Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS SEMEN

(ANALISIS SPERMA)

I Nyoman Wande
Pendahuluan
⦿ Testis:
○ Normal : berada dlm skrotum
○ Bentuk : oval, uk. 5x2x3 cm, berat 12 g.
○ Terdiri dari : ratusan lobulus yg dipisahkan oleh
dinding jar. Ikat fibrous.
○ Tubulus : Ø 0,2 mm x 75 mm:
- Mengandung jar. Germinal 🡪 menghasilkan sperma, yg
disokong oleh jar ikat longgar
○ Jar. Ikat 🡪 sel leydig 🡪 sekresi androgen (♂ =
testosteron).
○ Spermatozoa 🡪 dihasilkan oleh testis akibat pengaruh
testosteron, matur di dalam epididimis.
Pendahuluan....

⦿ Cairan semen :
• 60% oleh vesika seminalis
• 20% oleh prostat
• 10-15% oleh epididimis, vas deferens, gl. Bulbouretral, dan gl.
uretralis

Ejakulat/semen
Pendahuluan....

⦿ Tujuan analisis semen:


○ Mendiagnosis infertilitas pd pria
○ Kepentingan forensik
○ Evaluasi efektivitas vasektomi
○ Penentuan keserasian sperma dlm prosedur
inseminasi buatan
○ Mengetahui spermatogenesis rerata ( 🡪
analisis semen ulangan)
Kelenjar Prostat

Vas deferens

Kelenjar
Bulbouretra

Epididimis
Uretra

Testis

Gbr. Alat Reproduksi Pria


Testis

Tubulus
seminiferus

Sel
spermatogonia

Gbr Anatomi testis


1. Spermatogenesis
• Dimulai pada saat
Pubertas
• Setiap sel spermatogonia
menghasilkan 4 sel
sperma fungsional.
Analisis Semen
1. Tes makroskopis: vol, warna, bau, pH,
viskositas/ konsistensi, likuifaksi.
2. Tes mikroskopis: jml sperma, motilitas,
morfologi, aglutinasi, hitung lekosit.
3. Tes kimia: tes fruktose, hitung sperma
imatur.
4. Tes khusus: antibodi anti sperma, tes
fungsi sperma, tes penetrasi sperma,
tes biokimia, evaluasi endokrin.
Tes Makroskopi
⦿ Pra analitik
⚫ Persiapan pasien:
- Abstinentia 3-5 hari
- Catat riwayat peny. Terdahulu
- Pemeriksaan fisis pd alat kelamin dan tanda sex
sekunder.
⚫ Persiapan sampel:
- Spesimen dikeluarkan dg cara masturbasi
- Tampung dlm wadah bersih dan kering
- Tidak boleh spesimen: 24 jam, > 5-7 hari
abstinentia.
- Segera diperiksa dlm 1 jam.
Makroskopi ....

⦿ Alat dan bahan: pipet 5 ml, pH strip,


gelas ukur.
⦿ Analitik:
1. Warna 🡪 amati dan catat
2. Volume 🡪 ukur dg gelas ukur (ml)
3. Bau 🡪 ?
4. pH 🡪 celupkan pH meter strip 🡪 bandingkan
dg warna standar
5. Viskositas/ konsistensi 🡪 isap dg pipet 5 ml
🡪 biarkan netes 🡪 ukur panjang benang
tetesan (cm).
6. Liquifaksi 🡪 catat waktu sperma mjd cair.
Makroskopi ....

