Anda di halaman 1dari 5

Nama : Alifia Dwinanti Hakamashe

Kelas : Pendidikan Biologi B 2019

NRM : 1304619020

Dosen : Dra. Ratna Dewi Wulaningsih, M.Si.

Universitas Negeri Jakarta

TUGAS PLASTISITAS

A. Pengertian Plastisitas

Plastisitas adalah kemampuan organisme merubah fenotipenya dalam merespon


perubahan lingkungan (Price et al, 2003). Plastisitas demikian dalam beberapa kasus tampak
sebagai beberapa hasil yang sangat berbeda secara morfologis; dalam kasus lainnya, sebuah
norma reaksi yang berkesinambungan menunjukkan saling hubung antara jangkauan lingkungan
dan jangkauan fenotipe.

B. Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik Plastisitas

 Faktor intrinsik merupakan sifat-sifat yang terdapat pada pangan itu sendiri.
Faktor intrinsik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme dalam pangan
diantaranya : nutrisi, pH, potensial redoks, aktivitas air (aw), zat antimikrobial dan
struktur biologi.
 Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
merupakan faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan. Faktor eksternal tersebut antara
lain zat hara, cahaya, air, suhu, oksigen dan kelembapan.

C. Urutan Proses Perkembangan

1 biji
2 kecambah
3 bibit
4 pohon
5 berbuah
Hasil Pengamatan
NAMA TANAMAN FAKTOR FAKTOR PERKEMBANGAN
INTRINSTIK EKSTRINSIK
Syzygium oleina Gen, Hormon Tanah, Air, Cahaya Terjadi Plastisitas
Auksin, dan Pigmen matahari, dan
Anthocyanin. Suhu.

Pembahasan
Reaksi tumbuhan terhadap perubahan lingkungan sering disertai dengan
modifikasi berbagai organnya, sehingga toleransi terhadap faktor lingkungan tersebut menjadi
luas. Perubahan atau modifikasi ini menunjukkan adanya plastisitas dari organ tersebut. Apabila
kondisi keadaan semula maka bentuk organ ini pun berubah lagi sesuai dengan bentuk
normalnya.

Yang termasuk ke tumbuhan yang melakukan Plastisitas, yaitu : pacar air, rumput telur,
babadotan, calinang, genjer dan karet munding. Dimana kelima tumbuhan ini memodifikasi
beberapa organ tubuhnya agar dapat bertahan dalam kondisi yang ekstrim.

Tumbuhan pucuk merah merupakan tanaman hias yang banyak dijumpai di tepi-tepi jalan
perkotaan maupun perkampungan. Ciri khas dari tanaman pucuk merah adalah daun muda yang
berwarna jingga kemerahan hingga coklat lalu berubah menjadi daun tua yang berwarna hijau.
Ciri lain dari daun pucuk merah adalah munculnya aroma khas saat diremas yang berasal dari
kandungan minyak atsiri (Utami, 2013).

Pucuk merah dapat berkembangbiak secara generatif maupun vegetatif.


Perkembangbiakan secara generatif terjadi dengan menggunakan biji, sedangkan perkembang
biakan vegetatif dilakukan dengan stek batang (Adinugraha et al., 2007).

Gambar 1. Tanaman Pucuk Merah Terkena Gambar 2. Tanaman Pucuk Merah Terkena
Matahari dari Atas Matahari dari Samping
Gambar 1. Tanaman Pucuk Merah yang Gambar 2. Tanaman Pucuk Merah yang
mendapatkan cahaya matahari dari atas mendapatkan cahaya matahari dari
samping

Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, tanaman pucuk merah (Syzygium oleina)
yang terdapat dalam dua kondisi yang berbeda. Dalam kondisi yang pertama, tanaman pucuk
merah tersebut berada di depan rumah atau seperti pada (Gambar 1.) Terlihat pada tanaman
tersebut, mendapatkan cahaya matahri dari atas langsung sehingga bentuknya lebih ke arah atas
mengikuti arah dari cahaya matahari dan susunan dari daunnya lebih rapat, sedangkan berbeda
dengan kondisi yang kedua, di mana tanaman pucuk merah (Syzygium oleina) terkena cahaya
matahari dari samping dikarenakan ada tumbuhan lain yang menutupi dari bagian atas seperti
pada gambar 2. Sehingga dapat dilihat untuk bentuk tanamannya berbeda dengan yang ada pada
gambar 1. di kondisi yang kedua ini terlihat bahwa tanamannya lebih melebar dan susunan
daunnya juga tidak rapat atau lebih terlihat rengang dari sebelumnya.

Sedangkan Penelitian terdahulu menyatakan bahwa daun hijau pucuk merah kaya akan
fenol, flavonoid, dan batulinic acid yang memiliki aktivitas antikanker kolon dengan cara
menghambat angiogenesis tumor pada tikus . Senyawa flavonoid pada daun hijau tanaman pucuk
merah yang berupa dimethyl cardamonin atau dikenal dengan sebutan DMC yang memiliki 7
aktivitas sebagai hepatoprotektor, sitoprotektif, antiinflamasi, antiviral, antihiperglikemik, dan
efek antiapoptosik (Memon, 2014).
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan media pembibitan pucuk merah sudah
beragam, namun selalu menggunakan komponen dasar media bibit yang utama yaitu tanah dan
pupuk organik yang merupakan sumber hara untuk tanaman yang berguna untuk meningkatkan
kualitas pertumbuhan bibit pucuk merah dan kuantitas hasil pertumbuhan dalam pembibitan
yang banyak terkandung didalam (Suriawiria, 2007).

Pada tanaman, pertumbuhan dimulai dari proses perkecambahan biji. Perkecambahan


dapat terjadi apabila kandungan air dalam biji semakin tinggi karena masuknya air ke dalam biji
melalui proses imbibisi. Apabila proses imbibisi sudah optimal, dimulailah perkecambahan.
Tanaman ini membutuhkan intensitas cahaya penuh, temperatur cahaya cukup 27- 30oC,
kelembaban udara 80-90%, dan pH tanah asam sampai netral (4-6,5). Biji yang sudah
berkecambah akan segera diikuti oleh pertumbuhan primer karena pada pucuk dan ujung akar
terdapat jaringan yang bersifat meristematik (selalu membelah). Pemanjangan ujung akar dan
ujung batang tersebut disebut pertumbuhan primer.
DAFTAR PUSTAKA

Adinugraha, Hamdan Adma, S.P, T.H. (2007)., Teknik Perbanyakan Vegetatif


Jenis Tanaman Acacia Mangium. Info Teknis. Vol. 5 No. 2

De Jong, G. April 2005. Evolution of Phenotypic Plasticity : Patterns of Plasticity


and The Emergence of Ecotypes. New Phytol.166 (1): 101–117.
http://ratnadewiwulaningsih.blogspot.com/2010/02/tumbuhan.html. diakses pada
tanggal 6 April 2020

Suriawiria U. 2007.Budidaya Pucuk Merah. Kanisius, Yogyakarta. Hal 15

United States Department of Agriculture. (2012). Retrieved September 11, 2013,

from http://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=profile&symbol=

Anda mungkin juga menyukai