Hasil budidaya Ikan hias lebih menekankan kualitas sehingga bisa dilakukan di lahan sempit dan
bisa dilakukan sebagai usaha sampingan. Jika tidak memiliki kolam yang luas, budidaya ikan
hias bisa dilakukan di dalam akuarium atau bak semen yang cukup kecil. Jika lahan yang tersedia
cukup kecil, kita harus lebih selektif dalam memelihara ikan hias. Ikan-ikan hias yang dipelihara
cukup yang berkualitas bagus sedangkan yang berkualitas kurang bagus harus segera diafkir
karena memakan tempat.
Hal inilah yang terkadang membuat harga ikan hias melambung tinggi. Selain faktor kesukaan
faktor keindahan ikan hias juga turut andil dalam menentukan harga. Secara umum ikan hias
yang memiliki bentuk, warna, corak yang indah akan berharga cukup mahal. Di sinilah letak
kunci keberhasilan budi daya ikan hias, menghasilkan ikan-ikan yang indah dan berkualitas
bagus.
Usaha budidaya ikan hias merupakan salah satu usaha yang memberikan alternatif sumber
penghasilan untuk meningkatkan pendapatan petani/pengusaha ikan hias. Usaha budidaya ikan
hias cukup prospek dikembangkan. Hal ini disebabkan dalam budidaya ikan hias memiliki
keunggulan-keunggulan sebagai berikut :
Teknologinya mudah diserap dan diterapkan, karena teknologi yang digunakan cukup
sederhana
Budi daya Ikan Hias Dapat diusahakan skala rumah tangga/ usaha kecil, tidak
membutuhkan lahan yang luas
Perputaran modal cepat, dapat dipanen dalam jangka waktu yang singkat.
Budi daya ikan Hias mampu Menyerap tenaga kerja.
Pasar yang menjanjikan baik domestik maupun ekspo
Untuk wadah pemeliharaan umumnya menggunakan akuarium, kolam bak dari semen, kolam
bak dai terpal, bak fiber glass atau wadah lain yang tidak bocor dan dengan ukuran yang
beragam. Karena itu kita dapat memanfaatkan barang-barang bekas yang tidak bocor dan dengan
ukuran yang beragam pula.
Wadah pemeliharaan ikan ada yang sistem airnya mengalir dan ada yang tidak atau hanya
tergenang. Wadah pemeliharaan bisa digunakan dengan fungsi yang berbeda, seperti wadah
untuk perawatan induk ikan, tempat pemijahan, tempat penetasan telur, tempat pendederaan,
tempat pembesaran serta untuk tempat penampungan hasil.
Sesuaikan wadah sesuai jenis ikan yang dibudidayakan. Seperti besarnya wadah dan juga untuk
beberapa jenis sebaiknya anda beri sket untuk memisahkan mereka. Ini dilakukan agar ikan tidak
melukai yang lainnya.
Ikan hias yang satu dengan yang lainnya memiliki lingkungan hidup yang berbeda. Lingkungan
hidup yang paling berpengaruh adalah air, suhu, derjat keasaman (PH), kandungan oksigen dan
juga kecerahan.
Sediakan air dengan kandungan kimiawi zero atau paling tidak minimal. Untuk suhu air
sebaiknya berkisar antara 24-30 C. keasaman air (PH) kurang lebih 6-7, oksigen terlarutnya > 3
ppm dan kecerahan air berkisar 30-60 cm.
Sumber air bisa kita dapatkan juga dari berbagai sumber, seperti berasal dari air tanah, air sungai
dan air PAM. Air yang akan digunakan harus didiamkan terlebih dahulu dan diendapkan selama
12-24 jam sebelum dipakai. Ini bertujuan agar kandungan oksigen terlarutnya cukup dan gas-gas
yang ada di dalam air hilang. Dan untuk menyesuaikan PH dapat dilakukan dengan memberikan
kapur pertanian atau kapur bordo dengan dosis secukupnya bila terlalu asam atau basa.
Air yang digunakan akan mengalami penurunan kualitas. Seperti air menjadi kotor akibat sisa
pakan dan kotoran ikan. Oleh karena itu di butuhkan pembersih air (penyiponan). Caranya
dengan membuka pipa pembuangan atau menyedotnya. Air yang dibuang maksimal ¾
bagiannya. Setelah itu diisi kembali dengan air yang sudah diendapkan sebelumnya.
Pakan untuk ikan hias biasanya pakan alami dan pakan buatan. Jenis pakan alami yang biasa
diberikan yaitu infusoria, kutu air, jentik nyamuk, cacing sutera, serangga, kodok, dan ikan kecil.
Untuk pakan buatan pada umumnya berbentuk pellet yang kadar proteinnya dapat diatur sesuai
kebutuhan pertumbuhan ikan.