Interpretasi hasil:
⚫ Warna kekuningan 🡪 pyospermia
⚫ Warna kuning tua/merah coklat/ coklat 🡪 perdarahan pd
v.seminalis (hematospermia)
⚫ Vol yg berkurang 🡪 banyak sebab
⚫ Vol berlebih (>5 ml) 🡪 berkurangnya fertilitas
⚫ Bau busuk 🡪 infeksi
⚫ pH < 7,2 🡪 hipoplasia v.seminalis atau kel. Kongenital
bilateral vas deferens, obstr.duktus ejakulatorius
⚫ pH > 8 🡪 inf. Prostat, v.seminalis atau epididimis.
⚫ Viskositas 🡪 abn: membentuk benang > 2cm
(berhubungan dg disfungsi gl. Assesorius.
⚫ Liquifaksi abnormal 🡪 tdk tjd dlm 1 jam (sekresi prostat
yg tdk adekuat).
Makroskopi ....

Nilai Rujukan:
⚫ Warna : putik keabu-abuan/ putih
⚫ Volume : 1,5-5 ml
⚫ Bau : khas
⚫ pH : 7,2-8
⚫ Viskositas : < 3 cm
⚫ Konsistensi : kental
⚫ Liquifaksi : tjd dlm 10-20 menit dan lengkap
dlm 30 menit (konsistensi berubah mjd encer
dan bening)
Tes Mikroskopis
⦿ Meliputi: motilitas, hitung sperma/ml,
hitung sperma total, morfologi,
aglutinasi, hitung lekosit
⦿ Dilakukan setelah liquifaksi lengkap (1,5
– 2 jam)
⦿ Suhu optimal 37ºC.
Mikroskopis .........

⦿ Analitik:
1. Motilitas: persentase sperma yg bergerak dlm
sampel.
⚫ Prinsip: persentase relatif sperma motil ditetapkan selama
penentuan hitung sperma dlm 10-20 lp (pembesaran 40x),
dilakukan tanpa pewarnaan.
⚫ Cara: hitung rerata (motil + tidak motil) dlm 5 lp atau hitung
200 sperma dan jumlahkan persentase sperma yg tdk
motil

Perhitungan:
(total sperma –sperma yg tdk motil) / total sperma x 100)
Mikroskopis .........

Kategori motilitas:
1. Spermatozoa bergerak cepat dan lurus ke muka
2. Gerakannya terlambat atau sulit maju lurus atau
bergerak tdk lurus
3. Tidak bergerak maju
4. Spermatozoa tdk bergerak sama sekali
Mikroskopis .........

2. Hitung sperma:
⚫ Sperma diencerkan dg larutan formalin bikarbonat 🡪
tdk bergerak dan mudah dihitung
⚫ Cara hitung ≈ lekosit dlm kamar hitung
⚫ Alat dan bahan:
- Hemositometer/ kamar hitung
- Diluent: Na bikarbonat 5 gram
formalin 1 ml
aqua steril sampai 100 ml
Mikroskopis .........

Cara kerja hitung sperma:


Buat pengenceran:
• pipet lekosit: isap semen 0,5 dan lar pengencer sampai tanda 11 Pengence
•0,5 ml semen dg 10 ml pengencer ran 1: 20
•1 tts semen dg 19 tts pengencer

Isi dlm kamar hitung improved neubauer,


diamkan 2 menit

Hitung sperma dlm 4 kotak sudut (objektif 40x)


“ hitung sperma yg lengkap”

Perhitungan:
Jml sperma/ml = n / vol. KH x pengenceran
= 50 n / mm3 🡪 ml sperma
= 50 n x 1000
= n x 50.000/ ml
Mikroskopis .........

3. Jumlah sperma total :


jml sperma hasil perhitungan x vol.sperma
4. Morfologi spermatozoa:
- Dilakukan fiksasi dan pewarnaan cairan semen 🡪 lebih
mudah.
- Membandingkan jml yg normal dg yg abnormal
(ukuran dan bentuk)
- Metode pewarnaan: Giemsa dan Wright
- Pembesaran 100x objektif
- Sperma normal:
• Kepala (oval), reguler, panjang 4-5,5 µm, lebar 2,5-3,5 µm
dan rasio panjang/lebar 1,5-1,75
• Leher (bagian tengah)
• Bagian ekor (3-5 µm).
Morfologi spermatozoa
Morfologi spermatozoa
Mikroskopis .........

