Anda di halaman 1dari 4

E-ISSN: 2613-9103

J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat)


Volume 7, Nomor 2, Desember 2019: 91 – 94

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN DIABETES MELITUS


MELALUI PENDIDIKAN KESEHATAN

Fahrun Nur Rosyid1, Dian Hudiawati2, Beti Kristinawati3


1,2,3
Universitas Muhammadiyah Surakarta
fnr100@ums.ac.id1, dh202@ums.ac.id2, beti.kristinawati@ums.ac.id3

ABSTRAK

Prevalensi diabetes mellitus (DM) telah meningkat tajam baik di dunia maupun di Indonesia. DM dengan
hiperglikemia kronis dapat menyebabkan kelainan dan kegagalan di berbagai organ tubuh, terutama saraf,
jantung, ginjal, mata dan pembuluh darah. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan, upaya
pencegahan dan membentuk sikap positif tentang DM. Metode yang digunakan dalam kegiatan pendidikan
kesehatan adalah metode ceramah dan demonstrasi. Hasil kegiatan pendidikan kesehatan dengan model ceramah
dan demonstrasi memiliki dampak positif pada pengetahuan, upaya pencegahan dan sikap peserta tentang DM.
Kesimpulan dari kegiatan ini adalah pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dan demonstrasi dapat
meningkatkan pengetahuan, upaya pencegahan dan sikap positif peserta terhadap DM.

Kata kunci: Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Pencegahan, DM

PENDAHULUAN globalisasi telah menyebabkan terjadinya


Diabetes melitus merupakan masalah utama peningkatan Penyakit Tidak Menular (PTM), salah
dengan prevalensi tinggi di dunia. Diperkirakan 7% satunya adalah DM. Penyakit tidak menular telah
populasi dunia adalah penderita diabetes (Margolis, menjadi penyebab utama kematian secara global
2011). DM dengan hiperglikemia yang kronis sering pada saat ini (Shilton, 2013). Perubahan pola
dikaitkan dengan kelainan dan kegagalan pada penyakit ini, sering dikaitkan dengan perubahan cara
berbagai organ tubuh khususnya syaraf, jantung, hidup. Pola makan di kota-kota telah bergeser dari
ginjal, mata dan pembuluh darah (Liu dkk., 2013). pola makan yang mengandung karbohidrat dan serat
Jumlah penderita DM di seluruh dunia tahun 2013 dari sayuran, ke pola makan dengan komposisi
sekitar 382 juta dan diperkirakan tahun 2035 makanan yang terlalu banyak mengandung protein,
meningkat 55% menjadi 592 juta, sedangkan di Asia lemak, gula, garam dan sedikit serat. Cara hidup
Tenggara ada sekitar 72 penderita DM (IDF, 2013). yang terlalu sibuk dengan pekerjaan dari pagi
Di USA prevalensi pasien dengan DM tipe 2 sampai sore kadang-kadang sampai malam hari
diperkirakan > 30% dan kematian pasien usia > 75 duduk di belakang meja menyebabkan tidak adanya
tahun akibat diabetes sekitar 70 % (Iqbal dkk., kesempatan untuk berekreasi atau berolahraga. Pola
2014). Di Indonesia pada tahun 2030 diperkirakan hidup “berisiko” seperti inilah yang menyebabkan
prevalensi DM mencapai 21,3 juta orang. Laporan tingginya angka DM (Purnamasari, 2009). Di sisi
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 lain, gaya hidup modern menyebabkan pilihan menu
oleh Departemen Kesehatan, menunjukkan bahwa makanan yang siap saji dan kurangnya aktivitas
prevalensi DM di Indonesia untuk usia di atas 15 semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat,
tahun sebesar 6,9%. Prevalensi DM terdiagnosis di sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan
Indonesia sebesar 2,1%. Di Provinsi Jawa Tengah, jumlah penderita DM.
terdapat kasus penderita DM sejumlah 4,216 kasus. Adanya peningkatan secara cepat penderita DM
Menurut data profil kesehatan Jawa Tengah 2016, dapat meningkatkan beban sistem kesehatan global
diabetes merupakan penyakit tidak menular dengan (Bommer dkk., 2017; Lee, 2011). Peningkatan DM
presentase tertinggi setelah hipertensi yaitu dapat menambah beban pemerintah dan masyarakat
sebanyak 16,42%. karena biaya perawatan besar dan membutuhkan
Setelah 74 tahun merdeka, pola penyakit di teknologi tinggi. Biaya perawatan DM yang sangat
Indonesia mengalami pergeseran yang cukup besar, sehingga dapat menyebabkan kemiskinan
meyakinkan. Penyakit menahun yang disebabkan (pengeluaran katastropik). Selain itu, amputasi dan
oleh penyakit degeneratif, di antaranya DM kematian yang disebabkan oleh DM juga
meningkat dengan tajam. Berubahnya gaya hidup menyebabkan menurunnya kualitas hidup yang pada
manusia karena adanya urbanisasi, modernisasi, dan akhirnya akan mempengaruhi pembangunan
91
E-ISSN: 2613-9103
J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat)
Volume 7, Nomor 2, Desember 2019: 91 – 94

