Anda di halaman 1dari 6

Laporan Pendahuluan Aktivitas

A. Definisi
1. Aktivitas
Aktivitas adalah suatu keadaan bergerak dimana manusia memerlukan
untuk dapat memenuhi kebutuhan kehidupan. Tiap individu
mempunyai pola atau irama dalam menjalani aktivitas. Salah satu tanda
seseorang dikatakan sehat adalah adanya kemampuan orang tersebut
melakukan aktivitas seperti bekerja, makan dan minum, personal
hygiene, rekreasi, dan lain-lain. Dengan beraktivitas selain tubuh
menjadi sehat, juga dapat mempengaruhi harga diri dan citra tubuh
seseorang.
2. Mobilisasi
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas,
mudah, dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehat. Kehilangan kemampuan untuk bergerak mengakibatkan seseorang
menjadi ketergantungan dan membutuhkan tindakan keperawatan.
3. Manfaat aktivitas/mobilisasi
Manfaat dari gerakan tubuh antara lain, tubuh menjadi segar, memperbaiki
tonus otot, mengontrol berat badan, merangsang peredaran darah,
mengurangi stres, meningkatkan relaksasi, memperlambat proses
penyakit (penyakit degeneratif), untuk aktualisasi diri (harga diri dan
citra tubuh), sedang untuk anak merangsang pertumbuhan.
4. Koordinasi mekanik tubuh
Mekanika tubuh (body mechanic) adalah penggunaan organ secara
efisien dan efektif sesuai dengan fungsinya. Pergerakan merupakan
rangkaian aktivitas yang terintegrasi antara system musculoskeletal dan
system persarafan didalam tubuh. Komponen system musculoskeletal
melibatkan tulang, otot, tendon, ligamen, kartilago, dan sendi.
5. Etiologi
Menurut (Hidayat, 2014) penyebab gangguan aktivitas adalah sebagai berikut :
a. Kelainan Postur
b. Gangguan Perkembangan Otot
c. Kerusakan Sistem Saraf Pusat
d. Trauma langsung pada Sistem Muskuloskeletal dan neuromuscular
e. Kekakuan Otot
B. Anatomi Fisiologis
a. Tulang
Tulang merupakan organ yang memiliki berbagai fungsi, yaitu fungsi
mekanis untuk membentuk rangka dan tempat melekatnya berbagai otot,
fungsi sebagai tempat penyimpanan mineral khususnya kalsium dan fosfor

1
yang bisa dilepaskan setup saat susuai kebutuhan, fungsi tempat sumsum
tulang dalam membentuk sel darah, dan fungsi pelindung organ-organ dalam.
Terdapa tiga jenis tulang, yaitu tulang pipih seperti tulang kepala dan pelvis,
tulang kuboid seperti tulang vertebrata dan tulang tarsalia, dan tulang panjang
seperti tulang femur dan tibia. Tulang panjang umumnya berbentuk lebar
pada kedua ujung dan menyempit di tengah. Bagian ujung tulang panjang
dilapisi kartilago dan secara anatomis terdiri dari epifisis, metafisis, dan
diafisis. Epifisis dan metafisis terdapat pada kedua ujung tulang dan terpisah
dan lebih elastic pada masa anak-anak serta akan menyatu pada masa dewasa.

b. Otot dan Tendon


Otot memiliki kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh bergerak
sesuai dengan keinginan. Otot memiliki origo dan insersi tulang, serta
dihubungkan dengan tulang melalui tendon yang bersangkutan, sehingga
diperlukan penyambungan atau jahitan agar dapat berfungsi kembali.
c. Ligamen
Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang.
Ligament bersifat elastic sehingga membantu fleksibilitas sendi dan
mendukung sendi. Ligamen pada lutut merupakan struktur penjaga stabilitas,
oleh karena itu jika terputus akan mengakibatkan ketidakstabilan.
d. Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan modula spinalis) dan
sistem saraf tepi (percabangan dari sistem saraf pusat). Setiap saraf memiliki
somatic dan otonom. Bagian somatic memiliki fungsi sensorik dan motorik.
Terjadinya kerusakan pada sistem saraf pusat seperti pada fraktur tulang
belakang dapat menyebabkan kelemahan secara umum, sedangkan kerusakan
saraf tepi dapat mengakibatkan terganggunya daerah yang diinervisi, dan
kerusakan pada saraf radial akan mengakibatkan drop hand atau gangguan
sensorik pada daerah radial tangan.
e. Sendi
Sendi merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu. Sendi
membuat segmentasi dari rangka tubuh dan memungkinkan gerakan antar
segmen dan berbagai derajat pertumbuhan tulang. Terdapat beberapa jenis
sendi, misalnya sendi synovial yang merupakan sendi kedua ujung tulang
berhadapan dilapisi oleh kartilago artikuler, ruang sendinya tertutup kapsul
sendi dan berisi cairan synovial. Selain itu, terdapat pula sendi bahu, sendi
panggul, lutut, dan jenis sendi lain sepertii sindesmosis, sinkondrosis dan
simpisis.

C. Proses Kebutuhan Aktivitas Manusia


a. Mobilitas Penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara
penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi social dan menjalankan
peran sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motor
volunteer dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.

2
b. Mobilitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara
bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area
tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cidera atau patah tulang dengan
pemasangan traksi. Pasien paraplegi dapat mengalamai moblitas sebagian
pada ekstremitas bawah karena kehilangan control motorik dan sensorik.
c. Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk
bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh trauma reversible pada sistem musculoskeletal, contohnya
adanya dislokasi sendi dan tulang.
d. Mobilitas sebagian permanen, merupakan kemampuan individu untuk
bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh
rusaknya sistem saraf yang reversible. Contohnya terjadinya hemiplegia
karena stroke, paraplegi karena cidera tulang belakang, poliomyelitis karena
terganggunya sistem saraf motorik dan sensorik.
D. Pathway

Mobilisasi

Tidak mampu beraktivitas

Tirah baring lama

Kehilangan Gg. Fungsi Jar. Kulit Jantung Ginjal Gastro


daya paru tertekan vasokontriksi intestinal
tahan otot

penurunan penumpukan perubahan sistem penyumbatan ketidak Gangguan


otot (atrofi) sekret integritas kulit pem. Darah mampuan katabolisme
blader

perubahan sulit batuk kontriksi pem. Suplai aliran retensi anoreksia


sis. Muskulo darah terganggu

Gg. Jalan sel kulit nitrogen


Napas mati tidak seimbang

dekubitus kelemahan otot

Stress, pe as. Lambung kemunduran infek defekasi

Nafsu makan berkurang konstipasi


Gg. Sistem metabolik

3
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi
1. Gaya Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi mobilitas seseorang karena
berdampak pada kebiasaan atau perilaku sehiari-hari.
2. Proses Penyakit/Cidera. Hal dapat mempengaruhi mobilitas karena dapat
berpengaruh pada fungsi sistem tubuh. Seperti, orang yang menderita fraktur
femur akan mengalami keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas bagian
bawah.
3. Sebagai contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki
kemampuan mobiltas yang kuat. Begitu juga sebagliknya, ada orang yang
mengalami gangguan mobilitas (sakit) karena adat dan budaya yang dilarang
untuk beraktivitas.
4. Tingkat Energi untuk melakukan mobilitas diperlukan energy yang cukup.
5. Usia dan Status Perkembangan. Terdapat kemampuan mobilitas pada tingkat
usia yang berbeda.
F. Manifestasi Klinis / Batasan Karakteristik
Menurut (Potter & Perry, 2006) manifestasi klinik pada gangguan aktivitas yaitu tidak
mampu bergerak secara mandiri atau perlu bantuan alat/orang lain, memiliki
hambatan dalam berdiri dan memiliki hambatan dalam berjalan.
G. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas: yang berhubungan dengan kesejajaran tubuh yang
buruk dan penurunan mobilisasi.
2. Hambatan mobilisasi fisik : yang berhubungan dengan penurunan rentang
gerak, tirah baring, penurunan kekuatan, sedangkan resiko cedera : yang
berhubungan dengan ketidak tepatan mekanika tubuh, ketidak tepatan teknik
pemindahan.
3. Gangguan integritas kulit atau risiko gangguan integritas kulit :
berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi, tekanan permukaan kulit dan
gaya gesek, dan lain-lain.
H. Intervensi Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas
a. Anjurkan pasien untuk meningkatkan batasan aktivitas yang
dicapainya
b. Fokuskan pada aktivitas yang biasa dilakukan pasien
c. Anjurkan keluarga untuk memenuhi kebutuhan klien
d. Kolaborasikan dengan terapis dalam latihan pemenuhan aktifitas
2. Hambatan mobilitas fisik
a. Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien
setelah latihan
b. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
c. Damping dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu pemenuhan
kebutuhannya
d. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan

4
e. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan secara mandiri sesuai
kemampuan
3. Gangguan Integritas Kulit
a. Monitor TD, nadi, suhu,RRb)
b. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar)
c. Hindari kerutan pada tempat tidur)
d. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan keringe)
e. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien setiap dua jam sekali)
f. Monitor kulit akan adanya kemerahang)Oleskan lotion atau
minyak/baby oil pada daerah yang tertekan)
g. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasieni)
h. Monitor status pasienj)
i. Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat

5
Daftar Pustaka

Asmadi. 2018. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : Salemba medika

Heriana, Pelapina. 2014. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang selatan : Binarupa
aksara

Mubarak, Wahid Iqbal dkk. 2017. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia :Teori Dan Aplikasi
Dalam Praktek. Jakarta: EGC

NANDA NIC NOC. 2013. Aplikasi Asuahan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.
Yogyakarta: Mediaction Publishing

Perry & Potter. 2006. Buku ajar fundal mental keperawatan konsep, proses dan praktik. Edisi
4 volume 1. Jakarta : EGC.

Tarwoto & Wartonah, 2016. Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai