Anda di halaman 1dari 8

1. bagaimana peran pemerintah dalam meregulasi muti pelayanan kesehatan di Indonesia?

Jawaban :

Peran pemerintah menurut WHO

1. Peran sebagai pengarah


2. Peran sebagai regulator
3. Peran sebagai pelaksana pelayanan yang regulasi

Pemerintah menetapkan, melaksanakan dan memantau aturan main sistem pelayanan


kesehatan, menjamin keseimbangan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan, dan
menyusun rencana strategi untuk keseluruhan sistem kesehatan.

Pemerintah melakukan pengawasan untuk menjamin agar organisasi pelayanan kesehatan


memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu melalui sarana kesehatan milik pemeritah, wajib
menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan efisien.

Dalam pelayanan pemerintah daerah, rasa puas masyarakat terpenuhi bila apa yang diberikan
oleh pemerintah kepada masyarakat sesuai dengan apa yang masyarakat harapkan, dengan
memperhatikan kualitas dan kuantitas pelayanan itu di berikan serta biaya yang relatif terjangkau
dan mutu pelayanan yang baik. Namun pada kenyataanya peran pemerintah belum terlihat
dengan nyata karena masih tidak seimbangnya rasio antara jumlah para medis dengan pasien,
masih kecilnya tunjangan daerah bagi pegawai rumah sakit, masih minimnya program
pengembangan SDM, dan terbatasnya sarana & prasarana rumah sakit.

Dalam Pasal 1 Undang – Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa
pelayanan kesehatan terbagi menjadi :

1. Pelayanan kesehatan promotif,.


2. pelayanan kesehatan preventif
3. pelayanan kesehatan kuratif
4. pelayanan kesehatan rehabilitatif dan
5. pelayanan kesehatan tradisional.

Ruang lingkup Pemerintah Daerah dalam bidang kesehatan bisa di alokasikan melalui
dinas kesehatan setempat dan selanjutnya dapat di salurkan melalui rumah sakit umum daerah
dan Pusat kesehatan masyarakat. Sejak diterapkannya UU No. 29 tahun 1999 yang direvisi
menjadi UU No. 32 tahun 2004 telah terjadi pergeseran pelaksanaan administrasi publik di
Indonesia yang semula menganut asas sentralisasi menjadi desentralisasi. Dengan penerapan
sistem desentralisasi ini maka pemerintah daerah mempunyai wewenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Penyerahan
wewenang dimaksudkan agar masyarakat ikut serta dalam penyelengaraan pemerintahan,
khususnya di daerah karena kebijakan desentralisasi selalu dihubungkan dengan keadaan
masyarakat. Alasan penggunaan desentralisasi disebabkan pemerintah pusat tidak mungkin
mengetahui urusan atau kebutuhan daerah sampai sekecil kecilnya. Pemerintahan pusat tidak
mungkin mengetahui urusan atau kebutuhan masyarakat di seluruh plosok tanah air indonesia.
Penggunaan asas desentralisasi berdampak terhadap pemerintahan pusat yang dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat di seluruh pelosok negeri tanpa harus turun langsung kedaerah. 3 Dengan
adanya desentralisasi pemerintahan pusat ke daerah membuat pelayanan di daerah termasuk
pelayan kesehatan menjadi tanggung jawab pemerintahan daerah tersebut. Desentralisasi
menyebabkan hubungan antara pusat dan daerah salah satunya adalah hubungan pelayanan
umum yang meliputi:

1. Kewenangan, tanggung jawab, dan penentuan standar pelayanan minimal


2. Pengalokasian pendanaan pelayanan umum yang menjadi kewenangan daerah.
3. Fasilitas pelaksanaan kerja sama antar pemerinthan daerah dalam penyelengaraan
umum. 4

Dengan adanya desentralisasi Pemerintah daerah dituntun agar dapat mandiri melakukan
pengelolaan di berbagai bidang seperti dibidang kesehatan dengan baik sehingga sarana
prasarana penunjang kesehatan di daerah dapat maju dan memadai seperti yang sudah ada di
pusat Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam
memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Depkes RI (2009) 5 mengatakan Pelayanan
kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atupun masyarakat.
Sesuai dengan batasan seperti di atas, mudah dipahami bahwa bentuk dan jenis pelayanan
kesehatan yang ditemukan banyak macamnya.

Referensi : https://id.scribd.com/presentation/33476KESEHATAN-pptx

2. bentuk - bentuk mutu regulasi pelayanan kesehatan (input sebelum pelayanan- output sesudah
pelayanan) di Indonesia.

Jawaban :

1. Input
Input (masukan) adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat melaksanakan
pekerjaan manajemen. Input berfokus pada sistem yang dipersiapkan dalam organisasi
dari menejemen termasuk komitmen, dan stakeholder lainnya, prosedur serta kebijakan
sarana dan prasarana fasilitas dimana pelayanan diberikan.
Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat, input ada 3 macam, yaitu:

a) Sumber (resources)
Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menghasilkan barang
atau jasa. Sumber (resources) dibagi 3 macam:
b) Sumber tenaga (labour resources) dibedakan atas:

Tenaga ahli (skilled): dokter, bidan, perawat

Tenaga tidak ahli (unskilled): pesuruh, penjaga

c) Sumber modal (capital resources), dibedakan menjadi:

Modal bergerak (working capital): uang, giro

Modal tidak bergerak (fixed capital): bangunan, tanah, sarana kesehatan.

d) Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang terdapat di alam, yang
tidak termasuk sumber tenaga dan sumber modal.
Tatacara (prosedures)
e) Tatacara (procedures): adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang
dimiliki dan yang diterapkan.Kesanggupan (capacity)
Kesanggupan (capacity): adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga pelaksana.

