperlihatkan aktivitas anti hiperkeratinisasi dari duktus polisebasea,
penuaan karena mampu menghambat produksi sebum yang berlebih, bakteri
proses penipisan kulit dan menahan Propionibacterium acnes (P.acnes) dan
kehilangan serat elastin serta menaikan inflamasi. Peran mikroorganisme penting
kandungan kolagen dermis yang larut air.4,5 dalam perkembangan akne.
Selain untuk perawatan kulit dan Mikroorganisme yang berperan selain P.
kecantikan, Aloe vera juga digunakan acnes adalah Staphylococcus aureus,
secara eksternal untuk mengobati berbagai Staphylococcus epidermidis dan
kondisi kulit misalnya luka, luka bakar dan Pityrosporum ovale. Patogenesis
eksim. Diduga bahwa getah dari Aloe vera mikroorganisme adalah memecah
juga dapat mengurangi nyeri dan trigliserida, salah satu komponen sebum
inflamasi.4,6 menjadi asam lemak bebas sehingga terjadi
Acne vulgaris adalah suatu kondisi kolonisasi yang memicu inflamasi melalui
inflamasi umum pada unit polisebaseus, produksi mediator proinflamasi seperti IL-
ditandai dengan komedo, papul, pustul atau 1, TNF-α dan lipase lainnya.4
nodul. Penyakit kulit ini bukan merupakan Salah satu prinsip penanganan akne
penyakit yang berbahaya tetapi mempunyai adalah menurunkan populasi P.acne dan
dampak yang besar bagi para remaja baik menekan inflamasi. Derajat akne
secara fisik maupun psikologik karena berdasarkan tipe dan jumlah lesi dapat
dapat menimbulkan kecemasan, depresi digolongkan menjadi ringan, sedang, berat
dan mengurangi rasa percaya diri. 7,8 dan sangat berat. Sebagian besar akne
Menurut studi dermatologi kosmetika ringan sampai sedang membutuhkan terapi
Indonesia prevalensi penderita acne topikal sedangkan akne sedang sampai
vulgaris meningkat dari 60% pada tahun berat menggunakan kombinasi terapi
2006, 80% pada tahun 2007 dan 90% pada topikal dan oral.5,7
tahun 2009. Prevalensi tertinggi terjadi Berdasarkan latarbelakang di atas
pada umur 14 – 17 tahun pada wanita, dan yaitu adanya efek antimikroba dari Aloe
umur 16 – 19 tahun pada pria. Pada wanita vera didukung oleh adanya efek
kadang menetap sampai usia 30-an, pada antiinflamasi dan manfaat Aloe vera
pria jarang menetap tetapi bila mengenai lainnya bagi kulit, kemudian adanya
pria akan lebih berat.4,5 penelitian sebelumnya yang menemukan
Telah diidentifikasi empat teori adanya bakteri lain yang mungkin berperan
sebagai etiopatogenesis akne. Keempat selain P.acne pada lesi acne vulgaris maka
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 2 Juli-Desember 2017

dilakukan penelitian untuk menganalisis Mikrobiologi Fakultas Kedokteran


bagaimanakah efek ekstrak Aloe vera Universitas Pembangunan Nasional
terhadap bakteri yang diisolasi dari pasien Jakarta.
yang menderita acne vulgaris secara in
vitro. Sampel Penelitian
Penelitian ini bertujuan menganalisis Tanaman Lidah buaya didapatkan dan
bagaimana efek antimikroba ekstrak lidah diekstraksi di Balai Penelitian Tanaman
buaya (Aloe vera) terhadap isolat bakteri Obat dan Aromatik (Balitro). Proses
penyebab acne vulgaris secara invitro, pembuatan ekstrak Aloe vera dengan
dengan tujuan khusus sebagai berikut ; metode maserasi dan menggunakan pelarut
1. Mengisolasi dan mengidentifikasi etanol. 1000 gram lidah buaya (Aloe
bakteri penyebab acne vulgaris vera.L) segar yang telah ditambahkan
2. Menguji efek ekstrak lidah buaya 7000ml etanol 70% dibiarkan selama 3 – 5
konsentrasi 25% terhadap isolat hari sambil diaduk berulang-ulang, disaring
bakteri penyebab acne vulgaris dengan menggunakan kertas saring.
3. Menguji efek ekstrak lidah buaya Kemudian diuapkan menggunakan cawan
konsentrasi 50% terhadap isolat porselen di atas penangas air sampai
bakteri penyebab acne vulgaris terbentuk ekstrak kental.9
4. Menguji efek ekstrak lidah buaya Bakteri diperoleh dari pasien acne
konsentrasi 75% terhadap isolat vulgaris derajat sedang - berat yang berobat
bakteri penyebab acne vulgaris di klinik X, dan belum pernah menjalani
pengobatan dengan antibiotik topikal
METODE PENELITIAN maupun sistemik.
Penelitian ini adalah penelitian True
eksperimental. Perlakuan dengan uji anti Besar Sampel
mikroba ekstrak lidah buaya (Aloe vera) Jumlah ulangan dari tiap kelompok
terhadap isolat bakteri penyebab acne perlakuan akan dihitung mengunakan
vulgaris kemudian hasil dibandingkan rumus Federer. Kelompok perlakuan
dengan kelompok kontrol pembandingnya berjumlah lima (25%, 50%, 75%) satu
kelompok kontrol positif (Doksisiklin),
Waktu Penelitian satu kelompok kontrol negatif (etanol)
Pelaksanaan penelitian Rumus Federer: (n-1)(t-1) ≥ 15; dengan t =
dilakukan kurang lebih selama 20 minggu. jumlah kelompok = 5
Lokasi penelitian di Laboratorium n = jumlah ulangan
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 2 Juli-Desember 2017

(n-1)(6-1) ≥ 15  5n x (-5) ≥ 15  5n ≥ 20 Selanjutnya bahan yang telah tercampur


n≥5 dipanaskan di atas penangas air sambil
Jumlah sampel = 5 x 5 = 25 diaduk. Setelah bahan-bahan tersebut larut,
pH-nya diukur hingga 7,0. Lalu volume
Bahan Uji Daya Hambat dicukupkan hingga 150 ml. Kemudian
Bahan-bahan yang digunakan untuk medium disterilkan di dalam otoklaf pada
uji daya hambat : ekstrak lidah buaya, suhu 121o C, tekanan 2 atm selama 15
Antibiotik Doksisiklin, Bacto agar, menit.10,11
Ekstrak beef (Difco), Pepton (Merck),
Natrium klorida (NaCl), Glukosa, Isolat Pembuatan Medium Mueller Hinton
bakteri penyebab acne vulgaris, akuades, Agar (MHA)
metanol, aluminium foil, kapas Medium yang digunakan adalah
medium Mueller Hinton Agar (MHA),
Cara Kerja dengan bahan-bahan sebagai berikut : beef
Sterilisasi Alat infusion 150 gr; casein hydrolysate 17,5 gr;
Semua alat yang akan digunakan amilum 0,75 gr; agar-agar 8,5 gr; akuades
dicuci dengan deterjen lalu dibilas dengan 500 ml.
air bersih. Khusus alat-alat dari gelas Bahan ditimbang sesuai yang
disterilkan dalam oven selama 2 jam pada dibutuhkan. Kemudian bahan-bahan
suhu 180o C, ose disterilkan dengan cara tersebut dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
dipijarkan pada nyala api spritus, bersama dengan akuades. Selanjutnya
sedangkan spuit disterilkan dalam otoklaf bahan yang telah tercampur dipanaskan di
pada suhu 121o C selama 15 menit. atas penangas air sampai semua larut, lalu
Pembuatan Medium Peremajaan pH-nya diperiksa hingga 7,0. Kemudian
Bakteri Uji medium disterilkan ke dalam otoklaf pada
Medium yang digunakan adalah suhu 121o C selama 15 menit dengan
medium Nutrient Agar (NA), dengan tekanan 2 atm.10,11
komposisi bahan-bahan sebagai berikut :
Bacto agar 3 gram, Pepton (Merck) 0,75 Penyiapan Bakteri Uji
gram, Ekstrak beef (Difco) 0,45 gram, Pewarnaan Gram
Akuades 150 ml. Masing-masing bahan Membuat preparat ulas (smear)
ditimbang beratnya, kemudian bahan- yang telah difiksasi. Teteskan kristal violet
bahan tersebut dimasukkan ke dalam sebagai pewarna utama pada kedua
Erlenmeyer bersama dengan air suling. preparat, usahakan semua ulasan terwarnai
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 2 Juli-Desember 2017

