Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP

PASIEN TERHADAP PERILAKU MOBILISASI DINI PADA PASIEN


AMI DI RUANG ICU RSUD UNGARAN

Cahyaning Wijayanti* Yunani**

Abstrak

Latar Belakang: Tingkat kekambuhan pada pasien AMI dapat berkurang dengan adanya mobilisasi
dini, pengetahuan dan konseling untuk pasien AMI, seperti memberikan dukungan dan informasi
kepada pasien dan keluarganya tentang penyakit jantung, memberi semangat pasien untuk taat
terhadap program aktivitas dirumah dan program berjalan, program edukasi dan memberi semangat
terhadap pasien dan pasangannya untuk patuh terhadap program latihan di rumah sakit, serta
dukungan dari anggota keluarga untuk membantu perubahan sikap dan perilaku hidup pasien AMI.

Tujuan penelitian: Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap
pasien terhadap perilaku mobilisasi dini pada pasien AMI di ruang ICU RSUD Ungaran.

Metode penelitian: Metode yang digunakan adalah analitik dengan rancangan cross sectional.
Populasi dan sampel adalah semua pasien Akut Miokard Infark di ruang ICU RSUD Ungaran
sebanyak 60 pasien dengan teknik total sampling.

Hasil penelitian: Hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan tentang mobilisasi dini sebagian
besar cukup sebanyak 26 responden (43,3%). Sikap pasien tentang mobilisasi dini sebagian besar
cukup sebanyak 27 responden (45,0%). Perilaku mobilisasi dini sebagian besar tidak melakukan
sebanyak 32 responden (53,3%). Ada hubungan antara tingkat pengetahuan pasien AMI terhadap
perilaku mobilisisasi dini pada pasien AMI di ruang ICU RSUD Ungaran (pvalue=0,000). Ada
hubungan antara sikap pasien terhadap perilaku mobilisasi dini pada pasien AMI di ruang ICU RSUD
Ungaran (pvalue=0,031).

Kesimpulan: Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pasien AMI yang baik dalam melakukan
mobilisasi dini pada kondisi yang stabil akan mengurangi tingkat kekambuhan.

Kata kunci : Tingkat pengetahuan, sikap, perilaku mobilisasi dini pada pasien AMI

Daftar Pustaka : 18 (2000 - 2009)

