Nim : 1810116773
Kelas : IVD HUKUM (Pagi)
Mata Kuliah : Kriminologi
Dosen Pengampu : Temmy, S.H, M.H
SEJARAH KRIMINOLOGI
A. Zaman kuno
Kebanyakan pengetahuan sudah dimulai dari zaman kuno, tapi hal itu tak
dapatlah atau hampir-hampir tak dapat dikatakan tentang kriminologi. Hanya di
sana sini terdapat catatan lepas tentang kejahatan. Dalam bukunya ‘les causes
economiques de la crinimalite’ (1903) van kan menguraikan tentang
penyelidikannya dalam pendapat-pendapat sarjana tentanga sebab-musabah
ekonomi daripada kejahatan, Haverlock ellis dalam bukunya the criminal (1889)
maro dalam bukunya ‘I caratteri delinquenti’ (1887) dan G. Antonini dalam
bukunya ‘I di Lombroso’ precusori (1909) mencari pendapat-pendapat tentang
sebab-sebab kejahatan menurut antropologi, tapi hasilnya sangat kecil. Ada
beberap kutipan dari dua orang pengarang yunani yang paling penting
pengarangpengarang plato (427-347) sm ia menyatakan dalam bukunya
republiek’ Emas, manusia adalah merupakan sumber kejahatan’ (III in fine);
sementara itu, Aristoteles (382-322)s.m menyatakan bahwa kemiskinan
menimbulkan dan pemberontakan. makin tinggi kekayaan dalam pandangan
manusia, makin merosot penghargaan terhadap kesusilaan’ (VIII); adalah jelas,
bahwa dalam setiap Negara dimana terdapat banyak orang miskin, dengan diam-
diam terdapat, bajinganbajingan, tukang copet, pemerkosa agama dan penjahat
dari berbagai corak’(VIII) masih beberapa tempat diuraikan. Terutama dimana
plato menggambarkan keuntungan moral daripada komunis plato dengan
demikian mengepalai deretan panjang para utopis, yang untuk masyarakat khayal
yang mereka lukiskan akan akan berbuat sama. Ada juga dalam bukunya’de
wetten’ terdapat banyak uraian yang semacam itu, umpama jika dalam suatu
masyarakat tidak ada yang miskin dan tidak ada yang kaya, tentu akan terdapat
kesusilaan yang tinggi di sana. Karena disitu tidak akan terdapat keterkeburan,
tidak pula kelaliman, juga tidak ada rasa iri hati dan benci. (III 2) Untuk
lengkapnya dapat ditambahkan bahwa kedua pengarang tadi juga berpengaruh
dalam lapangan hukum pidana teristimewa plato. Faedahnya hukuman sangat
dipentingkan olehnya, adagiumnya; hukuman dijatuhkan bukan karena telah
berbuat jahat, tapi agar jangan diperbuat kejahatan berasal dari padanya.
1. Insane criminal, merupakan orang yang menjadi penjahat sebagai hasil beberapa
perubahan dalam otak orang tersebut yang mengganggu kemampuan orang itu
untuk membedakan antara yang benar dengan yang salah. Misalnya ialah
kelompok yang idiot, yang embisil, atau bahkan yang paranoid.
2. Criminaloid, yaitu seorang pelaku kejahatan yang dmendapatkan pengalaman
secara terus menerus sehingga dapat mempengaruhi pribadinya. Contohnya
adalah penjahat kambuhan.
3. Criminal of passion, ialah seorang pelaku kejahatan yang akan melakukan
tindakannya karena emosi, marah, cinta, atau bahkan karena kehormatan.
Perspektif Psikologis didasarkan tiga persepektif antara lain yaitu :
a. Tindakan serta tingkah laku orang dewasa, yang dapat dipahami dengan
cara melihat pada perkembangan dari masa kecilnya.
b. Tingkah laku dan motif-motif bawah sadar adalah jalin-menjalin, dan
interaksi itu mesti diuraikan bila ingin mengerti kejahatan.
c. Kejahatan pada dasarnya merupakan representasi dari konflik psikologis.
A. Zaman kuno
Kebanyakan pengetahuan sudah dimulai dari zaman kuno, tapi hal itu
tak dapatlah atau hamper-hampir tak dapat dikatakan tentang kriminologi.
Hanya disana-sini terdapat catatan lepas tentang kejahatan. Dalam bukunya
‘les causes economiques de la crinimalite’ (1903) van kan menguraikan
tentang penyelidikan tentang pendapat-pendapat sarjana tetangga sebab-
musibah ekonomi daripada kejahatan,Haverlock ellis dalam bukunya the
criminall (1889) maro dalam bukunya, ‘I carratteri delinquenti’ (1887) dan G.
Antonini dalam bukunya ‘I di Lombroso precusori (1909) mencari pendapat-
pendapat tentang sebab-sebab kejahatan menurut antropologi, tapi hasilnya
sangat kecil.
