Syarat- syarat dalam penanaman modal dalam negeri :
a) Permodalan: menggunakan modal yang merupakan kekayaan
masyarakat Indonesia (Ps 1:1 UU No. 6/1968) baik langsung maupun tidak langsung b) Pelaku Investasi : Negara dan swasta, Pihak swasta dapat terdiri dari orang dan atau badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum di Indonesia c) Bidang usaha : semua bidang yang terbuka bagi swasta, yang dibina, dipelopori atau dirintis oleh pemerintah d) Perizinan dan perpajakan : memenuhi perizinan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Antara lain : izin usaha, lokasi, pertanahan, perairan, eksplorasi, hak-hak khusus, dll e) Batas waktu berusaha : merujuk kepada peraturan dan kebijakan masing-masing daerah Syarat penanaman modal asing yaitu : Investasi asing di Indonesia wajib dalam bentuk Perseroan Terbatas (“PT”), kecuali undang-undang menentukan lain. Untuk PT Penanaman Modal Asing, Pasal 13 ayat (1) Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14 Tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata Cara Izin Prinsip Penanaman Modal telah mengatur bahwa PT Penanaman Modal Asing wajib melaksanakan ketentuan dan persyaratan nilai investasi dan permodalan dalam rangka memperoleh Izin Prinsip, yakni izin yang wajib dimiliki dalam rangka memulai atau melanjutkan usaha. Pasal 13 ayat (1) Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14 Tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata Cara Izin Prinsip Penanaman Modal (“Peraturan BKPM 14/2015”) telah mengatur bahwa PT PMA wajib melaksanakan ketentuan dan persyaratan nilai investasi dan permodalan dalam rangka memperoleh Izin Prinsip, yakni izin yang wajib dimiliki dalam rangka memulai atau melanjutkan usaha.[3] Ketentuan nilai investasi dan permodalan diatur dalam Pasal 13 ayat (3) Peraturan BKPM 14/2015 sebagai berikut: Persyaratan nilai investasi dan permodalan dalam rangka PMA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali ditentukan lain oleh Peraturan Perundang-undangan, harus memenuhi ketentuan: Total nilai investasi lebih besar dari Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah), diluar tanah dan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 4 Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah: - untuk setiap subgolongan usaha yang sama berdasarkan KBLI di 1 (satu) lokasi proyek dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota, khusus untuk sektor Industri; - untuk setiap subgolongan usaha yang sama berdasarkan KBLI di dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota, diluar sektor Industri; A. Tata cara investasi di indonesia Penanaman modal dalam negeri 1. MENGAJUKAN PERMOHONAN : Permohonan penanaman modal baru dalam PMDN diajukan kepada Kepala BKPM dalam rangkap dua dengan menggunakan formulir Model 1/PMDN. 2. MENGISI ISIAN DALAM PERMOHONAN : hal-hal yang harus diisi oleh calon invester meliputi Keterangan Pemohon, Keterangan Proyek,Akta pendirian perusahaan, Surat Kuasa apabila diwakilkan oleh Kuasa, NPWP pemohon,Uraian Rencana Kegiatan,dll Calon penanaman modal berpedoman kepada : 1. Daftar Bidang Usaha yang tertutup bagi penanaman modal 2. Bidang atau jenis usaha yang dicadangkan untuk usaha kecil dan bidang/jeni uaha yang terbuka untuk usaha menengah atau usaha besar dengan syarat kemitraan Ketentuan lain nya dikeluarkan oleh pemerintah 3. TANDA TANGAN SURAT PERNYATAAN : mengenai kebenaran data pemohon dan perusahaan yang sudah di isi diatas materai.
Penanaman modal asing (PMA)
1. Permohonan Demikin juga halnya apabila calon penanaman modal yang akan melakukan kegiatan penanaman modal dalam rangka PMA,wajib mengajukan permohonan penanaman modal kepada 1. Meninves/kepala BKPM atau 2. Kepala perwakilan RI setempat atau 3. Ketua BKPMD setempat 2. Pemberian persetujuan Kewenangan pemberian penanaman modal dalam rangka penanaman modal asing (PMA) sebagaimana diatur dalam UU No 11 Tahun 1970 dilimpahkan oleh Menteri Negara Investasi / Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal kepada Menteri Luar negeri Dan Gubernur Kepala Daerah Provinsi Khusus kepada Gubernur kepala daerah provinsi diberikan pula pelimpahan wewenang pemberian perizinan pelaksanaan modal,sepanjang belum dibentuk instansi yang menangani penanaman modal di daerah kabupaten atau kota Dan untuk melaksanakan pelimpahan kewenangan tersebut lebih lanjut menteri luar negeri menugaskan kepala perwakilan RI sedangkan untuk pemberian perizinan pelaksanaan penanaman modal,Gubernur Kepala Daerah Provinsi menugaskan ketua badan koordinasi penanaman modal daerah 3. Pemilihan Bidang usaha Calon penanaman modal yang akan mengadakan usaha dalam rangka penanaman modal asing mempelajari