Anda di halaman 1dari 9

1mengapa quality tools dibutuhkan

aplikasi Aset Manajemen RS Web base system,

mempunyai peranan yang sangat penting dalam

perkembangan dinamika rumah sakit dengan asset

bernilai investasi yang sangat tinggi, maka perlu

dilakukan pengelolaan dengan baik. Selain dalam rangka

pemenuhan Akreditasi Rumah Sakit (KARS) atau ISO

9001-2008 program manajemen pemeliharaan alat

medis juga ditujukan untuk pemenuhan terhadap pasien

safety dan kepuasan pelanggan.

Rancangan aplikasi Aset Manajemen RS Web base

system sebagai tools yang sangat membantu dalam proses

pengelolaan manajemen Aset di Rumah Sakit agar kegiatan


tersebut dapat berjalan dengan ekonomi, efektif dan efisien.

Rancangan aplikasi Aset Manajemen RS Web

base system merupakan jawaban yang selama ini

menjadi pertanyaan para teknisi Rumah sakit, kepala

penunjang medis, Stakeholders rumah sakit sampai

pada para semua yang bergelut dengan aset terutama

peralatan medis.

2.. Affinity Diagram

Affinity diagram adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan sejumlah besar gagasan, opini,
masalah, solusi, dan sebagainya yang bersifat data verbal melalui sesi curah pendapat (brainstorming),
kemudian mengelompokkannya ke dalam kelompok-kelompok yang sesuai dengan hubungan
naturalnya. Metode ini diciptakan pada tahun 1960-an oleh Jiro Kawakita, seorang antropolog Jepang,
sehingga sering disebut juga metode KJ (sesuai inisial penemunya, Kawakita Jiro).

Metode ini biasa digunakan untuk menentukan dengan akurat (pinpointing) masalah dalam situasi yang
kacau (chaotic) dengan harapan dapat menghasilkan strategi solusi untuk penyelesaian masalah
tersebut. Oleh karena itu, metode ini membutuhkan keterlibatan semua pihak dalam organisasi. Affinity
diagram selanjutnya dapat dijadikan masukan untuk membuat sebuah fishbone diagram. Gambar 3 di
bawah ini adalah contoh affinity diagram.
affinity-diagram-b

Gambar 3. Contoh Affinity Diagram

Langkah-langkah pembuatan affinity diagram, silahkan baca posting berjudul: Curah Pendapat dengan
Affinity Diagram – Metode Kawakita Jiro atau KJ Method.

2. Interrelationship Diagram

Interrelationship diagram (diagram keterkaitan masalah) adalah alat untuk menganalisis hubungan
sebab dan akibat dari berbagai masalah yang kompleks sehingga kita dapat dengan mudah
membedakan persoalan apa yang merupakan driver (pemicu terjadinya masalah) dan persoalan apa
yang merupakan outcome (akibat dari masalah). Gambar 4 di bawah ini adalah contoh interrelationship
diagram.

interrelationship-diagram

Gambar 4. Contoh Interrelationship Diagram

Untuk mengetahui bagaimana prosedur membuat interrelationship diagram, silahkan buka posting saya
yang berjudul: Membuat Diagram Keterkaitan Masalah atau Interrelationship Diagram.
3. Tree Diagram

Tree diagram adalah teknik yang digunakan untuk memecahkan konsep apa saja, seperti kebijakan,
target, tujuan, sasaran, gagasan, persoalan, tugas-tugas, atau aktivitas-aktivitas secara lebih rinci ke
dalam sub-subkomponen, atau tingkat yang lebih rendah dan rinci. Tree Diagram dimulai dengan satu
item yang bercabang menjadi dua atau lebih, masing-masing cabang kemudian bercabang lagi menjadi
dua atau lebih, dan seterusnya sehingga nampak seperti sebuah pohon dengan banyak batang dan
cabang.

Tree Diagram telah digunakan secara luas dalam perencanaan, desain, dan pemecahan masalah tugas-
tugas yang kompleks. Alat ini biasa digunakan ketika suatu perencanaan dibuat, yakni untuk
memecahkan sebuah tugas ke dalam item–item yang dapat dikelola (manageable) dan ditugaskan
(assignable). Penyelidikan suatu masalah juga menggunakan tree diagram untuk menemukan komponen
rinci dari setiap topik masalah yang kompleks. Penggunaan alat ini disarankan jika risiko-risiko dapat
diantisipasi tetapi tidak mudah diidentifikasi. Tree diagram lebih baik ketimbang interrelationship
diagram untuk memecah masalah, yang mana masalah tersebut bersifat hirarkis. Oleh karena itu,
gunakan alat ini hanya untuk masalah-masalah yang dapat dipecahkan secara hirarkis. Gambar 5 di
bawah ini adalah contoh interrelationship diagram.

tree-diagram-example

Gambar 5. Contoh Tree Diagram

Prosedur membuat tree diagram, silahkan buka posting yang berjudul: Pemecahan Masalah dengan
Tree Diagram atau Diagram Pohon.
4. Matrix Diagram

Matrix diagram adalah alat yang sering digunakan untuk menggambarkan tindakan yang diperlukan
untuk suatu perbaikan proses atau produk. Matrix diagram selalu terdiri dari baris dan kolom yang
menggambarkan hubungan dua atau lebih faktor untuk mendapatkan informasi tentang sifat dan
kekuatan dari masalah sehingga kita bisa mendapatkan ide-ide untuk memecahkan masalah. Gambar 6
di bawah ini adalah contoh-contoh matrix diagram.

contoh-matrix-diagram

Gambar 6. Contoh-Contoh Matrix Diagram

Jenis-jenis matrix diagram dan cara membuatnya, silahkan buka posting yang berjudul: Tentang Matrix
Diagram.

