Dosen Pengampu : I Gusti Putu Agus Ferry Sutrisna Putra, STT., M.Si
IK. Putra Juliantara, S.Pd., M. Si
I Wayan Tanjung Aryasa, S.Si., M.Si
2.3 Urea
Urea merupakan hasil dari metabolisme protein didalam tubuh. Urea akan
dihidrolisis didalam air dengan bantuan urease sehingga dapat menghasilkan ammonia
dan karbon dioksida (Satriana, 2008). Urea merupakan produk akhir dari metabolisme
protein yang terbentuk di hati yang akan dilepaskan kedalam darah dan dibawa ke
ginjal. Ginjal akan menyaring urea yang ada didalam darah untuk dikeluarkan melalui
urine. Normalnya, urea akan tetap berada didalam darah dalam jumlah yang kecil, tetapi
stabil. Pemeriksaan urea dilakukan ketika seseorang memiliki tanda dan gejala yang
mungkin disebabkan oleh penyakit ginjal atau memiliki kondisi yang dapat
menyebabkan memburuknya fungsi dari ginjal (Prodia). Kadar normal dari urea
didalam darah adalah pada rentang 10-50 mg/dL.
2.4 Kreatinin
Kreatinin merupakan suatu produk akhir dari metabolisme keratin fosfat yang
terjadi didalam otot dan akan dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang kosntan serts
diekskresikan kesalam urine dengan kecepatan yang sama (Satriana, 2008). Kreatinin
dapat disintesis didalam liver dalam jumlah yang sama dan dapat mengalami proses
fosforilasi di otot menjadi fosfokreatin. Terjadinya peningkatan pada kadar kreatinin
didalam darah menyebabkan terjadinya kerusakan pada ginjal khususnya karena
gangguan filtrasi glomerulus (seperti nekrosis tubulus akut) (Kaloko, 2008).
Jika terjadi kerusakan ginjal, maka akan menyebabkan terjadinya peningkatan
pada kadar kreatninin. Tetapi, peningkatan kreatinin yang terjadi belum tentu
menunjukkan adanya kerusakan ginjal. Peningkatan kreatinin yang terjadi bisa
disebabkan karena massa otot, makanan, ras, jenis kelamin, usia dan konsumsi obat-
obatan yang mempengaruhi sekresi dari kreatinin. Nilai normal dari kreatinin didalam
darah untuk pria adalah 0.75-1.3 mg/dL dan untuk wanita 0.6-1.1 mg/dL (Prodia).
BAB III
ALAT DAN BAHAN
Dibuat larutan standar sebanyak 2 (1 untuk yang tidak diinkubasi dan 1 lagi
untuk yang diinkubasi)
Tabung 2 dipanaskan dulu dengan water bath pada suhu 370C, lalu tunggu
selama 60 detik lalu dibaca di spektrofotometer
Dibuat larutan sampel sebanyak 2 (1 untuk yang tidak diinkubasi dan 1 lagi
untuk yang diinkubasi)
Tabung 2 dipanaskan dulu dengan water bath pada suhu 370C, lalu tunggu
selama 60 detik lalu dibaca di spektrofotometer
Dibuat larutan standar sebanyak 2 (1 untuk yang tidak diinkubasi dan 1 lagi
untuk yang diinkubasi)
Tabung 2 dipanaskan dulu dengan water bath pada suhu 370C, lalu tunggu
selama 120 detik lalu dibaca di spektrofotometer
Dibuat larutan sampel sebanyak 2 (1 untuk yang tidak diinkubasi dan 1 lagi
untuk yang diinkubasi)
Tabung 2 dipanaskan dulu dengan water bath pada suhu 370C, lalu tunggu
selama 120 detik lalu dibaca di spektrofotometer
BAB V
HASIL PRAKTIKUM
b. Dipanaskan (370C)
Tabung 2
Blanko 0.000
Standar 2 0.901
Sampel 2 Lea 1.042
c. Perhitungan
1. Abs Standar = 1.233 - 0.901
= 0.332
2. Abs Sampel = 1.259 - 1.042
= 0.217
3. Urea =
=
= 32.68 mg/dl
c. Perhitungan
1. Abs Standar = 1.912 - 1.426
= 486
2. Abs Sampel = 0.181 - 0.122
= 0.059
4. Kreatinin =
=
= 0,24 mg/dl
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Urea
Pada praktikum yang dilakukan, sampel darah yang dipakai adalah sampel D
(sampel yang digunakan adalah serum darah) dan dibuat larutan standar sebanyak dua
dan dibuat larutan sampel sebanyak dua. Masing-masing larutan standar dan sampel
dibuat oleh orang yang berbeda. Dibuat dengan orang yang berbeda adalah untuk
mengetahui apakah hasil yang didapatkan sama ataukah berbeda. Total larutan yang
dibuat adalah sebanyak 5, yang terdiri dari 1 larutan blanko, 2 larutan standar dan 2
larutan sampel. Pada saat praktikum, larutan standar 1 dan sampel 1 tidak perlu
dipanaskan menggunakan water bath, tetapi larutan ditunggu selama 30 detik.
Sedangkan, untuk larutan standar 2 dan sampel 2 dipanaskan menggunakan water bath
pada suhu 370C, lalu larutan akan ditunggu selama 60 detik baru kemudian akan dibaca
dengan menggunakan spektrofotometer. Larutan blanko merupakan larutan yang
digunakan sebagai kontrol atau sebagai nilai transmittan sebanyak 100% (Rizkiany,
2011). Larutan blanko yang digunakan dalam praktikum adalah aquadest. Sedangkan
larutan standar merupakan larutan yang mendapatkan perlakuan yang sama dengan
analit dan mengandung komponen analit dengan konsentrasi yang sudah diketahui
(Rizkiany, 2011). Untuk larutan standar yang digunakan dalam praktikum
menggunakan campuran reagen 1 sebanyak 800 µl dengan reagen 2 sebanyak 200 µl,
lalu dicampur dengan larutan standar 10 µl. Larutan sampel merupakan larutan yang
akan digunakan untuk mengecek kadar urea didalam darah. Lautan sampel yang
digunakan pada praktikum adalah campuran antara reagen 1 sebanyak 800 µl dengan
reagen 2 sebanyak 200 µl dan dicampurkan dengan sampel sebanyak 10 µl.
Percobaan penentuan kadar urea didalam darah menggunakan metode
spektrofotometri dimana metode ini memiliki prinsip menggnakan cahaya untuk
mengetahui kadar urea didalam darah. Terdapat dua cahaya yang ada pada
spektrofotometri, yaitu cahaya absorban dan cahaya transmittan. Cahaya absorban
merupakan cahaya yang tidak bergerak atau diam pada kuvet yang sudah mengandung
sampel yang akan dicek kadar ureanya. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan
akan dinyatakan dalam suatu nilai yang disebut nilai absorbansi karena nilai absorbansi
memiliki hubungan dengan konsentrasi didalam sampel (Rizkiany, 2011). Cahaya
transmittan merupakan cahaya yang bergerak atau melewati kuvet yang sudah
mengandung sampel. Konsentrasi urea yang ada didalam darah memiliki nilai yang
sama dengan cahaya yang diam, maka perhitungan untuk konsentrasi urea dapat
dirumuskan sebagai berikut:
6.2 Kreatinin
Pada praktikum yang dilaukan, sampel darah yang dipakai adalah sampel D
(sampel yang digunakan adalah serum darah). Total larutan yang dibuat ada sebanyak 5
yang terdiri dari 1 larutan blanko, 2 larutan standar dan 2 larutan sampel. Masing-
masing larutan standar dan sampel dibuat oleh orang yang berbeda. Dibuat dengan
orang yang berbeda adalah untuk mengetahui apakah hasil yang didapatkan sama
ataukah berbeda. Pada saat praktikum, semua larutan standar dan sampel dipanaskan
pada water bath pada suhu 370C. Tetapi, pada larutan standar 1 dan sampel 1
dipanaskan selama 60 detik lalu dibaca pada spektrofotometer. Sedangkan pada larutan
standar 2 dan sampel 2 dipanaskan selama 120 detik lalu dibaca pada spektrofotometer.
Larutan blanko merupakan larutan yang dapat digunakan sebagai kontrol atau yang
digunakan sebagai nilai transmittan sebanyak 100% (Rizkiany, 2011). Larutan blanko
yang digunakan pada saat praktikum adalah aquadest. Larutan standar merupakan
larutan yang mendapatkan perlakuan yang sama dengan analit dan mengandung
komponen analit dengan konsentrasi yang sudah diketahui (Rizkiany, 2011). Larutan
standar yang digunakan pada saat praktikum menggunakan campuran reagen 1
sebanyak 500 µl dengan reagen 2 sebanyak 500 µl lalu dicampur dengan larutan standar
sebanyak 100 µl. Untuk larutan sampel menggunakan campuran reagen 1 sebanyak 500
µl dengan reagen 2 sebanyak 500 µl lalu dicampur dengan larutan sampel sebanyak 100
µl.
