Petunjuk belajar
Pelajari setiap materi yang ada di modul ini dan komunikasikan dengan pengampu
bila ada materi yang belum bisa dipahami dengan baik
MATERI
1. Dasar-dasar anatomi fisiologi tumbuhan
Anatomi fisiologi tumbuhan adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan
struktur dan organisasi dari tumbuhan beserta fungsinya masing-masing. Pada
umumnya, tumbuhan terdiri dari organ-organ daun, batang, akar dan bunga. Daun
berfungsi untuk memproduksi makanan melalui proses fotosintesis. Batang
berfungsi sebagai saluran air dan unsur hara dari akar ke daun maupun untuk
transpor makanan dari daun (produk fotosintesis) ke organ tumbuhan yang lain.
Akar berfungsi untuk penguat sehingga tumbuhan dapat tumbuh berdiri, pembawa
air dan unsur hara dari tanah dan dapat pula untuk menyimpan bahan makanan.
Adapun bunga berfungsi untuk alat perkembangbiakan tumbuhan.
1 Rajangan yang bentuk, rasa, ≤ 10% Kadar aflatoksin Pb : ≤ 10 mg/kg atau Tidak boleh
diseduh dengan bau dan (ALT) : ≤ 106 koloni/g total (aflatoksin mg/L atau ppm mengandung
air panas sebelum warna B1, B2, G1 dan pengawet,
digunakan (AKK) : ≤ 104 koloni/g G2) ≤ 20 g/kg Cd : ≤ 0,3 mg/kg pengharum,
Escherichia coli : dengan syarat atau mg/L atau ppm dan
negatif/g aflatoksin B1 ≤ pewarna.
Salmonella spp : 5 g/kg. As : ≤ 5 mg/kg atau
negatif/g mg/L atau ppm Penggunaan
Pseudomonas aeruginosa pemanis
: negatif/g Hg : ≤ 0,5 mg/kg yang
Staphylococcus aureus : atau mg/L atau ppm diizinkan
negatif/g
sebelum digunakan tabel dan tidak satu kemasanpun yang bobot isinya bobot rata-rata
> 1,5 - 6 g ± 7%
> 6g ± 5%
Serbuk Instan dan Dari 20 kemasan primer tidak lebih dari 2 kemasan
serbuk Efervesen yang masing- masing bobot isinya menyimpang dari Penyimpangan
Bobot rata-rata terhadap bobot
bobot isi rata-rata lebih besar dari harga yang
isi serbuk isi rata-rata
ditetapkan dalam kolom A dan tidak satu kemasanpun
A B
yang bobot isinya menyimpang dari bobot isi rata-
5 g sampai 8% 10 %
rata lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam
dengan 10 g
kolom B, yang tertera pada tabel
Modul 008 | Pengembangan Sediaan Obat Tradisional 14
Pil Dari 10 Pil, tidak lebih 2 Pil yang menyimpang dari
Bobot rata-rata pil Penyimpangan
tabel, dan tidak satupun yang menyimpang dua kali ≤ 60 menit
terhadap
lipat dari tabel bobot rata-rata
Kurang dari 50 mg ± 12%
50 mg s/d 100 mg ± 11%
100 mg s/d 300 mg ± 10%
300 mg s/d 1500 mg ± 9%
2. Simplisia kering
Bahan tumbuhan obat jarang digunakan dalam keadaan segar karena cenderung
mudah rusak sehingga tidak dapat disimpan lama. Agar bahan dapat disimpan
dalam waktu lama dan awet, maka perlu disimpan dalam bentuk kering. Oleh
karena itu perlu dilakukan proses pengeringan, sortasi kering, pembuatan serbuk
(bila perlu) dan pengemasan yang baik.
a. Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah
rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Pengeringan
menyebabkan berkurangnya kadar air serta menghentikan reaksi enzimatik yang
menyebabkan penurunan mutu atau perusakan simplisia. Pengeringan dapat
mencegah tumbuhnya kapang, jamur dan mikroorganisme lain.
Pengeringan dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu pengeringan
secara alamiah dan secara buatan. Pengeringan secara alamiah dapat dilakukan
dengan menggunakan sinar matahari langsung atau dikeringanginkan.
Pengeringan dengan sinar matahari langsung dilakukan untuk mengeringkan
bagian tumbuhan yang relatif keras seperti kayu, kulit kayu, biji dan bagian yang
mengandung senyawa aktif relatif stabil. Pengeringan dengan cara diangin-
anginkan dan tidak dipanaskan dengan sinar matahari langsung digunakan untuk
mengeringkan bagian tumbuhan yang lunak seperti daun, bunga dan bangian
tumbuhan yang mengandung senyawa aktif mudah menguap. Pengeringan ini
dapat dilakukan misalnya dengan menggunakan tenda surya dengan pengaturan
aliran udara dan di lokasi yang bebas kontaminasi. Adapun pengeringan buatan
6. CPOTB
Industri obat tradisional wajib menerapkan CPOTB (Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik) dalam seluruh aspek dan rangkaian pembuatan obat
tradisional. Penerapan CPOTB menjamin obat tradisional dibuat dan dikendalikan
secara konsisten agar tercapai persyaratan mutu sesuai kriteria izin edar dan
spesifikasi produk.
Persyaratan dasar dari CPOTB mencakup hal-hal berikut:
a) semua proses pembuatan obat tradisional dijabarkan dengan jelas, dikaji secara
RANGKUMAN
Pembuatan sediaan obat tradisional dimulai dari proses pasca panen dengan
tahapan pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan (jika
perlu) dan pengeringan sehingga diperoleh simplisia. Simplisia dapat diproses
lebih lanjut untuk dibuat sediaan obat tradisional baik yang melalui tahapan
ekstraksi ataupun tidak. Proses ekstrasi dapat dilakukan dengan berbagai metode
disesuaikan dengan sifat fisika kimia zat aktif dalam simplisia, diantaranya
TUGAS
Buatlah sediaan obat tradisional berupa serbuk simplisia dan tetapkan mutunya
berdasarkan kadar airnya!
10. Kemenkes RI, 2012, Peraturan Menteri Kesehatan no 007 tahun 2012
tentang Registrasi Obat tradisional, Kemenkes RI, Jakarta.
13. Stahl, E., 1985, Analisis obat secara kromatografi dan mikroskopi,
Penerbit ITB, Bandung
14. https://youtu.be/5aVaIVkYy30