Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN BENGKEL LISTRIK

RANGKAIAN MOTOR LISTRIK

Disusun Oleh :
Ahmad Faizal 18.01.04.002/2018
Kholif Fathurohman 18.01.04.011/2018
Tri Wiji Lestari 18.01.04.020/2018
Jagat Anafi 18.02.04.023/2018
Juan Pizzy Thomas 18.02.04.024/2018
Primadika Egi W 18.02.04.027/2018

D3 TEKNIK LISTRIK TEKNIK ELEKTRONIKA


POLITEKNIK NEGERI CILACAP
CILACAP
2019
Percobaan 1
Kendali Motor Listrik 3 Fasa Berputar 2 Arah Secara Interlocking

A. Tujuan
 Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan
kontaktor sebagai pengunci.
 Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi 2 motor listrik yang bekerja
secara interlocking.
 Mahasiswa mampu membuat instalasi 2 motor listrik memutar 2 arah secara
manual menggunakan tombol OFF, REVERSE, dan FORWARD.
 Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian instalasi motor listrik yang bekerja
secara interlocking dan memutar 2 arah putaran menggunakan tombol OFF,
REVERSE, dan FORWARD.

B. Dasar Teori
1. Rangkaian Interlock dan Memutar 2 Arah Putaran
Rangkaian interlock adalah istilah yang digunakan dalam sistem rangkaian control
sebagai sarana untuk mengunci atau menutup kondisi dari dua atau lebih kondisi yang
berbeda sehingga tidak saling bekerja pada saat yang bersamaan. Sebagai contoh, rangkaian
interlock dengan kontaktor magnet dapat kita lihat pada rangkaian kontrol forward reverse,
biasanya pada rangkaian ini terdapat minimal 2 buah kontaktor. Untuk kontaktor pertama
digunakan untuk fungsi forward (arah maju), sedangkan kontaktor kedua sebagai fungsi
reverse (arah mundur/terbalik).
Gambar 1. Prinsip Kerja Motor Listrik Putar 2 Arah

Prinsip kerja untuk motor listrik putar 2 arah adalah dengan cara menukar 2 fasa input
yang masuk ke motor listrik sedangkan 1 fasa input lainnya berada pada kondisi tetap.
Mekanisme demikian diterapkan pada 2 buah kontaktor magnet dalam rangkaian ini dengan
menggunakan sistem rangkaian interlock antar kontaktor.
Pada sistem 3 fasa istilah RST adalah keluaran (output) dari pembangkit (sumber) yang
akan dihubungkan dengan input (beban) yang dinamai dengan UVW atau bahkan XYZ
(beban yang memiliki sistem delta atau bintang). Secara keseluruhan jika dituliskan dengan
berurutan adalah RST-UVW-XYZ sehingga mudah untuk diingat. Sesuai dengan Standar
Internasional:
R = Merah
S = Kuning
T = Hitam
N = Biru (Netral)
G = Kuning Hijau (Ground)
Keluaran output sebagai berikut:
RN = SN = TN = 220 Volt
RS = RT = ST = 380 Volt
Gambar 2. Rangkaian Kontrol Kendali Putar Motor Listrik 2 Arah

Keterangan :
1) Terdapat 2 buah push button START ON-1 dan ON-2 yang berfungsi
mengendalikan motor listrik berputar forward atau reverse. Saat push button ON-
1 atau pun ON-2 ditekan, maka kontak bantu NO 13-14 dari masing – masing
kontaktor yang beroperasi secara paralel akan segera mengunci. Sehingga dalam
hal ini fungsi push button adalah sebagai pemeberi tegangan sesaat jika kotak
bantu NO 13-14 yang terpasang secara paralel tersebut sudah mengunci.
2) K1 adalah Coil Contactor Forward sedangkan untuk K2 sebagai Coil Contactor
Reverse.
3) Pada kondisi putaran awal forward ataupun reverse, maka untuk merubah arah
putaran secara langsung tidak dapat dilakukan sebabnya Coil Contactor Forward
ataupun Coil Contactor Reverse ter-interlock dengan kontaktor NC 21-22 putaran
lawannya.
4) Hal pada point 3) dimaksudkan sebagai pengaman karena proses forward menjadi
reverse akan ada pertukaran salah satu fasa supply. Jika tidak ada interlock, maka
secara otomatis akan terjadi short circuit antara fasa yang ditukar tersebut.
5) Operasi forward dan reverse ataupun sebaliknya hanya bisa dilakukan dengan
menekan push button stop OFF-1 terlebih dahulu. Jadi, jika push button forward
ON-1 ditekan, maka motor akan berputar forward dan push button reverse ON-2
secara otomatis tidak dapat difungsikan. Hal yang sama dilakukan pada push
button reverse ON-2.
6) Terdapat lampu indikator H dan K untuk mengetahui motor beroperasi forward
atau reverse. Pada saat motor beroperasi forward, lampu H akan menyala. Dan
saat beroperasi reverse, maka lampu K akan menyala.
7) Jika motor trip Thermal Over Load akan bekerja. Sehingga aliran listrik ke semua
coil kontaktor akan terputus dan lampu indikator M akan menyala sebagai indikasi
overload.

Gambar 3. SImbol Push Button ON/OFF

2. Kontaktor Magnet

Kontaktor magnetik atau saklar magnet adalah saklar yang bekerja berdasarkan prinsip
kemagnetan. Saklar bekerja bila ada gesekan kemagnetan. Magnet berfungsi sebagai penarik
dan pelepas kontak – kontak. Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan arus dan
memutuskan arus dalam keadaan kerja normal. Arus kerja normal yang dimaksud adalah arus
yang mengalir selama pemutusan tidak terjadi.

Sebuah kontaktor, kumparan magnetnya (coil) dapat dirancang untuk arus searah (DC)
atau arus bolak balik (AC). Kontaktor arus AC pada inti magnetnya dipasang cincin hubung
singkat, gunanya adalah untuk menjaga agar arus kemagnetan tetap kontinyu sehingga
kontaktor tetap pada fungsi kerja yang normal. Sedangkan untuk kontaktor DC rancang inti
magnetnya tidak terdapat cincin hubung singkat.

Kontaktor akan bekerja normal jika tegangannya mencapai 85% dari tegangan kerja,
apabila teganagn turun, kontaktor akan bergetar. Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas
kemampuan arusnya. Pada umumnya pada kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu kontak
NO (Normally Open) dan kontak NC (Normally Close). Kontak NO berarti saat kontaktor
magnet belum bekerja kedudukannya membuka dan bila kontaktor bekerja kontak akan
tertutup atau terhubung. Sedangkan kontak NC berarti saat kontaktor belum bekerja
kedudukan kontaknya menutup dan bila kontaktor bekerja kontak akan terbuka. Jadi fungsi
kerja kontak NO dan NC berlawanan. Kontak NO dan NC bekerja membuka sesaat lebih
cepat sebelum kontak NO menutup.

Gambar 4. Simbol untuk Kontak NO dan NC

Berdasarkan fungsinya kontak pada kontaktor terdiri dai 2 (dua) macam, yaitu :

1) Kontak Utama
Kontak utama dirancang lebih luas dan tebal sehingga mampu untuk dialiri arus
listrik yang relatif besar. Kontak utama 1, 3, dan 5 biasanya dihubungkan dengan
sumber listrik R, S, T sedangkan kontak 2, 4, dan 6 dihubungkan dengan beban motor
listrik 3 fasa yaitu U. V, W atau beban lainnya.

2) Kontak Bantu
Kontak bantu konstruksinya dirancang lebih tipis sehingga hanya digunakan untuk
bagian kontrol saja dengan arus listrik yang relatif kecil. Berikut adalah Gambar 3 yang
menunjukkan simbol huruf dan angka pada kontaktor.

Gambar 5. Simbol Kontak Utama dan Kotak Bantu pada Kontaktor Magnet

C. Gambar Rangkaian

Gambar 6. Rangkaian Daya Kendali Motor 3 Fasa dengan Sistem Interlocking


D. Alat dan Bahan

Gambar 7. Daftar Alat dan Bahan

Alat/Bahan Jumlah
MCB 1 Fasa 1 buah
MCB 3 Fasa 1 buah
Kontaktor Magnet 2 buah
Push Button ON/OFF 1 buah
Push Button FWD-REV-OFF 1 buah
Kabel NYAF Secukupnya
Motor Listrik 3 Fasa 1 buah
Panel Box 60x40x20 cm 1 buah
Tool Box 1 Paket

1) Lakukan pengecekan untuk seluruh alat dan bahan agar dapat berfungsi dengan baik
atau tidak.
2) Sambungkan kabel sesuai pada gambar rangkaian Job Sheet.
3) Lakukan rangkaian control terlebih dahulu kemudian dilanjutkan rangkaian utama.
4) Lakukan pengecekan pada rangkaian yang sudah dirangkai.
5) Amati cara kerja rangkaian dan cek lampu indikator, apakah sudah sesuai dengan
perintah Job Sheet atau belum.
6) Catat hasil praktek.