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pasien Terhadap Perilaku Mobilisasi Dini Pada Pasien Akut 1
Miokard Infark Di Ruang ICU RSUD Ungaran
Cahyaning Wijayanti, Yunani
Pendahuluan dukungan dari anggota keluarga untuk
Sistem kardiovaskuler membantu perubahan sikap dan perilaku
merupakan suatu sistem transpor tertutup hidup pasien AMI (Tedjasukmana, 2010).
yang terdiri dari beberapa komponen yaitu Pasien dengan kasus AMI pada
jantung, komponen darah dan pembuluh tahun 2002 merupakan penyebab
darah. Salah satu komponen dari kematian utama dunia, menurut World
pembuluh darah yaitu vena, venula, Health Organization (WHO, 2008),
kapiler, arteriol, dan arteri. Pembuluh terhitung sebanyak 7.200.000 (12,2%)
darah di jantung yang berfungsi kematian terjadi akibat penyakit infark
menyuplai makanan bagi sel-sel jantung, miokard akut di seluruh dunia. Penyakit
disebut dengan arteri koroner. Arteri infark miokard akut adalah penyebab
koroner dapat mengalami sumbatan akut utama kematian pada orang dewasa.
karena tidak adekuatnya pasokan darah, Infark miokard akut adalah penyebab
biasanya disebabkan oleh ruptur plak kematian nomor dua di negara
ateroma pada arteri koroner. Keadaan ini berpenghasilan rendah, dengan angka
biasa disebut dengan Akut Miocard Infark mortalitas 2.470.000 (9,4%), diIndonesia
(AMI) (Muttaqin, 2009). Penatalaksanaan pada tahun 2002 penyakit infark miokard
untuk mengurangi angka kematian akut merupakan penyebab kematian
penyakit Akut Miocard Infark diantaranya pertama dengan angka mortalitas 220.000
adalah mengurangi beban kerja jantung, (14%). Direktorat Jendral Yanmedik
meningkatkan curah dan kontraktilitas Indonesia meneliti pada tahun 2007,
jantung, selain hal tersebut mobilisasi dini jumlah pasien penyakit jantung yang
juga sangat diperlukan. menjalani rawat inap dan rawat jalan di
Mobilisasi dini diperlukan untuk RS diIndonesia adalah 239.548 jiwa.
mencegah dan membatasi kecemasan dan Kasus terbanyak adalah penyakit jantung
depresi, mencegah tromboemboli, iskemik, yaitu 110,183 kasus. Care
menurunkan angka morbiditas, serta fatelity rate (CFR) tertinggi terjadi pada
memperbaiki fungsional kardivaskuler infark miokard akut (13,49%) dan
dan mengurangi tingkat kekambuhan pada kemudian diikuti oleh gagal jantung
pasien AMI (Benson, 2000). Tingkat (13,42%) dan penyakit jantung lainnya
kekambuhan pada pasien AMI dapat (13,37%) (Depkes, 2009).
berkurang dengan adanya mobilisasi dini, Penelitian Wibowo (2009),
pengetahuan dan konseling untuk pasien angka leukosit dengan gagal jantung,
AMI, seperti memberikan dukungan dan kejadian gagal jantung tertinggi terjadi
informasi kepada pasien dan keluarganya pada angka leukosit tinggi sebanyak 2
tentang penyakit jantung, memberi orang (3,5%), angka leukosit dengan
semangat pasien untuk taat terhadap aritmia ventrikuler angka kejadian
program aktivitas dirumah dan program tertinggi sebesar 9 orang (15,8%), angka
berjalan, program edukasi dan memberi kejadian syok kardiogenik tertinggi terjadi
semangat terhadap pasien dan pada pasien dengan angka leukosit tinggi
pasangannya untuk patuh terhadap dengan jumlah 12 orang (21,1%), sebesar
program latihan di rumah sakit, serta 9 orang (15,8%) meninggal akibat

2 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 1, Mei 2013; 1-7


penyakit AMI dengan angka leukosit Teknik pengambilan sampling
tinggi dan normal. yang digunakan adalah total sampling.
Didukung juga penelitian Penelitian dilakukan di Ruang
Hermawanto (2011), responden yang ICU RSUD Ungaran, pada bulan Januari
obesitas sentral sebanyak 14 orang (70%), 2013 sampai Februari 2013.
responden yang mengalami dislipidemia Pada penelitian ini, variabel yang
sebanyak 20 (100%). Kenaikan kadar digunakan adalah Variabel Bebas
kolesterol dalam darah atau dislipidemia (Independent variable) dalam peneitian
merupakan faktor risiko dalam terjadinya ini adalah tingkat pengetahuan dan sikap
AMI, karena dalam sirkulasi, kolesterol dan variabel Terikat (Dependent variable)
berikatan dengan lipoprotein sebagai dalam penelitian ini adalah perilaku
faktor aterogenik. mobilisasi dini pada pasien AMI.
Angka kejadian AMI di Rumah Instrumen penelitian yang
Sakit Umum Daerah Ungaran menduduki digunakan dalam penelitian ini adalah
peringkat pertama, khususnya di ruang lembar kuesioner yang telah mendapat
Intensive Care Unit. Berdasarkan data persetujuan antara peneliti dan responden.
register ruang ICU selama 5 bulan Kuensioner terdiri dari identitas
terakhir (Januari sampai Juli 2012) pasien responden, tingkat pengetahuan
AMI berjumlah 99 dari 154 pasien di responden tentang perilaku mobilisasi dini
ICU. pada pasien AMI, mengenai sikap
Berdasarkan fenomena diatas, responden terhadap mobilisasi dini pada
maka penulis melakukan penelitian pasien AMI dan lembar observasi tentang
“Hubungan antara pengetahuan dan sikap perilaku responden pada mobilisasi dini
pasien terhadap perilaku mobilisasi dini pada pasien AMI.
pada pasien AMI di ruang ICU RSUD Analisa data pada penelitian ini
Ungaran”. menggunakan uji statistik pearson chi-
square, untuk mengetahui apakah ada
Metodologi hubungan antara tingkat pengetahuan dan
Penelitian ini adalah penelitian analitik, sikap pasien terhadap perilaku mobilisasi
yang bersifat diskriptif korelasi. dini pada pasien AMI di Ruang ICU
Rancangan penelitian ini menggunakan RSUD Ungaran.Uji validitas
pendekatan cross sectional. Sampel dalam menggunakan product moment. Uji
penelitian ini adalah pasien dengan Akut reliabilitas digunakan dengan rumus
Miocard Infark di ruang ICU RSUD yang koefisien reliabilitas alpha cronbach.
memenuhi kriteria inklusi, yakni Bersedia
menjadi responden, pasien yang bisa Hasil dan Pembahasan
membaca dan menulis, nilai Hasil penelitian yang dilakukan
Hemodinamik normal dan stabil, hasil pada bulan Januari sampai Februari 2013
pemeriksaan EKG stabil, gelombang ST di Ruang ICU RSUD Ungaran dengan 60
normal, tidak ada gelombang ST elevasi, responden, diperoleh hasil sebagai
hasil pemeriksaan laboratorium enzim berikut:
jantung CPK-MB tidak meningkat. 1. Distribusi frekuensi responden
berdasarkan tingkat pengetahuan

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pasien Terhadap Perilaku Mobilisasi Dini Pada Pasien Akut 3
Miokard Infark Di Ruang ICU RSUD Ungaran
Cahyaning Wijayanti, Yunani
pasien tentang mobilisasi dini pada tentang mobilisasi dini sebagian besar
pasien AMI di ruang ICU RSUD cukup sebanyak 27 responden (45,0%).
Ungaran, dari tabel dapat diketahui Sikap responden terhadap mobilisasi
bahwa tingkat pengetahuan tentang dini mayoritas sangat tidak setuju jika
mobilisasi dini sebagian besar cukup melakukan latihan mobilisasi tangan
sebanyak 26 responden (43,3%). Hasil sampai kaki dimulai hari pertama
penelitian ini sesuai dengan teori sampai hari kelima dan duduk pada
Notoatmodjo (2005), informasi hari pertama. Responden menganggap
mempengaruhi pengetahuan seseorang. pada hari pertama kondisi badan belum
Informasi yang diperoleh baik dari baik setelah adanya serangan infark.
pendidikan formal maupun non formal Oleh karena itu responden harus lebih
dapat memberikan pengaruh jangka banyak tidur setalah serangan nyeri
pendek (immediate impact) sehingga dada untuk menghindari kekambuhan
menghasilkan perubahan atau penyakit.
peningkatan pengetahuan. Adanya
informasi baru mengenai sesuatu hal Sikap Frekuensi Persentase
memberikan landasan kognitif baru Kurang 23 38,3
bagi terbentuknya pengetahuan Cukup 27 45,0
terhadap hal tersebut. Baik 10 16,7
Menurut Black & Jacob (2002) Jumlah 60 100
mobilisasi dini dapat dimulai dari 8-24
jam setelah terbebas dari serangan.
3. Distribusi frekuensi responden
Apabila penderita AMI tanpa ada tanda
berdasarkan perilaku mobilisasi dini
aritmia, hipotensi, syok, nyeri dada,
pada pasien AMI di ruang ICU RSUD
tidak ada perubahan signifikan yang
Ungaran, dari tabel dapat diketahui
baru pada EKG dalam 8 jam terakhir
bahwa perilaku mobilisasi dini
dapat dilakukan mobilisasi dini.
sebagian besar tidak melakukan
Pelaksanaan latihan mobilisasi dini
sebanyak 32 responden (53,3%). hal
dapat dilakukan selama 15- 20 menit
ini ditunjukkan dengan responden tidak
dalam 24 jam.
melakukan latihan menggerakkan
secara aktif gerakan memutar pada
Tingkat Frekuensi Persentase pergelangan tangan dan kaki pada hari
Pengetahuan pertama setelah terbebas dari serangan
Kurang 21 35,0 nyeri dada, hal ini disebabkan
Cukup 26 43,3 responden umumnya takut untuk
Baik 13 21,7 melakukan gerakan tangan dan kaki
Jumlah 60 100 pada hri pertama karena responden
takut serangan nyeri dada akan terjadi
2. Distribusi frekuensi responden lagi setelah adanya serangan.
berdasarkan sikap pasien tentang
mobilisasi dini pada pasien AMI di
ruang ICU RSUD Ungaran, dari tabel
dapat diketahui bahwa sikap pasien