dan tunggu selama ± 1 menit. Kristal ungu (NA) dan diinkubasikan pada suhu 37o C
akan mewarnai seluruh permukaan sel selama 24 jam.
bakteri gram positif dan negatif. Cuci
dengan akuades mengalir lalu diteteskan Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
mordant (lugol iodine) lalu tunggu ± 1 Mengambil isolat bakteri P. acnes,
menit. Adanya lugol’s iodine menyebabkan yang berumur 24 jam sebanyak satu ose.
adanya ikatan CV dengan iodine yang akan Kemudian disuspensikan ke dalam NaCl
meningkatkan afinitas pengikatan zat fisiologis lalu diukur serapan suspensi
warna oleh bakteri. Pada Gram positif dapat biakan ini dengan spektrofotometer pada
terbentuk CV iodinribonukleat pada panjang gelombang 580 nm sehingga pada
dinding sel lalu dicuci dengan akuades pengenceran tertentu didapatkan transmitan
mengalir 25% terhadap blanko larutan NaCl
Diberi larutan pemucat (ethanol fisiologis.
96%/ aseton) setetes demi setetes hingga
etanol yang jatuh berwarna jernih. Cuci Penyiapan ekstrak Lidah Buaya (Aloe
dengan akuades mengalir lalu diberi vera)
counterstain (safranin) dan tunggu selama Ekstrak lidah buaya dibagi dalam
± 45 detik Safranin akan mewarnai sel tabung, masing-masing A= 2,5 ml; B= 5 ml;
Gram negatif menjadi berwarna merah, C= 7,5 ml. Tambahkan etanol dalam
sedangkan Gram positif tidak terpengaruh. tabung masing-masing A= 7,5 ml; B= 5 ml;
Counterstain hanya berfungsi sebagai C=2,5 ml, kemudian larutan dihomogenkan
pengontras saja dan dicuci kembali dengan dengan menggunakan vortex selama ± 5
akuades mengalir menit.
Preparat dikeringkan dengan kertas
tissue yang ditempelkan di sisi ulasan Pengujian Daya Hambat
(jangan sampai merusak ulasan) lalu Pengujian daya hambat dilakukan
dibiarkan mengering di udara dan diamati dengan metode difusi agar. Disiapkan
di bawah mikroskop.11,12 medium Mueller Hinton Agar (MHA) steril
dengan suhu 40o C, dimasukkan ke dalam
Peremajaan Bakteri Uji cawan petri secara aseptis sebanyak 10 ml
Bakteri uji diambil satu ose dan dibiarkan membeku sebagai lapisan
kemudian diinokulasikan dengan cara dasar atau base layer. Setelah itu
digoreskan pada medium Nutrient Agar dimasukkan suspensi bakteri 1 ml dan
medium Mueller Hinton Agar (MHA) 5 ml
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 2 Juli-Desember 2017

