Jiptummpp GDL Artantidia 47842 4 Babiii
Jiptummpp GDL Artantidia 47842 4 Babiii
BAB III
METODE PENELITIAN
melihat pengaruh pemberian berbagai dosis ekstrak daun kelor terhadap histologi
ginjal tikus putih jantan yang dipapar oleh timbal. Tahap II akan dilakukan
media poster pada materiStruktur dan Fungsi Sel Penyusun Jaringan pada Sistem
utamanya yaitu sampel eksperimen dan kelompok kontrol diambil secara random
Design yang terdiri dari 2 faktor. Faktor A, yaitu dosis ekstrak daun kelor dan
faktor B yaitu dosistimbal. Pada Tabel 3.1. akan ditunjukkan skema rancangan
38
39
Faktor A
A0 A1 A2 A3 A4 A5
B B0 A0B0 A1B0 A2B0 A3B0 A4B0 A5B0
B1 A0B1 A1B1 A2B1 A3B1 A4B1 A5B1
Keterangan:
a. Faktor A adalah dosis ekstrak daun kelor yang terdiri dari enam kategori, yaitu:
A0 = Kontrol
A1 = Dosis ekstrak daun kelor 2,1 mg
A2 = Dosis ekstrak daun kelor 2,8 mg
A3 = Dosis ekstrak daun kelor 3,5 mg
A4 = Dosis ekstrak daun kelor 4,2 mg
A5 = Dosis ekstrak daun kelor 4,9 mg
b. Faktor B adalah dosis pemaparan timbal yang terdiri dua kategori, yaitu:
B0 = Dosis Pb 0 mg
B1 = Dosis Pb 50 mg
dimana perlakuan diberikan secara acak kepada seluruh unit percobaan.Hal ini
sehingga media atau tempat percobaan tidak memberikan pengaruh berarti pada
dilakukan dengan menggunakan tabel bilangan acak, sistem lotere atau dengan
40
menjadi media poster ilmiah pada materiStruktur dan Fungsi Sel Penyusun
Malang.
41
3.3.1 Populasi
dan karakter tertentu yang ditentukan oleh peneliti (Sugiyono, 2013).Populasi dari
penelitian ini adalah tikus putih jantan yang berumur 2-3 bulan dengan berat
simple random sampling, dimana teknik ini digunakan karena setiap unit atau
kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Sampel merupakan bagian
(Khaniviyah, 2015).
Unit populasi
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 24 tikus putih jantan yang
yaitu:
Keterangan :
(t – 1) (r – 1) ≥ 15 r = replikasi (jumlah pengulangan)
t = treatment (jumlah perlakuan)
n= jumlah sampel (perlakuan)
t(– 1) (r – 1) ≥ 15
(12 – 1) (r – 1) ≥ 15
11r – 11 ≥ 15
15+11
r ≥
11
r ≥ 2,36
r ≥ 2 pengulangan
Jadi pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah tikus putih
terdiri dari 2 kali ulangan, sehingga jumlah sampel tikus pada penelitian ini
adalah:
= 12 x 2
Variabel bebas adalah variabel yang dipilih dan sengaja diukur dan
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis ekstrak daun kelor (Moringa
mmenentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau
tidak muncul dan berubah sesuai dengan yang ditentukan oleh peneliti. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah gambaran histologi hialin cast pada ginjal.
dengan konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian
ini adalah tikus putih jantan, pakan, air minum dan waktu pemberian perlakuan.
Agar tidak terjadi kesalahan makna pada setiap variabel, maka setiap
yang telah dilakukan oleh Hazani (2014) pada mencit, yaitu ekstrak daun
Moringa oleifera L dengan dosis 0,3; 0,4; 0,5; 0,6 dan 0,7 mg. Kemudian
dosis tersebut dikonversi menjadi dosis tikus, yaitu: 2,1; 2,8; 3,5; 4,2 dan
4,9 mg.
adanya hialin cast. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang
jumlah hialin cast pada 5 lapang pandang, yaitu keempat sudut preparat
4. Jenis kelamin dan umur tikus yang digunakan adalah tikus putih jantan
6. Jenis makanan yang digunakan adalah BR1 dan air minum yang
Pada tahap ini dilakukan persiapan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam penelitian.
