Anda di halaman 1dari 10

EFEK SAMPING KEMOTERAPI SECARA FISIK PASIEN PENDERITA

KANKER SERVIK

Winarsih Nur Ambarwati1), Erlinda Kusuma Wardani 2)


1
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email : Winarsih.Ambarwati@ums.ac.id
2
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email : erlindakusumawardani@gmail.com

Abstrak
Kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak terutama di Negara berkembang.
Penatalaksanaan untuk kanker serviks ada beberapa macam yaitu melalui pembedahan,
radioterapi dan kemoterapi. Kemoterapi memiliki dampak dalam berbagai bidang kehidupan
antara lain dampak terhadap fisik dan psikologis. Efek samping kemoterapi dapat
mempengaruhi kualitas hidup pasien kanker servik. Tujuan penelitian : adalah mengembangkan
konsep efek samping kemoterapi terhadap fisik pasien yang menderita kanker servik. Desain
penelitian di rancang menggunakan metode kualitatif Pendekatan yang digunakan adalah
penelitian kualitatif Study Fenomenologi. Subjek penelitian adalah wanita penderita kanker
serviks dengan kemoterapi Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Pengambilan sampel dengan
tehnik purposive sampling. Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif ini dengan
menggunakan pedoman wawancara, pedoman observasi, alat tulis dan juga alat perekam serta
catatan lapangan (field note). Analisa data dilakukan menggunakan analisa Kualitatif. Hasil
penelitian :Efek samping kemoterapi terhadap fisik pasien Kanker Servik meliputi mual-
muntah, konstipasi, perubahan rasa, penurunan berat badan toksisitas kulit, Alopecia,
penurunan nafsu makan, nyeri, neuropati perifer.Kesimpulan dan saran : Kemoterapi
memberikan efek nyata kepada fisik pasien, setiap orang memiliki variasi yang berbeda dalam
merespon obat kemoterapi. Tenaga kesehatan sebaiknya memperhatikan dan memahami efek
samping yang dialami oleh setiap pasien untuk merencanakan pendekatan yang sesuai.

Kata kunci : efek samping, fisik, kemoterapi

1. PENDAHULUAN tahun 2013 terjadi peningkatan jumlah


Data terbaru world cancer statistics penderita kanker serviks menjadi 1.757
Global kanker meningkat menjadi 14,1 juta kasus.
kasus baru pada tahun 2012. Kanker servik Penatalaksanaan untuk kanker serviks
adalah salah satu dari empat jenis kanker ada beberapa macam yaitu melalui
pada wanita yang diperkirakan 528.000 pembedahan, radioterapi dan kemoterapi.
kasus baru pada tahun 2012. Mortality rate Alternatif pengobatan utama adalah
pada kanker servik diperkirakan 266.000 kemoterapi. Jenis kemoterapi yang paling
kematian di sekuruh dunia pada tahun 2012 baik adalah kemoterapi ajuvan karena telah
(Ferlay, et all, 2012). terbukti dapat mengurangi efek samping,
Kanker serviks merupakan penyakit dapat lebih mengontrol metastasis, serta
kanker yang menimbulkan kematian memiliki tingkat kerusakan sistem genital
terbanyak terutama di Negara berkembang. yang lebih sedikit (Shuang et al, 2013).
Kanker serviks menempati peringkat Kemoterapi memiliki dampak dalam
pertama penyebab kematian pada wanita berbagai bidang kehidupan antara lain
dengan kasus keganasan kanker. dampak terhadap fisik dan psikologis. Fakta
Berdasarkan catatan dari buku registrasi membuktikan bahwa pasien penderita
rekam medik Di RSUD (Rumah Sakit Kanker Servik sangat tinggi dan sebagian
Umum Daerah) Dr. Moewardi Surakarta besar pasien dengan penatalaksanaan
jumlah kasus kanker serviks pada tahun Kemoterapi. Banyak sekali ditemukan
2012 sejumlah 841 kasus. Sedangkan pada bahwa Program terapi yang direncanakan

