Anda di halaman 1dari 13

ANALISA KASUS TERKAIT DENGAN TINDAKAN MEDIS YANG TIDAK

BERDASARKAN KONSEP PATIENT SAFETY


(KETIDAKPATUHAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT)

Di Susun Oleh :

Eti Handayani

(D000924)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKes BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI


Jl. Cut Nyak Dien Kalisapu, Slawi- Kab. Tegal

2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perawat merupakan tenaga kerja terbesar di rumah sakit yang memberikan
pelayanan keperawatan kepada pasien selama 24 jam melalui kolaborasi
dengan berbagai pihak. Hal ini membuat perawat berada pada posisi yang
ideal untuk memantau respon pasien terhadap pengobatan yang diberikan
serta memastikan bahwa obat itu benar diminum oleh pasien yang
merupakan bagian dari rencana keperawatan (Riyadi & Harmoko, 2012).
Pemberian obat merupakan tanggung jawab dari seorang dokter, namun
perawat memiliki tugas untuk mendelegasikan obat kepada pasien secara
aman dengan menerapkan prinsip-prinsip enam benar dalam pemberian
obat (Hura, 2014).

Prinsip enam benar dalam pemberian obat dianggap lebih tepat karena
dapat diperlukan sebagai upaya pertanggung gugatan secara legal atas
tindakan petugas yang dilakukan, dan sebagai perlindungan baik untuk
petugas sendiri terhadap tuntutan hukum, maupun untuk pasien terhadap
kecacatan atau bahkan kematian yang timbul sebagai akibat kesalahan
pemberian obat (Harmiady, 2014).

Kejadian kesalahan pemberian obat dirumah sakit seharusny zero error


karena dampak yang ditimbulkan dapat menyebabkan pasien
memperpanjang hari rawat inap, menambah biaya perawatan, serta
terburuk dapat menghilangkan nyawa pasien (Potter & Perry, 2009).

Penelitian Karna, et al (2012) menuliskan melalui hasil laporan British


Medical Association bahwa telah terjadi setidaknya 250.000 pasien yang
dirawat di rumah sakit United Kingdom mengalami reaksi obat yang tidak
diharapkan (Adverse Drug Reaction) setiap tahunnya. Joint Commission
International (JCI) & Wolrd Health Organitation (WHO) juga melaporkan
di beberapa negara terdapat 70% kejadian kesalahan pengobatan dan
sampai
menimbulkan kecacatan yang permanen pada pasien (Fatimah, 2016).
Kesalahan pemberian obat diperkirakan 1 dari 10 pasien diseluruh dunia,
tipe kesalahan yang menyebabkan kematian pada pasien meliputi 40,9%,
salah dosis, 16% salah obat, dan 9,5% salah waktu pemberian obat,
Kejadian ini akan terus meningkat apabila tidak adanya kesadaran dari
perawat dalam melakukan pemberian obat sesuai dengan prinsip
pemberian obat yang berlaku dirumah sakit (Hughes, 2010 dalam
Pranasari, 2016).

Kesalahan dalam pemberian obat yang dilakukan oleh perawat dapat


terjadi karena dipengaruhi berbagai ragam faktor. Salah satunya
disebabkan oleh perilaku kinerja perawat yang tidak menerapkan prinsip
enam benar pemberian obat yang berlaku di rumah sakit Gibson (1997
dalam Nursalam, 2011)

Kepala ruangan di salah satu RS X mengatakan bahwa pelaksanaan


prinsip enam benar pemberian obat yang dilakukan perawat masih belum
optimal walaupun standar operasional prosedur (SOP) sudah ada.
Pernyataan dari kepala ruangan ini mengisyaratkan bahwa motivasi
perawat terkait pelaksanaan prinsip enam benar pemberian obat masih
rendah. Sementara itu pernyataan dari kepala ruangan lain menyebutkan
ada beberapa hal yang dapat menyebabkan prinsip enam benar pemberian
obat belum terlaksana dengan optimal dipengaruhi oleh perilaku individu
perawat itu sendiri, keterbatasan tenaga dengan beban kerja yang tinggi,
persediaan obat yang kadang habis diruangan sehingga membutuhkan
waktu lebih lama untuk menunggu obat tersedia dari instalasi farmasi. Hal
lain yang dikeluhkan oleh kepala ruangan menyebutkan faktor pasien itu
sendiri seperti aktivitas pasien yang menyebabkan infus macet sehingga
membutuhkan waktu dalam pemberian obat serta supervisi yang belum
optimal dilaksanakan oleh kepala ruangan.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan umum
1.2.1.1 Tujuan umum laporan ini adalah untuk mengidentifikasi
Tindakan Medis yang Tidak Berkaitan dengan Konsep Patient
Safety.
1.2.2 Tujuan khusus
1.2.2.1 Mengidentifikasi Tindakan Medis yang Tidak Berkaitan
dengan Konsep Patient Safety.
1.2.2.2 Mengidentifikasi tindakan medis yang seharusnya
dilakukan terkait dengan kasus
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Kasus
Saya menemukan kasus perawat yang sedang dinas di ruang rawat inap RS
X yang sedang memberikan obat kepada pasien, dalam pemberian obatnya
sudah menerapkan beberapa prinsip benar obat seperti benar obat, benar
pasien, benar dosis, dan benar cara pemberian obat perawat sudah
melakukannya dengan baik. Permasalahan yang muncul terdapat pada
kurang tepatnya waktu pemberian obat, berdasarkan kenyataan yang saya
temukan diruangan pada shift pagi, saya menemukan perawat
memberikan obat tidak sesuai dengan jam yang sudah ditentukan, dimana
perawat memberikan obat pada pasien pada pukul 13.05 padahal
seharusnya diberikan pukul 12.00 wib. Ketika ditanyakan alasan mengapa
terlambat, perawat mengatakan terlambat memberikan obat dikarenakan
pasien sedang pergi melakukan ronsen. Selanjutnya di ruangan lain pada
shift siang saya menemukan perawat memberikan obat injeksi pada pukul
15.00 yang seharusnya diberikan pukul 14.00 wib, dan pada saat itu
diberikannya obat injeksi dan oral secara bersamaan kepada seluruh pasien
yang sedang dirawat. Perawat mengatakan keterlambatan mendelegasikan
obat tidak begitu berpengaruh kepada kesehatan pasien.

2.2 Cara Penyelesaian Masalah


Dalam kasus ini cara penyelesaian masalah yang dapat dilakukan adalah
dengan menggunakan POSAC

a. Planning : Di ruang rawat inap sendiri sudah ditetapkan aturan dalam


pemberian obat dan sudah terdapat poster dengan tulisan pemberian
obat dengan prinsip 6 benar: benar obat, benar dosis, benar waktu,
benar pasien, benar cara pemberian, benar dokumentasi.
b. Organizing : Dalam pembagian tugas di dalam ruang rawat inap
tersebut belum begitu efektif, dibuktikan dengan perawat yang
mendapat bagian menerima pasien baru dan pendokumentasian tidak
langsung di operkan ke perawat yang sedang bertugas mengoplos obat
sehingga obat tidak masuk tepat waktu, dan mahasiswa yang
ditugaskan memegang pasien A ditugaskan juga untuk melakukan
tindakan keperawatan terhadap pasien yang lain seperti mengantar
pasien melakukan ronsen, sehingga dapat mempengaruhi tindakan
pemberian obat benar waktu kepada pasien yang sedang dipegangnya

c. Staffing : Di ruangan tersebut perawat yang dinas pada saat shift pagi
berjumlah 8 orang dan mahasiswa berjumlah 10 orang. Dan masing
masing mahasiswa tidak diberi tanggung jawab, hanya diberikan tugas
secara keseluruhan untuk melakukan tindakan keperawatan sesuai
dengan target yang sudah ditetapkan dari institusi

d. Actuating : Perawat tidak mendampingi mahasiswa praktek saat


pemberian obat kepada pasien, hanya memberikan arahan untuk selalu
melihat gelang tangan yang pasien pakai, namun tidak melihat
ketepatan waktu dalam pemberian obat

e. Controlling : Perawat memberikan obat pada pasien pada pukul 13.05


padahal seharusnya diberikan pukul 12.00 WIB, dan di ruangan lain
pada shift siang perawat memberikan obat injeksi pada pukul 15.00
yang seharusnya diberikan pukul 14.00 wib, dan pada saat itu
diberikannya obat injeksi dan oral secara bersamaan kepada seluruh
pasien yang sedang dirawat. Perawat mengatakan keterlambatan
mendelegasikan obat tidak begitu berpengaruh kepada kesehatan
pasien.

2.3 Pembahasan
a) Strengthness: Di ruang rawat inap sendiri sudah ditetapkan aturan
dalam pemberian obat dan sudah terdapat poster dengan tulisan
pemberian obat dengan prinsip 6 benar: benar obat, benar dosis, benar
waktu, benar pasien, benar cara pemberian, benar dokumentasi.

b) Weakness:

 Dalam pembagian tugas di dalam ruang rawat inap tersebut belum


begitu efektif
 Di ruangan tersebut perawat yang dinas pada saat shift pagi berjumlah
8 orang dan mahasiswa berjumlah 10 orang. Dan masing masing
mahasiswa tidak diberi tanggung jawab, hanya diberikan tugas secara
keseluruhan untuk melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
target yang sudah ditetapkan dari institusi
 Perawat katim atau senior tidak mendampingi mahasiswa praktek saat
pemberian obat kepada pasien
 Perawat memberikan obat pada pasien sekitar pukul 13.05 padahal
seharusnya diberikan pukul 12.00 WIB
c) Opportunity: Mahasiswa praktek yang membantu dalam menyiapkan,
mengoplos, dan memberikan obat kepada pasien
d) Threats: Kurangnya tingkat pengetahuan perawat mengenai pemberian
obat tepat waktu sehingga adanya ketidakpuasan atas pelayanan yang
diberikan kepada pasien

2.3.1 Prinsip 6 benar dalam pemberian obat


Prinsip enam benar merupakan sebuah prosedur yang dimiliki oleh
perawat di rumah sakit dalam menjalankan tugasnya saat memberikan obat
kepada pasien. Menurut Harmiady, Rauf (2014) prinsip 6 benar dalam
pemberian obat, sebagai berikut : 1) Benar obat : mengecek program terapi
pengobatan dari dokter, menanyakan ada tidaknya alergi obat,
menanyakan keluhan pasien sebelum dan setelah memberikan obat,
mengecek label obat, mengetahui reaksi obat, dan mengetahui efek
samping obat, 2) Benar dosis: mengecek program terapi pengobatan dari
dokter, mengecek hasil hitungan dosis dengan perawat lain,
mencampur/mengoplos obat, 3) Benar waktu : mengecek program terapi
pengobatan dari dokter, mengecek tanggal kadarluarsa obat, memberikan
obat dalam rentang 30 menit, 4) Benar pasien: mengecek program terapi
pengobatan dari dokter, memanggil nama pasien yang akan diberikan obat,
mengecek identitas pasien pada papan/kardeks di tempat tidur pasien, 5)
benar cara pemberian : mengecek program terapi pengobatan dari dokter,
mengecek cara pemberian pada label/kemasan obat, 6) benar
dokumentasi : mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mencatat
nama pasien, nama obat, dosis, cara, dan waktu pemberian obat

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan prinsip 6 benar pemberian


obat
Kesalahan dalam pemberian obat yang dilakukan oleh perawat dapat
terjadi karena dipengaruhi berbagai ragam faktor. Salah satunya
disebabkan oleh perilaku kinerja perawat yang tidak menerapkan prinsip
enam benar pemberian obat yang berlaku di rumah sakit. Menurut
penelitian Hura (2014) menyebutkan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi perawat dalam pelaksanaan prinsip enam benar pemberian
obat diantaranya tingkat pengetahuan, motivasi, persepsi, tingkat
pendidikan, peran kepala ruangan, dan ketersediaan SOP. Harmiady
(2014) juga menyebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perawat
dalam pelaksanaan prinsip enam benar diantaranya pengetahuan, tingkat
pendidikan dan motivasi kerja.

2.3.3 Standar keselamatan pasien


Standar Keselamatan Pasien DepKes (Dep Kes R.I 2011), sebagai berikut :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja, untuk melakukan
evaluasi dan meningkatkan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien.

BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Keselamatan pasien merupakan upaya untuk melindungi hak setiap orang
terutama dalam pelayanan kesehatan agar memperoleh pelayanan kesehatan yang
bermutu dan aman. Peran-peran perawat dalam mewujudkan patient safety di
rumah sakit dapat dirumuskan antara lain sebagai pemberi pelayanan
keperawatan, perawat mematuhi standar pelayanan dan SOP yang telah
ditetapkan; menerapkan prinsip-prinsip etik dalam pemberian pelayanan
keperawatan; memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga tentang asuhan
yang diberikan; menerapkan kerjasama tim kesehatan yang handal dalam
pemberian pelayanan kesehatan; menerapkan komunikasi yang baik terhadap
pasien dan keluarganya, peka, proaktif dan melakukan penyelesaian masalah
terhadap kejadian tidak diharapkan; serta mendokumentasikan dengan benar
semua asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dan keluarga.

3.2 Saran
Adapun saran untuk para perawat yang mengaplikasikannya di lingkungan rumah
sakit agar selalu mengutamakan keselamatan pasien berdasarkan procedure yang
telah di tentukan.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes R.I (2011). Standar Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI

Fatimah. (2016). Gambaran Penerapan Benar Pemberian Obat Di Rumah Sakit


PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II. Jurnal Ners Dan Kebidanan
Indonesia

Harmiady, Rauf. (2014). Prinsip 6 benar dalam pemberian obat oleh perawat
pelaksana di ruang interna dan nedah Rumah Sakit Haji Makassar. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Diagnosisi Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014. ISSN:
2302-1721

Hughes, R. (2010). Medication Error. Jakarta: EGC

Hura. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan prinsip 6 benar dalam


pemberian obat oleh perawat di ruang rawat inap RSU Sari Mutiara
Medan.

Jones, A., & Johnstone, M. J. (2019). Managing gaps in the continuity of nursing
care to enhance patient safety. Collegian, 26 (1), 151–157.
https://doi.org/10.1016/j.colegn.2018.06.006

Lestari, Y, N. (2010). Pengalaman perawat dalam menerapkan prinsip enam


benar dalam pemberian obat di ruang rawat inap Rumah akit Mardi
Rahayu Kudus.http://jurnalundip.ac.id/index.php/FIKkeS/article/view/432.
Diakses pada tanggal 7 April 2020

Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam praktik klinik


keperawatan. Professional, edisi 1, Jakarta:Salemba Medika
Potter, P. (2010). Jurnal Keperawatan. Penerapan enam benar dalam pemberian
obat.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009). Fundamental Keperawatan Edisi 7. Jakarta:


Salemba Medika

Riyadi, S. & Harmoko. (2012). Standard Operating Procedure Dalam Praktek


Klinik Keperawatan Dasar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Wijono, Djoko. (2010). Manajemen Kepemimpinan dan Organisasi Kesehatan.


Surabaya: Airlangga Universitu Press

LAMPIRAN
SOP PEMBERIAN OBAT PRINSIP 6 BENAR
1. Persiapan alat
a) Catatan pemberian obat atau kartu obat
b) Ampul obat sesuai resep
c) Spuit dan jarum yang sesuai
d) Jarum steril
e) Kapas alcohol
f) Baki obat
g) Label obat
h) Bak spuit
i) Bengkok
2. Tahap Prainteraksi
a) Melakukan verifikasi dokumen
b) Mencuci tangan
c) Menyiapkan alat
3. Tahap Orientasi
a) Memberikan salam kepada klien
b) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada klien/keluarga
4. Prosedur kerja
a) Cuci tangan
b) Siapkan alat-alat
c) Periksa label obat dengan catatan pemberian obat sesuai dengan
prinsip 6 benar yaitu benar obat, benar dosis, benar waktu ,benar
pasien, benar cara pemberian, benar dokumentasi
d) Lakukan perhitungan dosis sesuai dengan yang dibutuhkan
e) Pegang ampul dan turunkan cairan di atas leher ampul dengan cara
melentikkan jari tanfan pada leher ampul beberapa kali cdengan cara
memutar ampul dengan searah jarum jam
f) Letakkan kassa steril diantara ibu jari tangan dengan ampul, kemudian
patahkan leher ampul kearah menjauh
g) Buang leher ampul pada tempat khusus
h) Buka penutup jarum spuit, kemudian masukkan jarum ke dalam ampul
tepat dibagian tengah ampul
i) Aspirasi sejumlah cairan dari ampul sesuai dengan dosis yang
diperlukan
j) Jika terdapat gelembung udara dalam spuit harus dikeluarkan terlebih
dahulu
k) Periksa kembali jumlah larutan dalam spuit, bandingkan dengan
volume yang dibutuhkan
l) Bandingkan label obat dengan catatan pemberian obat
m) Tempatkan spuit dalam bak spuit, kaspas alcohol dan kartu obat diatas
baki
5. Tahap terminasi
a) Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan
b) Berpamitan dengan klien
c) Membereskan alat
d) Mencuci tangan
e) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai