Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH WAWASAN IPTEKS

INTEGRITAS DAN ASPEK ETIKA IPTEKS

KELOMPOK 8:
MUHAMMAD TAUFIQ IHSANUL (K011191208)
KHOFIFAH INDRA NENSI (K011191210)
ADINDA FEBRIANI (K011191220)
TIARA NUR QATHIFAH (K011191241)
CHRISTOPER TOMA (K011191245)
NAILAH HAFIZHAH (K011191249)

MKU (D)
WIPTEKS KESMAS DAN GIZI

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni telah memberikan pengaruh terhadap
dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Ilmu Pengetahuan adalah bagian
yang esensial bagi manusia, karena ilmu pengetahuan merupakan hasil dari "berpikir"
manusia. Salah satu hal yang membuat peradaban manusia semakin berkembang adalah
pengetahuannya tentang teknologi. Teknologi merupakan perkembangan suatu media atau
alat yang dapat digunakan dengan lebih efisien guna memproses serta mengendalikan suatu
masalah.Seni dapat diartikan sebagai sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung
unsur keindahan. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat berpengaruh terhadap
kehidupan manusia. Dengan adanya perkembangan IPTEK manusia medapatkan berbagai
kemudahan dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari.Dengan demikian dapat dipahami
bahwa adanya perkembangan IPTEK, manusia sangat banyak terbantu untuk memenuhi
berbagai kebutuhan dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari, tetapi disisi lain manusia juga harus sadar akan adanya berbagai
macam ancaman yang dapat ditimbulkan oleh adanya perkembangan IPTEK tersebut, yang
akan dapat membahayakan bagi manusia itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Integritas dan aspek etika ipteks?
2. Bagaimana Integritas IPTEKS Dalam bentuk Segitiga (piramida)?
3. Bagaimana Hubungan Aspek  Etika Ilmu, Teknologi dan Seni?
4. Apa saja pengaruh IPTEKS bagi kehidupan manusia?
5. Bagaimana cara mengatasi pengaruh negatif IPTEKS?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuanya adalah untuk:
1. Mengetahui pengertian Integritas dan aspek etika ipteks.
2. Mengetahui Integritas IPTEKS dalam bentuk segitiga (piramida).
3. Mengetahui hubungan aspek etika ilmu, teknologi, dan seni.
4. Mengetahui pengaruh IPTEK bagi kehidupan manusia.
5. Mengetahui cara mengatasi pengaruh negatif IPTEKS.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Integritas dan aspek etika ipteks
Integritas yaitu konsistensi atau keteguhan yang tidak bisa tergoyahkan dalam menjunjung
nilai-nilai keyakinan dan prinsip. Pengertian lain dari integritas adalah konsep yang
menunjukkan konsistensi atau keteguhan perbuatan dengan nilai-nilai dan prinsip. Pada etika
integritas bisa diartikan sebagai kebenaran dan kejujuran perbuatan yang dilakukan
seseorang.
Pengertian integritas menurut para ahli:
1. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Pengertian integritas menurut KBBI adalah mutu, sifat, dan keadan yang
menggambarkan kesatuan yang utuh, sehingga memiliki potensi dan kemampuan
memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
2. Andreas Harefa
Pengertian integritas menurut Andreas Harefa adalah tiga kunci yang bisa diamati, yaitu
menunjukkan kejujuran, memenuhi komitmen dan mengajarkan sesuatu dengan
konsisten.
3. Ippho Santosa
Pengertian integritas menurut Ippho Santosa adalah sebagai menyatunya pikiran,
perkataan dan perbuatan untuk melahirkan reputasi dan kepercayaan.
4. Henry Cloud
Pengertian integritas menurut Henry Cloud adalah ketika berbicara tentang integritas,
maka tidak akan terlepas dari upaya untuk menjadi orang yang utuh dan terpadu di setiap
bagian diri yang berlainan, yang bekerja dengan baik dan menjalankan fungsinya sesuai
dengan apa yang telah dirancang sebelumnya. Integritas sangat terkait dengan keutuhan
dan keefektifan seseorang sebagai insan manusian.
Frase “Etika Ipteks” jika diuraikan, Ipteks merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan
Teknologi dan Seni. Sedangkan pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani
adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya
berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos”
dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal
tindakan yang buruk.
Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya;
antara lain:
1. Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari
hak (The principles of morality, including the science of good and the nature of the
right)
2. Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari
kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a particular
class of human actions)
3. Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (The
science ofhuman character in its ideal state, and moral principles as of an individual)
4. Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty)
Dengan demikian “Integritas dan Aspek Etika Ipteks” dapat kita artikan sebagai proses
menyatupadukan secara budaya dan sosial kelompok-kelompok sosial yang berbeda-beda
kepada satu unit yang mempunyai identiti yang umum dan dalam lingkup prinsip-prinsip
moral dalam penggunaan ilmu,teknologi dan seni.