97
seringkali tidak selesai-selesai karena setiap dilakukan dengan wawancara mendalam
kali pasien harus kemoterapi terpaksa harus pada pasien penderita Kanker Servik untuk
ditunda karena kondisi pasien yang tidak mengidentifikasi efek samping kemoterapi
memenuhi syarat untuk Kemoterapi. Rata- terhadap fisik pasien penderita Kanker
rata disebabkan karena Keadaan Umum Servik. Obervasi dilakukan untk
yang jelek seperti Hb rendah, kondisi mendapatkan data tentang perubahan fisik
memburuk, pasien sakit-sakitan karena pasien setelah diberikan kemoterapi.
daya tahan pasien menurun akibat pengaruh Analisa data akan dilakukan menggunakan
obat kemoterapi, pasien tidak mau analisa Kualitatif.
melanjutkan program kemoterapi karena
merasa sudah sembuh. Sehingga 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
pengobatan berjalan lama. Kondisi ini
disebabkan karena pasien tidak mendapat Karakteristik Partisipan
informasi yang adekuat tentang penyakit, Jumlah partisipan dalam penelitian ini
penatalaksanaan dan perawatan efek ada 8 orang wanita penderita kanker servik.
samping kemoterapi dan minimnya Deskripsi dari partisipan sebagai berikut :
informasi dari tenaga kesehatan. Kondisi Partisipan berusia 42, 49, 54, 55, 58, 60 dua
ini menyebabkan kualitas hidup pasien orang dan 62 tahun. Stadium kanker servik
terus menurun. IIB 6 orang, III A 1 orang dan IIIB 1 orang.
Pasien penderita kanker servik Telah menjalani kemoterapi tiga kali 2
dengan kemoterapi merupakan suatu orang, empat kali 1 orang, lima kali 4 orang
pengalaman yang sangat individual dan dan enam kali 1 orang. Pendidikan terakhir
berbeda antar wanita satu dengan lainnya. semua SD. Pekerjaan sebagai ibu rumah
Persepsi dan penerimaan wanita terhadap tangga 5 orang, wiraswasta 2 orang sebagai
penyakit dan terapi yang yang diterimanya buruh 1 orang. Agama Islam 7 orang,
sangat dipengaruhi oleh nilai, keyakinan, agama Budha 1 orang.
dan budaya. Melihat fenomena diatas, dan Dampak yang terjadi akibat
masih terbatasnya penelitian mengenai efek pengobatan kemoterapi pada fisik atau
samping kemoterapi terhadap fisik pasien tubuh pasien adalah sebagai berikut :
yang menderita kanker servik maka
penelitia tertarik melakukan penelitian ini. a. Mual dan muntah
Tujuan dari penelitian ini adalah
mengembangkan konsep efek samping “Sekitar 1 sampai 2 jam setelah
kemoterapi secara fisik pada menderita dikemo terus merasa mual dan
kanker servik. muntah...Cuma mual saja tidak sampai
muntah...hilang timbul” (P1). “Sekitar
2. METODE PENELITIAN setengah jam setelah diberi kemo...mual
Desain penelitian di rancang menggunakan setiap kemo apa saja yang masuk
metode kualitatif. Pendekatan yang muntah...masakan dari Rumah Sakit” (P2).
digunakan adalah penelitian kualitatif Study “Saat diberi obat ya merasa mual
Fenomenologi. Subjek penelitian adalah mbak...Hilang timbul...setiap 5 menit sekali
penderita kanker serviks dengan kemoterapi merasa mual dan muntah...bau gorengan,
Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. bau makanan manis-manis dan minuman
Partisipan diambil dengan menggunakan manis-manis” (P3).”Saat diberi obat kemo
tehnik purposive sampling. Penelitian mual tapi ga sampai muntah...mual
dilakukan di RSUD Dr. Moewardi terus...bau sayur sop, sayur terik atau sayur
Surakarta. Instrumen penelitian dalam bersantan, bau soto dan bau pesing” (P4).
penelitian kualitatif ini dengan “Mual aja ga sampai muntah...2 jam
menggunakan pedoman wawancara, sampai dirumah terus mual...sekitar 2
pedoman observasi, alat tulis dan juga alat sampai 3 hari baru hilang... hilang timbul...
perekam untuk merekam dan kalo makan yang lembek-lembek.. telor
mendokumentasikan (Handphone lenovo yang amis-amis itu sama makanan yang
A516 dan kamera digital samsung E91) lembek” (P5). " Waktu diberi obat kemonya
serta catatan lapangan (field note). Teknik saja mbak. Masuk obat itu terus mual...
pengumpulan data pada tahap pertama akan sampai muntah” (P6).” Iya mbak waktu