1. Alat
a. Bak plastik (kandang tikus)
b. Tempat minum
c. Alat pencekok oral (sonde)
d. Timbangan analitik
e. Gelas ukur
f. Beaker glass
g. Botol kaca
h. Botol plastik
i. Kaca preparat
j. Alat bedah
k. Mikroskop
l. Sarung tangan
2. Bahan
a. Tikus putih jantan
b. Daun kelor
45
c. Timbal asetat
d. Alkohol 70%
e. Aquades
f. Pakan tikus
g. Infus NaCl 0,9%
h. Formalin
perlakuan, tikus diadaptasikan selama satu minggu. Selama proses adaptasi tikus
Bahan yang digunakan sebagai ekstrak dalam penelitian ini adalah daun
sambil ditambahkan pelarut etanol 70% sampai bahan terendam, total yang
Erlenmeyer.
3.5.4 Perhitungan Dosis Timbal Asetat dan Ekstrak Daun Kelor (Moringa
oleifera L)
Timbal dapat menyebabkan efek toksik pada ginjal. Hasil penelitian dari
tikus Wistar yang terpapar plumbum asetat dengan dosis 50mg/kgbb/hari. Pada
Dosis I : 0 mg/kgBB/hari
Dosis II : 50 mg/kgBB/hari
tikus, yaitu 3-5 ml. Jika volume sonde yang diberikan melebihi volume lambung
maka dapat mengakibatkan dilatasi lambung secara akut yang dapat menyebabkan
2 ml x 12 x 30 = 720 ml
ekstrak daun kelor 0,5 mg/gr mencit dapat memperbaiki kualitas spermatozoa dan
epididimis mencit jantan yang dipapar oleh Pb. Konversi dari mencit ke tikus
47
adalah 0,5 x 7 = 3,5 mg/gr BB. Pada penelitian ini menggunakan 5 rentang dosis
Dosis III : 0,5 mg/gr x 7 = 3,5 mg/gr BB per hari = 0,0035 gr/gr BB
2 ml x 4 x 14 = 112 ml
gr + 0.2744 gr = 0.98 gr
k = 400 ml
48
ml, kemudian di ambil 112 ml untuk stok ekstrak dosis V untuk perlakuan
selama 14 hari. Sisa stok sebanyak 288 ml akan diencerkan dan digunakan
k = 336 ml
hingga volume 336 ml kemudian di ambil 112 ml untuk stok ekstrak dosis
IV untuk perlakuan selama 14 hari. Sehingga sisa larutan sebesar 224 ml.
k = 268.8 ml
dosis III untuk perlakuan selama 14 hari. Sehingga sisa larutan sebesar
156.8 ml.
k = 196 ml
hingga volume 196 ml kemudian di ambil 112 ml untuk stok ekstrak dosis
k = 112 ml
49
memberi perlakuan.
minggu.
minggu.
organ ginjalnya.
membedah dan mengambil organ ginjal terlebih dahulu. Data diperoleh dengan
cara menghitung jumlah sel abnormal yang terdapat pada organ ginjal khususnya
formalin.
akan digunakan dengan kikir kaca pada area tepi lalu direndam dalam
selama 30–40 detik per slide lalu mengeringkan dengan posisi menyandar
benar keras.
mulai dari etanol absolut (2 kali) etanol 95%, 90%, 80% dan 70% masing-
selama 10 menit.
i. Tahap dehidrasi, merendam preparat dengan etanol 80%, 90% dan 95%
terhirup atau tertelan oleh manusia di dalam tubuh akan mengikuti aliran darah,
diserap lagi di dalam ginjal dan otak, dan disimpan di dalam tulang dan gigi.
Selain itu timbal juga merupakan unsur yang dapat meningkatkan pembentukan
akumulasi timbal adalah liver, ginjal dan otak.Timbal yang digunakan dalam
52
penelitian ini adalah timbal buatan yang dapat diperoleh dari toko
vitamin dan kandungan lainnya yang dapat digunakan sebagai antioksidan alami.
radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif sehingga kerusakan sel dapat
dicegah. Pada penelitian ini ekstrak daun kelor dibuat di UPT Materia Medica
perlakuan timbal dilanjutkan dengan pemberian ekstrak daun kelor dengan dosis
2,1 mg; 2,8 mg; 3,5 mg; 4,2 mg dan 4,9 mg selama 2 minggu.
Tahap pengambilan data dilakukan pada hari ke- 45, yaitu dengan
kemudian dikembangkan menjadi sumber belajar pada materi Struktur dan Fungsi
53
Sel Penyusun Jaringan pada Sistem Ekskresi yang berbentuk poster. Pada gambar
3.1 akan ditunjukkan alur penelitian, mulai dari persiapan bahan-bahan sampai
didapatkan hasilnya.
1. 0 mg (kontrol)
2. 2,1 mg
3. 2,8 mg 50 mg
4. 3,5 mg
5. 4,2 mg
6. 4,9 mg
Normalitas dan Homogenitas, bila data telah menyebar normal maka pengujian
dapat dilanjutkan ke Anava 2-Jalan, tetapi apabila sebaliknya data tidak homogen
54
maka dapat diganti dengan uji statistik non-parametrik, jenis statistiknya adalah
langkah uji statistik yang digunakan dalam pengolahan data sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
pertama dilakukan uji distribusi frekwensi, dimana prosedur ini digunakan untuk
menguji kenormalan data dengan skewness (nilai kemiringan) dan kurtosis (titik
kemiringan). Syarat nilai skewness dan nilai kurtosis terletak diantara ± 2. Adapun
mengklik Statistics.
4. Mengklik OK, maka akan muncul Output hasil analisis pada tabel Statistics
2. Uji Homogenitas
perhitungan analisis varian. Uji ini dilakukan untuk memastikan asumsi masing-
masing data sudah terpenuhi atau belum. Adapun data dapat dikatakan homogen
apabila nilai signifikasi > 0,05. Adapun langkah-langkah uji homogenitas yaitu:
2. Memasukkan variabel yang akan diuji ke dalam menu descriptive statistic dan
Homogenity test.
55
3. Mengklik Ok, maka akan muncul Output hasil analisis yang terdiri dari
beberapa sub-tabel
Analisis dua arah merupakan salah satu uji komparatif yang digunakan
untuk menguji perbedaan rata-rata antara kelompok yang telah dibagi menjadi dua
3. Mengklik Plot, maka akan muncul kotak dialog Univariate Profile Plots
Lines, kemudian mengklik add dan mengklik continue untuk kembali ke kotak
dialog univariate.
5. Mengklik Post Hoc, dan memasukkan variabel pada Factor (s) ke dalam Post
Hoc Test For dan pada Equal Variance Assumed mengklik tukey. Kemudian
Continue.
9. Mengklik OK, maka akan muncul Output hasil analisis yang terdiri dari
beberapa sub-tabel.
56
sumber belajar tersebut disesuaikan dengan hasil yang didapatkan dari penelitian.
Fungsi Sel Penyusun Jaringan Epitel pada Sistem Ekskresi kelas XI SMA. Hal
tersebut juga sesuai dengan kompetensi dasar 3.9 yaitu menganalisis hubungan
antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem ekskresi dan mengaitkannya
fungsi yang mungkin terjadi pada sistem ekskresi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi. Diharapkan dari hasil penelitian ini siswa
dapat mengetahui fungsi, proses mekanisme dan gangguan yang terjadi pada
sistem ekskresi.