dahulu daftar bidang usaha yang tertutup bagi penanaman modal asing dan apabila diperlukan penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi BKPM,BKPMD atau perwakilan RI Setelah mengadakan penelitian yang cukup mengenai bidang usaha yang terbuka dan ketentuan ketentuan lain yang bersangkutan,calon penanam modal mengajukan permohonan kepada menteri negara investasi/kepala BKPM atau gubernur kepala daerah provinsi dalam hal ini ketua BKPMD atau kepala Perwakilan RI dengan mempergunakan tata cara permohonan yang ditetapkan oleh menteri negara investasi/kepala BKPM 4. SP penanaman modal Apabila permohonan mendapatkan persetujuan menteri negara investasi/kepala BKPM atau gubernur kepala daerah provinsi dalam hal ini ketua BKPMD atau kepala perwakilan RI menerbitkan surat persetujuan penanaman modal terebut kepada calon penanaman modal,yang berlaku juga sebagai persetujuan prinsip 5. Pasca SP-PMA Apabila penanaman modal telah memperoleh surat persetujuan penanaman modal asing dan setelah dipenuhi persyaratan yang ditetapkanmaka menteri negara investasi/kepala BKPMD atau gubernur kepala daerah provinsi,dalam hal ini ketua BKPMD mengeluarkan : 1. Angka pengenal Importir terbatas (APIT) 2. Keputusan Pemberian fasilitas/keringanan Bea masuk dan pungutan impor lainnya 3. Persetujuan atas rencana penggunaan tenaga kerja asing pendatang(RPTKA) yang diperlukan sebagai dasar bagi ketua BKPMD untuk menerbitkan Izin Tenaga Kerja Asing Pendatang (IKTA) yang diperlukan 4. Izin Usaha tetap (IUT) Atas nama menteri yang membidangi usaha terebut sesuai pelimpahan wewenang 5. Kepala kantor pertanahan kabupaten/kota mengeluarkan izin lokasi sesuai rencana tata ruang 6. Kepala kantor pertanahan kabupaten/kota mengeluarkan hak atas tanah dan menerbitkan sertifikat tanah sesuai dengan ketentuan yang berlaku 7. Kepala dinas perkerjaan umum daerah kabupaten/kota atau satuan kerja teknis atas nama bupati/walikota kepala daerah kabuupaten.kota yang bersangkutan atau kepala dinas pengawasan pembangunan kota (P2K) untuk Daerah Khusus ibukota jakarta mengeluarkan izin mendirikan bangunan (IMB)
8. Sekretaris Wilayah Daerah Kabupaten/kota atas nama Bupati/walikota
kepala daearah kabupaten/kota yang bersangkutan dan walikota kepala daerah kabupaten/kota yang bersangkutan dan kepala kantor ketertiban untuk Daerah Khusus ibukota jakarta atas nama gubernur kepala daerah khusus ibukota mengeluarkan izin berdasarkan Undang-Undang Gangguan (UUG/HO) Kewajiban untuk memiliki izin UUG/HO tidak berlaku bagi peruahaan industri Yang jenis industrinya wajib memiliki AMDAL dan atau yang berlokasi didalam kawasan Industri/Kawasan Berikat atau yang berlokasi di dalam kawasan industri/kawasan Berikat 6. Daftar Induk Barang modal Setelah memperoleh surat persetujuan penanaman modal dari menteri negara investasi/kepala BKPMD atau gubernur Kepala Daerah provinsi,dalam hal ini ketua BKPMD, Atau kepala perwakilan RI,Penanaman modal dalam waktu yang ditetapkan menyampaikan daftar induk barang-barang modal serta bahan baku penolong yang akan diimpor kepada menteri negara investasi/kepala BKPMD Berdasarkan penilaian terhadap daftar induk sebagaimana dimaksud diatas,Menteri Negara investasi/kepala BKPM atau gubernur kepala daerah provinsi dalam hal ini ketua BKPMD mengeluarkan keputusan Fasilitas Keringanan Bea masuk dan pungutan Impor lainnya. 7. Perubahan Rencana Penanaman modal Permohonan untuk perubahan atas rencana penanaman modal yang telah memperoleh persetujuan,termasuk perubahan untuk perluasan proyek disampaikan oleh penanam modal kepada menteri negara investasi/Kepala BKPM atau Gubernur kepala daerah Provinsi dalam hal ini ketua BKPMD untuk mendapatkan persetujuan dengan mempergunakan tata cara yang ditetapkan oleh menteri negara investasi/kepala BKPM 8. Perizinan Penanam modal yang telah memperoleh surat persetujuan penanaman modal asing dari kepala perwakilan RI wajib mengajukan permohonan perizinan pelaksanaan kepada menteri negara invetasi/kepala BKPM atau gubernur kepala daerah provinsi,dalam hal ini ketua BKPMD Pemberian perizinan seperti izin lokasi,Hak Guna bangunan,Hak guna usaha,izin mendirikan bangunan ,dan izin Undang-Undang Gangguan/HO,dilaksanakan melalui pelayanan satu atap sesuai dengan kewenangan masing-masing dibawah koordinasi bupati/walikota kepala daerah kabupaten/kota dan khusus untuk daerah khusus ibukota jakarta dibawah koordinasi gubernur kepala daerah khusus ibukota jakarta.petunjuk pelaksanaan koordinasi pelayanan satu atap tersebut diatur lebih lanjut oleh menteri dalam negeri setelah mendapat pertimbangan teknis dari menteri negara agraria/kepala badan pertanahan nasional dan menteri negara investasi/kepala BKPM.