4 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 1, Mei 2013; 1-7


Perilaku Frekuensi Persentase baik, dokter menyarankan untuk tirah
Tidak melakukan 32 53,3 baring sehingga responden tidak
Melakukan 28 46,7 melakukan mobilisasi dini.
Jumlah 60 100 Tingkat kekambuhan pada pasien
AMI dapat berkurang dengan adanya
4. Hubungan antara tingkat pengetahuan mobilisasi dini, pengetahuan dan
pasien AMI terhadap perilaku mobilisisasi konseling untuk pasien AMI, seperti
dini pada pasien AMI di ruang ICU RSUD memberikan dukungan dan informasi
Ungaran, dari tabel menunjukkan bahwa kepada pasien dan keluarganya tentang
responden dengan tingkat pengetahuan
penyakit jantung, memberi semangat
kurang sebagian besar tidak melakukan
pasien untuk taat terhadap program
mobilisasi dini sebanyak 18 responden
aktivitas dirumah dan program
(85,7%). Hasil uji Chi-Square dengan
berjalan, program edukasi dan
nilai statistik Chi Square sebesar 16,907
memberi semangat terhadap pasien dan
dengan pvalue = 0,000 (nilai probabilitas
pasangannya untuk patuh terhadap
(p) <  (0,05)), dapat disimpulkan ada
hubungan antara tingkat pengetahuan
program latihan di rumah sakit, serta
pasien AMI terhadap perilaku mobilisisasi dukungan dari anggota keluarga untuk
dini pada pasien AMI di ruang ICU RSUD membantu perubahan sikap dan
Pengetahuan responden yang baik perilaku hidup pasien AMI
tentang mobilisasi dini menyebabkan Tedjasukmana, 2010).
responden mampu melakukan Tingkat Perilaku Tot % Pvalue
mobilisasi dini. Lain halnya dengan Pengeta Tidak Melakuka al
responden yang mempunyai huan melakukan n
pengetahuan kurang baik maka f % f %
perilaku mobilisasi dini juga tidak Kurang 18 85,7 3 14,3 21 100 0,000
melakukan. Hal ini sesuai dengan teori Cukup 12 46,2 14 53,8 26 100
Lawrence Green (Notoatmodjo, 2003), Baik 2 15,4 11 84,6 13 100
perilaku dipengaruhi faktor pendukung Jumlah 32 53,3 28 28 60 100
(predisposisi). Faktor ini mencakup
pengetahuan dan sikap masyarakat 5. Hubungan antara sikap pasien terhadap
terhadap kesehatan, nilai- nilai dan perilaku mobilisasi dini pada pasien
kepercayaan masyarakat terhadap hal- AMI di ruang ICU RSUD Ungaran,
hal yang berkaitan dengan kesehatan. dari tabel menunjukkan bahwa
Hasil penelitian juga ditemukan responden dengan sikap kurang,
responden dengan tingkat pengetahuan sebagian besar tidak melakukan
baik tetapi tidak melakukan mobilisasi sebanyak 16 responden (69,6%). Hasil
dini. Hal ini terjadi karena responden uji Chi-Square dengan nilai statistik
merasa tubuhnya lemah, responden Chi Square sebesar 6,923 dengan
juga mendapatkan pengawaasan ketat pvalue = 0,031 (nilai probabilitas (p) <
setalah serangan AMI karena nilai  (0,05)), dapat disimpulkan ada
ECG yang tidak normal dan nilai hubungan antara sikap pasien terhadap
laboratorium yang tinggi. Walaupun perilaku mobilisasi dini pada pasien
responden mempunyai pengetahuan AMI di ruang ICU RSUD Ungaran.