E. Hasil Praktek
F. Analisa

Dalam percobaan merangkai rangkaian kendali dan rangkaian power/tenaga motor 3 fasa
2 arah putaran yaitu riverse dan forward terdapat sebuah sistem kendali yang di sebut dengan
interlock.Sistem ini mempunyai fungsi yaitu sebagai pengaman agar kedua kontaktor tidak
bekerja secara bersamaan,karena jika bekerja secara bersamaan maka motor listrik 3 fasa
tersebut akan mengalami gangguan yang disebut hubung singkat.Sistem interlock ini
menggunakan kontak NC diantara kedua kontaktor tersebut,semisal sistem interlock ini
menggunakan kontak NC 21-22 pada kedua kontaktor,output dari kontak NC K1 yaitu kontak
No 22 akan diteruskan ke kontak A K2 (kontak sumber dari K2) dan output dari kontak NC K2
yaitu kontak No 22 akan diteruskan ke kontak A K1(kontak sumber dari K1) dengan begitu jika
kontaktor 1 bekerja maka kontaktor 2 tidak akan bekerja,ini berlaku sebaliknya.Motor listrik 3
fasa dapat dibalik arah putarannya dikarenakan salah dua fasanya di tukar,contoh pada output
kontaktor 2 terdapat fasa R,S,T,sumber tersebut diparalel dengan output kontaktor 1,namun
bedanya salah dua output fasa dari kontaktor 2 peletakannya ditukar.Pada rangkaian kendali
keseluruhan Terdapat 2 buah push button START ON-1 dan ON-2 yang berfungsi
mengendalikan motor listrik berputar forward atau reverse. Saat push button ON-1 atau pun
ON-2 ditekan, maka kontak bantu NO 13-14 dari masing – masing kontaktor yang beroperasi
secara paralel akan segera mengunci. Sehingga dalam hal ini fungsi push button adalah sebagai
pemeberi tegangan sesaat jika kotak bantu NO 13-14 yang terpasang secara paralel tersebut
sudah mengunci. K1 adalah Coil Contactor Forward sedangkan untuk K2 sebagai Coil
Contactor Reverse.Pada kondisi putaran awal forward ataupun reverse, maka untuk merubah
arah putaran secara langsung tidak dapat dilakukan sebabnya Coil Contactor Forward ataupun
Coil Contactor Reverse ter-interlock dengan kontaktor NC 21-22 putaran lawannya. Hal pada
point 3) dimaksudkan sebagai pengaman karena proses forward menjadi reverse akan ada
pertukaran salah satu fasa supply. Jika tidak ada interlock, maka secara otomatis akan terjadi
short circuit antara fasa yang ditukar tersebut.Operasi forward dan reverse ataupun sebaliknya
hanya bisa dilakukan dengan menekan push button stop OFF-1 terlebih dahulu. Jadi, jika push
button forward ON-1 ditekan, maka motor akan berputar forward dan push button reverse ON-2
secara otomatis tidak dapat difungsikan. Hal yang sama dilakukan pada push button reverse ON-
2.Terdapat lampu indikator H dan K untuk mengetahui motor beroperasi forward atau reverse.
Pada saat motor beroperasi forward, lampu H akan menyala. Dan saat beroperasi reverse, maka
lampu K akan menyala.Jika motor trip Thermal Over Load akan bekerja. Sehingga aliran listrik
ke semua coil kontaktor akan terputus dan lampu indikator M akan menyala sebagai indikasi
overload.
G. Kesimpulan

Dari percobaan rangkaian kendal dan poweri motor listrik 3 fasa sistem
riverse/forward dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem kendali riverse forward ini dapat
digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti untuk keperluan di industri.Dalam
merangkianya juga harus mengedepankan ketelitian dan fokus yang cukup tinggi karena jika
salah dalam merangkain salah satu kabel maka kendali tidak dapat bekerja dan kemungkinan
dapat terjadi hubung singkat pada rangkaian kendali maupun pada motor listrik.Dan ketika
merangkai wajib memperhatikan unsurK3.