98
obatnya masuk aja” (I6). “Saat dikasih zone (CTZ). CTZ berlokasi di medulla yang
kemo itu mbak... biasanya kalo dapat berperan sebagai chemosensor. Area ini
makanan dari rumah sakit mbak langsung kaya akan berbagai reseptor
mual” (I7). “Kalo obat kemonya habis neurotransmitter. Contoh dari reseptor-
sudah tidak mual dan muntah mbak reseptor tersebut antara lain reseptor
rasanya mual saat dikasih obat aja... mual kolinergik dan histamin, dopaminergik,
saja mbak jarang muntah” (P7). opiate, serotonin, neurokinin dan
benzodiazepine. Agen kemoterapi,
Berdasarkan hasil observasi terhadap metabolitnya, atau komponen emetik lain
pasien penderita kanker serviks dengan menyebabkan proses muntah melalui salah
kemoterapi, ditemukan data pasien nampak satu atau lebih dari reseptor tersebut. Mual
lemas, sering meludah saat wawancara, dan muntah antisipatif merupakan respon
nadi berkisar 85-95 x/menit. Kemudian dari yang timbul karena riwayat mual dan
hasil catatan lapangan (field note), peneliti muntah yang tidak terkontrol. Ini mungkin
menemukan bahwa selama wawancara P4 dipicu oleh selera, bau, pikiran, atau
menghirup bau minyak kayu putih. Serta kecemasan yang berhubungan dengan
selama wawancara partisipan tidak merasa kemoterapi. Mual terdiri dari dorongan
mual dan muntah. untuk muntah. Ini bisa disertai dengan
Waktu terjadinya mual dan muntah gejala otonom seperti pucat, takikardia,
sangat beragam yaitu pada saat selama diaphoresis dan mukosa bibir kering
pemberian kemoterapi, setengah sampai 2 (Hawkins & Grunberg, 2009).
jam setelah pemberian kemoterapi dan b. Konstipasi
bahkan mual dan muntah dapat terjadi
sehari setelah pemberian kemoterapi. “Sekitar seminggu, hanya sekali dan
Frekuensi terjadinya mual dan muntah sedikit-sedikit...bentuknya keras juga sulit
meliputi hilang timbul dan terus menerus. dikeluarkan” (P1). “Setelah kemoterapi
Menurut Gralla, Grunberg dan Messner ada sekitar 1 minggu...keras sekali seperti
(2008), mual dan muntah akut terjadi pada tai kambing..keras dan mringkil-mringkil”
24 jam pertama setelah kemoterapi (P3). “Ini sudah 2 hari belum BAB,
sedangkan mual dan muntah yang terlambat mringkil – mringkil gitu dan ada
merupakan efek samping yang terjadi sehari darahnya...warnanya hitam” (P4). “ya
setelah kemoterapi atau bahkan beberapa sampai rumah juga belum bisa BAB... Ya
hari setelah kemoterapi. Pasien sering tidak ada seminggu... keras, tapi ya ga keras
mengetahui bahwa hal tersebut adalah efek sekali, mringkil” (P6). “sampai di rumah
samping dari kemoterapi. sekitar 1 minggu baru bisa keluar BAB nya
Faktor pemicu rasa mual dan muntah mbak... keras sekali... sedikit-sedikit” (P7).
meliputi aroma masakan dari Rumah Sakit, “sekitar 5 hari sampai 1 minggu mbak...
makanan yang berminyak, makanan yang keras..iya sulit” (P8).
berlemak, makanan dan minuman yang
manis, bau yang menyengat, makanan Respon fisik hasil penelitian
dengan tekstur yang basah, makanan yang didapatkan data terkait respon fisik pada
berbau amis. Menurut Hawkins & gangguan eliminasi yang dirasakan
Grunberg (2009), mual dan muntah dapat responden yaitu berupa feses yang keluar
dipicu oleh selera, bau, pikiran dan dengan jumlah yang sedikit, teksturnya
kecemasan terkait dengan kemoterapi. keras, kecil-kecil, seperti feses kambing
Untuk mengatasi rasa mual dan muntah dan ada darahnya berwarna hitam.
dengan mengkonsumsi makanan yang segar Konstipasi terjadi selama kurang lebih satu
dan makanan yang tidak terlalu manis. minggu. Menurut Avila (2004), pasien
Diklasifikasikan menjadi akut, dengan kanker terutama dengan kanker
terlambat, dan antisipatif. Akut terjadi stadium lanjut memiliki beberapa faktor
kurang dari 24 jam setelah kemoterapi, yang menyebabkan konstipasi yaitu
terlambat terjadi 24 jam atau lebih setelah penggunaan analgesik opioid, berkurangnya
kemoterapi. Muntah dapat diinduksi oleh intake makanan dan minuman, mobilitas
berbagai zat kimia, obat sitostatik dan yang yang berkurang, usia lanjut dan terkait
diperantai melalui Chemoreceptors trigger kondisi keganasan dari kanker itu sendiri.

99
Selain opioid, terdapat juga golongan obat tempat tidur supaya mengurangi gemetar di
yang dapat menyebabkan konstipasi seperti tangannya.
agen kemoterapi, anti kolinergik Neuropati perifer adalah seperangkat
(antidepresan trisiklik, fenotiazin), kalsium gejala yang disebabkan oleh kerusakan
atau aluminium yang mengandung antasida pada saraf yang lebih jauh dari otak dan
dan antiemetik. sumsum tulang belakang. Saraf perifer
Sitotoksik agen kemoterapi dapat berfungsi membawa sensasi ke otak dan
menghambat fungsi neurologis atau otot mengontrol pergerakan lengan, kaki,
saluran cerna, terutama pada usus besar kandung kemih dan usus. Beberapa obat
menyebabkan makanan masuk ke usus kemoterapi yang digunakan untuk
dengan sangat lambat. Akibatnya air terlalu mengobati kanker menyebabkan neuropati
banyak diserap usus, maka feses menjadi perifer. Gejala yang timbul karena
keras dan kering. Seorang yang mengalami neuropati perifer sebagian besar tergantung
kanker dikatakan mengalami konstipasi pada saraf yang terlibat. Gejala yang umum
atau sembelit apabila frekuensi buang air terjadi adalah kesemutan, penurunan
besar kurang dari 3 kali dalam seminggu kemampuan untuk merasakan tekanan,
setelah pemberian kemoterapi dengan sentuhan, panas dan dingin, kesulitan
konsistensi keras. Pasien dengan kanker menggerakan jari jari untuk mengambil dan
terutama yang memiliki kanker stadium menjatuhkan sesuatu dan kelemahan otot.
lanjut memiliki faktor yang menyebabkan Neuropati perifer dapat terjadi setiap saat
konstipasi yaitu penggunaan analgesik setelah pengobatan dimulai dan akan
opioid, berkurangnya intake makanan dan semakin parah seiring berjalannya
minuman, berkurangnya mobilitas, usia pengobatan. Beberapa faktor yang
lanjut, atau kondisi keganasan terkait mempengaruhi neuropati perifer adalah usia
misalnya obstruksi usus parsial, pasien, intensitas kemoterapi, dosis obat,
hiperkalsemia yang berhubungan dengan durasi pemberian kemoterapi dan
tumor, dan akibat kemoterapi (Avila, 2004). penggunaan bersamaan dengan agen
kemoterapi neurotoksik lainnya, dan
c. Neuropati perifer kondisi yang sudah ada seperti diabetes dan
pecandu alkohol (Wolf et al, 2008).
“Pas cuacanya dingin aja terus
kesemutan...kalo cuacanya sudah panas d. Toksisitas Kulit
lagi ya sudah hilang...Cuma beberapa jam”
(P3). “Gemetar semenjak 2 bulan yang “Ini sampai sekarang kulit
lalu...kalo tangan pas kecapean...agak sulit gosongnya belum hilang...biasanya ga
digerakkan jarinya... Hilang timbul...kalo sampe panjang dan lama seperti ini” (P1).
kecapekan jalan juga di kaki” (P4). “waktu “Hanya di bagian lengan tidak di tubuh...3
kepanasan itu mbak langsung gemetar dan hari langsung hilang” (P2). “di infus kemo
pusing” (P5). “kemarin kemo yang kelima itu jadi agak hitam gosong gini, dulu juga
itu mbak mulai jimpe... setiap hari mbak... pernah seperti ini” (P6). “kemo kemarin
ini di jari tangan dan jari kaki” (P7). “saat juga seperti itu mbak. Tapi 2 hari sudah
tiduran itu tiba-tiba terasa kesemutan hilang” (I6).
jimpe... ga terus menerus mbak, dikit-dikit
ya hilang nanti... semenjak dikemo itu mbak Berdasarkan hasil observasi,
terus kesemutan... di tangan sampai lengan didapatkan data terjadinya perubahan warna
dan terkadang di kaki” (P8). vena menjadi lebih gelap di bagian tangan
kanan P1 dengan panjang ± 7 cm, dan pada
Berdasarkan hasil observasi, peneliti bagian tangan kiri P6 dengan panjang ± 4
menemukan bahwa tangan bagian kanan cm. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik
P4 bergetar dan sulit menggerakan jari didapatkan data tidak ada nyeri tekan.
tangan dan skala otot tangan kanan 4. Dari hasil penelitian didapatkan data
Berdasarkan hasil catatan lapangan (field terjadinya toksisitas kulit sebagian besar
note) didapatkan data bahwa selama berupa perubahan warna vena menjadi lebih
wawancara P4 menekankan tangannya pada gelap yang terjadi pada daerah sekitar
lokasi pemberian kemoterapi. waktu

