KESENANGAN MENGGIGIT
Aktivitas menggigit nyamuk Anopheles di dalam rumah terjadi peningkatan pada pukul 23.00 WIB
kemudian turun dan meningkat lagi pada pukul 02.00 dan 03.00 dini hari, sedangkan aktivitas
menggigit di luar rumah terjadi peningkatan pada pukul 24.00 WIB dan kemudian turun dan
meningkat lagi pada pukul 05.00 dini hari.(Rosa, 2009)
HABITAT NYAMUK
Habitat nyamuk Menurut Gandahusada (1998), nyamuk lebih menyukai tempat perindukan yang
berwarna gelap, terlindung dari sinar matahari, permukaan terbuka lebar, berisi air tawar jernih dan
tenang. Tempat perindukan nyamuk (tempat nyamuk meletakkan telur) terletak di dalam maupun di
luar rumah. Tempat perindukan di dalam rumah yaitu tempat-tempat penampungan air antara lain
bak air mandi, bak air WC, tandon air minum, tempayan, gentong air, ember, dan lain – lain.
Tempat perindukan di luar rumah antara lain dapat ditemukan di drum, kaleng bekas, botol bekas,
pot bekas, pot tanaman hias yang terisi air hujan dan lain-lain. Tempat perindukan nyamuk juga
dapat ditemukan pada tempat penampungan air alami misalnya pada lubang pohon dan pelepah-
pelepah daun (Gandahusada, 1998
TEMPAT BERTELUR
Nyamuk anopeles akan meletakkan telurnya dipermukaan air satu persatu atau bergerombolan
tetapi saling lepas, telur anopeles mempunyai alat pengapung.
Perkembangbiakkan Nyamuk
Perkembangbiakan nyamuk selalu memerlukan tiga macam tempat yaitu tempat berkembang biak
(breeding places), tempat untuk mendapatkan unpan/darah (feeding places) dan tempat untuk
beristirahat (reesting palces). Nyamuk mempunyai tipe breeding palces yang berlainan seperti culex
dapat berkembang di sembarangan tempat air, sedangkan Aedes hanya dapat berkembang biak di
air yang cukup bersih dan tidak beralaskan tanah langsung, mansonia senang berkembang biak di
kolam-kolam, rawa-rawa danau yang banyak tanaman airya dan Anopeheles bermacam breeding
places, sesuai dengan jenis anophelesnya sebagai berikut :
a. Anopheles Sundaicus, Anopheles subpictus clan anopheles vagus senang berkembang biak di
air payau.
b. Tempat yang langsung mendapat sinar matahari disenangi nyamuk anopheles sundaicus,
anopheles mucaltus dalam berkembang biak.
c. Breeding palces yang terlindung dari sinar matahari disenangi anopheles vagus, anopheles
barbumrosis untuk berkembang biak.
d. Air yang tidak mengalir sangat disenangi oleh nyamuk anopheles vagus, indefinitus,
leucosphirus untuk tempat berkembang biak.
e. Air yang tenang atau sedikit mengalir seperti sawah sangat disenangi anopheles acunitus,
vagus, barbirotus, anullaris untuk berkembang biak (Nurmaini, 2003).
Tempat beristirahat (resting places) biasanya setelah nyamuk betina menggigit orang/hewan,
nyamuk tersebut akan beristirahat selama 2 – 3 hari, misalnya pada bagian dalam rumah sedangkan
diluar rumah seperti gua, lubang lembab, tempat yang berwarna gelap dan lain – lain merupakan
tempat yang disenangi nyamuk untuk berisitirahat (Nurmaini, 2003).
Pemilihan Hospes
pematangan telurnya). Perilaku mengkonsumsi darah inilah yang meningkatkan potensi nyamuk
sebagai vektor penyakit.
Nyamuk ini tertarik oleh karbon dioksida, bau tubuh dan panas tubuh hewan ataupun manusia.
Kesukaan memilih inang mempengaruhi perilaku menghisap darah. Beberapa nyamuk lebih
menyukai darah manusia (anthropophilic) dan lainnya lebih menyukai darah hewan (zoophilic) atau
bahkan menyukai keduanya. C. quinquefasciatus, A. aegypti dan A.albopictus merupakan
beberapa spesies yang tergolong anthropophilic sedangkan C. tritaeniorhynchus merupakan salah
satu nyamuk yang tergolong zoophilic (Lestari, 2009).
Menurut Gandahusada (1998), nyamuk tribus culini (culex, Aedes, Mansonia) mempunyai jarak
terbang pendek, biasanya hanya dalam puluhan meter saja, walaupun ada yang jarak terbang jauh
kira-kira 30km (aedes vexans). Berbeda dengan tribus culini, tribus anophelini ( anopheles),
mempunyai jarak terbang 0,5-3 km, dan dapat dipengaruhi oleh transportasi seperti (kendaran,
kereta api, kapal laut dan kapal terbang) dan kencangnya angin.
Sumber
Suroso Thomas, Putut Djokopitojo dan Bona Sianturi. 2000. Pengendalian Vektor Terpadu, Dalam
Pengendalian Malaria di Indonesia. Direktorat P2B2. Dirjen P2M dan PLP, Dep Kes RI. 15 hal.
Departemen Kesehatan RI, 2005. Profil Kesehatan Indonesia 2003. Menuju Indonesia Sehat 2010.