lalu dihomogenkan hingga membentuk berupa zona bening di daerah sekeliling


lapisan yang rata, dibiarkan setengah padat, kertas cakram yang kemudian diukur
yang merupakan seed layer. Setelah itu 3 diameternya dengan jangka sorong.
buah pencadang diletakkan dengan cara Sebelumnya dilakukan identifikasi bakteri
dijatuhkan pada ketinggian 12 mm secara dari isolat tersebut dengan uji mikroskopik
aseptis dengan pinset steril pada permukaan (pewarnaan Gram) dan uji makroskopik (uji
medium dengan jarak pencadang satu kultur) pada media MHA dilanjutkan Uji
dengan yang lain 2–3 cm dari pinggir Hemolitik pada Media Blood Agar.
cawan petri, dibiarkan pada suhu kamar. Identifikasi Hasil Pertumbuhan pada Media
Pencadang pertama diisi dengan MHA
larutan ekstrak lidah buaya dengan 1. Hasil Uji Mikroskopik (Pewarnaan
konsentrasi 5%, pencadang kedua diisi Gram)
antibiotik eritromisin sebagai kontrol Lesi 1.
positif dan pencadang ketiga diisi dengan Didominasi bakteri bentuk coccus,
aquadest sebagai kontrol negatif masing- susunan bergerombol, warna
masing sebanyak 0,2 ml dengan ungu/merah. Diduga : Staphylococcus
menggunakan spoit steril kemudian aureus
diinkubasi pada suhu 35o – 37o C. Setelah Didapat pula bakteri bentuk bacil,
24 jam diamati dan diukur daerah susunan tunggal, warna ungu. Diduga :
hambatannya. Inkubasi dilanjutkan untuk Propionibacterium acne
pengamatan 48 jam dan diukur daerah Lesi 2.
hambatannya.11,13,14 Ditemukan bakteri bentuk bacil,
susunan tunggal, warna ungu. Diduga
HASIL PENELITIAN Propionibacterium acne
Penelitian ini merupakan uji 2. Hasil Uji Makroskopik (Uji Kultur)
efektivitas antibakteri ekstrak lidah buaya Lesi 1.
(Aloe vera) pada konsentrasi 25%, 50% dan Bentuk bulat, cembung, pinggiran halus
75% terhadap isolat bakteri penyebab acne dan integer, warna koloni kuning
vulgaris yang dilakukan secara invitro tersebar merata.
dengan metoda difusi cakram Lesi 2.
menggunakan media MHA. Efektivitas Bentuk flat, elevasi datar, halus,
antibakteri dapat dilihat dengan adanya berwarna putih
zona hambatan yang terbentuk, yaitu
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 2 Juli-Desember 2017

Pengamatan Identifikasi Lanjutan (Uji Tabel 1 menunjukan bahwa


Hemolitik pada Media Blood Agar) kelompok kontrol negatif tidak
1. Hasil Uji Mikroskopik menghasilkan zona hambat terhadap
Lesi 1 pertumbuhan bakteri Staphylococcus
Bentuk coccus, susunan bergerombol, aureus, sedangkan kelompok kontrol
warna ungu, sifat Gram (+) positif, ELB 25%, ELB 50% dan ELB
Lesi 2 75% seluruhnya menghasilkan zona
Bentuk bacil, susunan tunggal, warna hambat yang artinya keempat kelompok
ungu, sifat Gram (+) tersebut memiliki efektivitas
2. Hasil Uji Makroskopik antibakterial terhadap Staphylococcus
Lesi 1, Warna koloni kuning/ jernih, aureus
tepi bergranul, permukaan cembung Tabel 1. Hasil Pengukuran Diameter
Zona Hambat yang dihasilkan oleh
halus Bakteri Staphylococcus aureus,
Ekstrak Lidah Buaya terhadap
sifat tidak menghemolisa darah Staphylococcus aureus
Lesi 2, Warna putih, keabu2an, tepi
Percobaan K K ELB ELB ELB
integer/rata, permukaan halus. Bakteri (- (+) 25% 50% 75%
)
Propionibacterium acnes, sifat 1 0 17,4 7,3 7,3 10,3
2 0 17,1 7,5 7,7 9,0
hemolisis tipe –β (menghemolisis 3 0 17,5 7,7 6,0 9,0
4 0 17,5 6,0 7,6 9,3
sempurna) 5 0 18,2 6,0 8,1 8,1
Total 0 87.7 34,5 36,7 45,7
Setelah identifikasi lesi dari isolat Mean 0 17.5 6,9 7,3 9.14