H. ACC
Tanggal :

Dosen Pengampu PLP


Percobaan 2
Kendali Motor Listrik 3 Fasa Berputar 2 Arah Secara Otomatis Menggunakan TDR

I. Tujuan
 Mahasiswa mampu membuat rangkaian kendali untuk motor listrik 3 secara
otomatis pada panelo box menggunakan Timer Delay Relay (TDR).
 Mahasiswa mampu memasang dan mengoperasikan Timer Delay Relay (TDR).
 Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian instalasi kendali motor listrik 3 fasa
berputar Forward-Reverse secara otomatis menggunakan TDR.

J. Dasar Teori
3. Motor Induksi 3 Fasa
Motor induksi 3 fasa merupakan motor listrik arus bolak balik yang paling banyak
digunakan dalam dunia industri. Dinamakan motor induksi karena arus rotor motor 3 fasa
bukan diperoleh dari suatu sumber listrik, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai
akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar stator. Dalam
kenyataannya, motor induksi dapat diperlakukan sebagai sebuah transformator, yaitu dengan
kumparan stator sebagai kumparan primer yang diam, sedangkan kumparan rotor sebagai
kumparan sekunder yang berputar.
Motor induksi berputar 3 fasa berputar pada kecepatan yang pada dasarnya adalah
konstan, mulai dari tidak berbeban sampai mencapai keadaan beban penuh. Kecepatan
putaran motor ini dipengaruhi oleh frekuensi, dengan demikian pengaturan kecepatan tidak
dapat dengan mudah dilakukan terhadap motor ini. Walaupun demikian, motor
induksi 3 fasa memiliki beberapa keuntungan, yaitu sederhana, konstruksinya kokoh,
harganya relatif murah, mudah dalam melakukan perawatan, dan dapat diproduksi dengan
karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan industri.

4. Pengawatan Motor 3 Fasa dengan Kontaktor


1) Pemeriksaan dan Koneksikan Belitan Motor
Dalam hal ini motor bekerja untuk satu arah putar. Langkah awal yang perlu
dicermati adalah sebagai berikut :
 Periksalah tegangan kerja pada belitan motor. Dan cermati hasil terukur pada
plat nomor motor. Pada plat tertera 220/380V.
 Buatlah hubungan belitan motor secara bintang dengan cara menghubungkan
singkat ujung belitan XYZ, sedangkan ujung belitan untuk UVW dihubungkan
ke fasa RST.
 Jika langkah tersebut sudah terlaksana, maka praktikan telah berhasil
melakukan koneksi belitan motor pada terminal box motor.

2) Pengawatan Rangkaian Utama


 Rangkaian utama instalasi motor 3 fasa adalah kabel yang disambungkan mulai
dari pengaman MCB 3 fasa yang berada pada panel sampai pada belitan motor
3 fasa.
 Sambungan menggunakan kabel tenaga jenis NYM, NYY, atau NYAF. Kabel
warna merah line 1/R, warna kuning ke line 2/S. warna hitam ke line 3/T,
sedangkan kabel warna biru untuk netral.
 Kabel utama dimasukkan ke kontak utama kontaktor magnet, yaitu kabel warna
merah disambungkan ke kontak L1, warna kuning L2, dan warna hitam ke L3.
 Jika di bawah kontaktor dilengkapi dengan over load, maka penyambungan
kabel utamanya menuju motor disambungkan pada terminal over load yang
berkode T1, T2, dan T3. Dengan demikian pengawatan rangkaian utama selesai
dan dapat dilakukan uji coba operasi motor dengan menekan tombol kontaktor.
Hal tersebut dilakukan untuk meyakinkan bahwa rangkaian utama telah
tersambung dengan baik dan benar.

3) Pengawatan Rangkaian Kendali


 Pada panel kendali biasanya terdapat kontaktor magnet, MCB, timer, dan
bahan lainnya yang digunakan untuk melengkapi pengendalian motor.
 Keluaran dari MCB yang ke over load disambungkan pada terminal kontak
NC, keluaran dari over load disambungkan ke input stop, dan keluaran dari
stop disambungkan ke input start, lalu keluaran dari input start masuk ke coil
kontaktor.
 Jika tombol ON (start) ditekan, maka motor akan berputar dan bila dilepas
motor akan berhenti. Jal ini disebabkan karena dengan lepasnya tombol ON
berarti arus yang mengalir menuju coil kontaktor menjadi putus. Agar setelah
menekan tombol ON motor dapat bekerja terus, caranya adalah dengan
memasang kontak pengunci (Latch) sebagai pengganti aliran listrik setelah
tombol ON dilepas, yakni dengan memanfaatkan konyak NO pada kontaktor
yang disambung paralel dengan tombol ON (start).

