Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nezdy Puspitahesti

NIM :20101140118054

TUGAS KEPERAWATAN JIWA

1. Psikoanalitis ( freud, arickon )


Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi pada seseorang
apabila ego ( akal ) tidak berfungsi dalam mengontrol id ( kehendak nafsu atau
insting ). ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan akalnya ( ego ) untuk
memayuhi tata tertib, peraturan, norma, dan agama ( super-ego/das uber ich ) akan
mendorong terjadinya penyimpangan perilaku ( deviationof behavioral ). faktor
penyebab lain gangguan jiwa dalam teori ini adalah adanya konflik intrapsikis,
terutama pada masa kanak-kanak. sebagai contoh ketidakpuasan pada masa oral,
dimana anak tidak mendapatkan air susu secara sempurna, tidak adanya stimulasi
untuk belajar berkata-kata, dilarang dengan kekerasan untuk memasukan benda pada
mulutnya pada fase oraldan sebagainya. hal ini akan menyebabkan trauma yang
membekas pada masa dewasa. proses terapi pada model ini adalah menggunakan
metode asosiasi bebas dan analisis mimpi, masa peralihan untuk memperbaiki trauma
masa lalu. misalnya, klien dibuat dala keadaan sangat mengantuk. dalam keadaan
tidak berdaya , pengalaman alam bawah sadarnya digali dengan pertanyaan –
pertanyaan untuk menggali trauma masa lalu. hal ini lebih dikenal dengan metode
hipnotis, yang memerlukan keahlian dan latihan yang khusus. dengan cara demikian,
klien akan mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya, sedangkan terapis berupaya
untuk menginterpretasikan pikiran dan mimpi pasien. peran perawat adalah berupaya
melakukan assessment atau pengkajian mengenai keadaan – keadaan traumatis atau
stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu ( misalnya pernah disiksa orang tua,
pernah disodomi, diperlakukan secara kasar, ditelantarkan, diasuh dengan kekerasan,
diperkosa pada masa anak-anak) dengan menggunakan pendekatan komunikasi
terapeutik setelah terjalin hubungan saling percaya.
2. Interpersonal ( sullivan, peplau )
Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bisa muncul akibat adanya
ancaman. ancaman tersebut menimbulkan kecemasan ( ansietas ). ansietas timbul dan
dialami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain
( interpersonal ). menurut konsep ini, perasaan takut seseorang didasari adanya
ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya. konsep terapi menurut
konsep ini adalah berupaya membangun rasa aman pada klien ( build feeling
security )menjalin hubungan yang saling percaya dan membina kepuasan dalam
bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati ( trusting
relationship and interpersonal satisfaction )
peran perawat dalam teraapi adalah share anxietas ( berupaya melakukan sharing
mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat
berhubungan dengan rang lain ), dan therapist use empathy and relationship ( perawat
berupaya bersikap empati dan turut merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien,
serta memberikan respon verbal yang mendorong rasa aman klien dalam
berhubungan dengan orang lain ).
3. Sosial ( caplan, szasz )
Menurut konsep ini, seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau
penyimpangan perilaku apabila banyaknya faktor sosial dan faktor lingkungan yang
akan memicu munculnya stress pada seseorang, dimana akan menimbulkan
kecemasan dan gejala ( social and enviromental factor creat stress, which cause
anxiety and symptom ). prinsip proses terapi yang sangat penting dalam model
konsep ini adalah modifikasi lingkungan ( environment manipulation ) dan dukungan
sosial ( social suport ). peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini
adalah pasien harus menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada
dimasyarakat elibatkan teman sejawat, atasan keluarga, atau suami istri. sementara
itu, terapis berupaya menggali sitem sosial klien seperti suasana dirumah, dikantor,
disekolah, dimasyarakat, atau tempat kerja.
4. Eksistensial ( ellis, rogers )
Menurut teori model eksistensial, gangguan perilaku atau gangguan jiwa
terjadi bila individual gagal menemukan jati diri dan tujuan hidupnya. individu tidak
memiliki kebanggaan akan dirinya. membenci diri sendiri dan mengalami gangguan
dalam body imagenya. prinsip dalam proses terapinya adalah mengupayakan agar
individu berpengalaman dan bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup
orang lain dianggap sukses, atau dianggap sebagai panutan ( experience in
relationship ), memperluas kesadaran diri dengan cara intropeksi ( self assesment ),
bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan ( conducted in group ), mendorong
untuk menerima jati dirinya sendiri, dan menerima kritik atau feedback tentang
perilaku dari orang lain serta dapat mengontrol perilakunya ( encouraged to accept
self and control behavior ). prinsip keperawatannya adalah klien dianjurkan untuk
berperan serta dalam memperoleh pengalaman yang berarti untuk mempelajari
dirinya dan mendapatkan feedback dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas
kelompok. terapis berupaya untuk memperluas kesadaran diri pasien melalui
feedback, kritik, saran, atau reward dan punishment.
5. Terapi suportif ( wermon, rockland )
Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah faktor biopsikososial dan
respons maladaptif saat ini. aspek biologisnya menjadi masalah seperti : sering sakit
maag, migrain, atau batuk-batuk. aspek psikologisnya mengalami banyak keluhan,
seperti : mudah cemas, kurang percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu dan
pemarah. aspek sosialnya memiliki masalah seperti : susah bergaul, menarik diri,
tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu medapatkan pekerjaan, dan sebagainya.
semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab gangguan jiwa. fenomena tersebut
muncul akibat ketidakmampuan dalam beradaptasi pada masalah-masalah yang
muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu.
prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon koping adaptif, individu
diupayakan mengenal terlebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada dirinya ;
kekuatan mana yang bisa digunakan sebagai alternatif pemecahan masalahnya.
perawat harus membantu individu dalam melakukan identifikasi koping yang dimiliki
dan yang biasa digunakan klien. terapis berupaya menjalin hubungan yang hangat dan
empati dengan klien untuk menyiapkan koping klien yang adaptif.
6. Medis ( meyer, kraeplin )
Menurut konsep ini, gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifaktor yang
kompleks, meliputi : aspek fisik, genetik, lingkungan, dan faktor sosial sehingga
fokus penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostik, terapi
soatik, farmakologi, dan tehnik interpersonal. perawat berkolaborasi dengan tim
medis dalam melakukan prosedur diagnostik dan terapi jangka panjang. terapis
berperan dalam pemberian terapi, laporan mengenai dampak terapi, menentukan
diagnosis, dan menentukan jenis pendekatan terapi yang digunakan.
7. Komunikasi
Konsep ini dikemukan oleh Eric Berne. Dia mengatakan bahwa setiap
perilaku, baik verbal maupun nonverbal adalah bentuk komunikasi. Ketidakmampuan
komunikasi mengakibatkan kecemasan dan frustasi.
8. Perilaku
Konsep ini berdasarkan teori belajar, dan mengatakan bahawa semua perilaku itu
dipelajari. Perilaku seseorang karena dia belajar itu dari lingkungannya. Fokus
konsep ini terletak pada tindakan, bukan pada pikiran atau perasaan individu.
Perubahan perilaku membuat perubahan pada kognitif dan afektif.
a. Konsep
Dikembangkan oleh H.J Esyenk, J.Wolpe dan B.F Skiner. Teori ini menyakini
bahwa perubahan perilaku akan merubah koognitif dan avektif.
b. Proses terapi
1) Desenlisasi / pengalihan
2) Teknik relaksasi
3) Asertif training
4) Reforcemen/memberikan penghargaan
5) Self regulation/mengamati perilaku klien : self standar ketrampilan,self
observasi , self evaluasi , self reforcemen.
c. Peran pasien dan terapis
1) Pasien :
a) Mempraktikkan teknik perilaku yang digunakan untuk mengerjakan
pekerjaan rumah
b) Penggalakan latihan
2) Terapis :
a) Mengajarkan kepada klien tentang pendekatan perilaku
b) Membantu mengembangkan hirarki perilaku
c) Menguatkan perilaku yang diinginkan
9. Stress adaptasi
Menurut (Gail Stuart) model stress adaptasi menunjukkan bahwa banyak
pasien mengalami gangguan jiwa karena kegagalan beradaptasi, keperawatan
kesehatan jiwa menggunakan model stress adapasi dalam mengidentifikasi sehat
sehat sebagai hasil berbagai karakteristik individu yang berinteraksi dengan faktor
lingkungan. Model ini mengintegrasikan komponen biologis, psikologis, serta sosial
dalam pengkajian dan penyelesaian masalahnya. Apabila masalah disebabkan karena
fisik, maka pengobatannya dengan fisik atau kimiawi. Apabila masalah psikologis
maka harus diselesaikan secara psikologis. Demikian pula jika masalah sosial maka
lebih sering dapat diselesaikan dengan pendekatan sosial melalui penguatan
psikologis.
10. Model keperawatan
Konsep ini dikemukan oleh Dorethea, Orem, Joan Richi, Roy dan Martha
Rogers. Konsep ini berdasarkan teori sistem, teori perkembangan dan teori interaksi
yang bersifat holistik : bio-psiko-sosial spiritual. Perawat mengarah pada perubahan
perilaku, menyediakan waktu banyak, menciptakan hubungan yang terapeutik dan
sebagai pembela klien

Sumber:

Nasir, A. Muhith,A. 2011. Dasar-dasar keperawatan jiwa. Jakarta : Salemba Medika

Budiawan Aryana.2013.Model Konseptual Keperawatan Jiwa.Diakses pada 15 April 2020


dari

https://id.scribd.com/doc/163622365/Model-Konseptual-Keperawatan-Jiwa

Anda mungkin juga menyukai