B. Integritas Ipteks Dalam Bentuk Segitiga (piramida)


Sebagaimana yang telah kita ketahui integritas merupakan menyatupaduakan atau
menyatukan. Sehingga Integritas Ipteks Dalam Dunia Segitiga memiliki maksud menyatukan
atau menyatupadukan Ilmu, teknologi dan seni dalam dunia segitiga. Frase “Dunia Segitiga”
disini adalah sebagai berikut:

    
              Gambar diatas adalah gambar dunia segitiga yang terdiri dari Imam, Ihsan, Insan.
Yang termasuk imam yaitu; Moralitas, Intelektuakitas, dan sensibilitas. Yang termasuk ihsan
yaitu; Etika, Filsafat, dan Estetika. Dan, yang termasuk dalam insan  yaitu; Teknologi, Sains,
dan Seni.
Jika  kita mencermati gambar tersebut, keberadaan insan manusia berhubungan
dengan erat dengan ihsan dan imam. Kata “ihsan” berkaitan dengan keikhlasan berbuat atau
berkarya oleh karena kita sebagai manusia merasa didalam pengawasan yang maha kuasa
pencipta alam semesta ini. Jadi hal ini merupakan kesadaran batin yang terekspresi dengan
sendirinya oleh karena kita sebagai insane sadar dan faham makna keberadaan diri kita
sendiri yang diamanahkan mengelola dan memelihara alam semesta ini. Adapun kata “iman”,
ini adalah konsepsi jiwa yang abstrak dan terpatri secara mendalam pada diri manusia namun
dapat terpancar tak terhingga dan tanpa batas kekuatan. Keberadaannya yang bahkan dapat
melalui batas-batas yang kongkrit sekalipun. Manusia yang memiliki nilai iman, maka
intelektualitas, sensibilitas dan moralitasnya akan bersinergi satu sama lain bagai satu
bangunan yang tidak sempurna jika salah satu diantara ketiganya tidak ada.
Dari ketiga komponen diatas pemahaman tentang integritas dan IPTEKS yang utuh
tidak lain adalah suatu konsepsi multi dimensi yang didalamnya memiliki nilai-nilai
kebenaran (Ilmu pengetahuan), kebaikan (teknologi), dan keindahan (seni). Seni adalah
muara dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ketiganya saling membantu
dan bersinergi satu dengan yang lain dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni.

