Anda di halaman 1dari 10

STATUS PERSONAL

Disusun Oleh :

Nama : Ray Agustin


NPM : 1803101010302
Mata Kuliah : Hukum Perdata Internasional

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM - BANDA ACEH

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
judul “Status Personal dalam HPI” dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Rismawati selaku Dosen mata kuliah Hukum
Perdata Internasional yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Status Personal dalam Hukum Perdata Internasional. Saya
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun. Akhirnya saya mengharapkan semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat khususnya bagi mahasiswa dan umumnya bagi pembaca.

Banda Aceh, 07 Maret 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

I.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................1

I.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................2

2.1 Pengertian Status Personal...................................................................................2

2.2 Ruang Lingkup Status Personal...........................................................................2

2.3 Cara Membedakan Status Personal......................................................................2

2.4 Perbedaan Aliran Nasionalitas dan Terrioriolitas................................................5

2.5 Alasan Pendukung................................................................................................5

BAB III PENUTUP................................................................................................................6

3.1.Kesimpulan...........................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam hukum perdata internasional terdapat yang namanya status personal, yaitu
penyelesaian suatu kasus HPI dengan menganut prinsip kewarganegaraan. Status personal
ini meliputi hak dan kewajiban, kemampuan dan ketidakmampuan bertindak di depan
hukum, yang unsure-unsurnya tidak dapat berubah atas kemauan pemiliknya. Walaupun
terdapat perbedaan tentang status personal ini, pada dasarnya kedudukan hukum
seseorang yang umumnya ditentukan oleh hukum dari Negara yang dimana ia dianggap
sah secara permanen.

Menurut konsepsi luas, status personal meliputi berbagai hak-hak hukum pada
umumnya, termasuk permulaan dan terhentinya kepribadian. kemampuan untuk
melakukan perbuatan hukum, perlindungan kepentingan pribadi. Persoalan yang
berkaitan dengan hukum keluarga dan waris. Konsepsi yang agak sempit yang antara lain
di anut oleh perancis ini tidak menggangap sebagai status personal : hukum harta benda
perkawinan, pewarisan, dan ketidakmampuan bertindak di bidang hukum dalam hal
khusus. Sedangkan konsepsi yang lebih sempit sama sekali tidak memasukan hukum
keluarga dan waris dalam jangkaun status personal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian status personal ?


2. Bagaimana ruang lingkup status personal?
3. Bagaimana cara menentukan status personal ?
4. Apa pengertian kewarganegaraan dan domisili ?
5. Apa saja alasan pendukung antara kewarganegaraan dengan domisili ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Status Personal

Status Personal adalah suatu kondisi atau keadaan suatu pribadi dalam hukum yang
diberikan atau diakui oleh negara untuk mengamankan dan melindungi lembaga-lembaganya.
Status personal ini meliputi hak dan kewajiban, kemampuan dan ketidakmampuan bersikap
tindak di bidang hukum, yang unsur-unsurnya tidak dapat diubah atas kemauan pemiliknya.

2.2 Ruang Lingkup Status Personal

Adapun ruang lingkup status personal ada tiga, yaitu :

1) Konsepsi luas : menurut konsepsi luas, status personal meliputi berbagai hak-hak hukum
pada umumnya, termasuk permulaan (lahirnya) dan terhentinya kepribadian, kemampuan
untuk melakukan perbuatan hukum, perlindungan kepentingan pribadi, persoalan yang
berkaitan dengan hukum keluarga dan waris.

2) Konsepsi yang agak sempit : dianut di Perancis, tidak menganggap sebagai status
personal : hukum harta benda perkawinan, pewarisan dan ketidakmampuan bertindak di
bidang hukum dalam hal khusus, misalnya dokter yang tidak akan diperkenankan
memperoleh sesuatu hak yang timbul dari testamen pasiennya.

3) Konsepsi lebih sempit : sama sekali tidak memasukkan hukum keluarga dan waris dalam
jangkauan status personal.

2.3 Cara Menentukan Status Personal

Untuk menentukan status personil seseorang, negara-negara di dunia menganut dua


prinsip. Pertama, Prinsip kewarganegaraan, yaitu status personil seseorang (baik warganegara
maupun asing) ditentukan oleh hukum nasional mereka. Kedua, Prinsip domisili, yaitu status
personil seseorang ditentukan oleh hukum yang berlaku di domisilinya. Berikut penjelasan
lebih lanjutnya.

2
1. Aliran Nasionalitas atau Kewarganegaraan (Lex Patriae)

Aliran ini mengkaitkan status personal seseorang kepada hukum nasionalitas. Dengan
kata lain, untuk menentukan status personal suatu pribadi berlaku hukum nasionalnya.
Kewarganegaraan adalah status anggota/rakyat dari suatu Negara yang menjadi warga Negara
adalah penduduk asli dari Negara tersebut atau orang asing yang telah mengalami perubahan
kewarganegaraan.

Terdapat dua asas dalam menentukan kewarganegaraan seseorang, yaitu :

a) Asas tempat kelahiran (ius soli) yaitu kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh
tempat kelahirannya. Contoh: Ada orang tua Y melahirkan di wilayah X, anak
berkewarganegaraan X.
b) Asas keturunan (ius sanguinis) yaitu ius sanguinis adalah asas kewarganegaraan yang
berdasarkan darah atau keturunan. Asas ini menetapkan seseorang mendapat warga
negara jika orang tuanya adalah warga negara suatu negara. Misalkan seseorang yang
lahir di Indonesia, namun orang tuanya memiliki kewarganegaraan dari negara lain,
maka ia mendapat kewarganegaraan dari orang tuanya.

