PENDAHULUAN
1.2 Latar belakang
Sidang Umum MPR tahun 1999 diselenggarakan sejak tanggal 1-21 Oktober 1999.
Dalam Sidang Umum itu Amien Rais dikukuhkan menjadi Ketua MPR dan Akbar Tanjung
menjadi Ketua DPR. Sedangkan pada Sidang Paripurna MPR XII, pidato
pertanggungjawaban Presiden Habibie ditolak oleh MPR melalui mekanisme voting .
Memunculkan tiga calon presiden yang diajukan oleh fraksi-fraksi yang ada di MPR pada
tahap pencalonan presiden di antaranya, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati
Soekarnoputri, dan Yuzril Ihza Mahendra.
Abdurrahman Wahid terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 21 Oktober
1999 dilak sanakan pemilihan wakil presiden dengan calonnya Megawati Soekarnoputri dan
Hamzah Haz. Pemilihan wakil presiden ini kemudian dimenangkan oleh Megawati
Soekarnoputri.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Proses Pengangkatan Abdurrahman Wahid Sebagai Presiden?
Bagaimana Sistem Pemerintahan Abdurrahman Wahid ( Gus Dur)?
Apa Saja Faktor Lengsernya Abdurrahman Wahid ( Gus Dur)dari Kursi
Kepresidenan?
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk Lebih Mengetahui Tentang Sistem Pemerintahan Abdurrahman Wahid Pada Saat
Menjadi Presiden RI.
Untuk Memenuhi Tugas Sejarah
1
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
2
2.BSistem Pemerintahan Abdurrahman Wahid ( Gus Dur)
Pada tanggal 20 Oktober 1999, MPR berhasil memilih Presiden Republik Indonesia
yang ke-4 yaitu KH. Abdurrahman Wahid dengan wakilnya Megawati Soekarnoputri. Pada
masa pemerintahan Gus Dur, ada beberapa persoalan yang dihadapi yang merupakan warisan
dari pemerintahan Orde Baru yaitu :
1)MasalahpraktikKKNyangbelumterselesaikan
2) Pemulihan ekonomi
3) Masalah BPPN
4) Kinerja BUMN
5) Pengendalian Inflasi
6) Mempertahankan kurs rupiah
7) Masalah jejaring pengamanan sosial ( JPS)
8) Masalah disintegrasi dan konflik antarumat beragama
9) Penegakan hukum dan penegakan Hak asasi manusia (HAM)
3
menganut agama maupun menggelar budayanya secara terbuka seperti misalnya pertunjukan
Barongsai.
b) Menetapkan Tahun Baru Cina (IMLEK)
Sebagai hari besar agama, sehingga menjadi hari libur nasional.
Disamping pembaharuan-pembaharuan di atas, Gus Dur juga mengeluarkan berbagai
kebijakan yang dinilai Kontroversial dengan MPR dan DPR, yang dianggap berjalan sendiri,
tanpa mau menaati aturan ketatanegaraan, melainkan diselesaikan sendiri berdasarkan
pendapat kerabat dekatnya, bukan menurut aturan konstitusi negara. Kebijakan-kebijakan
yang menimbulkan kontroversial dari berbagai kalangan yaitu :
1) Pencopotan Kapolri Jenderal Polisi Roesmanhadi yang dianggap Orde Baru.
2) Pencopotan Kapuspen Hankam Mayjen TNI Sudradjat, yang dilatarbelakangi oleh
adanya pernyataan bahwa Presiden bukan merupakan Panglima Tinggi.
3) Pencopotan Wiranto sebagai Menkopolkam, yang dilatarbelakangi oleh hubungan
yang tidak harmonis dengan Gus Dur.
4) Mengeluarkan pengumuman tentang menteri Kabinet Pembangunan Nasional yang
terlibat KKN sehingga mempengaruhi kinerja kabinet menjadi merosot.
5) Gus Dur menyetujui nama Irian Jaya berubah menjadi Papua dan mengizinkan
pengibaran bendera Bintang Kejora.
Puncak jatuhnya Gus dur dari kursi kepresidenan ditandai oleh adanya Skandal Brunei
Gate dan Bulog Gate yang menyebabkan ia terlibat dalam kasus korupsi, maka pada tanggal 1
Februari 2006 DPR-RI mengeluarkan memorandum yang pertama sedangkan memorandum
yang kedua dikeluarkan pada tanggal 30 Aril 2001. Gus Dur menanggapi memorandum
tersebut dengan mengeluarkan maklumat atau yang biasa disebut Dekrit Presiden yang berisi
antara lain :
4
2. C Lengsernya Abdurrahman Wahid ( Gus Dur)dari Kursi Kepresidenan
Gus Dur adalah sosok orang yang pintar, Gus Dur mengetahui akan permainan dunia
intelijen. Setelah mengetahui kinerja intelijen era soeharto yang mengecewakan serta
terpilihnya dirinya yang ternyata suatu permainan, yang sangat disayangkan Gus Dur begitu
arogan memandang sebelah mata serta memperlihatkan ketidak percayaannya kepada
intelijen, bahkan berniat membubarkan BIN -kala itu bernama BAKIN-. Hubungan TNI
dengan Gus Dur terlihat adanya ketidak harmonisan. Kesalahan terbesar Gus Dur adalah
kepercayaan diri yang terlalu tinggi menganggap mampu mengatasi dan membangun negeri
ini dari awal sendiri, namun bagai seorang bayi yang baru dilahirkan, apakah mampu hidup di
alam liar yang ganas tanpa seseorang penjaga?