C.   Hubungan Aspek  Etika Ilmu, Teknologi dan Seni


Manusia sebagai manipulator dan artikulator dalam mengambil manfaat dari ilmu
pengetahuan. Dalam psikologi, dikenal konsep diri daru Freud yang dikenal dengan nama
“id”, “ego” dan “super-ego”. “Id” adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-
dorongan biologis (hawa nafsu dalam agama) dan hasrat-hasrat yang mengandung dua
instink: libido (konstruktif) dan thanatos (destruktif dan agresif). “Ego” adalah penyelaras
antara “id” dan realitas dunia luar. “Super-ego” adalah polisi kepribadian yang mewakili
ideal, hati nurani.
Dalam agama, ada sisi destruktif manusia, yaitu sisi angkara murka (hawa
nafsu)Ketika manusia memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk tujuan praktis, mereka dapat
saja hanya memfungsikan “id”-nya, sehingga dapat dipastikan bahwa manfaat pengetahuan
mungkin diarahkan untuk hal-hal yang destruktif. Milsanya dalam pertarungan antara id dan
ego, dimana ego kalah sementara super-ego tidak berfungsi optimal, maka tentu atau juga
nafsu angkara murka yang mengendalikan tindak manusia menjatuhkan pilihan dalam
memanfaatkan ilmu pengetahuan amatlah nihil kebaikan yang diperoleh manusia, atau malah
mungkin kehancuran. Kisah dua kali perang dunia, kerusakan lingkungan, penipisan lapisan
ozon, adalah pilihan “id” dari kepribadian manusia yang mengalahkan “ego” maupun “super-
ego”-nya.
Oleh karena itu, pada tingkat aksiologis, pembicaraan tentang nilai-nilai adalah hal
yang mutlak. Nilai ini menyangkut etika, moral, dan tanggungjawab manusia dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan untuk dimanfaatkan bagi sebesar-besar kemaslahatan
manusia itu sendiri. Karena dalam penerapannya, ilmu pengetahuan juga punya bisa negatif
dan destruktif, maka diperlukan patron nilai dan norma untuk mengendalikan potensi “id”
(libido) dan nafsu angkara murka manusia ketika hendak bergelut dengan pemanfaatan ilmu
pengetahuan. Di sinilah etika menjadi ketentuan mutlak, yang akan menjadi well-supporting
bagi pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan derajat hidup serta
kesejahteraan dan kebahagiaan manusia. Hakikat moral, tempat ilmuan mengembalikan
kesuksesannya.
Etika adalah pembahasan mengenai baik (good), buruk (bad), semestinya (ought to),
benar (right), dan salah (wrong). Yang paling menonjol adalah tentang baik atau good dan
teori tentang kewajiban (obligation). Keduanya bertalian dengan hati nurani. kewajiban itu,
dengan argumen bahwa kalau sesuatu tidak dijalankan berarti akan mendatangkan bencana
atau keburukan bagi manusia. Oleh karena itu, etika pada dasarnya adalah seperangkat
kewajiban-kewajiban tentang kebaikan (good) yang pelaksananya (executor) tidak ditunjuk.
Executor-nya menjadi jelas ketika sang subyek berhadap opsi baik atau buruk yang baik
itulah materi kewajiban ekskutor dalam situasi ini.
Berkaiatan dengan pembatasan etika atas ilmu , teknologi dan seni maka perlu jelas
bagi kita bahwa yang dibatasi secara etis ialah cara memperoleh cara pengujian dan cara
penggunaan ipteks pada saat penerapanya dengan fihak lain.jadi pembatasan etis terssebut
tidak berkaitan dengan lahirnya ipteks sebagai suatu kebenaran ilmiah sebagai contoh untuk
menentukan bahwa 2x2 =4 orang tidak perlu dibatasi oleh norma etis pada penentuanya
demikian pula halnya manakala ilmuan hendak menentukan kebenaran pada daun dimana
setelah dilakukan penelitian pada daun tedapt sel-sel yang mengandung klorofil yang dapat
melansungkan proses fotosintesis namun jika berkaitan dngan pendirian pembangkit listrik
bertenaga nuklir yang diperoleh dari temuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka
pertanyaan mendasar yang perlu dijawab adalah apakah produk ipteks tersebut menunjang
kehidupan manusia apakah  tidak malah seblikanya justru merusak kehidupan manusia untuk
menjawab dibutuhkan data-data obyktif dan otentik dari hasil penelitian mengenai teknologi
nuklirnya maupun daerah dimana pembangkit listrik tenaga nuklir itu akan didirikan sebelum
kita memutuskan baik atau tidak pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut apabila didirikan
didaerah itu.
Para ilmuwan professional dari berbagai disiplin ilmu IPTEKS pada dasarnya sepakat
bahwa disetiap cabang ilmu teknologi dan seni diperlukan seperangkat norma yang akan
digunakan sebagai garis pembatas bagi pemberlakuan IPTEKS di lingkungan masyarakat ada
yang mengharapkan agar norma-norma itu sepenuhnya merupakan tanggung jawab para
ahli  IPTEKS dan bebas dari pegaruh lembaga pemerintah tetapi ada pula yang merasa perlu
adanya peranan lembaga pemerintah dalam penerapan norma-norma tersebut untuk
memperoleh daya keabsahaan dan kekuatan mengikat selurh anggota masyarakat.