 Prinsip warga Negara :


a) Orang-orang yang tidak mempunyai hubungan apapun dengan suatu Negara dengan
suatu Negara tidak boleh dimasukkan sebagai warganegara dari Negara yang
bersangkutan.
b) Suatu Negara tidak boleh menentukan siapa-siapa yang merupakan warganegara suatu
Negara lainnya.

2. Aliran Terriorialitas atau Domisili (Lex domicili)

Aliran ini memakai hukum domisili sebagai titik taut. Status personal suatu pribadi
tunduk pada hukum di mana berdomisili. Domisili adalah Negara atau tempat menetap yang
menurut hukum dianggap sebagai pusat kehidupan seseorang (Centre of his life).

3
Adapun macam-macam Domisili :

a) Domicile of origin : diperoleh seseorang pada waktu kelahirannya. Bagi anak sah,
domicile of origin adalah Negara dimana ayahnya berdomisili pada saat ia dilahirkan.
Sedangkan bagi anak yang tidak sah, domisili ibunyalah menjadi domicile of origin.
Bila sang ayahnya mempunyai domicile of choice maka yang merupakan domisili
sang anak adalah domicile of choice ayahnya ini.

b) Domicile of choice : system hukum di Inggris memerlukan 3 syarat bagi seseorang


untuk memilih domicile of choice yaitu kemampuan(capacity), tempat kediaman
(residence) dan hasrat atau itikad (intention). Pribadi yang tidak mampu bersikap
tindak dalam hukum, tidak dapat memperoleh domicile of choice sendiri. Juga
peribadi tersebut harus mempunyai tempat kediaman sehari-hari pada suatu tempat
tertentu. Disamping itu harus ada hasrat untuk tetap tinggal pada tempat kediaman
tersebut/permanent-residence.

c) Domicile by operation of the law : domisili yang dimiliki oleh pribadi-pribadi yang
berdomisilinya tergantung pada domisili orang lain/dependent. Mereka ini adalah
anak-anak yang belum dewasa, wanita yang berada dalam perkawinan dan orang-
orang yang berada dibawah pengampuan. Domisi anak yang belum dewasa adalah
domisili ayahnya, sedangkan domisili wanita yang berada dalam perkawinan adalah
domisili suaminya.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam konsepsi domisili menurut ketentuan di inggris
ini adalah :

a. Setiap orang harus mempunyai domisili

b. Setiap orang hanya diperbolehkan mempunyai satu domisili

c. Penentuan domisili seseorang menurut hukum perdata internasional di inggris ditentukan


oleh hukum inggris (Lex fori).

4
 Doctrine

1) Doctrine Of Revival (Inggris)

Adalah bila seseorang telah melepaskan domisili semula, tetapi tidak memperoleh
domisili lainnya, maka domicile of originnya yang hidup kembali.

2) Doctrine As

Menurut hukum Amerika Serikat, Doctrine of continuance of domicile adalah


domisili yang semula berlangsung hingga yang bersangkutan memperoleh domisili lain.

2.4 Perbedaan Aliran Nasionalitas dan Territorialitas

Perbedaan kedua aliran tersebut pada intinya dapat dikembalikan pada perbedaan
diletakkannya titik berat atas segi personalitas atau teritorial hukum.

2.5 Alasan Pendukung

1) Prinsip Kewarganegaraan

a. Sesuai dengan perasaan hukum

b. Lebih permanen dari hukum domisili

c. Lebih memberi kepastian

2) Prinsip Domisili

a. Hukum dimana yang bersangkutan sesungguhnya hidup

b. Prinsip kewarganegaraan sering memerlukan bantuan domisili

c. Hukum domisili sering sama dengan hukum sang hakim

d. Cocok untuk Negara-negara yang mengenal pluralisme hukum

e. Demi kepentingan adaptasi dan asimilasi para imigran

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Status Personal adalah suatu kondisi atau keadaan suatu pribadi dalam hukum yang
diberikan atau diakui oleh Negara untuk mengamankan dan melindungi lembaga-
lembaganya. Ruang lingkup nya ada tiga, yaitu konsepsi luas, konsepsi yang agak sempit,
dan konsepsi lebih sempit.

Adapun cara menentukan status personal yaitu dengan menggunakan dua aliran,
sebagai berikut. Pertama aliran Nasionalitas atau Kewarganegaraan (Lex Patriae), aliran ini
mengkaitkan status personal seseorang kepada hukum nasionalitas. Dengan kata lain, untuk
menentukan status personal suatu pribadi berlaku hukum nasionalnya. Kedua aliran
Terriorialitas atau Domisili (Lex domicili), aliran ini memakai hukum domisili sebagai titik
taut. Status personal suatu pribadi tunduk pada hukum di mana berdomisili.

Perbedaan Aliran Nasionalitas dan Aliran Territorialitas tersebut pada intinya dapat
dikembalikan pada perbedaan diletakkannya titik berat atas segi personalitas atau teritorial
hukum.

6
Daftar Pustaka

Gautama,Sudargo. 1981. Hukum Perdata Internasional.Jilid II Bagian I (buku 7). Bandung:


Alumni.

Khairandy,Ridwan dkk. 1999. Pengantar Hukum Internasional Indonesia. Yogyakarta :


GamaMedia.

Purbacaraka, Purnadi dan Agus Brotosusilo. 1989. Sendi-sendi Hukum Perdata Internasional
Suatu Orientasi. Jakarta: CV Rajawali.

Anda mungkin juga menyukai