Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi pada seseorang apabila ego ( akal ) tidak berfungsi dalam mengontrol id ( kehendak nafsu atau insting ). ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan akalnya ( ego ) untuk memayuhi tata tertib, peraturan, norma, dan agama ( super-ego/das uber ich ) akan mendorong terjadinya penyimpangan perilaku ( deviationof behavioral ). faktor penyebab lain gangguan jiwa dalam teori ini adalah adanya konflik intrapsikis, terutama pada masa kanak-kanak. sebagai contoh ketidakpuasan pada masa oral, dimana anak tidak mendapatkan air susu secara sempurna, tidak adanya stimulasi untuk belajar berkata-kata, dilarang dengan kekerasan untuk memasukan benda pada mulutnya pada fase oraldan sebagainya. hal ini akan menyebabkan trauma yang membekas pada masa dewasa. proses terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi bebas dan analisis mimpi, masa peralihan untuk memperbaiki trauma masa lalu. misalnya, klien dibuat dala keadaan sangat mengantuk. dalam keadaan tidak berdaya , pengalaman alam bawah sadarnya digali dengan pertanyaan – pertanyaan untuk menggali trauma masa lalu. hal ini lebih dikenal dengan metode hipnotis, yang memerlukan keahlian dan latihan yang khusus. dengan cara demikian, klien akan mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya, sedangkan terapis berupaya untuk menginterpretasikan pikiran dan mimpi pasien. peran perawat adalah berupaya melakukan assessment atau pengkajian mengenai keadaan – keadaan traumatis atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu ( misalnya pernah disiksa orang tua, pernah disodomi, diperlakukan secara kasar, ditelantarkan, diasuh dengan kekerasan, diperkosa pada masa anak-anak) dengan menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik setelah terjalin hubungan saling percaya. 2. Interpersonal ( sullivan, peplau ) Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bisa muncul akibat adanya ancaman. ancaman tersebut menimbulkan kecemasan ( ansietas ). ansietas timbul dan dialami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain ( interpersonal ). menurut konsep ini, perasaan takut seseorang didasari adanya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya. konsep terapi menurut konsep ini adalah berupaya membangun rasa aman pada klien ( build feeling security )menjalin hubungan yang saling percaya dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati ( trusting relationship and interpersonal satisfaction ) peran perawat dalam teraapi adalah share anxietas ( berupaya melakukan sharing mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan rang lain ), dan therapist use empathy and relationship ( perawat berupaya bersikap empati dan turut merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien, serta memberikan respon verbal yang mendorong rasa aman klien dalam berhubungan dengan orang lain ). 3. Sosial ( caplan, szasz ) Menurut konsep ini, seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku apabila banyaknya faktor sosial dan faktor lingkungan yang akan memicu munculnya stress pada seseorang, dimana akan menimbulkan kecemasan dan gejala ( social and enviromental factor creat stress, which cause anxiety and symptom ). prinsip proses terapi yang sangat penting dalam model konsep ini adalah modifikasi lingkungan ( environment manipulation ) dan dukungan sosial ( social suport ). peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah pasien harus menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada dimasyarakat elibatkan teman sejawat, atasan keluarga, atau suami istri. sementara itu, terapis berupaya menggali sitem sosial klien seperti suasana dirumah, dikantor, disekolah, dimasyarakat, atau tempat kerja. 4. Eksistensial ( ellis, rogers ) Menurut teori model eksistensial, gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi bila individual gagal menemukan jati diri dan tujuan hidupnya. individu tidak memiliki kebanggaan akan dirinya. membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam body imagenya. prinsip dalam proses terapinya adalah mengupayakan agar individu berpengalaman dan bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain dianggap sukses, atau dianggap sebagai panutan ( experience in relationship ), memperluas kesadaran diri dengan cara intropeksi ( self assesment ), bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan ( conducted in group ), mendorong untuk menerima jati dirinya sendiri, dan menerima kritik atau feedback tentang perilaku dari orang lain serta dapat mengontrol perilakunya ( encouraged to accept self and control behavior ). prinsip keperawatannya adalah klien dianjurkan untuk berperan serta dalam memperoleh pengalaman yang berarti untuk mempelajari dirinya dan mendapatkan feedback dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas kelompok. terapis berupaya untuk memperluas kesadaran diri pasien melalui feedback, kritik, saran, atau reward dan punishment. 5. Terapi suportif ( wermon, rockland ) Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah faktor biopsikososial dan respons maladaptif saat ini. aspek biologisnya menjadi masalah seperti : sering sakit maag, migrain, atau batuk-batuk. aspek psikologisnya mengalami banyak keluhan, seperti : mudah cemas, kurang percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu dan pemarah. aspek sosialnya memiliki masalah seperti : susah bergaul, menarik diri, tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu medapatkan pekerjaan, dan sebagainya. semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab gangguan jiwa. fenomena tersebut muncul akibat ketidakmampuan dalam beradaptasi pada masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu. prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon koping adaptif, individu diupayakan mengenal terlebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada dirinya ; kekuatan mana yang bisa digunakan sebagai alternatif pemecahan masalahnya. perawat harus membantu individu dalam melakukan identifikasi koping yang dimiliki dan yang biasa digunakan klien. terapis berupaya menjalin hubungan yang hangat dan empati dengan klien untuk menyiapkan koping klien yang adaptif. 6. Medis ( meyer, kraeplin ) Menurut konsep ini, gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifaktor yang kompleks, meliputi : aspek fisik, genetik, lingkungan, dan faktor sosial sehingga fokus penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostik, terapi soatik, farmakologi, dan tehnik interpersonal. perawat berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur diagnostik dan terapi jangka panjang. terapis berperan dalam pemberian terapi, laporan mengenai dampak terapi, menentukan diagnosis, dan menentukan jenis pendekatan terapi yang digunakan. 7. Komunikasi Konsep ini dikemukan oleh Eric Berne. Dia mengatakan bahwa setiap perilaku, baik verbal maupun nonverbal adalah bentuk komunikasi. Ketidakmampuan komunikasi mengakibatkan kecemasan dan frustasi. 8. Perilaku Konsep ini berdasarkan teori belajar, dan mengatakan bahawa semua perilaku itu dipelajari. Perilaku seseorang karena dia belajar itu dari lingkungannya. Fokus konsep ini terletak pada tindakan, bukan pada pikiran atau perasaan individu. Perubahan perilaku membuat perubahan pada kognitif dan afektif. a. Konsep Dikembangkan oleh H.J Esyenk, J.Wolpe dan B.F Skiner. Teori ini menyakini bahwa perubahan perilaku akan merubah koognitif dan avektif. b. Proses terapi 1) Desenlisasi / pengalihan 2) Teknik relaksasi 3) Asertif training 4) Reforcemen/memberikan penghargaan 5) Self regulation/mengamati perilaku klien : self standar ketrampilan,self observasi , self evaluasi , self reforcemen. c. Peran pasien dan terapis 1) Pasien : a) Mempraktikkan teknik perilaku yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan rumah b) Penggalakan latihan 2) Terapis : a) Mengajarkan kepada klien tentang pendekatan perilaku b) Membantu mengembangkan hirarki perilaku c) Menguatkan perilaku yang diinginkan 9. Stress adaptasi Menurut (Gail Stuart) model stress adaptasi menunjukkan bahwa banyak pasien mengalami gangguan jiwa karena kegagalan beradaptasi, keperawatan kesehatan jiwa menggunakan model stress adapasi dalam mengidentifikasi sehat sehat sebagai hasil berbagai karakteristik individu yang berinteraksi dengan faktor lingkungan. Model ini mengintegrasikan komponen biologis, psikologis, serta sosial dalam pengkajian dan penyelesaian masalahnya. Apabila masalah disebabkan karena fisik, maka pengobatannya dengan fisik atau kimiawi. Apabila masalah psikologis maka harus diselesaikan secara psikologis. Demikian pula jika masalah sosial maka lebih sering dapat diselesaikan dengan pendekatan sosial melalui penguatan psikologis. 10. Model keperawatan Konsep ini dikemukan oleh Dorethea, Orem, Joan Richi, Roy dan Martha Rogers. Konsep ini berdasarkan teori sistem, teori perkembangan dan teori interaksi yang bersifat holistik : bio-psiko-sosial spiritual. Perawat mengarah pada perubahan perilaku, menyediakan waktu banyak, menciptakan hubungan yang terapeutik dan sebagai pembela klien
Sumber:
Nasir, A. Muhith,A. 2011. Dasar-dasar keperawatan jiwa. Jakarta : Salemba Medika
Budiawan Aryana.2013.Model Konseptual Keperawatan Jiwa.Diakses pada 15 April 2020