BAB I Edit
BAB I Edit
PENDAHULUAN
masyarakat selaku konsumen dari pelayanan kesehatan dasar tersebut, selain itu
mewujudkan Indonesia Sehat, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan
1
2
kesehatan di India 60,4 juta jiwa, di China sebanyak 985 juta jiwa yang
penunjang yang diperlukan. Ketersediaan sumber daya baik dari segi kualitas
lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak, perbaikan Gizi serta pemberantasan penyakit
Pada saat ini puskesmas telah berdiri dihampir seluruh pelosok tanah air
puskesmas pembantu serta puskesmas keliling. Tercatat pada tahun 2014 jumlah
puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.277 unit, puskesmas pembantu 21.587 unit,
puskesmas keliling 5.084 unit (perahu 716 unit, ambulance 1.302 unit). Sedangkan
puskesmas yang telah dilengkapi rawat inap tercatat sebanyak 1.818 unit, sisanya
sebanyak 5.459 unit tidak dilengkapi dengan fasilitas rawat inap (Depkes RI, 2014).
Propinsi Sumatera Utara sampai tahun 2016 tercatat 571 fasilitas pelayanan
Utara, 2016) dan di kota Padangsidimpuan sendiri saat ini tercatat 10 Puskesmas
secara maksimal. Keadaan ini dapat dilihat dari data provinsi Sumatera Utara hasil
Survei Sosoal Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2002 dan Badan Pusat Statistik
(BPS), dari penduduk yang berobat jalan tercatat 15,23% memanfaatkan puskesmas,
puskesmas sebagai pusat layanan kesehatan dasar masyarakat ternyata masih sangat
minim. Hasil Survei Kesehatan Daerah tahun 2017 menunjukkan bahwa puskesmas
hanya menjadi pilihan ketiga bagi anggota rumah tangga yang mencari pengobatan
untuk mengatasi keluhan penyakit. Pilihan utama masyarakat menurut survey ini
adalah praktek dokter dan pilihan kedua adalah praktek tenaga kesehatan (Survei
kesehatan dasar terasa sia-sia melihat minimnya angka demand masyarakat akan
pelayanan puskesmas. Dari upaya yang dilakukan, baik pembangunan fisik, maupun
non fisik selama 3 tahun terakhir, ternyata belum mampu meningkatkan tingkat
ketersediaan tenaga kesehatan yang kurang serta kelengkapan obat yang belum
memadai, ditambah dengan sikap dan perilaku petugas kesehatan terhadap pasien
yang berkunjung di puskesmas, serta tarif yang kurang sesuai dan berubah-ubah
yang dapat memicu masyarakat akan beralih ke pelayanan tahap kedua (Marnah,
2016).
Jasa Umum besar retribusi pelayanan kesehatan Puskesmas dengan tarif sebagai
berikut:
Jasa
Jasa Sarana Jumlah
No Jenis Distribusi Pelayanan
(Rp) (Rp)
(Rp)
1 Rawat Jalan (Pemeriksaan 2.500 1.000 3.500
Umum)
2 Pemeriksaan Khusus 3.500 1.500 5.000
3 Surat Keterangan Sakit/Sehat 10.000 5.000 15.000
4 Jahit Luka (1-3 Simpul) 12.000 3.000 15.000
5 Pembersihan Luka (Buka 7.000 3.000 10.000
Perban)
6 Persalinan Normal 150.000 100.000 250.000
7 Pelayanan KB 20.000 30.000 50.000
8 Pemeriksaan Darah (HB) 7.000 3.000 10.000
9 Suntik Injeksi (Demam) 5.000 7.000 12.000
banyak oknum pelayanan kesehatan yang tidak bertanggung jawab dengan sesuka
hati menganti tarif yang telah ditetapkan oleh Perda Kota Padangsidimpuan, sebagai
contoh pasien yang berobat di Puskesmas dengan jahit luka 3 simpul serta
5
pengurusan surat sakit yang seharusnya dengan tarif (15.000 + 15.000 = 30.000),
Sumber : Bendahara BOK dan Bendahara JKN Puskesmas Labuhan Rasoki, 2016 –
2019
Dengan jumlah Anggaran yang begitu besar ternyata selama empat tahun
dasar tersebut.
sesuai dengan pendapat Buchari yang dikutip Meitrika (2017), yang mengatakan ada
kesehatan lainnya dengan pasien. Demikian juga pendapat Dever yang dikutip oleh
kesehatan.
maka semakin tinggi tingkat pemanfaatan pelayanan puskesmas. Hal ini sesuai
dengan pendapat Lapau (1997) dalam Meitrika (2017) yang menyatakan bahwa
menunjukkan bahwa 63,2% penderita yang ditemukan sakit berobat, 24,2% penderita
13,9% berusaha mengobati sendiri. Dari pihak lain terus berusaha mendekatkan
pembantu, sebanyak 17.600 buah dan 32.000 lebih bidan di desa disamping itu 2.500
Posyandu. Dari uraian diatas tampak bahwa demand pelayanan kesehatan oleh
masyarakat masih sangat kurang, walaupun secara fisik jumlah fasilitas pelayanan
(BPJS) yakni 1.109 jumlah kunjungan dari 2.000 jumlah kunjungan (Profil
Dari data diatas dapat dilihat bahwa Puskesmas Labuhan Rasoki belum bisa
menjaring konsumen dari kalangan menengah ke atas (non BPJS) karena pelayanan
yang diberikan belum bisa memenuhi demand yang diharapkan oleh masyarakat
kalangan menengah ke atas tersebut. Padahal kondisi objektif yang ada di kota
keluhan sakit, tidak jarang langsung ke Malaysia atau Singapura karena merasa
Rasoki Kota Padangsidimpuan Tahun 2020. Hal ini perlu dilakukan karena
Kota Padangsidimpuan yang memiliki jumlah penduduk 2.056 jiwa dengan 490
sarana dan prasarana serta tarif dalam Public Demand permintaaan pelayanan
HUSADA Deli Tua yang nantinya dapat dipraktikkan didunia kerja khususnya
dimasyarakat.
masyarakat pada umumnya dan tenaga kesehatan khususnya dan sebagai referensi
atau titik tolak tambahan bila diadakan penelitian lebih lanjut khususnya bagi pihak
lain yang ini mengkaji mengenai analisis hubungan pelayanan kesehatan, sarana dan
kualitas pelayanan kesehatan yang prima dan optimal sehingga masyarakat bisa