BAB III Kompaskemudi PDF
BAB III Kompaskemudi PDF
A. PENGERTIAN UMUM
Gyroscope (gasing) berasal dari kata „gyros‟ yang artinya berputar, dan „schopein‟ yang
artinya melihat.
Pengertian secara umum, bahwa gyro-scope adalah benda yang menyerupai roda yang berputar
pada porosnya dengan kecepatan tinggi (6000 putaran per menit atau lebih) dan dapat
bergerak bebas sekeliling 3 arah poros yang berdiri tegak lurus satu sama lain, dimana arah
poros-poros tersebut saling memotong di titik berat benda.
Syarat-syarat gyro-scope:
1. Resultante semua gaya harus bertumpu pada titik berat gasing
2. Ketiga poros harus berdiri tegak lurus satu sama lain
3. Ketiga poros harus saling memotong di titik berat gasing
4. Kecepatan putar harus cukup besar dan tetap, sehingga dapat berlaku hokum Gasing I
(antara 6.000 sampai 13.000 rpm)
Hukum-hukum gasing:
Hukum Gasing I:
Poros suatu gasing yang berputar sangat cepat, yang terpasang bebas dalam 3 bidang,
salah satu ujung porosnya akan menunjuk ke suatu titik tetap di angkasa
Dari hukum gasing I ini diperoleh apa yang disebut INERTIA. Yaitu suatu gaya yang dimiliki
oleh sebuah gasing untuk mempertahankan kedudukannya terhadap angkasa raya.
Dari percobaan-percobaan tersebut pada sub bab B, ternyata gyro-scope dapat dimanfaatkan
untuk pedoman (compass), dengan teknik-teknik tertentu.
► Kita ketahui bahwa gyro-scope memiliki 2 sifat yaitu „inertia‟ dan „precession‟. Sedangkan
bumi mempunyai „gravitasi; yang erat kaitannya dengan besarnya massa gyro-scope, dan
;rotasi; yang berpengaruh pada besarnya tilting dan drifting.
Maka kita dapat menyimpulkan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat gyro-scope
adalah:
1. Besarnya massa gyro-scope
2. Kecepatan putar gyro-scope
3. Radius of gyration (jari-jari putaran gyro-scope)
Dengan cara mengkombinasikan antara sifat-sifat gyro-scope dan sifat-sifat bumi, kita dapat
membuat pedoman gasing (gyro-compass). Yaitu dengan 2 tingkat kebebasan dan tingkat
kebebasan ketiga yang terbatas. Dengan cara ini diusahakan agar poros gasing mendatar dan
mengarah ke kutub utara bumi.
Terdapat 2 sistim yang digunakan untuk kepentingan diatas yang dikembangkan oleh para ahli
gasing. Yaitu yang dikenal dengan “Top heavy controlled gyro-scope” dan “Bottom heavy
controlled gyro-scope”.
Untuk mencegah pengaruh pemindahan air raksa dan terjadinya kopel, maka pipa
penghubungnya dibuat sekecil mungkin agar pemindahan air raksa tidak terjadi secara
mendadak tetapi secara perlahan-lahan sesuai dengan kecepatan tilting (senget)
Pengaruh elemen pengendali (control element) terhadap gerakan gasing adalah sebagai berikut:
1. Sebelum diberikan elemen pengendali, gerakan edaran gasing berbentuk lingkaran.
2. Edaran gasing setelah diberi elemen pengendali berbentuk ellips. Oleh karena kita
dapatkan 3 gaya sebagai berikut:
a. Tilting (senget), yang bekerja pada arah tegak (vertical)
b. Drifting, yang bekerja pada arah mendatar (horizontal)
c. Presesi, yang bekerja pada arah mendatar
Oleh karena adanya 2 gaya mendatar dan satu gaya yang bekerja secara tegak tersebut maka
terjadi gerakan edaran berbentuk ellips.
Waktu yang diperlukan untuk proses tersebut secara teoritis adalah 85 menit. Harga tilting,
drifting dan presesi tersebut makin mendekati kutub bumi makin mengecil, yang apabila poros
gasing menunjuk ke kutub bumi, nilainya adalah 0 (nol).