5. Timer Delay Relay (TDR)


Time Delay Relay atau sering disebut juga dengan relay timer. TDR banyak digunakan
dalam instalasi motor terutama instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara
otomatis. Peralatan kontrol ini dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain, contohnya
Magnetic Contractor, Thermal Over Load Relay, dan lain- lain.
Fungsi dari TDR adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang dikendalikan.
Timer dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup atau mati dari kontaktor atau untuk merubah
sistem bintang ke segitiga dalam delay waktu tertentu.
Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya, yaitu timer yang bekerja menggunakan
induksi motor dan menggunakan rangkaian elektronik. Timer yang bekrja dengan prinsip
induksi motor akan bekerja jika motor mendapat tegangan AC sehingga memutar gigi
mekanis dan menarik serta menutup kontal secara mekanis dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan timer yang menggunakan prinsip elektronik, yaitu terdiri dari rangkaian R dan C
yang dihubungkan secara seri atau paralel. Apabila tegangan sinyal telah terisi penuh
kapasitor, maka relay akan terhubung. Lamanya waktu tunda diatur berdasarkan besarnya
pengisian kapasitor.

Pada umumnya timer memiliki 8 buah kaki yang 2 diantaranya merupakan kaki coil
sebagai contoh pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Timer Delay Relay 8 kaki

Tipe TDR seperti gambar di atas adalah tipe H3BA dengan 8 kaki, yaitu kaki 2 dan kaki
7 adalah kaki coil, sedangkan kaki yang lain akan berpasangan NO dan NC, kaki 1 akan NC
dengan kaki 4 dan NO dengan kaki 3. Sedangkan kaki 8 akan NC dengan kaki 5 dan NO
dengan kaki 6. Dan kaki-kaki tersebut akan berbeda tergantung jenis relay timer yang
dgunakan.

K. Gambar Rangkaian
Gambar 2. Rangkaian Kendali 2 Motor Listrik 3 Fasa secara Otomatis Menggunakan
TDR

Gambar 3. Rangkaian Daya 2 Motor Listrik 3 Fasa secara Otomatis Menggunakan TDR

L. Alat dan Bahan

Gambar 4. Daftar Alat dan Bahan

Alat/Bahan Jumlah
MCB 1 Fasa 1 buah
MCB 3 Fasa 1 buah
Kontaktor Magnet 2 buah
Push Button ON/OFF 1 buah
Push Button FWD-REV-OFF 1 buah
Kabel NYAF Secukupnya
Motor Listrik 3 Fasa 1 buah
Timer Delay Relay 1 buah
Panel Box 60x40x20 cm 1 buah
Tool Box 1 paket

M. Langkah Kerja
7) Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam Bengkel Listrik 2.
8) Lakukan pengecekan untuk seluruh alat dan bahan agar dapat berfungsi dengan baik
atau tidak.
9) Sambungkan kabel sesuai pada gambar rangkaian Job Sheet.
10) Lakukan rangkaian control terlebih dahulu kemudian dilanjutkan rangkaian utama.
11) Lakukan pengecekan pada rangkaian yang sudah dirangkai.
12) Amati cara kerja rangkaian dan cek lampu indikator, apakah sudah sesuai dengan
perintah Job Sheet atau belum.
13) Catat hasil praktek.

N. Tugas Praktek
1. Gambarlah rangkaian pelaksanaan dari rangkaian percobaan yang telah dilakukan.
2. Jelaskan cara kerja Rangkaian Kendali dan Rangkaian Daya 2 Motor Listrik 3 Fasa
secara Otomatis Menggunakan TDR

