Pengkajian Resep Hipertensi PDF
Pengkajian Resep Hipertensi PDF
HIPERTENSI
DOSEN: Dr. Refdanita,MSi.,Apt
Pendahuluan
Dalam pelayanan kesehatan obat merupakan komponen yang penting karena
diperlukan dalam sebagian besar upaya kesehatan baik upaya preventif, promotif,
kuratif dan rehabilitatif. Pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) juga berpengaruh terhadap peningkatan penelitian di bidang farmasi.
Tepat Tepat
indikasi obat
Tepat Tepat
pasien dosis
Tepat Indikasi
◦ Tepat indikasi adalah kesesuaian pemberian obat antara indikasi dengan diagnosa
dokter. Pemilihan obat mengacu pada penegakan diagnosis. Jika diagnosis yang
ditegakkan tidak sesuai maka obat yang digunakan juga tidak akan memberi efek
yang diinginkan. Menurut pedoman JNC 7, penggunaan obat-obat antihipertensi
jika diukur dari tekanan darah dapat dilihat pada algoritma penanganan hipertensi
yaitu apabila tekanan darah sistolik 140-159 mmHg atau tekanan darah diastolik
90-99 mmHg maka perlu diberikan antihipertensi monoterapi, dan apabila
tekanan darah sistolik ≥160 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥100 mmHg
perlu diberikan kombinasi 2 macam obat.
Rasionalitas Pengobatan Hipertensi
Berdasarkan Kriteria Tepat Indikasi
Tepat Obat
◦ Tepat obat adalah kesesuaian pemberian obat antihipertensi yang dapat ditimbang dari
ketepatan kelas lini terapi, jenis dan kombinasi obat bagi pasien hipertensi. Evaluasi
ketepatan obat terdapat 65 pasien (70,65%) obat antihipertensi yang diberikan sudah sesuai
standar yang digunakan yaitu JNC 7 dan terdapat 27 pasien (29,35%) pemberian obat
antihipertensi yang tidak sesuai standar
Rasionalitas Pengobatan Hipertensi
Berdasarkan Kriteria Tepat Obat
Tepat Pasien
◦ Tepat pasien adalah kesesuaian pemilihan obat yang mempertimbangkan keadaan pasien
sehingga tidak menimbulkan kontraindikasi kepada pasien secara individu. Evaluasi
ketepatan pasien pada penggunaan antihipertensi dilakukan dengan membandingkan
kontraindikasi obat yang diberikan dengan kondisi pasien menurut diagnosis dokter.
Ketepatan pasien perlu dipertimbangkan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian
obat kepada pasien yang tidak memungkinkan penggunaan obat tersebut atau keadaan
yang dapat meningkatkan resiko efek samping obat.
Rasionalitas Pengobatan Hipertensi Berdasarkan
Kriteria Tepat Pasien
Tepat Dosis
◦ Tepat dosis adalah kesesuaian pemberian dosis obat antihipertensi dengan rentang
dosis terapi, ditinjau dari dosis penggunaan per hari dengan didasari pada kondisi
khusus pasien. Bila peresepan obat antihipertensi berada pada rentang dosis
minimal dan dosis per hari yang dianjurkan maka peresepan dikatakan tepat dosis.
Dikatakan dosis kurang atau dosis terlalu rendah adalah apabila dosis yang
diterima pasien berada dibawah rentang dosis terapi yang seharusnya diterima
pasien.
Rasionalitas Pengobatan Hipertensi
Berdasarkan Kriteria Tepat Dosis
PENGKAJIAN RESEP HIPERTENSI
Pengkajian Administrasi
Pengkajian Farmasetika
Pengkajian Klinis
Amlodipin
Indikasi Pengobatan hipertensi, angina pektoris stabil kronik, angina vasospastik (Angina prinzmetal atau
angina varian)
Dosis Awal: sehari 1 kali 5 mg : maks sehari 2 kali 10 mg;
Pasien lansia atau pasien dengan gangguan fungsi hati berat sehari 1 kali 2,5 mg;
Angina stabil kronik, angina vasoplastik sehari satu kali 5-10 mg.
Aturan pakai dan lama pemberian Awal: 1 kali 1 tablet sehari : maks 2 kali 1 tablet sehari;
Pasien lansia atau pasien dengan gangguan fungsi hati berat satu kali setengah tablet sehari;
Angina stabil kronik, angina vasoplastik 1-2 kali satu tablet sehari.
Perhatian Gangguan fungsi hati, hamil, menyusui, lansia, anak-anak
Reaksi obat merugikan (efek samping) 10% mengalami edema dan edema pulmonary;
1-10% mengalami sakit kepala, kelelahan, pilitasi, pusing, mual, kemerah-merahan, nyeri abdomal,
somnolance, gangguan seksual pria, kantuk, priuritus, ruam kulit, kram otot, lemah otot;
Laporan postmarketing terjadi gangguan ekstrapiramidal
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap amlodipine atau syok kardiogenik, stenosis aorta berat, angina pectoris tidak
stabil, infark miokard akut, gipotensi berat, gangguan hati berat. Kontaindikasi dengan dantrolene yang
dapat meningkatkan toksisitas satu sama lain.
Interaksi obat Interaksi serius terjadi pada pemberian diltiazem, idelalisib, ivacaftor, nefazodone, pirfenidone,
simvastatin, dll
Mekanisme kerja Menghambat transmembran masuknya ion kalsium ekstraseluler melintasi membran sel miokard dan sel
otot polos pembuluh darah tanpa mengubah konsentrasi kalsium serum; penghambatan konsentrasi
kardiak dan sel otot polospembuluh darah ini, dengan cara mendilatasi saluran pembuluh darah dan arteri
sistemik.
Methycobal
Indikasi Defisiensi vitamin B12, Neuropati perifer, anemia pernisiosa
Perhatian Hentikan pemberian jika tidak ada respon sesudah pemberian oral selama
beberapa bulan, bayi baru lahir, bayi prematur, bayi dan anak
Reaksi obat merugikan (efek samping) Mual, diare, ruam kulit, anoreksia, sakit kepala, berkeringat, demam
Interaksi obat Neomisin, asam aminosalisilat, antagonis histamin H2, omeprazol, kolsikin,
kontrasepsi oral, kloramfenikol
Mekanisme kerja Sebagai koenzim pada sintesis asam nukleat, bekerja bersama asam folat dalam
beberapa siklus metabolik
Diazepam
Indikasi Gangguan ansietas/agitasi, epilepsi, kejang otot rangka, ketagihan alkohol
Dosis Dewasa
Gangguan ansietas dan epilepsi: 2 – 10 mg, dosis maksimal: 30 mg
Ketagihan alkohol: 10 mg pada 24 jam pertama, kemudian dosis diturunkan menjadi 5 mg
Kejang otot rangka: 2-10 mg
Aturan pakai dan lama pemberian Gangguan ansietas dan epilepsi: Dapat diulang 2-4 kali sehari jika perlu
Ketagihan alkohol: setiap 1-2 jam hingga pasien tenang
Kejang otot rangka: 3-4 kali sehari
Perhatian Penggunaan bersamaan antikonvulsi lainnya, Penggunaan pada wanita hamil
Reaksi obat merugikan (efek samping) 1-10% Ataksia, euforia, ketiadaan koordinasi, somnolance
Jarang terjadi: hipotensi, kelelahan, lemah otot, depresi pernafasan, retensi urin, depresi, tidak bertarak, penglihatan kabur,
dysarthria, sakit kelapa, ruam, perubahan dalam salivasi
Serius: neutropenia, jaundice, efek lokal: nyeri, bengkak, thrombophlebilitis, sindrom pergelangan, nekrosis jaringan; radang urat
darah bila terlalu sering penggunaan IV
Laporan postmarketing: luka-luka, beracunn dan komplikasi prosedural: jatuh dan patah; meningkatkan resiko dengen beberapa
penggunaan menyebabkan seringnya mengantuk (termasuk alkohol).
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap diazepam, indufisiensi hepatik, insufisiensi pernapasan
Interaksi obat Interaksi serius terjadi pada pemberian carbamazepin, simetidin, klaritomisin, eritromisin dasar, eritromisin etilsucinat,
eritromisin laktobionat, eritromisin stearat, idelalisib, itrakonazol, ketokonazol, nefazol, rifabutin, rifampin, St John wort,
valerian.
Mekanisme kerja Menghambat kerja dari reseptor GABA
Kesimpulan
◦ Dalam pelayanan kesehatan obat merupakan komponen yang penting
karena diperlukan dalam sebagian besar upaya kesehatan baik upaya
preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
◦ Skrining resep merupakan suatu pemeriksaan resep yang pertama kali
dilakukan petugas apotek setelah resep diterima. Ada tiga aspek yang
perlu diperhatikan dalam skrining resep yakni kelengkapan
administratif, kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis.
◦ Dalam pengkajian resep, terutama resep penyakit hipertensi haruslah 4
TEPAT. Tepat Indikasi, Tepat Obat, Tepat Dosis, Tepat Pasien.
◦ TERIMAKASIH