100
terjadinya perubahan warna vena adalah (P3). “Hanya sedikit – sedikit... jadi lebih
saat pemberian kemoterapi dan akan hilang kasar” (P4). “waktu tidur itu rontok.
sekitar 2 sampai 3 hari. Menurut Aydogan Disisir juga rontok... panjang – panjang
et al (2004), efek samping sistemik gitu banyak sekali... sudah sedikit
kemoterapi pada kulit dapat berupa eritema rambutnya” (P5). “Waktu cuci selimut itu
atau garis hiperpigmentasi yang menyebar sampai selimutnya juga saya sisir karena
di sepanjang jaringan vena superfisial di banyak rambutnya yang rontok disana”
anterior lengan kanan dan lengan kiri (I5). “sekitar 1 minggu setelah kemo yang
bagian distal. Sedangkan menurut pertama... Tapi ya dikit – dikit... Kalo
American Cancer Society (2013), ketika disisir itu ya rontok” (P6). “sekitar 2 bulan
obat kemoterapi diberikan melalui infus, setelah kemo yang pertama... pertama ya
obat kemoterapi tertentu dapat buanyak buanyak gitu mbak sekarang
menggelapkan kulit sepanjang vena. sampai habis gini... Rambut di kemaluan
Perubahan warna ini biasanya dapat bawah juga rontok mbak” (P7). “habis
menghilang dari waktu ke waktu setelah dikemo itu terus rontok tapi ya sedikit-
perawatan berakhir. sedikit rontoknya... jarang-jarang
Toksisitas kulit tidak mengancam rambutnya dan gak nambah panjang-
kehidupan tetapi memperburuk kualitas panjang mbak rambutnya” (P8).
hidup pasien. Agen sitotoksik seperti
siklofosfamid, Klorambusil, Busulfan, Dari hasil observasi didapatkan
Prokarbazin dapat menyebabkan efek data distribusi rambut tidak merata, rambut
samping pada rambut dan kuku (alopecia, tipis, rambut di bagian atas lebih sedikit dan
paronychia, melanonychia) pada barier tekstur rambut lebih kasar dan sebagian
kulit (ruam kulit, kulit kering, besar pasien yang mengalami ke
hiperpigmentasi) dan mukosa (Steven Waktu terjadinya kerontokan
Johnson Syndrome dan nekrolisis epidermal rambut saat tidur dan disisir. Waktu
toksik). Inhibitor transduksi sinyal, terjadinya kerontokan rambut beragam
khususnya antagonis EGFR adalah kelas yaitu 1 minggu sampai 2 bulan setelah
baru agen kemoterapi, yang mengakibatkan pemberian kemoterapi yang pertama.
efek samping dalam praktek klinis Jumlah rambut yang mengalami kerontokan
dermatologi. Paling sering dilaporkan efek juga beragam yaitu sedikit demi sedikit dan
kulit beracun yang berasal dari obat ini langsung banyak. Kerontokan rambut yang
adalah ruam folikular papulo pustular yang terjadi berlangsung sekitar 1 bulan sampai
didefinisikan sebagai bentuk jerawat karena rambut benar-benar habis. Selain itu,
melibatkan atas semua wajah dan daerah setelah menjalani kemoterapi tekstur
seboroik, kulit kepala serta dada. Tetapi rambut juga berubah menjadi lebih kasar,
sangat jarang terjadi di daerah ekstremitas mudah patah dan pertumbuhan rambut
dan punggung. Gejala pada kulit tersebut menjadi lebih lambat. Menurut Trueb
muncul selama dua minggu pertama (2009), karakteristik utama dari folikel
pengobatan. Disertai dengan pruritus yang rambut anagen yang mengalami proliferasi
sangat rentan terhadap infeksi bakteri dengan sel-sel matrix yaitu dengan
(Fabbrocini et al, 2012). menunjukkan aktivitas proliferasi terbesar
dalam membangun batang rambut. Selain
e. Alopecia (kerontokan rambut) itu juga penghentian mendadak aktivitas
mitosis menyebabkan melemahnya
“Saya sisir langsung brol banyak penuh, sebagian keratin di bagian proksimal dari
saya tarik langsung ketut semua...habisnya batang rambut, penyempitan, dan
rontok itu kurang lebih satu bulan rontok selanjutnya kerusakan kanal rambut.
habis semua rambutnya...ga Cuma rambut kerontokan rambut dapat terjadi 1 sampai 3
sini tapi semua rambut di badan habis. minggu dan selesai 1 sampai 2 bulan
Rambut alis, ketiak... saya kasih jadam itu setelah dimulainya kemoterapi. diikuti
mbak lidah buaya itu mbak setiap dengan kerontokan rambut yang menyebar,
hari...satu bulan baru mau tumbuh...hitam perubahan yang khas terjadi pada akar
mbak...jadi lebih kasar” (P2). “Rontok rambut yaitu penipisan yang tajam.
sedikit-sedikit gitu...iya jadi lebih kasar” Menurut Luanpitpong & Rojanasakul