O. Hasil Praktek

P. Analisa
4) Dari hasil praktek yang dilakukan dapat kita ketahui bahwa Motor induksi 3 fasa
merupakan motor listrik arus bolak balik yang paling banyak digunakan dalam
dunia industri. Dinamakan motor induksi karena arus rotor motor 3 fasa bukan
diperoleh dari suatu sumber listrik, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai
akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar stator.
Motor induksi berputar 3 fasa berputar pada kecepatan yang pada dasarnya adalah
konstan mencapai keadaan beban penuh. Kecepatan putaran motor ini dipengaruhi
oleh frekuensi. Pengawatan Rangkaian Utama
 Rangkaian utama instalasi motor 3 fasa adalah kabel yang disambungkan mulai
dari pengaman MCB 3 fasa yang berada pada panel sampai pada belitan motor
3 fasa.
 Sambungan menggunakan kabel tenaga jenis NYM, NYY, atau NYAF. Kabel
warna merah line 1/R, warna kuning ke line 2/S. warna hitam ke line 3/T,
sedangkan kabel warna biru untuk netral.
 Kabel utama dimasukkan ke kontak utama kontaktor magnet, yaitu kabel warna
merah disambungkan ke kontak L1, warna kuning L2, dan warna hitam ke L3.
Jika di bawah kontaktor dilengkapi dengan over load, maka penyambungan kabel
utamanya menuju motor disambungkan pada terminal over load yang berkode T1, T2,
dan T3.
5) Pengawatan Rangkaian Kendali
 Pada panel kendali biasanya terdapat kontaktor magnet, MCB, timer, dan
bahan lainnya yang digunakan untuk melengkapi pengendalian motor.
 Keluaran dari MCB yang ke over load disambungkan pada terminal kontak
NC, keluaran dari over load disambungkan ke input stop, dan keluaran dari
stop disambungkan ke input start, lalu keluaran dari input start masuk ke coil
kontaktor.
 Jika tombol ON (start) ditekan, maka motor akan berputar dan bila dilepas
motor akan berhenti. Jal ini disebabkan karena dengan lepasnya tombol ON
berarti arus yang mengalir menuju coil kontaktor menjadi putus. Agar setelah
menekan tombol ON motor dapat bekerja terus, caranya adalah dengan
memasang kontak pengunci (Latch) sebagai pengganti aliran listrik setelah
tombol ON dilepas, yakni dengan memanfaatkan konyak NO pada kontaktor
yang disambung paralel dengan tombol ON (start).
 Fungsi dari TDR adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang
dikendalikan
Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya, yaitu timer yang bekerja
menggunakan induksi motor dan menggunakan rangkaian elektronik. Timer
yang bekrja dengan prinsip induksi motor akan bekerja jika motor mendapat
tegangan AC sehingga memutar gigi mekanis dan menarik serta menutup
kontal secara mekanis dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan timer yang
menggunakan prinsip elektronik, yaitu terdiri dari rangkaian R dan C yang
dihubungkan secara seri atau paralel.
Q. Langkah Kerja

Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam Bengkel Listrik 2.

14) Lakukan pengecekan untuk seluruh alat dan bahan agar dapat berfungsi dengan baik
atau tidak.
15) Sambungkan kabel sesuai pada gambar rangkaian Job Sheet.
16) Lakukan rangkaian control terlebih dahulu kemudian dilanjutkan rangkaian utama.
17) Lakukan pengecekan pada rangkaian yang sudah dirangkai.
Amati cara kerja rangkaian dan cek lampu indikator

R. Kesimpulan
Rangkaian control motor listrik 3 fasa hidup mati bergantian secara otomatis adalah
rangkaian yang bekerja secara otomatis menghidupkan KM1 dan KM2 dengan
menggunakan saklar waktu (LDR) dapat dirangkaian dengan mudah,sebenarnya
rangkaian ini sama dengan rangkaian lampu penerangan jalan umum(PJU).
S. ACC
Tanggal :

Dosen Pengampu PLP

Percobaan 3
Kendali Motor Listrik 3 Fasa Sistem Bintang – Segitiga Secara Manual
A. Tujuan
 Mahasiswa mampu membuat rangkaian kendali untuk motor listrik 3 fasa dengan
sistem Bintang-Segitiga secara manual
 Mahasiswa mampu memasang dan mengoperasikan seluruh komponen yang
digunakan dalam membuat sistem Bintang-Segitiga secara manual.
 Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian instalasi kendali motor listrik 3 fasa
sistem Bintang-Segitiga secara manual.

B. Dasar Teori
1. Motor Induksi 3 Fasa
Motor induksi 3 fasa merupakan motor listrik arus bolak balik yang paling banyak
digunakan dalam dunia industri. Dinamakan motor induksi karena arus rotor motor 3 fasa
bukan diperoleh dari suatu sumber listrik, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai
akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar stator. Dalam
kenyataannya, motor induksi dapat diperlakukan sebagai sebuah transformator, yaitu dengan
kumparan stator sebagai kumparan primer yang diam, sedangkan kumparan rotor sebagai
kumparan sekunder yang berputar.
Motor induksi berputar 3 fasa berputar pada kecepatan yang pada dasarnya adalah
konstan, mulai dari tidak berbeban sampai mencapai keadaan beban penuh. Kecepatan
putaran motor ini dipengaruhi oleh frekuensi, dengan demikian pengaturan kecepatan tidak
dapat dengan mudah dilakukan terhadap motor ini. Walaupun demikian, motor induksi 3 fasa
memiliki beberapa keuntungan, yaitu sederhana, konstruksinya kokoh, harganya relatif
murah, mudah dalam melakukan perawatan, dan dapat diproduksi dengan karakteristik yang
sesuai dengan kebutuhan industri.

2. Sistem Bintang-Segitiga
Sistem pengasutan bintang-segitiga adalah metode pengasutan dengan pengurangan
tegangan. Sebuah motor induksi dengan hubung bntang-segitiga memiliki enam buah terminal
sehingga dapat di-switch, baik untuk hubung bintang atau segitiga. Motor dihubungkan
bintang (kontaktor C1 dan C3 ON) pada waktu pertama kali di-start, dan ketika motor telah
mendekati kecepatan normal, hubungan diubah menjadi hubungan segitiga (kontaktor C3
OFF dan kontaktor C2 ON).

Gambar 1. Pengasutan Bintang-Segitiga

Pada pengasutan ini selama periode start, lilitan motor akan berada dalam hubungan
bintang dan setelah selang waktu tertentu akan berpindah ke hubungan lilitan segitiga.
Dengan cara ini kenaikan arus start dapat dibatasi sehingga sepertiga kali dibandingkan
apabila motor langsung terhubung segitiga.
Motor induksi dengan daya menengah dan besar antara 10 kW dan 50 kW
menggunakan pengendalian bintang-segitiga untuk starting awalnya. Saat motor terhubung
bintang, arus starting hanya mengambil sepertiga dari arus starting jika dalam hubungan
segitiga.
C. Gambar Rangkaian

Gambar 2. Rangkaian Kendali 2 Motor Listrik 3 Fasa dengan Sistem Bintang-Segitiga Secara
Manual

Gambar 3. Rangkaian Daya 2 Motor Listrik 3 Fasa dengan Sistem Bintang-Segitiga Secara
Manual
D. Alat dan Bahan

Gambar 4 . Daftar Alat dan Bahan

Alat/Bahan Jumlah
MCB 1 Fasa 1 buah
MCB 3 Fasa 1 buah
Kontaktor Magnet 3 buah
Push Button ON/OFF 1 buah
Push Button FWD-REV-OFF 1 buah
Kabel NYAF Secukupnya
Motor Listrik 3 Fasa 1 buah
Panel Box 60x40x20 cm 1 buah
Tool Box 1 paket

E. Langkah Kerja
1) Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam Bengkel Listrik 2.
2) Lakukan pengecekan untuk seluruh alat dan bahan agar dapat berfungsi dengan baik
atau tidak.
3) Sambungkan kabel sesuai pada gambar rangkaian Job Sheet.
4) Lakukan rangkaian kontrol terlebih dahulu kemudian dilanjutkan rangkaian utama.
5) Lakukan pengecekan pada rangkaian yang sudah dirangkai.
6) Amati cara kerja rangkaian dan cek lampu indikator, apakah sudah sesuai dengan
perintah Job Sheet atau belum.
7) Catat hasil praktek.
F. Hasil Praktek
1. Gambar Kerja
A. Gmbar Rangkaian Pengendali

Gambar 5 Rangkaian Pengendali

B. Gambar Rangkaian Daya (Power)

Gambar 6. Rangkaia Daya


C. Gambar Hasil Praktek

Gambar 7. Gambar Praktek


2. Prinsip Kerja Rangkaian

Rangkaian pengoperasian motor 3 Fasa hubungan Bintang Segitiga dengann cara otomatis


menggunakan Magnetic Contractor dan Time Delay Relay.
 Pertama periksa pemasukan dan pengeluaran sumber 3 Fasa dan netralnya
terlebih dahulu.
 Kemudian semua MCB di set pada posisi “ON” dengan cara menaikkan lidah
MCB ke atas.
 Setelah itu tekan tombol start maka magnetic contractor 1 dan 2 akan bekerja.
Motor 3 Fasa akan bekerja dalam hubungan Bintang dengan ditandai dengan
lampu indikator merah menyala.
 Setelah beberapa detik sesuai dengan pengesetan Time Delay Relay maka
Magnetic Contractor 2 akan “OFF” dan Magnetic Contractor 1 dan 3 akan
bekerja, motor 3 Fasa bekerja dalam hubungan segitiga dengan ditandai lampu
indikator warna hijau menyala.
 Apabila terjadi beban lebih Thermal Overload Relay akan “TRIP” dengan
ditandai lampu indikator warna kuning menyala. Dan untuk mengaktifkan
kembali tekan tombol reset.
 Untuk mematikan motor 3 Fasa, tekan tombol “STOP”.
Instalasi penerangan 3 ruangan pada sebuah gudang yang hanya dapat dimasuki dari satu sisi dan
letaknya berurutan.
 Saklar 1 dan lampu 1 pada ruang 1, saklar 2 dan lampu pada ruang 2, saklar 3
dan lampu pada ruang 3.
 Lampu 1 menyala apabila saklar 1 pada posisi “ON” dan saklar 2 pada posisi I,
posisi saklar 3 sembarang. Pada posisi ini lampu 2 dan lampu 3 dalam keadaan
mati.
 Lampu 2 menyala apabila saklar 1 pada posisi “ON” dan saklar 2 pada posisi II.
Pada posisi lampi 1 dan lampu 2 dalam keadaan mati.
 Lampu 3 menyala apabila saklar 1 pada posisi “ON” dan saklar 2 pada posisi II,
serta saklar 3 pada posisi II. Pada kondisi ini lampi 1 dan lampu 2 dalam
keadaan mati.
G. Analisa

Dari hasil praktek yang dilakukan dapat kita ketahui bahwa arus start memiliki nilai
yang paling besar dibandingkan dengan arus bintang ataupun segitiga. Sedangkan arus
bintang memiliki nilai yang lebih kecil dari arus segitiga. Putaran motor yang dihasilkan
antara pada saat hubungan bintang dengan hubungan segitiga terdapat perbedaan putaran
karena arus bintang dan arus segitiga berbeda
Beban yang tinggi akan menyebabkan waktu starting motor menjadi lama untuk
mencapai kecepatan nominalnya. Selama periode starting tersebut, maka pada stator dan rotor
akan mengalir arus yang besar sehingga bisa terjadi pemanasan berlebih (overheating) pada
motor. Lebih buruk lagi menyebabkan gangguan pada sistem jala-jala sumber listriknya
sehingga akan menurunkan tegangannya. Hal ini akan mengganggu beban listrik lainnya.
Untuk menghindari hal tersebut, suatu motor induksi seringkali di start dengan level tegangan
yang lebih rendah dari tegangan nominalnya. Pengurangan tegangan starting tersebut akan
membatasi daya yang diberikan ke motor, namun demikian disisi lain pengurangan tegangan
ini akan berdampak memperpanjang waktu atau periode starting (waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai kecepatan nominalnya).
H. Kesimpulan
1. Jadi di dalam rangkaian pengoperasian motor 3 Fasa hubungan Bintang Segitiga semua
komponen yang terdapat di dalamnya mempunyai peran masing-masing untuk
melengkapi satu sama lain.
2. Rangkaian hubungan Bintang Segitiga digunakan pada sebuah motor yang memerlukan
beban yang besar, seperti pada sebuah motor 3 Fasa 380/660V.
3. Pada hubungan Bintang (Star) mempunyai arus yang sama-sama (Kecil) sedangkan
tegangannya besar. Dan pada hubungan Bintang terdapat tegangan jala-jala atau
tegangan Line yang besar sedangkan arus jala-jalanya / arus Line kecil.
4. Hubungan segitiga (Delta) adalah kebalikan dari hubungan Bintang (Star) yaitu terdapat
tegangan jala-jala yang kecil sama sedangkan arus jala-jalanya besar.
5. Menjalankan hubungan Bintang (Star) yang terlalu lama, akan menyebabkan motor
cepat rusak, untuk itu rangkaian harus cepat diubah menjadi hubungan segitiga.

I. ACC
Tanggal :

Dosen Pengampu PLP

Anda mungkin juga menyukai