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pasien Terhadap Perilaku Mobilisasi Dini Pada Pasien Akut 5
Miokard Infark Di Ruang ICU RSUD Ungaran
Cahyaning Wijayanti, Yunani
Sikap responden yang dengan lingkungannya, serta untuk
menganggap mobilisai dini perlu berperilaku hendaknya didasarkan
dilakukan pada penderita AMI maka pada sikap yang positif sehingga akan
responden akan melakukan mobilisasi bersifat langgeng. Perilaku yang tidak
dini dengan baik. Lain halnya dengan didasarkan pada sikap yang baik dan
responden yang tidak mendukung kesadaran diri akan berlangsung tidak
untuk melakukan mobilisasi dini maka lama.
responden tidak melakukan mobilisasi
dini. Responden tidak melakukan Kesimpulan
mobilisasi dini dengan alasan 1. Tingkat pengetahuan tentang
responden takut serangan infark akan mobilisasi dini sebagian besar cukup
muncul kembali setelah beraktivitas. sebanyak 26 responden (43,3%).
Hasil penelitian ditemukan 2. Sikap pasien tentang mobilisasi dini
responden dengan sikap kurang baik sebagian besar cukup sebanyak 27
tetapi melakukan mobilisasi dini. responden (45,0%).
Walaupun responden menganggap
3. Perilaku mobilisasi dini sebagian besar
mobilisasi dini menyebabkan serangan
tidak melakukan sebanyak 32
infark, perawat di ruang ICU selalu
responden (53,3%).
menganjurkan pasien AMI melakukan
4. Ada hubungan antara tingkat
mobilisasi dini. Perawat menganjurkan
pengetahuan pasien AMI terhadap
pasien untuk duduk dihari pertama
perilaku mobilisisasi dini pada pasien
agar pasien cepat sembuh. Perawat
AMI di ruang ICU RSUD Ungaran
yang memberikan pengarahan tentang
(pvalue=0,000).
tujuan mobilisasi dini ini menyebabkan
responden mau menjalankan mobilisasi 5. Ada hubungan antara sikap pasien
dini. terhadap perilaku mobilisasi dini pada
pasien AMI di ruang ICU RSUD
Hasil penelitian juga ditemukan
Ungaran (pvalue=0,031).
responden dengan sikap yang baik
tetapi tidak melakukan mobilisasi dini.
Walaupun responden menganggap Saran
bahwa mobilisasi perlu segera 1. Bagi pelayanan kesehatan
dilakukan, responden tidak mau Bagi pelayanan kesehatan sebaiknya
melakukan mobilisasi dini. Hal ini dapat menetapkan SOP (Standar
terjadi karena kondisi fisik responden Operasional Prosedur) mobilisasi dini
yang lemah. Responden merasa pada klien AMI di pelayanan
tubuhnya sakit semua sehingga kesehatan RSUD Ungaran.
responden tidak mau melakukan 2. Bagi pasien
mobilisasi dini. Bagi pasien AMI sebaiknya mampu
Kondisi ini sejalan dengan teori meningkatkan pengetahuan tentang
(Notoatmodjo, 2003) yang mobilisasi dini, mengurangi tingkat
menyebutkan bahwa perilaku dibentuk kekambuhan pada pasien AMI dan
berdasarkan melalui suatu proses dan menurunkan tingkat mortalitas pada
berlangsung dalam interaksi manusia

6 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 1, Mei 2013; 1-7


pasien penyakit jantung dalam jangka 9. Notoatmodjo, Soekidjo. (2005).
waktu lama. Metodologi Penelitian Kesehatan.
3. Bagi peneliti selanjutnya Jakarta: PT Rineka Cipta.
Peneliti selanjutnya sebaiknya 10. Nursalam. (2008). Konsep dan
melakukan penelitian dengan mencar Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu
faktor lain yang mempengaruhi Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis
perilaku mobilisasi dini pasien AMI. dan Instrument Penelitian
Keperawatan, Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika.
DAFTAR PUSTAKA
11. Price & Wilson. (2002). Fisiologi
1. Arikunto, Suharsini. (2002). Prosedur Proses-Proses Penyakit, Jakarta :
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. EGC.
Jakarta: Rineka Cipta. 12. Riwidikdo, H. (2007). Statistik
2. Braunwald, E., Pasternak, R. C., 2000. kesehatan : Belajar mudah teknik
Infark Miocard Akut dalam Harrison analisis data penelitian kesehatan
Prinsip -Prinsip Ilmu Penyakit Dalam (Plus Aplikasi Software SPSS).
Vol 3. Asdie, H.,A., (Alih Bahasa). Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.
Jakarta:EGC. 13. Sargowo, D. (2008). Management
3. Brunner& Suddarth. (2002). Buku Ajar of Acut Coronary Syndrome Majalah
Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8, Kedokteran Unibraw., Vol.9(3): 21.
vol 1. Jakarta:EGC. 14. Sawitri, Kuning. (2008) skripsi
4. Harun. (2003). Infark Miocard Akut “Hubungan Tingkat Pengetahuan
dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pasien tentang Mobilisasi dini Dengan
Jilid I, Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit Perilaku Perawat Dalam Mobilisasi
FKUI. Dini Pada Pasien Decomp Cordis Di
5. Kisyanto & Manurung. (2003). Ruang ICU-ICCU RS.Kustanti Islam
Rehabilitasi Sesudah Infark Mokard Surakarta”.
Akut dalam Buku Ajar IlmuPenyakit 15. Sugiyono. (2007). Statistika untuk
Dalam Jilid I, Edisi 3. Jakarta: Balai Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Penerbit FKUI. 16. Sundana, K. (2008). Pedoman
6. Machfoedz, I. (2007). Statistika untuk Perawat Interpretasi EKG,
Deskriptif : Bidang Kesehatan, Jakarta : EGC.
Keperawatan dan Kebidanan (Bio 17. Smeltzer. (2001). Mobilisasi.
Statistik). Yogyakarta : Fitramaya. http//nursecerdas.wordpress.com.
7. Muttaqin, Arif. (2009). Buku Ajar Diakses 2 Februari 2012.
Asuhan keperawatan Klien dengan 18. Suyanto & Salamah. (2009). Riset
Gangguan Sistem Kardiovaskuler dan Kebidanan: Metodologi dan Aplikasi.
Hematologi, Jakarta: Salemba Medika. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
8. Notoatmodjo, Soekidjo. (2003).
Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pasien Terhadap Perilaku Mobilisasi Dini Pada Pasien Akut 7
Miokard Infark Di Ruang ICU RSUD Ungaran
Cahyaning Wijayanti, Yunani

Anda mungkin juga menyukai