5. Aglutinasi
- Lihat dibawah mikroskop
- Catat persentase rerata spermatozoa yg
berlekatan.
6. Hitung leukosit
- Dilakukan bersamaan dg perhitungan jml
sperma.
Nilai rujukan tes
mikroskospis:
⦿ Konsentrasi sperma : > 20 jt/ml
⦿ Jumlah sperma total : > 40 jt/ejakulat
⦿ Motilitas : > 50%
⦿ Morfologi normal : >30% normal (WHO, 1992)
⦿ Aglutinasi :<2
⦿ Lekosit : < 1 x 106/ml
⦿ Eritrosit :-
Interpretasi hasil:
⦿ Motilitas < 50% : peningkatan risiko infertilitas
⦿ Oligospermia : jml sperma < 20 jt
⦿ Azospermia : bisa akibat adanya obstruksi atau tanpa
obstruksi
⦿ Sperma normal < 30% atau imatur 🡪 peningkatan risiko
infertil
○ Kelainam morfologi :
- Kelainan kepala
- Kelainan leher
- Kelainan ekor
⦿ Indeks teratospermia: rerata jml spermatozoa yg
mengalami kelainan dibanding dg proporsi morfologi sperma
yg normal 🡪 prediktor u/ melihat tingkat fertilitas invitro.
⦿ Teratospermia 🡪 berkaitan dg varikokel dan dg kelainan
primer atau sekunder pd testis
⦿ Jml lekosit tinggi 🡪 infeksi.
Istilah yg dipakai dlm pelaporan analisis
semen
Istilah Jumlah Motilitas Morfologi
spermatozoa (%) (%)
(juta/ml)
1. Normospermia ≥ 20 ≥50 ≥ 50
2. Oligospermia < 20 ≥50 ≥ 50
3. Ekstrim oligospermia <5 ≥50 ≥ 50
4. Stenospermia ≥ 20 < 50 ≥ 50
5. Teratozoospermia ≥ 20 ≥50 < 50
6. Oligoastenozoospermia < 20 < 50 ≥ 50
7. Oligoastenoteratospermia < 20 < 50 < 50
8. Oligoteratozoospermia < 20 ≥50 < 50
9. Astenoteratozoospermia > 20 < 50 < 50
10. polizoospermia ≥ 250 ≥ 50 ≥ 50
11. Azoospermia Bila spermatozoa tdk ada dlm semen
12. Nekrozoospermia Bila semua sperma tdk ada yg hidup
13 aspermia. Bila tdk ada cairan semen yg keluar saat
ejakulasi
Tes Khusus
1. Pengujian terhadap antibodi pelapis
spermatozoa:
• Mixed antiglobulin reaction (MAR)
• Uji butiran imun
2. Biakan semen
⚫ Dilaakukan bila semen menunjukkan tanda infeksi kelenjar
asesori atau semen mengandung SDP lebih 1 jt/ml.
3. Analisis biokimia:
⚫ Kel. Asesori : asam sitrat, gamma –glutamil transpeptidase.
⚫ Kel. Prostat : as. Fosfatase
⚫ Epididimis : L-karnitin bebas dan alfa glukosidase
⚫ Vesika seminalis : fruktosa
🡪 Kadar petanda yg rendah menunjukkan fungsi
sekresi yg kurang baik.
Tes khusus
4. Uji oosit bebas zona hamster
⚫ Menentukan berapa persen mengandung
spermatozoa dlm sitoplasma dan perhitungan rerata
jml spermatozoa dlm tiap oosit.
5. Uji migrasi spermatozoa: pengumpulan
spermatozoa motil dari semen
6. Sel kelamin belum matang
⚫ Merupakan tanda adanya ggn. Spermatogenesis
⚫ Dipermudah dg penggunaan pulasan
Bryan-Leishman.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai