Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Nama : FUAD HASIM
NIM : 823700092
Program Studi : S1 PGSD
Pokjar / Kabupaten : DEMAK / DEMAK
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan.
Seyogyanya guru menguasai kemampuan mengajarkan pengetahuan,
kecakapan, dan keterampilan hidup pada siswa agar bisa menumbuhkan
proses pembelajaran yang baik dan dapat mencapai hasil yang optimal. Untuk
itu diperlukan guru-guru yang profesional dan berkompeten, yaitu guru yang
senantiasa mampu dan mau meningkatkan kemampuan profesionalnya.
Menurut Pemendiknas nomer 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk
satuan pendidikan dasar dan menegah dijelaskan bahwa tujuan mata pelajaran
IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkan didalam kehidupan sehari-hari.
Dalam KTSP mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut :
Hal ini ditunjukan dengan data rata-rata ulangan harian siswa kelas IV
SDN Ngaluran 1 dengan hasil ulangan IPA menunjukan masih belum
4
maksimal yaitu siswa memperoleh nilai tertinggi, nilai terendah, dan nilai
rata-rata kelas dari siswa, dari data observasi awal tersebut menunjukan belum
tercapainya nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Dengan melihat data
hasil belajar dan pelaksanaan mata pelajaran tersebut diperlukan adanya suatu
upaya untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran
IPA, agar siswa menjadi aktif dalam mengembangkan ketrampilan serta
memahami konsep-konsep IPA dengan mudah sehingga hasil belajar siswa
dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan sekolah.
1. Identifikasi Masalah
Dalam tes formatif pembelajaran IPA tentang materi pokok daur hidup
hewan di kelas IV semester 1 ternyata kami mengalami beberapa masalah
yang sangat berpengaruh pada keberhasilan siswa yang sebagian besar belum
mencapai target ketuntasan. Dari 41 siswa, hanya 16 siswa yang mempunyai
target ketuntasan belajar atau sebesar 39 % sedangkan 25 siswa belum
mencapai hasil yang memuaskan atau belum tuntas sebesar 61 %.
Dari hasil refleksi dan analisis hasil tes formatif yang diperoleh siswa,
maka penulis mendiskusikan dengan supervisor dan teman sejawat untuk
mengidentifikasi kekurangan selama proses pembelajaran dan hasil diskusi
terungkap adanya beberapa masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran
yaitu:
1. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran kurang.
2. Rendahnya minat siswa untuk bertanya dalam proses pembelajaran.
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam materi daur hidup hewan adalah untuk :
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang
dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang
terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui
serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian
gagasan-gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari IPA sebagai cara mencari
tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan membantu siswa untuk
memahami alam sekitar secara lebih mendalam (Depdiknas dalam Suyitno,
2002: 7).
Menurut Iskandar IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa
yang terjadi alam (Iskandar, 2001: 2).
Sains merupakan ilmu empirik yang membahas tentang fakta dan gejala
alam maka dalam pembelajaranya harus faktual.artinya tidak hanya secara
verbal sebagaimana terjadi pada pembelajaran secara tradisional
(asyari,Muslichah:2006.22).
C. Metode Demonstrasi
Dalam bahasa inggris, method berarti cara apabila dikaitkan dengan
pembelajaran metode adalah cara yang digunakan guru dalam membelajarkan
siswa.
Menurut Djamarah (2002:102) mengatakan bahwa Metode demonstrasi
adalah cara menyajikan bahan pelajran dengan meragakan atau
mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik sebenarnya atau tiruan, yang sering disertai dengan
penjelasan lisan.
1. Karakteristik
metode mengajar demonstrasi hakekatnya untuk memyampaikan
pembelajaran pada siswa dalam penguasaan proses objek tertentu. Dalam
pelaksanaan metode demonstrasi, selain guru yang akan menjadi model
juga dapat mendatangkan nara sumber yang akan mendemonstrasikan
objek materi pelajaran, dengan syarat harus menguasi bahan materi yang
didemonstrasikan, serta mengutamakan aktifitas siswa untuk melakukan
demonstrasi tersebut.
2. Prosedur
Prosedur yang dilakukan dalam metode pembelajaran adalah :
a. Mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
b. Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan.
c. Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan
dari siswa.
d. Penguatan (diskusi, tanya jawab, dan latihan) terhadap hasil
demonstrasi
e. Kesimpulan
3. Keunggulan
Keunggulan metode mengajar demonstrasi dapat dicapai apabila
kondisi pembelajaran diciptakan secara efektif, diantaranya adalah:
9
E. Kerangka Berpikir
10
F. Hipotesis Tindakan
Sesuai dengan landasan teori dan kerangka berpikir tersebut maka
hipotesis dari penelitian perbaikan pembelajaran adalah “Apakah melalui
Penggunaan Metode Demonstrasi dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas IV pada Pelajaran IPA dalam Daur hidup hewandi SDN Ngaluran 1
Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2015/20216”.
Siklus I
1) Perencanaan pembelajaran
1. Pada tahap identifikasi masalah dan perumusan masalah, peneliti
bekerja sama dengan teman sejawat dan pembimbing untuk
mengungkap dan memperjelas permasalahan yang peneliti hadapi
untuk dijadikan sebagai jalan pemecahan yang tepat.
2. Merancang pembelajaran dengan meniti beeratkan pada pemberian
beberapa contoh soal dan pemberian latihan yang cukup bagi
peserta didik termasuk kerja kelompok dalam mengerjakan lembar
kerja.
3. Menyiapkan alat peraga dan sumber-sumber pembelajaran.
4. Menyiapkan lembar observasi sebagai panduan bagi observer
dalam mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
5. Merancang tes formatif
12
2) pelaksanaan Pembelajaran
Siklus I direncanakan pada tanggal 08 Oktober 2015. Peneliti akan
dibantu oleh Ibu Alfi Nurasiyah, S.Pd. dan guru senior Ibu Retno
Wiji Astuti, S.Pd. SD untuk mengamati dan pengambilan data dari
hasil tes formatif.
Adapun pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut :
a. Kegiatan Awal ( 10 menit )
b. Kegiatan inti ( 40 menit )
Eksplorasi
Elaborasi
Konfirmasi
c. Kegiatan Akhir ( 10 menit )
3) Pengamatan atau teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data akan diadakan diskusi dengan Guru senior,
pengamatan yang dilakukan meliputi:
a. Guru meneliti hasil belajar siswa atau hasil tes.
b. Mengamati aktifitas belajar individu maupun kelompok.
c. Mencatat masalah-masalah saat tindakan kemudian menjadikan
refleksi sebagai tindak lanjut.
4) Refleksi
Setelah pengumpulan data siklus I diperoleh refleksi sebagai berikut:
o Kurangnya minat dan motivasi belajar siswa terhadap mata
pelajaran IPA tentang daur hidup hewan.
o Penyampaian materi kurang menarik perhatian siswa.
o Kurangnya alat peraga yang dapat menarik minat dan perhatian
siswa terhadap pembelajaran IPA.
o Guru kurang memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya
mengenai hal – hal yang kurang dipahami siswa.
o Hasil pembelajaran kurang memuaskan.
13
Siklus II
1) Rencana perbaikan pembelajaran
Jika pada tahap Siklus I yang telah selesai dilaksanakan dengan
hasil ketuntasan yang kurang memuaskan masih di bawah 75%, maka
masih perlu membuat rencana perbaikan pembelajaran pada tanggal
15 Oktober 2015. Adapun perbaikan pembelajarannya sesuai dengan
refleksi Siklus I.
2) Tahap pelaksanaan siklus II
Pada tanggal 15 Oktober 2015 akan dilaksanakan rencana
perbaikan pembelajaran siklus II dengan dibantu oleh pengawas dan
guru senior sebagai pengamat. Adapun langkah-langkah
pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan Awal ( 10 menit )
b. Kegiatan inti ( 40 menit )
Eksplorasi
14
Elaborasi
Konfirmasi
c. Kegiatan Akhir ( 10 menit )
3) Pengamatan atau teknik Pengumpulan data
Tindakan pengamatan atau pengumpulan data antara lain:
a. Mengamati kerja kelompok secara umum maupun secara khusus
dibantu oleh pengawas dan guru senior.
b. Mencatat hal-hal penting yang terjadi dalam kelompok kemudian
dipecahkan bersama dengan siswa.
c. Merekap hasil tes formatif siswa, untuk mengukur tingkat
keberhasilan yang dicapai oleh siswa.
4) Refleksi
Hasil tes formatif siklus II dikumpulkan untuk dianalisis,
kemudian ditentukan berapa besarnya siswa yang sudah tuntas dan
berapa jumlah siswa yang belum tuntas. Langkah selanjutnya adalah
mengadakan remidi bagi siswa yang belum tuntas dan bagi siswa yang
sudah tuntas diadakan pengayaan.
C. Teknik Analisis Data
Analisa data dilakukan dengan teknik kualitatif yaitu setelah melaksanaan
perbaiakan pembelajaran selesai secara keseluruan. Jika perbaikan
direncanakan dua kali pembelajaran maka analisis data dilakukan setelah
kedua pembelajaran selesai dilaksanakan untuk menghasilkan informasi yang
dapat menjawab hipotesis perbaikan yang dirancang. Data kualitatifnya berupa
komentar observer (pengamat) terhadap kinerja guru dalam pembelajaran serta
aktivitas belajar siswa. Data kuantitifnya adalah hasil belajar siswa kelas IV
yang diamati dengan cara memberikan tes setiap akhir siklus.
Menurut Mills (2000) analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh
guru yang berperan sebagai peneliti untuk menerangkan secara akurat data
yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar.
15
menjawab, walaupun masih ada siswa yang malu dan takut dalam
menjawab, mereka juga aktif dalam bekerja sama dengan anggota
kelompok dalam berdiskusi.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran melalui metode demonstrasi berjalan lancar sesuai
yang direncanakan. Siswa merasa senang sehingga termotivasi untuk
mengikuti setiap langkah pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari semangat
dan perhatian siswa terhadap alat dan media pembelajaran yang berupa
potongan kertas manila beserta landasannya. Siswa pada siklus I menjadi
aktif dan dapat dikatakan motivasi belajar siswa tinggi. Kegiatan
pembelajaran pada siklus I antara lain masih ada siswa yang belum berani
mendemonstrasikan alat peraga karena sulit dimengerti, sehingga siswa
masih kurang begitu paham. Kekurangan ini akan diperbaiki pada siklus II.
siklus II
a) Rencana tindakan
Pada tahap perencanan siklus II ini dilaksanakan tanggal 15
Oktober 2015 dengan mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri
dari rencana pembelajaran, soal test formatif, lembar observasi kinerja
guru, lembar observasi siswa dan alat-alat pembelajaran yang mendukung
yaitu potongan kertas beserta landasannya dengan ukuran yang lebih besar
dan warna bervariasi, agar anak lebih paham dan jelas dalam
mendemonstrasikan.
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2015,
indikator tahap ini adalah Menjelaskan daur hidup metamorfosis pada
kupu-kupu, katak, nyamuk, kecoa. Pada permulaan guru memberi motivasi
dengan bertanya “Apakah kalian pernah melihat Ulat Menjadi Kupu-
kupu? Apakah Metamorfosis itu ?” Kemudian pada kegiatan inti guru
bersama siswa mendemonstrasikan alat peraga dengan menunjukkan cara
18
1. Tahap awal
Prestasi belajar IPA siswa pada tahap awal ini dapat dilihat bahwa
jumlah siswa yang mendapat nilai kurang dari 70 masih banyak. Siswa
yang tidak tuntas yaitu 16 anak dari jumlah keseluruhan siswa yaitu 41
anak, sedangkan siswa yang tuntas adalah 25 anak. Bila dilihat dari
19
presentase ketuntasannya saat tahap awal ini siswa yang tidak tuntas
adalah 61% dan yang tuntas adalah 39% . Nilai maksimum yang diperoleh
siswa pada tahap awal ini adalah 90, namun nilai minimum yang diperoleh
siswa masih sangat rendah, yaitu 50. Dengan demikian dapat dilihat
rentang yang sangat jauh antara nilai minimum dan nilai maksimum.
2. Siklus I
Hasil tes formatif IPA pada siklus I yang mencapai nilai ≥70 atau
yang mencapai ketuntasan adalah 28 siswa (68%). Sedangkan siswa yang
belum tuntas adalah 13 anak (32%). Bila dibandingkan saat tahap awal,
prestasi belajar siswa adalah 39% menjadi 68% pada siklus I ini. Kenaikan
ketuntasan dari tahap awal ke siklus I adalah 29%.
3. Siklus II
Hasil tes formatif pada siklus II ini dibandingkan dengan hasil tahap
awal siklus I jauh lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang
mencapai ≥70 adalah 36 siswa (88%). Sedangkan siswa yang belum tuntas
hanya 5 siswa (12%). Bila dibandingkan saat tahap awal yang hanya 16
siswa yang tuntas (39%) dan siklus I ada 28 siswa yang tuntas (68%),
siklus II ini memiliki jumlah ketuntasan yang paling tinggi.
Dari data diatas dapat kita ketahui kenaikan persentase ketuntasan
dari siklus I kesiklus II adalah 20%. Nilai minimum pada siklus II ini
adalah 60, lebih tinggi dibandingkan pada saat tahap awal yang hanya 50.
Dan yang mendapat nilai maksimumnya 100 ada 10 siswa, meskipun
tadinya pada siklus I nilai maksimum 100 yang di dapat 3 siswa.
A. Simpulan
20
a. Guru
Untuk meningkatkan mutu pembelajaran IPA guru dapat menerapkan
metode demonstrasi yang disertai dengan penggunaan alat peraga untuk
membantu mempermudah pemahan siswa dalam pemahaman materi, yang
disesuaikan dengan kondisi siswa, dan kemampuan guru itu sendiri.
Instrumen tes maupun nontes yang digunakan dalam penelitian ini
sebaiknya terus disempurnakan dan dikembangkan sehingga memperoleh
tingkat validasi yang lebih memuaskan.
b. Siswa
Pembelajaran IPA dengan menerapkan metode demonstrasi disertai
alat peraga dapat membantu pemahan siswa dalam penyampaian materi,
siswa menjadi senang dan kemudian tertarik dengan pembelajarannya.
DAFTAR PUSTAKA
21