D. Pengaruh IPTEKS Bagi Kehidupan Manusia


Diantara bidang yang dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK adalah bidang pendidikan,
bidang informasi dan komunikasi, bidang ekonomi dan industri, dan bidang sosial budaya.
1. Bidang Pendidikan
Beberapa dampak positif dan negatif dari perkembangan teknologi terkait dengan dunia
pendidikan, yaitu:
a. Dampak Positif
• Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan
pusat pendidikan. Seperti jaringan internet, lab computer sekolah, dll.
• Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu
pengetahuan, sehingga siswa dalam belajar tidak perlu terlalu terpaku terhadap
informasi yang diajarkan oleh guru di sekolah, tetapi mereka juga bisa
mengakses materi pelajaran langsung dari internet.
• Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa
dan guru dalam proses pembelajaran.
• Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka.
• Adanya sistem pengolahan data hasil penelitian yang menggunakan
pemanfaatan teknologi.
• Pemenuhan kebutuhan akan fasilitas pendidikan dapat dipenuhi dengan cepat.
b. Dampak Negatif
• Siswa menjadi malas belajar.
• Terjadinya pelanggaran asusila.
• Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan
pusat pendidikan yang dapat disalah gunakan oleh siswa.
• Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa
dan guru dalam proses pembelajaran, sehingga membuat siswa menjadi malas.
• Kerahasiaan alat tes untuk pendidikan semakin terancam.
• Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan
tindak kriminal.
2. Bidang Informasi dan Komunikasi
Beberapa dampak positif dan negatif dari perkembangan teknologi terkait dengan dunia
pendidikan, yaitu:
a. Dampak Positif
• Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di
bumi bagian manapun melalui internet.
• Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya
dengan melalui handphone.
• Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah. Dan lain-lain .
b. Dampak Negatif
• Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas).
• Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa
disalah gunakan pihak tertentu untuk tujuan tertentu.
• Kerahasiaan alat tes semakin terancam. Melalui internet kita dapat memperoleh
informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes
psikologi secara langsung dari internet.
• Kecemasan teknologi. Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi
komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file
penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi.
Rusaknya modem internet karena disambar petir.
3. Bidang Ekonomi dan Industri
a. Dampak Positif
• Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.
• Terjadinya industrialisasi.
• Produktifitas dunia industri semakin meningkat.
• Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah
skill dan pengetahuan yang dimiliki.
b. Dampak Negatif
• Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang
sesuai dengan yang dibutuhkan.
• Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga
melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros
dan memiliki jalan pintas yang bermental “instant”.
4. Bidang Sosial dan Budaya
a. Dampak Positif
• Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa
kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik
dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku
ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol.
• Meningkatnya rasa percaya diri Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia
melahirkan fenomena yang menarik.
• Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi
globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras.
b. Dampak Negatif
• Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja
dan pelajar.
• Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat
semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat.
• Pola interaksi antar manusia yang berubah

E. Cara Mengatasi pengaruh negatif IPTEKS


Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah dampak negatif IPTEKS adalah
bersikap waspada dan selektif terhadap segala macam arus era teknologi komunikasi dan
informasi tersebut. Sikap selektif dapat diartikan sebagai sikap untuk memiliki dan
menentukan alternatif yang terbaik bagi kehidupan diri, lingkungan masyarakat, bangsa, dan
negara melalui proses yang berhati-hati, rasional, dan normatif terhadap segala macam
pengaruh luar sehingga apa yang telah menjadi pilihan dapat diterima oleh semua pihak
dengan penuh tanggung jawab. Untuk mengatasi pengaruh negatif IPTEKS juga dapat
dilakukan dengan:
1. menumbuhkan kembali rasa nasionalisme bangsa agar masyarakat dapat mencintai
negaranya. Langkah-langkah dapat dilakukan antara lain yaitu:
a. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat
mencintai produk dalam negeri.
b. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
c. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama.
d. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti
sebenar-benarnya dan seadil-adilnya.
e. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial
budaya bangsa.
Dalam bidang teknologi dan informasi, langkah yang dapat ditempuh adalah dengan
menyaring informasi yang baik dan bermanfaat. Selain itu juga diperlukan adanya
pengawasan dari semua pihak agar informasi yang beredar di masyarakat, tidak membawa
dampak negatif terutama untuk remaja. Masyarakat juga harus berusaha mengikuti
perkembangan IPTEK agar tidak tertinggal dari negara lain dan tidak mudah dibodohi oleh
informasi-informasi yang masuk dari luar.
Untuk mengurangi sikap konsumtif, hendaknya setiap orang mempunyai kesadaran
untuk tidak bergaya hidup yang bermewah-mewahan atau dapat dilakukan dengan
membeli barang yang harganya lebih terjangkau namun mempunyai kualitas yang tidak jauh
berbeda seperti produk-produk dalam negeri. Hal ini juga berkaitan dengan bidang
ekonomi.
Untuk mengurangi globalisasi dapat dilakukan dengan meningkatkan produksi dan
kualitas produk dalam negeri agar dapat bersaing dengan produk luar. Promosi produk lokal
melalui berbagai media massa juga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
produk dalam negeri dan menarik konsumen untuk beralih pada produk lokal.
Dalam bidang budaya, masyarakat harus selektif memilih budaya dari luar dengan
mengambil kebudayan-kebudayaan yang sesuai dengan kebudayaan lokal. Budaya lokal juga
harus diangkat kembali dengan mengadakan berbagai macam pameran, seminar, lomba-
lomba kebudayaan, dan sebagainya. Kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun
harus terus dilestarikan agar tidak ada bagian yang tertinggal. Untuk mendukung hal tersebut
juga dapat dilakukan dengan menjaga tempat-tempat bersejarah, wisata budaya, wisata alam,
dan berbagai hal yang berkaitan dengan adat istiadat daerah.
Dalam bidang pendidikan juga tidak jauh berbeda. Pendidikan tidak akan pernah luput
dari komponen-komponen yang saling memiliki keterkaitan yaitu pendidik (guru), peserta
didik (murid), orang tua (keluarga), dan lingkungan. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh semua komponen tersebut dalam menghadapi globalisasi di dunia
pendidikan. Pendidik (guru) mempunyai tugas utama untuk mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dijalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru adalah orang
yang bertanggung jawab atas peningkatan moral pelajar dan kemerosotannya. Oleh
karena itu, tugas guru tidak terbatas pada kegiatan mengajar tapi yang terpenting adalah
mencetak karakter murid. Dengan cara mendidik yang baik maka dapat terbentuk karakter
murid yang baik dan kritis. Pembentukan karakter ini diperlukan agar murid dapat
menanggapi dan menyaring pengaruh globalisasi dengan tepat. Hal tersebut juga dapat
diperkuat dengan dukungan keluarga dan lingkungan sekitar. Kedua komponen ini harus
lebih kuat menanamkan nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat karena dengan
penanaman tersebut anak akan lebih mempunyai sifat nasionalisme. Pengawasan juga harus
dilakukan agar anak tidak terpengaruh oleh pihak luar dengan mudah.
Langkah-langkah di atas tidak dapat dilaksanakan jika tidak ada peran aktif dari
semua komponen negara baik pemerintah maupun masyarakat. Untuk itu diperlukan
kerjasama yang baik agar hasilnya dapat maksimal. Kerjasama itu tidak lepas dari persatuan
dan kesatuan bangsa sehingga pancasila sebagai ideologi negara harus dihidupkan
kembali.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Integritas dan Aspek Etika Ipteks adalah proses menyatupadukan secara budaya dan
sosial kelompok-kelompok sosial yang berbeda-beda kepada satu unit yang mempunyai
identiti yang umum dan dalam lingkup prinsip-prinsip moral dalam penggunaan
ilmu,teknologi dan seni. tentang integritas dan IPTEKS yang utuh tidak lain adalah suatu
konsepsi multi dimensi yang didalamnya memiliki nilai-nilai kebenaran (Ilmu pengetahuan),
kebaikan (teknologi), dan keindahan (seni). Seni adalah muara dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ketiganya saling membantu dan bersinergi satu dengan yang
lain dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Para ilmuwan professional dari berbagai disiplin ilmu IPTEKS pada dasarnya sepakat
bahwa disetiap cabang ilmu teknologi dan seni diperlukan seperangkat norma yang akan
digunakan sebagai garis pembatas bagi pemberlakuan IPTEKS di lingkungan masyarakat.
Untuk meredam pengaruh negative IPTEKS perlunya ada peran aktif dari semua komponen
negara baik pemerintah maupun masyarakat. Untuk itu diperlukan kerjasama yang baik agar
hasilnya dapat maksimal. Kerjasama itu tidak lepas dari persatuan dan kesatuan bangsa
sehingga pancasila sebagai ideologi negara harus dihidupkan kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Charis Zubeir,. Ahmad. 2002. Kajian Filsafat Ilmu; Dimensi Etik dan Asketik Ilmu
Pengetahuan Manusia. Lembaga Studi Filsafat Islam. Yogyakarta
Tim dosen MKU UNHAS. wawasan ipteks. Universitas Hasanuddin
Van Melsen,. A. G. M.1992. Ilmu Pengetahuan dan Tanggungjawab Kita. Terj. Dr. K.
Bertens. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Nursantara, Yayat. 2004. Kesenian SMA. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
Rahman A. Pengaruh negatif era teknologi informasi dan komunikasi pada remaja (perspektif
pendidikan islam). AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Islam. 2016 Jun 1;14(1).
https://doi.org/10.35905/alishlah.v14i1.384

Anda mungkin juga menyukai