Ada beberapa kutipan dari dua orang pengarang yunani yang paling
penting pengarang-pengarang plato (427-347) sm ia menyatakan dalam
bukunya republiek’ Emas manusia adalah merupakan sumber kejahatan (III in
fine); sementara itu Aristoteles (382-322)s.m menyatakan bahwa kemiskinan
menimbulkan dan pembrontakan. Makin tinggi kekayaan dalam pandangan
manusia, makin merosot penghargaan terhadap kesusilaan’ (VIII); adalah
jelas, bahwa dalam setiap negara dimana terdapat banyak orang
miskin,dengan diam-diam terdapat,bajingan-bajingan,tukang copet,pemerkosa
agama dan penjahat dari berbagai corak’(VIII) masih beberapa tempat
diuraikan. Terutama dimana plato menggambarkan keuntungan moral
daripada komunis plato dengan demikian mengepalai deretan panjang para
utopis, yang untuk masyarakat khayal yang mereka lukiskan akan akan
berbuat sama. Ada juga dalam bukunya ‘de wetten’ terdapat banyak uraian
semacam itu, umpama jika dalam suatu masyarakat tidfak ada yang miskin
dan tidak ada yang kaya, tentu akan terdapat kesusilaan yang tinggi disana.
Karena disitu tidak akan terdapat keterkeburuan, tidak pula kelaliman, juga
tidak ada iri hati dan benci.
2. Pada abad ke 17
Tidak banyak diuraikan van kan juga menguraikan juga beberapa
pernyataan dari Erasmus, luther dan calvinj.
Semuanya ini hanya pernyataan yang sambal lalu saja, umpama bahwa
kemiskinan dapat menyebabkan kejahatan. Mereka tak dapat menunjukan
suatu pengertian dalam masyarakat ini.
A. Definisi Kriminologi
1. Pengertian Kriminologi dari segi Bahasa atau asal-usul katanya. Menurut
Budimansyah (2008:1) “Nama kriminologi diberikan oleh seorang
antropologi Prancis bernama P.Topinard (1830-1911) yakni
merangkaikan dua kata Bahasa latin crimen dan logos. Crimen berarti
kejahatan, sedangkan logos berarti ilmu. Maka secara etimologis
krimitologi berarti ilmu yang menelaah masalah kejahatan”.
2. Definisi kriminologi yang dikemukakan oleh para ahli.
a. Edwin H.Sutherland and Donald R.Cressy, “Criminology is the
body of knowledge regarding delinguency and crime as social
phenomena”
b. WME.NOACH, “Kriminologi adalah ilmu pengetahuan dari
bentuk-bentuk gejala, sebab musabab, dan akibat-akibat dari
perbuatan jahat dan perilaku tercela”.
c. W.A Bonger, “Kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang
bertujuan menyelidiki gejala kesehatan seluas-luasnya”
d. Contant, memandang bahwa kriminologi sebagai “ilmu
pengetahuan empirik, yang bertujuan menentukan faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya perbuatan jahat dan penjahat”.
e. Sauer, memandang kriminologi sebagai “ilmu pengetahuan tentang
sifat perbuatan jahat dari individu-individu dan bangsa-bangsa
bebudaya”.
f. Michael dan Adler, berpendapat bahwa “Kriminologi adalah
keseluruhan keterangan mengenai perbuatan dan sifat-sifat dari para
penjahat, lingkungan mereka, dan cara mereka secara resmi
diperlakukan oleh lembaga-lembaga penertiban masyarakat dan oleh
para anggota masyarakat”
Pendapat Sutherland yang membatasi kejahatan hanya dalam perbuatan yang terdapat
dalam pidana mendapat kritikan dari Mannheim dan Thorstein Sellin yang
menyatakan bahwa kriminologi harus diperluas lagi dengan memasukan norma-
normatingkah laku. Maka objek studi kriminologi menurut manheim yaitu tidak saja
perbuatan yang oleh penguasa dinyatakan dilarang tetapi juga tingkah laku yang oleh
masyarakat dianggap tidak disukai
C. Madzhab/Teori Kriminologi
1. Madzhab Atropologi
Cesaro Lombroso (italia)
Sifat Penjahat/perilaku menyimpang itu dimiliki oleh manusia sejak ia
dilahirkan. Sebab-sebab dari kejahatan yang dicaripada diri orang,
yaitu pada bentuk rupa dan mukanya atau pada keadaan jiwanya, yang
selalu menyimpang dari kebanyakan orang lain. Si penjahat dipandang
sebagai manusia yang lebih rendah derajatnya dari pada manusia yang
biasa.
2. Madhzab Lingkungan
A. Lacassagne (perancis)
Kejahatan dan penjahat dibentuk oleh lingkungan sosial bukn dibawa
sejak lahir.
Pengaruh timbulnya kejahatan dapat bermula dari pendidikan,
ekonomi, stratifikasi sosial.
3. Madzhad Bio-Sosiologi
Prins, Vont Liszt dan Simons
Factor individu yang dapat mendorong sesorang adalah sifat individu
yang melakukan kejahatan dibawa sejak lahir (sebagai factor heriditer)
yang meliputi keadaan badaniah, jenis kelamin, tingkat kecerdasan
(IQ), temperamen dan kesehatan mental (psycho hygiene. Sedangkan
factor lingkungan yang mendorong seseorang melakukan kejahatan
meliputi keadaan fisik seperti keadaan geografis dan klimatologi, serta
keadaan social ekonomi masyarakat, tingkat peradaban masyrakat,
keadaan politik suatu negara dan lain-lain.
4. Madzhab Spritualis
De Beats dan F.A.K Krauss
Kejahatan timbul karena orang-orang jauh dari kehidupan agama