Kesimpulan:
1. Untuk membuat gasing menjadi sebuah pedoman, diperlukan kombinasi sebagai berikut:
a. Sifat-sifat gasing yaitu „Inertia‟ dan „Presesi‟
b. Rotasi dan gravitasi bumi
2. Dua buah vector yang menentukan ujung Utara poros gasing adalah:
a. Arah putaran gasing
b. Kerja dari pada gaya berat pada penataan pengendalian beban atas/bawah
2. Pengaruh horizontal damping yang kuat dapat diamati pada pedoman yang menggunakan
penendalian beban bawah separti pada type pedoman buatan Aanschutz, Plath dan
Tocimec.
Pedoman dengan menggunakan pengendalian beban bawah menggunakan pipa gelang
berongga dengan diberi sekat-sekat dan diisi cairan kental (minyak), atau
menggunakangaya torsi (momen kopel) separti yang dikembangkan pada pedoman gasing
merk „Arma-Brown‟.
Peredaman dengan sistim ini mengakibatkan edaran poros gasing untuk beberapa saat
membentuk ellips, baru kemudian terjadi presesi sekunder yang sesungguhnya yang
mengakibatkan edaran poros gasing berbentuk spiral yang menuju pusat ellips. Secara
teoritis sebenarnya dengan peredaman sistim ini diperlukan waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan menggunakan mercury-balistic. Namun dengan mengarahkan poros
gasing ke kutub utara bumi sebelum pedoman dihidupkan (dioperasikan), maka proses
perdaman menjadi lebih cepat karena pada sistim ini tidak terjadi kesalahan peredaman
baik di katulistiwa maupun di lintang-lintang tinggi.
Dari pembuktian rumus di atas, sebenarnya diperoleh nila „+‟. Tetapi kenyataannya nilai
kesalahan selalu negative. Oleh karena itu di bagian depan rumus selalu diberi tanda „-„
untuk haluan sejati Utara dan „+‟ untuk haluan sejati Selatan.
Kesimpulan:
d. Makin besar lintang, kesalahan akan semakin besar pula, sehingga pedoman gasing
hanya baik bila digunakan pada lintang 70º atau lebih kecil
Daftar Ilmu Pelayaran (Haverkamp – Daftar XXXVI) memberikan besarnya nilai dan
tanda kesalahan Haluan dan Lintang untuk berbagai lintang, haluan dan kecepatan kapal,
yang berfungsi untuk menggantikan koreksi bila terjadi kerusakan pada korektor yang
terdapat pada pedoman gasing.
Dari Daftar Ilmu Pelayaran dapat disimpulkan bahwa:
a. Kesalahan bertambah sesuai pertambahan lintang
b. Pada lintang yang sama, untuk haluan tertentu, kesalahan bertambah sesuai dengan
pertambahan kecepatan kapal.
c. Untuk kecepatan tertentu, kesalahan berkurang bila haluan mendekati 90º dan 270º.
d. Pada haluan Timur dan Barat kesalahan = 0
Pada pedoman gasing terdapat bagian yang disebut „Semi automatic corrector’, yang
berfungsi untuk memberikan koreksi pada kesalahan lintang dan kecepatan. Caranya yaitu
dengan memutar ulir / sekerup di bagian bawah korektor, sehingga skala lintang bertemu
dengan skala kecepatan. Dengan koreksi ini dimaksudkan agar garis layer bergeser kekiri /
kekanan dan dengan menggunakan „cosinus cam‟ kemudian dipindahkan ke mawar
pedoman induk.
2. Kesalahan Lintang (kesalahan peredaman)
Kesalahan ini terdapat pada pedoman gasing type Sperry, yaitu pedoman gasing yang
menggunakan pengendalian beban atas/puncak, karena pada proses peredaman, makin
tinggi lintang penilik, pada akhir oscilasi tidak dicapai pusat ellips. Oleh karena itu
kesalahan ini juga disebut sebagai „kesalahan peredaman‟. Pada pedoman Sperry biasanya
terdapat bagian untuk mengoreksi kesalahan ini, yaitu dengan memutar ulir kedua
(disamping semi automatic corrector). Pada pedoman dengan pengendalian beban bawah
kesalahan ini praktis = 0, hanya separti pada type Arma-Brown walaupun tidak terdapat
kesalahan lintang, tetapi terjadi gangguan-gangguan pada bagian-bagian mekaniknya.
3. Kesalahan Balistik
Kesalahan balistik adalah kesalahan yang disebabkan adanya perobahan kecepatan kapal.
(a = acceleration). Jadi yang menyebabkan kesalahan balistik bukan kecepatan kapal
(speed), tetapi percepatannya (a). Kita dapat membandingkan dengan keadaan di sekitar
kita, apabila ada sebuah benda digantung dan dibawa pada alat yang mempunyai
kecepatan, kemudian kecepatan tiba-tiba berobah, maka benda yang tergantung akan
terhentak.
Pada pedoman gasing, karena memiliki sifat Inertia (lembam), maka terjadi perpindahan
cairan mercury (pada type pedoman Sperry) atau kolom minyak (pada pedoman type Plath
/Tokimec), atau beban torsi (pada pedoman type Brown)
Ternyata bahwa apabila kapal pada kecepatan tertentu dengan haluan utara, akan terjadi
kopel yang menekan salah satuujung poros kearah bawah, sehingga ujung poros utara akan
menyimpang ke barat (kiri). Demikian sebaliknya, pada haluan selatan ujung poros gasing
akan menyimpang ke timur. Sedangkan pada haluan timur dan barat, kopel tersebut akan
bekerja pada bidang tegak lurus poros gasing dan tidak menimbulkan presesi. Maka pada
haluan Timur / Barat kesalahannya = 0
Bagian-bagian utama dari pada penataan pedoman gasing di kapal adalah sebagai berikut
(Lampiran II):
1. Power Supply Unit:
Bagian yang mampu memberikan aliran tenaga listrik baik AC (Alternating Current =
listrik arus bolak-balik) dan DC (Direct Current = listrik arus searah),
dengan tegangan dan frequensi yang tetap (Constant Voltage and Constant Frequency)
2. Control Panel
Yaitu bagian yang memberikan kendali terutama tentang kelistrikan, baik untuk
Master Gyro, Amplifier, dan repeater-repeater.
3. Master Gyro
Yaitu bagian yang paling utama dari penataan pedoman gasing. Master Gyro terdiri
dari bagian-bagian separti:
a. Sensitive Element. Bagian penting pada elemen ini adalah gyro-scope
b. Phantom Element. Bagian penting pada elemen ini adalah piringan pedoman
c. Control Element. Bagian penting pada elemen ini adalah peredam /
pengendali (mercury ballistic atau pipa minyak berongga)
d. Spider Element. Bagian penting pada elemen ini adalah „spider frame‟ dan
„semi automatic corrector‟.
e. Binnacle (rumah pedoman). Bagian penting pada binnacle adalah cincin lenja.
4. Junction Box
Yaitu bagian yang menghubungkan control-panel dengan repeater-repeater
5. Repeater-repeater
Yaitu pengulang penunjukan pada master-gyro, yang dihubungkan dengan alat-alat
navigasi lain separti: RDF, Radar, Auto Pilot, Off-Course Alarm Unit, Pesawat Baring
dan lainnya.
Lampiran I:
Potongan melintang SPERRY GYRO COMPASS:
Binnacle:
21. Gimbals Ring (gelang / cincin lenja)
22. Pitch damper (peredam anggukan kapal)
23. Roll damper (peredam olengan kapal)
Lampiran II:
Penataan Gyro Compass di Kapal:
SOAL-SOAL MANDIRI
1. Apa yang di maksud dengan gyro-scope ?
2. Apa Syarat-syarat gyro-scope ?
3. Sebutkan isi dari Hukum Gasing I & II ?
4. factor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat gyro-scope adalah ?
5. gambarkan diagram tilting dan drifting pada gyro-scope secara umum !