Percobaan penentuan kadar kreatinin didalam darah menggunakan metode
spektrofotometri dimana metode ini meggunakan prinsip cahaya untuk mengetahui
kadar kreatinin didalam darah. Pada spektrofotometer terdapat 2 cahaya, yaitu cahaya
absorban dan cahaya transmittan. Cahaya absorban merupakan cahaya yang tidak
bergerak atau diam pada kuvet yang sudah berisikan sampel yang akan dicek kadar
kreatininnya. Nilai yang didapatkan dari cahaya yang dikeluarkan akan diteruskan dan
dinyatakan dalam suatu nilai yang disebut nilai absorbansi karena nilai absorbansi
memiliki hubungan dengan konsentrasi didalam sampel (Rizkiany, 2011). Cahaya
transmittan merupakan cahaya yang bergerat atau cahaya yang melewati kuvet yang
berisikan sampel. Konsentrasi kreatinin yang ada didalam darah memiliki nilai yang
sama dengan cahaya yang diam, maka perhitungan untuk konsentrasi urea dapat
dirumuskan sevagai berikut:
Berdasarkan hasil praktikum yang sudah didapatkan, maka dihasilkan nilai
larutan blanko adalah 0, nilai larutan standar 1 (yang dipanaskan pada water bath selama
60 detik) adalah 1.426 dan nilai larutan sampel 1 adalah 0.122. Sedangkan nilai untuk
larutan standar 2 (yang dipanaskan dengan water bath selama 120 detik) adalah 1.912
dan nilai larutan sampel 2 adalah 0.181. Sehingga, berdasarkan data diatas kadar
kreatinin didalam darah didapatkan hasil sebesar 0,24 mg/dL. Rentang nilai normal
kreatinin adalah 0.6-1.4 mg/dL. Nilai kreatinin yang didapatkan tidak berada pada
rentang normal, yang disebabkan karena sampel yang diuji jumlahnya tidak sesuai yang
ditentukan karena sampel tersisa sedikit. Adapun Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi hasil dari kadar kreatinin didalam darah antara lain:
1. Faktor pemipetan sampel
Pemipetan sampel termasuk kedalam faktor yang dapat mempengaruhi hasil
karena penekanan mikropiper pada masing-masing orang berbeda, Hal
tersebut juga yang dapat mempengaruhi hasil dari pemeriksaan sampel.
2. Kuvet
Kuvet yang digunakan merupakan kuvet kwarsa yang sudah pernah
digunakan sebelumnya. Syarat-syarat kuvet yang baik untuk mendapatkan
hasil yang baik adalah kuvet yang digunakan tidak boleh terdapat gorsan
agar cahaya yang masuk kedalah kuvet tidak mengalami pemantulan cahaya
sehingga akan didapatkan hasil yang tepat dan akurat. Karena kuvet yang
digunakan pada praktikum kali ini sudah pernah digunakan sebelumnya,
maka kemungkinan untuk teradpatnya gorasan pada kuvet juga menjadi
semakin besar, sehingga cahaya yang masuk kedalam kuvet menjadi tidak
maksimal sehingga kadar kreatinin didalam darah yang didapatkan juga akan
berbeda.
3. Pemanasan larutan standar dan sampel pada water bath
Waktu pemanasan larutan standar dan sampel pada water bath juga dapat
mempengaruhi hasil dari pemeriksaan urea didalam darah. Pada saat
praktikum, waktu pemanasan kurang pas yang diakibatkan karena waktu
pemanasan larutan standar dengan sampel tidak dilakukan secara bersamaan.
Hal tersebut mengakibatkan tidak tepatnya waktu pemanasan pada larutan
standar dan sampel sehingga hasil yang didapatkan juga kurang akurat.
BAB VII
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa hasil pengukuran kadar
urea didalam darah mendapatkan hasil yang valid karena kadar yang didapatkan berada
dalam rentang normal. Sedangkan pengkuruan kadar kreatinin didalam darah
mendapatkan hasil yang kurang valid karena kadar yang didapatkan berada dibawah
rentang normal. Hal tersebut dikarenakan larutan sampel yang digunakan terlalu sedikit
karena habis sehingga tidak sesuai dengan jumah volume yang seharusnya digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Kaloko, G. A.S. 2008. Pemeriksaan Urea Nitrogen Darah dan Kreatinin Darah
m.prodia.co.id/id/produklayanan/pemeriksaanlaboratoriumdetails/urea-n
m.prodia.co.id/id/produklayanan/pemeriksaanlaboratoriumdetails/kreatinin
Satriana. 2008. Studi Kadar Ureum dan Kreatinin Serum Darah Anjing Kampung
Bogor.
LAMPIRAN