Dalam proses pemijahan diperlukan indukan ikan jantan dan ikan betina. Induk yang digunakan
harus cukup umur untuk dipijahkan dan sudah matang gonad (kelamin).
Untuk mengetahui tingkat kematangan gonad pada ikan hias dapat dilihat dari cirinya seperti
kalau pada induk betina, perut gendut kea rah genital dan apabila diraba terasa lembek serta
halus, genital menonjol dan apabila diurut akan keluar telur. Untuk induk jantan bila diurut
kearah genital akan mengeluarkan cairan sperma.
Calon indukan kondisi badannya harus sehat, tidak terjangkit penyakit dan berasal dari keturunan
yang bagus. Untuk mendapatkan indukan ini anda bisa membeli ke peternak ikan hias dan bisa
juga dengan cara hobiis atau menghasilkan sendiri.
Pada proses pemijahan atau pembuahan telurnya ada yang berlangsung secara internal dan
eksternal. Kerana ikan hias ada yang bertelur dan beranak. Pada setiap jens ikan perlakuan proses
pemijahannya berbeda. Untuk memudahkan kita harus menyiapkan media, bahan, alat yang
diperlukan dalam proses pemijahan.
Ikan hias yang tidak bisa memijah sendiri atau secara alami dapat diperlakukan dengan cara
menyuntikkan hormone perangsang (induced spawning) agar dapat memijah sendiri baik secara
alami atau melalui pengurutan (stripping).
Lama waktu telur menetas tergantung pada masing-masing jenis ikannya. Biasanya telur akan
menetas setelah 24 jam dan menjadi larva. Proses penetasan (inkubasi) telur dapat dilakukan di
akuarium, kolam permanen, corong dan hampa.
Saat proses penetasan ada yang dilakukan dengan cara mengangkat induk secara keseluruhan
atau ditinggal salah satu induknya. Ini tergantung jenis ikan hiasnya karena setiap jenis ikan hias
memiliki karakteristik yang berbeda.
Telur yang menetas akan menjadi larva. Larva ikan biasanya ditempatkan di akuarium, kolam
bak, bak plastic, fiber glass, kolam tanah ataupun wadah lain.
Sejak menetas dan sampai kurang lebih berumur seminggu larva tidak perlu diberi makan karena
cadangan makanan mereka masih ada yaitu berupa kuning telur (yolksack). Setelah seminggu
baru bisa diberi makan berupa kutu air, infusoria, cacing sutera atau makanan lain baik yang
alami maupun jenis makan buatan.
Di saat larva berubah menjadi ukuran benih dan mulai besar, maka pakan yang diberikan juga
berubah. Pakan yang biasanya diberikan berupa kutu air, jentik nyamuk, cacing sutera, serangga,
kodok, ikan kecil dan pellet. Pemberian pakan harus disesuaikan, karena jika tidak akan
berpengaruh juga terhadap kualitas air. Apabila pemberian pakan berlebihan akan
mengakibatkan kekurangan oksigen dalam air dan keracunan.
Untuk kepadatan penebaran benih harus disesuaikan dengan luasan media. Jangan terlalu padat
karena dapat menyebabkan pertumbuhan ikan terhambat dan jangan terlalu jarang karena tidak
efisien atau pemborosan.
Ikan yang terawat akan mengalami pertumbuhan dengan baik. Namun biasanya ada yang tidak
seragam, ada yang besar dibanding yang lain dan ada yang kecil. Untuk itu diperlukan
penyortiran berdasarkan ukuran agar pertumbuhannya seragam.
Setelah dilakukan penyortiran berdasarkan ukuran, lakukan juga penyortiran anakan jantan dan
betina. Ini dimaksudkan untuk menghindari pemijahan dini.
Penyakit yang menyerang ikan hias berupa penyakit yang disebabkan oleh parasit dan bukan
parasit (non parasiter). Penyakit yang disebabkan oleh parasit pada umumnya menyerang badan
ikan, insang, maupun tubuh ikan itu sendiri. Penyakit ini berupa protozoa, cacing, jamur, bakteri,
dan virus.
Penyakit yang disebabkan bukan dari parasit (non parasite) biasanya bersumber dari factor
lingkungan dan makanan. Makanan yang tidak dibersihkan akan menimbulkan berbagai
penyakit, oleh karena itu makanan harus dicuci terlebih dahulu sebelum diberikan.
Untuk memasarkan ikan hias kita bisa langsung menjualnya sendiri ke konsumen atau
menggunakan jasa pengepul yang biasanya sudah mempunyai jaringan yang luas. Untuk
memaksimalkan pemasaran para pembudidaya harus bisa membuka jaringan yang luas agar
mendapat konsumen yang tetap.
Pembudidaya dianjurkan mempunyai pengepul tetap yang siap menampung hasil budidaya
mereka. Yang terpenting para pembudidaya harus aktif mencari konsumen secara langsung
maupun melalui media komunikasi.