101
(2012), alopecia mulai terjadi 2 sampai 4 pertumbuhan kembali rambut pada
minggu dan akan selesai 1 sampai 2 bulan umumnya yang terjadi 3 sampai 6 bulan
setelah dimulainya kerontokan. Efek setelah pengobatan berakhir. Sebagian
berbeda pada rambut yang dapat dilihat besar rambut baru berwarna abu-abu yang
adalah perubahan penampilan rambut, mencerminkan adanya distorsi proses
tingkat pertumbuhan rambut. Kerontokan pigmentasi. Rambut baru biasanya
rambut dapat terjadi sebagian atau lengkap. menunjukkan beberapa perubahan dalam
Bagian tubuh lain yang mengalami struktur rambut seperti tekstur rambut
kerontokan selain di bagian kepala yaitu di menjadi lebih kasar, pertumbuhan rambut
bagian ketiak, kemaluan dan alis. Namun, menjadi lebih lambat (Luanpitpong &
waktu terjadinya kerontokan ada yang Rojanasakul, 2012).
bersamaan dan ada yang tidak. Menurut
Luanpitpong & Rojanasakul (2012), f. Penurunan berat badan
kemoterapi jangka panjang juga dapat
mengakibatkan kerontokan pada rambut “Dulu 38 mbak...sekarang 34...kurang
kemaluan, ketiak, rambut dan wajah. makan..susah makan” (P4). “Sebelum
Pertumbuhan rambut baru terjadi kemo 53 kg mbak... 42 kg mbak... bertahap,
sekitar 1 bulan setelah kerontokan rambut Setiap kontrol kan di timbang mbak.
selesai. Pertumbuhan rambut terjadi setelah Turunnya sekitar 2 sampai 3 kg... Ya
menggunakan cara tradisional yaitu makannya itu kan kurang mbak” (P6).
mengoleskan lidah buaya setiap hari di kulit “Sebelum kemo 50 kg... sekarang sekitar 43
kepala. Rambut baru yang tumbuh kg” (P7). “Iya mbak makannya dikit” (I7).
teksturnya menjadi lebih kasar dan “Sebelum kemo 65 kilo... setelah makan 60
berwarna hitam. Menurut Trueb (2009), kilo.. ga doyan makan” (P8).
kerontokan rambut biasanya bersifat
reversibel dengan pertumbuhan kembali Dari hasil observasi didapatkan
rambut pada umumnya 3 sampai 6 bulan data penurunan berat badan dalam persen
setelah pengobatan berakhir. Rambut baru meliputi P4 mengalami penurunan
menjukkan perubahan pada warna. Tekstur sebanyak 10,53%, P6 sebanyak 20,75%, P7
atau struktur, dalam beberapa kasus sebanyak 14% dan P8 sebanyak 7,69%.
kepadatan rambut akan berkurang setelah Dari hasil penelitian ditemukan data
terjadinya kerontokan rambut akibat bahwa penurunan berat badan berkisar 4
kemoterapi. kilogram sampai 11 kilogram. Penurunan
Alopecia atau rambut rontok yang berat badan tersebut mulai terjadi saat
disebabkan oleh kemoterapi adalah efek pasien mendapatkan terapi kemoterapi dan
samping pada kulit yang paling umum. penurunan berat badan terjadi secara
Alopecia mulai terjadi 2 sampai 4 minggu bertahap. Salah satu faktor penyebab
dan akan selesai 1 sampai 2 bulan setelah penurunan berat badan adalah intake nutrisi
dimulainya kemoterapi. Efek berbeda pada yang kurang. Dan penurunan berat badan
rambut yang dapat dilihat adalah perubahan dalam persen sekitar 7,69 sampai 20,75%.
penampilan rambut, tingkat pertumbuhan Menurut Lara et al (2012), penurunan berat
rambut, kerontokan rambut baik sebagian badan dapat terjadi 6 bulan terakhir atau 2
atau lengkap. Kerontokan rambut terjadi minggu terakhir setelah dimulainya
karena kelemahan dan kerusakan dari kemoterapi. sebagian besar penderita
batang rambut sehingga mengakibatkan mengalami penurunan berat badan sekitar 5
rambut akan mudah rontok setelah disisir. sampai 15% dari berat badan sebelum
Tingkat alopecia tergantung pada jenis menjalani kemoterapi.
kemoterapi, regimen dosis dan cara Penurunan berat badan bisa terjadi
pemberian. Hampir semua kemoterapi karena beberapa faktor diantaranya adalah
menyebabkan alopecia tetapi berbagai penurunan nafsu makan yang disebabkan
tingkat keparahan dan frekuensi. oleh mual, muntah, dan mucositis yang
Kemoterapi jangka panjang juga dapat dialami oleh penderita kanker serviks
mengakibatkan kerontokan pada rambut dengan kemoterapi. Penurunan berat badan
kemaluan, ketiak, rambut dan wajah. dapat terjadi selama 6 bulan terakhir, 2
Alopecia biasanya reversible dengan minggu terakhir setelah dimulainya

102
kemoterapi atau dibandingkan dengan berat bahwa saat wawancara akan berakhir
biasanya. Sebagian besar penderita partisipan menyatakan capek sehingga
mengalami penurunan 5% dari berat badan ingin mengakhiri wawancara.
sebelum menjalani kemoterapi. Deteksi dini Waktu terjadinya kelelahan yaitu 1
malnutrisi pada pasien kanker sangat sampai 2 minggu setelah pemberian
penting dan dapat meningkatkan kemoterapi. Kelelahan (fatigue) muncul
kelangsungan hidup dan meningkatkan saat berjalan dan melakukan kegiatan
kualitas hidup. Skrining nutrisi termasuk rumah tangga seperti menyapu, mencuci
anthropometricparameters (BMI dan dan memasak. Menurut Ream, Richardson
persentase penurunan berat badan) dan dan Dann (2006), Kelelahan dapat terjadi
parameter biokimia. BMI normal adalah karena kebutuhan nutrisi yang kurang
antara 18,5- 24,9. Penurunan berat badan sehingga kebutuhan energi dalam tubuh
merupakan parameter yang lebih baik untuk tidak tercukupi. Kelelahan dapat muncul
mengetahui status malnutrisi pada pasien beberapa hari setelah pengobatan
kanker dengan kemoterapi. Sebagian besar kemoterapi dan akan terus akan semakin
penurunan berat badan adalah 6-15% dari memburuk. Sedangkan Menurut
berat badan sebelum menjalani kemoterapi. Vitkauskaite et al (2011), kelelahan dapat
Skrining rutin malnutrisi pada pasien disebabkan banyak faktor seperti anemia,
kanker harus mencakup faktor faktor gangguan tidur, nyeri, gangguan emosi,
masalah yang timbul terkait dengan efek pengobatan dari kanker dan disfungsi
gangguan gastrointestinal (GI) yang organ.
mencakup gejala yang mempengaruhi Kelelahan dapat terjadi karena
asupan makanan (Lara et al , 2012). anemia dan kebutuhan nutrisi yang kurang
yang terjadi akibat penurunan nafsu makan.
g. Kelelahan (fatigue) Efek kemoterapi menyebabkan adanya
pelepasan zat-zat sitokin seperti TNF
“Saya merasa cepat lelah 1 sampai 2 (tumor nekrosis faktor) dan interleukin
minggu setelah kemoterapi...jalan sebentar yang menyebabkan hipotalamus bereaksi
kaki sudah teklok...mau duduk juga lelah dengan menurunkan rasa lapar
sekali, mau ke kamar mandi juga lelah mengakibatkan pasien kemoterapi
sekali” (P2). “Mulai lelah saat terdiagnosis mengalami penurunan nafsu makan
kanker...kalo berjalan 5 meter itu sudah ga sehingga kebutuhan energi dalam tubuh
kuat” (P4). “Ya rasanya pegel...semenjak tidak tercukupi. Kelelahan dapat muncul
sakit... jadi tambah lelah... kalo jalan beberapa hari setelah pengobatan
tanjakan itu saya ga kuat” (P5). “ya lelah kemoterapi. Penyebab umum lainnya dari
ga kayak dulu... nyapu sebentar itu sudah kelelahan terkait kanker antara lain karena
lelah, capek terus mbak, masak juga ya kanker itu sendiri, kehilangan nafsu makan,
cepet capek... Ya capek sekali itu di badan anemia (rendahnya jumlah sel darah
pegel – pegel” (P6). “ga enak,capek, pegal merah), nyeri yang tidak terkontrol, depresi,
semua di seluruh badan... cuman ga kurang tidur atau insomnia, obat obatan,
bekerja selalu merasa capek. Paling Cuma kurangnya olahraga, nutrisi yang tidak
nyayur kalo kuat... ya kalo jalan – jalan memadai. Sebagian besar orang yang
gitu kan juga terus merasa capek juga” menerima pengobatan kanker mengalami
(P7). “Rasanya lelah mbak pengen tidur, kelelahan dan beberapa penderita kanker
jalan sebentar gitu sudah ngos-ngosan... yang selamat, mengalami kelelahan selama
Semenjak di kasih kemo... duduk, tidur, berbulan-bulan dan bahkan bertahun-tahun
berjalan, nyuci, masak” (P8). setelah menyelesaikan pengobatan kanker.
Kelelahan sering mengakibatkan dampak
Dari hasil observasi, peneliti negatif yang mempengaruhi keseluruhan
menemukan bahwa saat P1 dan P4 berjalan fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Ada
ke kamar mandi anggota keluarga lain banyak penyebab kelelahan yang
menuntun atau memapah partisipan dan berhubungan dengan kanker termasuk
selama wawancara partisipan lebih memilih pengobatan kanker (Ream, Richardson, ,
berbaring. Kemudian berdasarkan catatan Dann, 2006).
lapangan (field note) peneliti menemukan

103
h. Penurunan Nafsu Makan ditemukan data adanya nyeri tekan pada
daerah yang nyeri.
“Ya tetep makan mbak tapi porsinya Rasa nyeri timbul pada bagian perut
berkurang... Tapi waktu kemo aja kalo ga bawah dan punggung, dengan munculnya
kemo ya ga mbak” (P3). “Makannya itu hilang timbul, diperberat oleh aktifitas fisik
kalo lagi pengen makan aja... makan tapi yang berat atau kecapekan, setelah
porsinya berkurang” (P5). “ga mau makan kemoterapi selesai nyeri berkurang. Rasa
sama sekali...Semenjak kemo saja, Kalo nyeri dapat timbul akibat kanker servik itu
uda di rumah uda ga pahit mulutnya ya sendiri dan dapat juga karena pengobatan
makan seperti biasa” (P8). kemoterapi. Neurophysiology nyeri pada
kanker merupakan suatu hal yang komplek
Berdasarkan hasil observasi, peneliti yang meliputi mekanisme inflamatory,
menemukan bahwa terdapat sisa makanan neuropathy, iskemik, dan kompresi
yang masih tersisa. berdasarkan catatan termasuk faktor psikososial dan spiritual.
lapangan (field note) peneliti menemukan Penggunaan obat opiod yang lama dapat
bahwa keluarga membawakan sendiri jenis meningkatkan toleransi, hperalgesia,
makanan yang disukai oleh partisipan agar ketergantungan dan kecanduan.
partisipan mau makan.
Porsi makan yang biasa dikonsumsi j. Perubahan Rasa
mengalami penurunan setelah menjalani “Ga nafsu makan karena ga enak di mulut,
kemoterapi dan bahkan tidak mau makan rasanya pahit...ya itu pengennya makan
sama sekali selama pemberian kemoterapi apa gitu” (P1). “Pas dikemo rasanya pahit
serta frekuensi makan yang menjadi tidak di mulut, jadi males” (P4). “Iya itu mbak
teratur. Menurut Cherwin (2012), rasanya ga enak di mulut. Pahit rasanya...
kurangnya nafsu makan terkait kanker ya tetep makan mbak tapi sedikit – sedikit.
dapat terjadi karena sinyal rasa lapar yang Porsinya jadi sedikit... Pokoknya tetap
berasal dari hipotalamus berkurang dan makan seadanya mbak” (P6). “Iya mbak ga
sinyal kenyang yang dihasilkan oleh enak di mulut... Pahit rasanya” (P7). “Ya
melacortins diperkuat. Kurangnya nafsu pahit mbak... setiap dikemo..Makan apa
makan juga dapat semakin memburuk saat saja itu rasanya pahit... dikasih kemo ini
pasien menerima kemoterapi yang saja” (P8).
berhubungan dengan mual atau perubahan
rasa. Berdasarkan hasil observasi, peneliti
menemukan data bahwa terdapat sisa
i. Nyeri makanan baik dari Rumah Sakit. Perubahan
rasa pada lidah terasa pahit (rasa tidak enak
“Ya kencang terus... bagian bawah sampe di mulut dan rasa pahit di mulut) hampir
punggung belakang ... hilang timbul ... kalo dirasakan oleh semua pasien. Menurut
terlalu banyak di gerakkan itu sakit ... itu Hong et al (2009), Efek samping dari
mbak 5” (P2). “Ini nyerinya di perut pengobatan kanker dan juga kanker itu
bagian bawah ini... senut-senut rasanya... sendiri dapat menyebabkan disfungsi
kumat-kumatan mbak ... kalo aktivitas berat persepsi sensorik pada pasien. Gangguan
kayak nyuci gitu.. kalo aktivitas berat kayak rasa dan bau dapat meliputi perubahan
nyuci gitu.kira-kira 3 mbak.” (P7). ketajaman rasa (ageusia dan hypogeusia),
“Biasanya kalo selesai dikemo itu ga terasa kualitas (dysgeusia dan phantogeusia),
sakit mbak tapi nanti lambat laun sakit gangguan persepsi penciuman, dan sindrom
lagi”(I7). “Nyeri di perut bagian mulut kering (xerostomia). Pasien yang
bawah...hilang timbul Kayak diupek gt. diberikan kemoterapi sering mengeluhkan
Slengking-slengkin...kalo kecapekan perubahan dalam persepsi rasa (changes in
mbak..ya 2 gitu mbak kira-kira” (P8). taste quality), perubahan perspsi rasa yang
Berdasarkan hasil catatan lapangan paling banyak dikeluhkan adalah rasa pahit
(field note), peneliti menemukan bahwa atau rasa metal. Kualitas rasa juga
selama wawancara partisipan tidak banyak berkurang yang dideskripsikan sebagai
bergerak. Dari hasil pemeriksaan fisik sensasi rasa tidak enak di mulut atau mual.
Faktor lain yang berpengaruh adalah

104
kurangnya perawatan mulut, infeksi, Ferlay J, Soerjomataram I, Ervik M,
gastrointestinal reflux. Dikshit R, Eser S, Mathers C, Rebelo
M, Parkin DM, Forman D, Bray, F.
4. KESIMPULAN GLOBOCAN 2012 v1.0, Cancer
Incidence and Mortality Worldwide:
Kemoterapi memberikan efek nyata IARC CancerBase No. 11 [Internet].
kepada fisik pasien, setiap orang memiliki Lyon, France: International Agency
variasi yang berbeda dalam merespon obat for Research on Cancer; 2013.
kemoterapi. Efek fisik yang tidak diberikan Available from:
penanganan yang baik dapat mempengaruhi http://globocan.iarc.fr, accessed on
kualitas hidup pasien. Tenaga kesehatan day/month/year.
sebaiknya memperhatikan dan memahami Gralla, J. R., Grunberg, M. S., Messner, C.
efek samping yang dialami oleh setiap 2008. Coping with Nausea a
pasien untuk merencanakan pendekatan Vomiting from Chemotheraphy.
yang sesuai. www.cancercare.com
Hawkins, R., & Grunberg, S. 2009.
Chemotherapy Induced Nausea and
5. REFERENSI Vomiting:Challenges and
Opportunities for Improved Patients
American Cancer Society. 2013. Outcomes. Journal of Oncology
Understanding Chemotheraphy: A Nursing or the Oncology Nursing
Guide for Patients and Families. Society. Vol. 13, No. 1,
www.cancer.org Doi:10.118/09.CJON,55-64
Avila, G. J. 2004. Pharmacologic Treatment Hong, H.J., Ozbek, O. P., Stanek, T. B.,
of Constipation in Cancer Dietrich, M. A., Duncan, E. S., Lee,
Patients.Journal of Departement of W.Y., Lesser, G. 2009. Taste and
Pharmacy, Vol. 11, No.3, Odor Abnormalities in cancer
http://moffitt.org/ Patients. TheJournal of Supportive
Aydogan., Kavak, A., Parlak, H. A., Alper, Oncology, 7:58-65.
M., Annakkaya, N. A., Erbas, www.SupportiveOncology.net
M.2005. Persistent Serpentine Lara, S. K., Morales, U. E., Kuba, M. D.,
Supravenous Hyperpigmented Green, D. 2012.
Eruption Associated with Docetaxel. Gastrointestinalsymptoms and weight
Journal of European Academy of loss in cancer patients receiving
Dermatology and Venereology, chemotherapy. British journal of
Doi: 10.1111/j.1468- Nutrition, 894-897. Doi:
3083.2005.01088.x 10.1017/S0007114512002073.
CancerCare. 2012. Side efect chemoteraphy Loprinzi, L. C., & Messner, C (Ed). 2012.
.diakses dari Understanding and
http://www.cancer.net/navigating- ManagingChemotherapy Side
cancer-care/side-effects. Effects. New York: Cancer Care
Cherwin, H. C. 2012. Gatrointestinal Inc.www.cancercare.org.
Symptom Representation in Luanpitpong, S., & Rojanasakul, Y. 2012.
CancerSymptom Clusters: A Chemotherapy Induced
Synthesis of the Literature. Journal AlopeciaTopicsin Cancer
of OncologyNursing Society, Doi: Survivorship. Journal of Europe: In
10.1188/12.ONF.157-165 Tech. ISBN: 978953-
Fabbrocini, G., Cameli, N., Romano, C. M., 3078946,www.intechopen.com
Mariano, M., Panariello, L., Bianca, Ream, E., Richardson, A., Dann, A. C.
D., Monfrecola, G. 2006. Supportive Intervention for
2012.Chemotherapy and Skin Fatigue in Patients Undergoing
Reaction. Journal ofExperimental Chemotherapy. Journal of Pain and
and Clinical Cancer Symptom Management, Vol. 31, No.
Research,31:50.http://www.jeccr.co 2. Doi:
m/content/31/50. 10.1016/j.jpainsymman.2005.07.003

105
Shuang, L., Ting, H., Yile, C., Hang, Z., Vitkauskaite, E., Juozaityte, E.,
Xiong, L., Xiodong, C., Ru, Y., Drukteniene, J., Bunevicius, R. 2011.
Shisuan, W., Xing, X.,Ding, M. ASystematic Review of Cancer
2013. Adjuvant chemotherapy A Related Fatigue. Biological
valuable alternative option in Psychiatry andPsychopharmacology.
selected patients with cervical Vol. 13
cancer. Journal of Departement of Wolf, S., Barton, D., Kottschade, L.,
obstetric and gynecology tongji Grothey, A., Loprinzi, C.
hospital: China. PLoS ONE 8(9): 2008.Chemotherapy Induced
e73837. Peripheral Neuropathy Prevention
doi:10.1371/journal.pone.0073837. and TreatmentStrategies. European
Trueb, M. R. 2009. Chemotheraphy journal of cancer, 1507 – 1515.
Induced Alopecia. Journal of Doi:10.1016/j.ejca.2008.04.018,
Departement of Dermatology www.ejconline.com.
University Hospital of Zurich,
Doi:10.1016/j.sder.2008.12.001

106

Anda mungkin juga menyukai