Anda di halaman 1dari 3

A.

Keluarga Sejahtera III plus


Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar sosial psikologis dan pengembangan,
dan telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperanaktif dalam kegiatan
kemasyarakatan atau memiliki kepedulian social yang tinggi.
Sebuah keluarga dapat disebut keluarga sejahtera 3 plus bila sudah mampu melaksanakan
semua dari 6 indikator tahap keluarga sejahtera I, 8 indikator tahap keluarga sejahtera II, 5
indikator tahap keluarga sejahtera III dan terakhir 2 indikator tahap keluarga sejahtera III
plus

Dua indikator Kelarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau indikator ”aktualisasi diri” (self
esteem) dari 21 indikator keluarga, yaitu:
a. Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan
sosial.
Pengertian Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan materiil
untuk kegiatan sosial adalah keluarga yang memiliki rasa sosial yang besar dengan
memberikan sumbangan materiil secara teratur (waktu tertentu) dan sukarela, baik dalam
bentuk uang maupun barang, bagi kepentingan masyarakat (seperti untuk anak yatim
piatu, rumah ibadah, yayasan pendidikan, rumah jompo, untuk membiayai kegiatan
kegiatan di tingkat RT/RW/Dusun, Desa dan sebagainya) dalam hal ini tidak termasuk
sumbangan wajib.
b. Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial/yayasan/ institusi
masyarakat.
Pengertian ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan
sosial/yayasan/ institusi masyarakat adalah keluarga yang memiliki rasa sosial yang besar
dengan memberikan bantuan tenaga, pikiran dan moral secara terus menerus untuk
kepentingan sosial kemasyarakatan dengan menjadi pengurus pada berbagai
organisasi/kepanitiaan (seperti pengurus pada yayasan, organisasi adat, kesenian, olah
raga, keagamaan, kepemudaan, institusi masyarakat, pengurus RT/RW, LKMD/LMD dan
sebagainya).
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA

Peraturan pemerintah No. 21 tahun 1994 pasal 2, menyatakan bahwa penyelenggaraan


pembangunan keluarga sejahtera diwujudkan melalui pengembangan kualitas keluarga dan
keluarga berencana yang diselenggarakan secara menyeluruh dan terpadu oleh pemerintah
masyarakat, dan keluarga.Tujuan : mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera,
bertaqwa kepada TuhanYang Maha Esa, sehat, produktif, mandiri, dan memiliki kemampuan
untuk membangun dirisendiri dan lingkungan.

Pokok-pokok kegiatan :

1. Pembinaan ketahanan fisik keluarga adalah kegiatan pertumbuhan dan


pengembangan perilaku usaha dan tenaga terampil sehingga
dapat melakukan usaha ekonomi produktifuntuk mewujudkan keluarga kecil, behagia,
dan sejahtera.Bentuk kegiatan pembinaan ketahan fisik keluarga adalah sebagai berikut.
a. Penumbuhan dan pengembangan pengetahuan, sikap perilaku usaha, danketerampilan
keluarga melalui penyuluhan, pelatihan magang, studi banding, dan pendampingan.
b. Penumbuhan dan pengembangan kelompok usaha, melalui kelompok
UsahaPeningkatan Pendapatan Keluarga sejahtera (UPPKS)
c. Pembinaan permodalan, melalui tabungan, takesra (tabungan keluarga
sejahtera),Kukesra (Kredit keluarga sejahtera)
d. Pembinaan pemasaran, melalui kerja sama dengan para pengusaha dan sector terkait.
e. Pembinaan produksi, melalui bimbingan dalam memilih dan memanfaatkan
alatteknologi tepat guna yang diperlukan dalam proses produksi.
f. Pembinaan kemitrausahaan, dengan para pengusaha dari sector terkait koperasi.
g. Pengembangan jaringan usaha, khususnya bekerja sama dengan departemen
koperasidan PPKM.

2. Pembinaan ketahanan nonfisik keluarga.Tujuan : peningkatan kualitas anak, pembinaan


kesehatan reproduksi remaja, dan peningkatan keharmonisan keluarga, keimanan, dan
ketaqwaan terhadap Tuhan YangMaha Esa.Bentuk kegiatan ketahanan nonfisik keluarga
adalah sebagai berikut.
a. Bina Keluarga Balita
Pembinaan terhadap orang tua anak balita agar pertumbuhan dan
perkembangananaknya optimal secara fisik dan mental melalui kelompok dengan
bantuan alat permainan edukatif ( APE) 
b. Pembinaan kesehatan reproduksi remaja dilakukan melalui.
1) Pusat-pusat konsultasi remaja
2) Penyuluhan konseling di sekolah dan pesantren, kelompok-kelompok.
3) Remaja, karang taruna, remaja masjid, pramuka, dan lain-lain.
4) Kelompok Bina Keluarga Remaja ( BKR), dan penyuluhan melalui media massa.
c. Pembinaan keluarga lansia melalui kelompok Bina Keluarga lansia (BKL).
d. Kegiatan-kegiatan lain adalah sebagai berikut.
1) Gerakan Keluarga Sejahtera Sadar Buta Aksara
2) Beasiswa supersemar.
3) Satuan Karya Pramuka Keluarga Berencana (Saka Kencana) kegiatan lomba-
lomba.

3. Pelayanan Keluarga Berencana


a. Kegiatan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)Kegiatan ini meningkatkan kesadaran,
pengetahuan, dan perubahan perilakumasyarakat dalam pelaksanaan KB. 
b. Pelayanan kesehatan reproduksi meliputi pelayanan kontrasepsi, pelayanan
kesehatanreproduksi bagi ibu, serta pelayanan lain yang ada hubungannnya dengan
reproduksi.

4. Pendataan Keluarga SejahteraDalam rangka mengevaluasi pelaksanaan Gerakan


Keluarga Sejahtera setiap tahun, antara bulan Januari sampai Maret., dilakukan pendataan
keluarga untuk mengetahui pencapaiankeluarga berencana dan tahapan keluarga
sejahtera.Friedman (1981) membagi lima tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh
keluarga,yaitu :
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya. 
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c. Memberikan tindakan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan
yangtidak dapat membantu dirinya sendiri.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian annggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal-balik antara keluarga lembaga-lembaga
kesehatanyang menunjukkan manfaat fasilitas kesehatan dengan baik

Anda mungkin juga menyukai