5. Matrix Data Analysis

Matrix data analysis adalah alat yang digunakan untuk mengambil data yang ditampilkan dalam matrix
diagram dan mengaturnya sehingga dapat lebih mudah diperlihatkan dan menunjukkan kekuatan
hubungan antar variabel. Hubungan antara variabel data yang ditampilkan pada kedua sumbu
diidentifikasi dengan menggunakan simbol-simbol untuk derajat kepentingan atau data numerik untuk
evaluasi. Menurut Michalski (1997), alat ini paling sering digunakan sebagai tampilan karakteristik data
untuk kepentingan pelaksanaan riset pasar dan menjelaskan produk dan jasa. Gambar 7 di bawah ini
adalah contoh matrix data analysis.

matrix-data-analysis

Gambar 7. Contoh Matrix Data Analysis (Sumber: Michalski, 1997, p. 287)

Matrix data analysis disusun untuk kemudahan visualisasi dan perbandingan. Konsepnya cukup
sederhana, namun kompleks dalam pelaksanaannya (termasuk dalam pengumpulan data).

6. Activity Network Diagram

Activity network diagram adalah alat yang digunakan untuk merencanakan atau menjadwalkan proyek.
Untuk menggunakannya, kita harus mengetahui urutan tugas-tugas beserta durasinya. Beberapa versi
activity network diagram yang luas pemakaiannya adalah: CPM (critical path method), PERT (program
evaluation and review technique), dan PDM (precedence diagram method). Gambar 8 di bawah ini
adalah contoh activity network diagram.

activity-network-diagram

Gambar 8. Contoh Activity Network Diagram


Penjelasan lebih rinci mengenai activity network diagram, silahkan buka posting yang berjudul: Activity
Network Diagram (Bagian Pertama), dan prosedur penjadwalan proyeknya dalam: Activity Network
Diagram (Bagian Kedua) — Prosedur Penjadwalan Proyek.

7. PDPC (Process Decision Program Chart)

PDPC adalah diagram untuk memetakan rencana kegiatan beserta situasi yang mungkin terjadi sehingga
PDPC bukan saja dibuat untuk tujuan pemecahan akhir dari suatu masalah, tetapi juga untuk
menanggulangi kejutan risiko yang mungkin terjadi. Dengan kata lain PDPC digunakan untuk
merencanakan skenario, jika pada situasi tertentu terjadi masalah, kita telah merencanakan bagaimana
kemungkinan penyelesaian masalahnya sehingga kita siap untuk menanganinya. Gambar 9 di bawah ini
adalah contoh PDPC.

pdpc-example

Gambar 9. Contoh Process Decision Program Chart (PDPC)

Langkah-langkah pembuatan PDPC dapat dilihat pada posting yang berjudul: Process Decision Program
Chart (PDPC).

https://www.google.com/amp/s/eriskusnadi.com/2012/12/22/about-7-new-quality-tools/amp/
Jelas, ada perbedaan ditandai antara Quality Assurance dan Quality Control.

Perbedaan paling mencolok antara jaminan kualitas dan kontrol kualitas adalah bahwa sementara QC
berorientasi produk, QA adalah berorientasi proses.

Kontrol kualitas lebih berfokus pada deteksi kegagalan. Ini terdiri dari berbagai metode, sistem, dan
strategi untuk memutuskan daerah-daerah tertentu yang berada di bawah ekspektasi dan standar
perusahaan untuk produk dan jasa.

Di sisi lain, jaminan kualitas berkaitan dengan proses dan aturan yang bertujuan untuk meramalkan
potensi kegagalan yang mungkin terjadi untuk mencegah hal ini terjadi bahkan sebelum hal itu terjadi.

Diferensiasi lain antara QA dan QC adalah bahwa sementara Jaminan kualitas memastikan bahwa apa
yang Anda lakukan adalah hal yang benar dengan cara yang benar sedangkan QC memastikan bahwa
hasil dari apa yang telah Anda lakukan adalah sesuai harapan Anda.

QA adalah fungsi proaktif, oleh karena itu program jaminan kualitas memberikan kualitas yang lebih
tinggi dari pekerjaan.

QC prihatin dengan memeriksa bahwa pekerjaan dilakukan dengan benar, dan sesuai. Ini berfokus pada
mengoreksi penyimpangan setelah pekerjaan telah dilakukan. Atau kita dapat mengatakan, kegiatan
pengendalian mutu bertindak sebagai tindakan korektif.

Perbedaan antara QA dan QC juga merupakan salah satu kekuasaan dan kontrol. QC berada di bawah
kendali pengembangan sementara QA mengontrol pembangunan.
Hal ini sering ditemukan bahwa sementara beberapa perusahaan lebih berkonsentrasi pada QC, lain
berfokus terutama pada jaminan kualitas. Untuk berjalan efisien dan kualitas produk, kedua proses ini
harus tunduk pada evaluasi yang tepat dan manajemen.

Ringkasan

Kedua QA dan QC memiliki tujuan yang sama tetapi mereka berbeda dalam pendekatan dan gaya.
Mereka sangat saling bergantung yang membuatnya sulit untuk menentukan perbedaan. Untuk
membuat masalah lebih buruk, di beberapa organisasi, baik fungsi dilakukan oleh satu departemen.

Anda mungkin juga menyukai