Tahun 2000,munculnya kasus bulogate dan brunaigate skandal pencopotan mentri
darurat militer maluku semakin memburuk.Amien Rais yang semula mendukung kini jadi
pihak oposisi
Terperosoknya Gus Dur dalam kasus demi kasus membuatnya tergeletak, tak mampu
lagi untuk bangkit. Lemahnya kemampuan administratif, kurangnya pengalaman dalam
mengorganisir dengan baik, serta banyaknya orang-orang yang menyesatkan di sekeliling Gus
Dur telah membuat Gus Dur membuta-tuli atas suara intelijen. Semua terlambat kala
pemerintahannya goyah, bahkan Gus Dur sampai minta bantuan intelijen yang semula di
kecewakan, namun apa yang terjadi? Gus Dur yang tidak punya rasa hormat pada intelijen
disaat Gus Dur berjaya kini saat Gus Dur di ambang jurang kejatuhan meminta.
Tahun 2000,munculnya kasus bulogate dan brunaigate skandal pencopotan mentri
darurat militer maluku semakin memburuk.Amien Rais yang semula mendukung kini jadi
pihak oposisi.
Terperosoknya Gus Dur dalam kasus demi kasus membuatnya tergeletak, tak mampu
lagi untuk bangkit. Lemahnya kemampuan administratif, kurangnya pengalaman dalam
mengorganisir dengan baik, serta banyaknya orang-orang yang menyesatkan di sekeliling Gus
Dur telah membuat Gus Dur membuta-tuli atas suara intelijen. Semua terlambat kala
pemerintahannya goyah, bahkan Gus Dur sampai minta bantuan intelijen yang semula di
kecewakan, namun apa yang terjadi? Gus Dur yang tidak punya rasa hormat pada intelijen
disaat Gus Dur berjaya kini saat Gus Dur di ambang jurang kejatuhan meminta.
Akhirnya pada 20 Juli, Amien Rais menyatakan bahwa Sidang Istimewa MPR akan
dimajukan pada 23 Juli. TNI menurunkan 40.000 tentara di Jakarta dan juga menurunkan tank
yang menunjuk ke arah Istana Negara sebagai bentuk penunjukan kekuatan. Gus Dur
kemudian mengumumkan pemberlakuan dekret yang berisi:
1. pembubaran MPR/DPR,
2. mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dengan mempercepat pemilu dalam
waktu satu tahun.
5
3. membekukan Partai Golkar sebagai bentuk perlawanan terhadap Sidang Istimewa
MPR.
Namun dekret tersebut tidak memperoleh dukungan dan pada 23 Juli, MPR secara
resmi melengserkankan Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati Sukarnoputri.
6
BAB III
KESIMPULAN
3.1Kesimpulan
Dalam Sidang Umum itu Amien Rais dikukuhkan menjadi Ketua MPR dan Akbar
Tanjung menjadi Ketua DPR. Sedangkan pada Sidang Paripurna MPR XII, pidato
pertanggungjawaban Presiden Habibie ditolak. Pada tanggal 21 Oktober 1999 dilak
sanakan pemilihan wakil presiden dengan calonnya Megawati Soekarnoputri dan Hamzah
Haz. Pemilihan wakil presiden ini kemudian dimenangkan oleh Megawati Soekarnoputri.
Pembaharuan yang dilakukan pada masa Pemerintahan Gus Dur adalah :
1) Membentuk Kabinet Kerja
Gus Dur membentuk kabinet kerja yang diberi nama Kabinet Persatuan Nasional yang
anggotanya diambil dari perwakilan masing-masing partai politik yang dilantik pada
tanggal b28 Oktober 1999.
2) Bidang Ekonomi
Untuk mengatasi krisis moneter dan memperbaiki ekonomi Indonesia, dibentuk Dewan
Ekonomi Nasional (DEN).
3) Bidang Budaya dan Sosial
Untuk mengatasi masalah disintegrasi dan konflik antarumat beragama, Gus Dur
memberikan kebebasan dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama.
Terperosoknya Gus Dur dalam kasus demi kasus membuatnya tergeletak, tak mampu lagi
untuk bangkit. Lemahnya kemampuan administratif, kurangnya pengalaman dalam
mengorganisir dengan baik, serta banyaknya orang-orang yang menyesatkan di sekeliling
Gus Dur telah membuat Gus Dur membuta-tuli atas suara intelijen akhirnya 23 Juli, MPR
secara resmi melengserkankan Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati
Sukarnoputri.
3.2 Saran
Pemerintahan ABDURRAHMAN WAHID yang demokratis membolehkan agama
selain Islam untuk mendapatkan haknya terutama tionghoa yang notabenenya banyak
berkecimpung di bidang ekonomi dengan seluas-luasnya
Namun, Keterbatasan fisik sehingga performa beliau dalam memimpin negeri ini
kurang maksimal yang berimbas pada bidang ekonomi