dilakukan uji efektivitas antibakteri ekstrak


lidah buaya (Aloe vera) pada konsentrasi Tabel 2. Hasil Pengukuran Diameter
Zona Hambat yang dihasilkan oleh
25%,50% dan 75%, dilakukan secara Ekstrak Lidah Buaya terhadap
invitro dengan metoda difusi cakram Propionibacterium acne

menggunakan media MHA (Mueller Percobaan K(- K(+) ELB ELB ELB
25% 50% 75%
Hinton Agar). Efektivitas antibakteri dapat 1 0 32,5 7,2 16,2 25,7
2 0 28,4 6,6 6,7 13
dilihat dengan adanya zona hambatan yang 3 0 17,5 7,6 22 26
4 0 17,5 6,8 22 10
terbentuk, yaitu berupa zona bening di 5 0 20,4 7,9 8,7 8,5
Total 0 116.3 36,1 75.6 83.2
daerah sekeliling kertas cakram yang Mean 0 23.3 7,2 15,1 15,8

kemudian diukur diameternya dengan


Tabel 2. menunjukan bahwa kelompok
jangka sorong.
kontrol negatif tidak menghasilkan
1. Efektivitas Antibakteri Ekstrak Lidah
zona hambat terhadap pertumbuhan
Buaya (Aloe vera B) terhadap
bakteri Propionibacterium acnes,
Staphylococcus aureus
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 2 Juli-Desember 2017

sedangkan kelompok kontrol positif, dilakukan analisis Post Hoc dengan


ELB 25%, ELB 50% dan ELB 75% Tamhane’s.15
seluruhnya menghasilkan zona hambat Tabel 4. Menunjukan bahwa hasil
yang artinya keempat kelompok uji normalitas Saphiro Wilk setiap
tersebut memiliki efektivitas kelompok memiliki signifikansi p > 0,05,
antibakterial terhadap maka kesimpulannya distribusi setiap
Propionibacterium acne kelompok normal. Selanjutnya dilakukan
uji varians data.
Tabel 3. Daya Antibakterial Ekstrak
Lidah Buaya Berdasarkan Rata-rata
Tabel 4. Uji Normalitas Shapiro-Wilk
Diameter Zona Hambat Staphylococcus
Zona Hambat Ekstrak Lidah Buaya
aureus dan Propionibacterium acne
(Aloe vera) terhadap S. aureus dan
Perlakuan Rata-rata Daya P.acne
Diameter Antibakteri
Zona Hambat (Kriteria Davis &
(mm) Stout, 2009) Konsentrasi Uji Saphiro
S.aureus P.acne S.aureus P.acne Wilk (Sig)
Kontrol 0 0 Tidak ada Tidak 25% 0,082
(-) ada
Kontrol 17,5 23,3 Sangat Sangat
S.aureus 50% 0,250
(+) kuat kuat 75% 0,702
ELB 6,9 7,2 Sedang Sedang 25% 0,785
25% P.acne 50% 0,231
ELB 7,3 15,1 Sedang Kuat
75% 0,099
50%
ELB 9,1 15,8 Sedang Kuat
75%

ANALISA DATA
Tabel 5. Uji Varians Data Zona Hambat
Uji statistik yang digunakan adalah One- Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera)
terhadap S.aureus dan P.acne
way ANOVA. Alasan pemilihan uji
tersebut karena variabel pada penelitian ini UjiVarians Sig.

adalah variabel numerik dan lebih dari 2 Zona Hambat Ekstrak Lidah Buaya 0,000

kelompok. Syarat yang harus dipenuhi


yaitu distribusi data harus normal dan
varians data harus sama. Oleh karena itu Tabel 6. Uji One Way Anova Zona
Hambat Ekstrak Lidah Buaya (Aloe
sebelum dilakukan uji One-way ANOVA vera) terhadap S.aureus dan P.acne
terlebih dahulu dilakukan uji terhadap
distribusi data dengan Uji Normalitas Bakteri Sig.

Shapiro-Wilk dan Uji Varians Data. Untuk S.aureus 0.000

mengetahui perbedaan setiap kelompok P.acne 0.000


ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 2 Juli-Desember 2017

Tabel 7. Uji Post Hoc Tamhane’s Zona buaya tersebut terhadap S.aureus
Hambat Ekstrak Lidah Buaya (Aloe
dibandingkan kontrol (-) dan (+).
vera) terhadap S.aureus dan P.acne
Berdasarkan uji Post Hoc antara ELB 25%
Konsentrasi Sig. Sig. dengan 50% dan didapatkan nilai
Konsentrasi (P. acnes) (S. aureus)
ELB 50% .517 .996
signifikansi lebih besar dari 0,05 artinya

ELB 25%
ELB 75% .514 .024 tidak terdapat perbedaan bermakna daya
KontrolPositif .060 .000
hambat antara ELB 25% dengan ELB 50%
KontrolNegatif .000 .001
ELB 25% .517 .996 terhadap S.aureus. Demikian pula dengan
ELB 75% 1.000 .070
ELB 50% ELB 50% dan 75% tidak berbeda
KontrolPositif .667 .000
KontrolNegatif .090 .000 bermakna. Tetapi antara ELB 25% dan
ELB 25% .514 .024
ELB 75% terdapat perbedaan bermakna
ELB 50% 1.000 .070
ELB 75%
KontrolPositif .911 .000 daya hambatnya terhadap S.aureus.
KontrolNegatif .116 .000
ELB 25% .060 .000
Kontrol ELB 50% .667 .000 PEMBAHASAN
Positif ELB 75% .911 .000 Berdasarkan identifikasi bakteri
KontrolNegatif .016 .000
ELB 25% .000 .001
isolat dengan uji mikroskopik (pewarnaan
Kontrol ELB 50% .090 .000 Gram) dan uji makroskopik (uji kultur)
Negatif ELB 75% .116 .000
pada media MHA, dilanjutkan Uji
KontrolPositif .016 .000
Hemolitik pada Media Blood Agar

Berdasarkan hasil analisis data dari uji One- ditemukan bakteri Staphylococcus aureus

Way Anova didapatkan hasil signifikansi dan Bakteri lainnya adalah

lebih kecil daripada 0.05 yang berarti Propionibacterium acne. Hal ini sesuai

terdapat perbedaan bermakna daya hambat dengan hasil penelitian Hassanzadeh P dan

ekstrak lidah buaya terhadap pertumbuhan Mehrabani D (2008), bahwa mikroba yang

isolat bakteri Staphylococcus aureus dan sering ditemukan pada lesi acne vulgaris

terhadap Propionibacterium acne pada adalah Staphylococcus aureus dan

berbagai konsentrasi dibandingkan dengan Propionibacterium acne.

kontrol (+) dan (-). Berdasarkan uji Post Selanjutnya dari hasil uji antibakteri

Hoc antara kontrol (-) dan (+) dengan ELB ekstrak lidah buaya, kemampuan ekstrak

25%, ELB 50%, ELB 75% terhadap lidah buaya menghambat pertumbuhan

S.aureus didapatkan nilai signifikansi lebih isolat bakteri Propionibacterium acne dan

kecil dari 0,05 artinya terdapat perbedaan Staphylococcus aureus ditunjukkan dari

bermakna daya hambat ketiga ekstrak lidah zona bening yang terbentuk di sekitar paper
disc. Hasil pengukuran daya hambat
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 2 Juli-Desember 2017

terkecil dihasilkan oleh ekstrak lidah buaya menghasilkan efek antibakterial yang lebih
konsentrasi 25% ( 7.2 mm) terhadap isolat tinggi.
P. acnes dan pada konsentrasi 25% (6.9 Daun lidah buaya mengandung
mm) terhadap isolat S.aureus. kompleks antrakurnonealoin, antara lain
Ukuran zona hambat pada masing- aloemodin, kurnonealoin , aloin, barbaloin,
masing konsentrasi menunjukkan yang berfungsi sebagai antimikroba. Selain
peningkatan diameter daya hambat seiring itu terdapat kandungan zat saponin yang
dengan peningkatan konsentrasi ekstrak bersifat antiseptik. Senyawa kurnonealoin
lidah buaya yang disebabkan peningkatan dapat menyebabkan protein bakteri menjadi
senyawa aktif yang dimiliki oleh ekstrak inaktif dan kehilangan fungsinya,
lidah buaya dalam menghambat sedangkan saponin dapat melarutkan lipid
pertumbuhan isolat P. acnes dan S.aureus. pada membran sel bakteri akibatnya dapat
Hal ini sejalan dengan penelitian Natsir menurunkan tegangan lipid, permeabilitas
(2013) .16 sel berubah, fungsi sel menjadi tidak
Daya hambat ekstrak lidah buaya normal dan sel bakteri akhirnya akan lisis
terhadap P.acne lebih kuat dibandingkan dan menyebabkan kematian.18
terhadap S.aureus menurut kriteria Davis P. acnes dan S. aureus merupakan
and Stout, 2009. Rata-rata diameter hambat bakteri dari golongan Gram positif dengan
ekstrak konsentrasi 50% terhadap S.aureus susunan dinding selnya tebal karena
adalah 7.3 mm, lebih besar dibandingkan mengandung peptidoglikan yang cukup
dengan hasil penelitian Pratiwi SN, 2012 banyak dan cukup tebal (20 - 80 nm) dan
dimana rata-rata diameter hambat ekstrak juga mengandung asam teikoat dan asam
pada konsentrasi yang sama (50%) adalah lipoteikoat.12 Susunan dinding sel bakteri
2.5 mm. Hal ini mungkin disebabkan oleh ini hanya mengandung satu lapis membran
karena penelitian ini menggunakan ekstrak plasma, ini yang menyebabkan tekanan
keseluruhan daun lidah buaya, baik kulit osmotiknya menurun drastis ketika
maupun gel nya. Sedangkan Pratiwi SN, diberikan kompleks antrakurnonealoin
2012 menggunakan gelnya saja.17 Bagian yang terkandung dalam ekstrak lidah
kulit luar dan tengah banyak mengandung buaya. Sehingga sel bakteri akan sult
antraquinon yang bersifat antibakterial mengontrol proses respirasi dan transport
sedangkan bagian dalam kulit yg berbentuk ion dari luar sel.10
gel banyak mengandung saponin yg juga Berdasarkan hasil analisis data dari
berefek antibakterial.1 Sehingga uji One-Way Anova didapatkan hasil
penggunaan keseluruhan daun lidah buaya signifikansi lebih kecil daripada 0.05 yang
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 2 Juli-Desember 2017

berarti terdapat perbedaan bermakna daya DAFTAR PUSTAKA


hambat berbagai konsentrasi ekstrak lidah
1. Pankaj K. Sahu, et. Al. 2013. Therapeutic
buaya terhadap pertumbuhan isolat bakteri
and Medicinal Uses of Aloe vera : A
Staphylococcus aureus dan terhadap
Review. Pharmacology & Pharmacy, p.
Propionibacterium acne dibandingkan
599-610 http://www.scirp.org/journal
dengan kontrol (-) dan (+), artinya ketiga
/pp. Diakses tanggal 20 Februari 2016.
konsentrasi ekstrak lidah buaya tersebut
2. Kementerian Kesehatan RI. 2011. 100
mempunyai efek antibakterial terhadap
Top Tanaman Obat Indonesia. Badan
S.aureus dan P.acne tetapi tidak sekuat
Penelitian dan Pengembangan
kontrol (+) nya. Dari uji Post Hoc terhadap
Kesehatan Balai Besar Penelitian dan
S.aureus disimpulkan bahwa terdapat
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
perbedaan bermakna ELB 25%, 50% dan
Tradisional.
75% dengan kontrol (+) dan kontrol (-) ,
3. Natsir, Nur Alim. 2013. Pengaruh
tidak terdapat perbedaan bermakna antara
Ekstrak Daun Lidah Buaya (Aloe vera)
ELB 25% dengan 50% dan 50% dengan
Sebagai Penghambat Pertumbuhan
75%. Sedangkan antara 25% - 75% berbeda
Bakteri Staphylococcus aureus.
bermakna. Sedangkan Uji Post Hoc
Prosiding FMIPA Universitas
terhadap P.acne disimpulkan bahwa tidak
Pattimura-ISBN : 978-602-97522-05.
terdapat perbedaan bermakna antara ELB
(ejournal.unpad.ac.id) Diakses tanggal 4
25%, 50% dan 75% dengan kontrol positif.
Desember 2016.
4. Hassanzadeh P, M. Bahmani and Davood
Mehrabani. 2008. Bacterial Resistance
KESIMPULAN
to Antibiotics in Acne Vulgaris : An In
Diidentifikasi 2 bakteri dari lesi
Vitro Study. Indian Journal of
acne vulgaris yaitu Propionibacterium acne
Dermatology. 53 (3) : 122-124.
dan Staphylococcus aureus. Ekstrak Lidah
5. Afriyanti. RN. 2015, Acne Vulgaris pada
Buaya (Aloe vera) mempunyai efek
Remaja, Jurnal Mayority, vol 4 nomor 6,
antimikroba terhadap isolat bakteri
diakses 2015.
penyebab Acne vulgaris yaitu
6. Rajeswari, R et. Al. ; 2012. Aloe vera :
Propionibacterium acne dan
The Miracle Plant its Medicinal and
Staphylococcus aureus pada konsentrasi
Traditional Uses in India. Journal pf
25%, 50% dan 75% secara in vitro.
Pharmacognosy and Phytochemistry.
Vol 1. No. 4. 2012. ISSN 2278-4136
ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 2 Juli-Desember 2017

7. Movita, Theresia. 2013. Acne Vulgaris.


Continuin Medical Education. Cermin
Dunia Kedokteran -203/Vol. 40 no. 4
th. 2013.
8. Djuanda Adhi, Hamzah M, Aisah
S.2010. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi Keenam. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta.
9. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. 2010. Parameter Standar
Umum Ekstrak Tumbuhan Obat
10. Cornelissen , Cynthia Nau; Bruce D.
Fisher & Richard A. Harvey; 2015.
Lippincot’s Illustrated Reviews-
Ilustrasi Berwarna Mikrobiologi. Edisi
Ketiga, Jilid I. Binarupa Aksara.
Jakarta.
11. Lay B, Sugyo H. 2000. Mikrobiologi.
Jakarta : Rajawali pers.
12. Cowan M.K et.al. 2013. Microbiology
Fundamentals A Clinical Approach.
McGraw-Hill Companies Inc. New
York.
13. Jawetz et al. 2012. Mikrobiologi
Kedokteran. Edisi 25. EGC ; Jakarta
14. Tortora,Funke and Case. 2001.
Microbiology.7 th Edition.USA :
Addition Wesley Longman inc;
15. Dahlan Sopiyudin. 2014. Statistik untuk
Kedokteran dan Kesehatan Deskriptif,
Bivariat dan Multivariat, dilengkapi
Aplikasi Menggunakan SPSS. Edisi 6.
Epidemiologi Indonesia

Anda mungkin juga menyukai