kesehatan, sosial dan ekonomi. Tanpa upaya Gonilan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo
pencegahan DM yang signifikan, maka angka Jawa Tengah terkait DM.
morbiditas dan mortalitas serta permintaan
pelayanan kesehatan akan terus meningkat, didorong Tujuan
oleh gaya hidup masyarakat yang tidak sehat, 1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
kurangnya aktivitas fisik dan pola diet yang tidak DM
sehat serta merokok dan konsumsi alkohol. Risiko 2. Meningkatkan upaya pencegahan masyarakat
DM terus meningkat karena adanya peningkatan terhadap DM
proprosi dan jumlah penduduk dewasa dan usia 3. Membentuk sikap positif masyarakat terhadap
lanjut yang rentan terkena DM. DM
Indonesia sedang mengalami transisi
epidemiologi atau perubahan pola penyakit yang Manfaat
ditandai dengan adanya peningkatan kesakitan dan Melalui pendidikan kesehatan dapat
kematian akibat PTM seperti DM. Sementara itu, meningkatkan pengetahuan dan upaya pencegahan
kesakitan dan kematian akibat penyakit menular DM dengan diet yang tepat dan rasional, mengontrol
semakin menurun, walaupun insiden dan kegemukan, tidak merokok dan konsumsi alkohol
prevalensinya masih tinggi. Kecenderungan serta meningkatkan aktivitas jasmani, terutama pada
kesakitan dan kematian akibat DM ini menyebabkan individu dengan berisiko tinggi terkena DM. Selain
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan itu, pendidikan kesehatan dapat membentuk sikap
tinggi, terutama pelayanan rujukan di rumah sakit. positif masyarakat terhadap DM.
Menurut laporan Kemenkes RI tahun 2015, DM
menduduki peringkat ke-6 sebagai penyebab KAJIAN LITERATUR DAN PEGEMBANGAN
kematian di dunia. Indonesia menempati urutan ke 7 HIPOTESIS
di dunia. Data Sample Registration Survey tahun Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan
2014 melaporkan bahwa Diabetes merupakan untuk membentuk seseorang untuk berperilaku
penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia sehat. Adapun tujuan pendidikan kesehatan adalah:
dengan persentase sebesar 6,7%, setelah Stroke meningkatkan status kesehatan dan mencegah
(21,1%) dan penyakit Jantung Koroner (12,9%). timbulnya penyakit, mempertahankan derajat
Program pencegahan diabetes berdampak kesehatan yang sudah ada, mengoptimalkan fungsi
ekonomis dan dapat meningkatkan stabilitas sistem dan peran pasien selama sakit serta membantu
kesehatan nasional (Icks dkk., 2007; DPPRG, 2012). pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah
Berdasarkan temuan ini, banyak negara telah kesehatan yang dihadapinya. Pengetahuan dan
menerapkan program pencegahan diabetes sebagai pencegahan sangat diperlukan untuk mencegah
kebijakan kesehatan masyarakat utama (Ackermann terkena DM. Pengetahuan dan upaya pencegahan
dkk., 2015; Mensa-Wilmot dkk., 2017). Pendidikan yang dapat dilakukan meliputi membuat perubahan
kesehatan sangat penting dalam pencegahan DM gaya hidup, seperti pilihan diet yang tepat dan
melalui pilihan makanan, nutrisi atau diet yang tepat rasional, olahraga, menghentikan kebiasaan
dan rasional, olahraga, tidak merokok dan konsumsi merokok dan konsumsi alkohol.
alkohol.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa METODE PELAKSANAAN
warga Desa Gonilan Kecamatan Kartasura
Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah yang menderita Metode yang digunakan dalam kegiatan
DM diperoleh informasi bahwa mereka kurang pendidikan kesehatan adalah metode ceramah dan
mengetahui faktor risiko dan pencegahan terjadinya demonstrasi. Adapun tahapan pelaksanaannya
DM, sehingga akan berdampak pada perilaku yang sebagai berikut. Tahap pertama, persiapan
berisiko. Permasalahan ini muncul karena partisipasi berkoordinasi dengan bidan desa, kepala desa dan
masyarakat dalam kegiatan yang lakukan oleh tokoh masyarakat. Tahap kedua, metode ceramah
instansi terkait (Puskesmas) yang kurang, sehingga digunakan untuk menjelaskan dan memberi
masyarakat tidak memiliki informasi dan pemahaman tentang pengertian, tipe-tipe, penyebab,
pengetahuan tentang DM yang benar-benar tanda dan gejala, komplikasi dan penatalaksanaan
dibutuhkan. Kegiatan pengabdian ini dilakukan DM. Tahap ketiga, metode demonstrasi, yaitu di
untuk memberikan informasi tentang pengetahuan hadapan warga masyarakat diperagakan ketrampilan
dan upaya pencegahan DM bagi masyarakat Desa pencegahan DM seperti pilihan makanan, nutrisi
atau diet yang tepat dan rasional, olahraga,
menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi
92
E-ISSN: 2613-9103
J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat)
Volume 7, Nomor 2, Desember 2019: 91 – 94

alkohol. Tahap keempat, melakukan evaluasi, tim Salah satu cara yang efektif dalam pendidikan
melakukan evaluasi kemampuan peserta yang kesehatan tentang DM dalam pendekatan kelompok
meliputi teori dan ketrampilan setelah diberikan adalah dengan metode ceramah dan demonstrasi.
ceramah dan demonstrasi. Dengan dibagikan Metode ceramah dan demonstrasi merupakan suatu
kuesioner dan demonstrasi pencegahan DM. proses untuk merubah perilaku kearah yang
Selanjutnya hasil evaluasi disusun sebagai laporan diharapkan melalui peran serta aktif sasaran dan
kegiatan Pengabdian pada Masyarakat. saling tukar pengalaman sesama sasaran
(Notoatmodjo, 2007). Ceramah merupakan
HASIL DAN PEMBAHASAN penyampaian informasi secara lisan yang dilakukan
Hasil kegiatan dari Pengabdian pada penceramah terhadap sasaran. Alat yang digunakan
Masyarakat dengan pendekatan pendidikan interaksi adalah berbicara. Saat ceramah
kesehatan dengan model ceramah dan demonstrasi kemungkinan penceramah menyampaikan
memberikan dampak positif terhadap pengetahuan, pertanyaan-pertanyaan, akan tetapi dalam kegiatan
upaya pencegahan dan sikap peserta terhadap DM. ini, sasaran hanya mendengarkan dengan teliti dan
Hal ini ditunjukkan bahwa hasil nilai postest jauh mencatat pokok-pokok penting, yang disampaikan
lebih baik, jika dibandingkan nilai pretest. penceramah.
Pendidikan kesehatan merupakan serangkaian Metode demonstrasi merupakan pertunjukan
kegiatan untuk membentuk seseorang untuk atau peragaan (Sumiati dan Asra, 2008). Dalam hal
berperilaku secara sehat. Tujuan pendidikan ini setiap sasaran mencoba untuk melakukan sendiri-
kesehatan adalah: untuk meningkatkan status sendiri sehingga daya ingat sasaran lebih kuat.
kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit, Pelaksanaan demonstrasi dapat memperjelas hasil
mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada, belajar, karena setiap sasaran melakukan kegiatan
mengoptimalkan fungsi dan peran pasien selama percobaan. Proses belajar semacam ini sesuai
sakit dan membantu pasien serta keluarga untuk dengan pandangan teori modern learning by doing.
mengatasi masalah kesehatan (Notoatmodjo, 2010 Perbedaan utama antara metode demonstrasi dan
dan Delamater, 2006). Pendidikan kesehatan tentang metode ceramah, hanya pada pelaksanaan kegiatan
DM merupakan pilar untuk meningkatkan pembelajaran. Demonstrasi mempertunjukkan
pengetahuan, sikap dan upaya pencegahan DM. sesuatu proses. Sedangkan ceramah memberi
Pendidikan kesehatan tentang DM secara terencana, kesempatan kepada sasaran melalui tanya jawab.
individu, kelompok dan masyarakat dapat lebih Namun demikian, demonstrasi itu sendiri jika
patuh dalam pencegahan DM sehingga status dipadukan dengan ceramah dapat meningkatkan
kesehatan tetap terjaga. efektivitas pendidikan kesehatan yang dilaksanakan.
Upaya pencegahan DM yang didasari oleh Pendidikan kesehatan tentang DM dengan
pengetahuan DM akan lebih langgeng di bandingkan metode ceramah dan demonstrasi yang dilakukan
perilaku yang tidak didasarkan oleh pengetahuan meliputi pilihan diet yang tepat dan rasional, sering
(Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan merupakan titik berkonsultasi dengan dokter dan apoteker, rutin
tolak terjadinya perubahan perilaku seseorang yang berolahraga, menghentikan kebiasaan merokok dan
akan mempengaruhi tingkat kepatuhan seseorang. konsumsi alkohol serta hidup secara normal dan
Tingkat pengetahuan yang kurang merupakan salah bahagia.
satu faktor yang menjadi penghambat dalam
perilaku kepatuhan dalam kesehatan karena mereka SIMPULAN
yang mempunyai pengetahuan yang rendah Pendidikan kesehatan dengan metode ceramah
cenderung sulit untuk mengikuti anjuran dari dan demostrasi dapat meningkatkan pengetahuan,
petugas kesehatan (Basuki, 2009). Pendidikan upaya pencegahan dan sikap positif terhadap DM.
kesehatan tentang DM adalah pendidikan dan
pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan SARAN
pencegahan DM bagi masyarakat yang bertujuan 1. Hendaknya pendidikan kesehatan di Desa
menunjang perubahan perilaku sehingga tercapai Gonilan Kecamatan Kartasura Kabupaten
kualitas hidup yang lebih baik (Hokkam, 2009). Sukoharjo dilakukan secara periodik, dalam
Pendidikan kesehatan yang diberikan secara terus- rangka untuk menambah pengetahuan dan upaya
menerus dapat berkontribusi terhadap keberhasilan pencegahan DM.
pencegahan DM. Semakin sering seseorang 2. Pendidikan kesehatan yang sudah dilaksanakan
mendapatkan pendidikan kesehatan tentang DM, hendaknya dilanjutkan dengan pendidikan
maka akan semakin baik pula pencegahan DM.
93
E-ISSN: 2613-9103
J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat)
Volume 7, Nomor 2, Desember 2019: 91 – 94

kesehatan lanjutan sehingga mempunyai dampak IDF. IDF Diabetes Atlas Sixth Edition Update,
terjadi peningkatan derajat kesehatan. Internasional Diabetes Federation 2014.
3. Hendaknya sikap positif masyarakat tetap dijaga. http://www.idf.org/worlddiabetesday/toolkit/gp
/fact- figures. 2015. Diakses tanggal 19
REFERENSI September 2019
Ackermann RT, Liss DT, Finch EA, Schmidt KK, Iqbal N, Parker A, Frederich R, Donovan M,
Hays LM, Marrero DG, Saha C. A randomized Hirshberg B. Assesment of the Cardiovascular
comparative effectiveness trial for preventing Safety o Saxagliptin (TECOS) in patient with
type 2 diabetes. Am J Public Health 2015; type 2 diabetes and established cardiovascular
105:2328-34. disease. Am Heart J, 2014;0:1-7.e7
Basuki E. Teknik Penyuluhan Diabetes Mellitus Kementerian kesehatan RI. INFODATIN Pusat Data
dalam Soegondo S, Soewondo P & Subekta I. dan Informasi Kemeterian Kesehatan RI Situasi
(Eds). Penatalaksanaan Diabetes Mellitus dan Analisis Diabetes 2015.
Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI 2009. Lee KW. Costs of diabetes mellitus in Korea.
Bommer C, Heesemann E, Sagalova V, Manne- Diabetes Metab J 2011;35:567-70.
Goehler J, Atun R, Barnighausen T, Vollmer S. Liu T, Gong J, Chen Y, Jiang S. Periodic vs constant
The global economic burden of diabetes in high glucose in inducing proinflammatory
adults aged 20-79 years: a cost-of-illness study. cytokine expression in human coronary artery
Lancet Diabetes Endocrinol 2017;5:423-30. endothelial cells. Inflamm. Res 2013;62:697-
Delamater AM. Improving Patient Adherence. 701
Clinical diabetes journal 2006; 24 (2) : 71-77. Mensa-Wilmot Y, Bowen SA, Rutledge S, Morgan
Diabetes Prevention Program Research Group. The JM, Bonner T, Farris K, Blacher R, Rutledge
10-year cost-effectiveness of lifestyle G. Early results of states‟ efforts to support,
intervention or metformin for diabetes scale, and sustain the National Diabetes
prevention: an intent-to-treat analysis of the Prevention Program. Prev Chronic Dis
DPP/DPPOS. Diabetes Care 2012;35:723-30. 2017;14:E130.
Dinkes Prov Jateng. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Notoatmodjo S. Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu
Tengah. Dinas Kesehatan Kota Semarang;2016 Perilaku. Jakarta:FKUI 2007
D. Margolis, DS. Malay, OJ. Hoffstad et _________________. Promosi Kesehatan.
al., Prevalence of Diabetes, Diabetic Foot Jakarta:FKUI. 2010.
Ulcer, and Lower Extremity Amputation Purnamasari D. Diagnosis dan klasifikasi diabetes
Among Medicare Beneficiaries, 2006 to 2008. melitus. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi Idrus,
Diabetic Foot Ulcers, Agency for Healthcare Simadibrata M, Setiati S. Dalam: Buku ajar
Research and Quality, Rockville, MD, USA, ilmu penyakit dalam jilid III. Edisi V. Jakarta:
2011. Internal Publishing; 2009. h. 1880.
Hokkam EN. Assesment of Risk Factors in Diabetic Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian
Foot Ulceration and Their Impact on the dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian
Outcome of the Disease. Primary Care Diabetes Kesehatan Republik Indonesia. 2013
3 2009; 219-224. Shilton K. Values levers: building ethics into design.
Icks A, Rathmann W, Haastert B, Gandjour A, Holle Science, Technology & Human Values 2013;
R, John J, Giani G; KORA Study Group. 38(3): 374 – 397
Clinical and cost-effectiveness of primary Sumiati dan Asra. Metode Pembelajaran. Bandung:
prevention of type 2 diabetes in a „real world‟ CV. Wacana Prima. 2008.
routine healthcare setting: model based on the
KORA Survey 2000. Diabet Med 2007;24:473-
80.

94

Anda mungkin juga menyukai