Menurut Koontz input manajemen ada 4, yaitu Man, Capacity, Managerial, dan
Technology. Untuk organisasi yang tidak mencari keuntungan, macam input ada 4M, yaitu Man,
Money, Material, Method. Sedangkan untuk organisasi yang mencari keuntungan, macam input
ada 6M, yaitu Man, Money, Material, Method, Machinery, Market.

2. PROSES

Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Proses dikenal dengan nama fungsi manajemen. Pada umumnya, proses ataupun
fungsi manajemen merupakan tanggung jawab pimpinan. Pendekatan proses adalah semua
metode dengan cara bagaimana pelayanan dilakukan.
Macam fungsi manajemen:Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat
ada 6: Planning, Organizing, Directing, Controlling, Coordinating, Evaluation
(PODCCE).Menurut Freeman ada 6: Planning, Actuating, Coordinating, Guidance,
Freedom,Responsibility (PACGFR).Menurut George R. Terry ada 4: Planning, Organizing,
Actuating, Controlling (POAC).Menurut Barton ada 8: Planning, Organizing, Staffing,
Budgeting, Implementing, Coordinating, Reporting, Evaluation (POSBICRE).Menurut Luther
M. Gullick ada 7: Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, Budgeting
(POSDCoRB).Menurut Hendry Fayol ada 5: Planning, Organizing, Commanding, Coordinating,
Controling (POCCC).Sedangkan fungsi manajemen yang utama adalah:Planning: termasuk
penyusunan anggaran belanja Organizing: termasuk penyusunan staff Implementing: termasuk
pengarahan, pengkoordinasian, bimbingan, penggerakan dan pengawasan Penilaian: termasuk
penyusunan laporan

3. OUTPUT

Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk manajemen kesehatan,
output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health services). Hasil atau output adalah hasil
pelaksanaan kegiatan. Output adalah hasil yang dicapai dalam jangka pendek, misalnya akhir
darikegiatan pemasangan infus, sedangkan outcome adalah hasil yang terjadi setelah pelaksanaan
kegiatan jangka pendek misalnya plebitis setelah 3x24jam pemasangan infus. Macam pelayanan
kesehatan adalah Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM).

4. SASARAN

Sasaran (target group) adalah kepada siapa output yang dihasilkan, yakni upaya kesehatan
tersebut ditujukan: UKP untuk perseorangan UKM untuk masyarakat (keluarga dan kelompok)

Macam sasaran:

1) Sasaran langsung (direct target group)


2) Sasaran tidak langsung (indirect target group)
5. IMPACT

Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh output. Untuk manajemen
kesehatan dampak yang diharapkan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan. Peningkatan
derajat kesehatan dapat tercapai jika kebutuhan (needs) dan tuntutan (demands)
perseorangan/masyarakat dapat dipenuhi.

 Kebutuhan Kesehatan (health needs)

Kebutuhan kesehatan (needs) bersifat obyektif, karena itu pemenuhanya bersifat mutlak.
Kebutuhan kesehatan sangat ditentukan oleh masalah kesehatan di masyarakat. Masalah
kesehatan perorangan/keluarga yang terpenting adalah penyakit yang diderita. Masalah
kesehatan masyarakat adalah status kesehatan masyarakat. Menurut Gordon dan Le Right
(1950) penyakit/status kesehatan ditentukan oleh 3 faktor: Host, Agent dan Environment.
Upaya untuk menemukan kebutuhan masyarakat, perhatian harus ditujukan pada ketiga
faktor tsb. Apabila penyebab penyakit diketahui baru dilanjutkan dengan tindak lanjut
(solusi).

 Tuntutan Kesehatan (health demands)

Tuntutan kesehatan (health demands) pada dasarnya bersifat subyektif, karena itu
pemenuhanya bersifat fakultatif. Tuntutan kesehatan yang subyektif dipengaruhi oleh
latar belakang individu (pendidikan, ekonomi, budaya dsb). Tuntutan kesehatan sangat
dipengaruhi oleh teknologi kedokteran.

sistem dalam pelayanan kesehatan adalah input , proses, output, dampak, umpan balik.

 nput adalah sub elemen – sub elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk
berfungsinya sistem.
 Proses adalah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan sehingga
mengasilkan sesuatu (keluaran) yang direncanakan.
 Output adalah hal-hal yang dihasilkan oleh proses .
 Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapa waktu
lamanya.
 Umpan balik adalah hasil dari proses yang sekaligus sebagai masukan untuk
sistem tersebut.
 Lingkungan adalah dunia diluar sistem yang mempengaruhi sistem tersebut.

Contoh : Di dalam pelayanan kesehatan Puskesmas, input adalah : Dokter, perawat, obat-obatan,.
Prosesnya : kegiatan pelayanan puskesmas, Outputnya : Pasien sembuh/tidak sembuh,
dampaknya : meningkatnya status kesehatan masyarakat, umpan baliknya,: keluhan-keluhan
pasien terhadaf pelayanan, lingkungannya = masyarakat dan instansi-instansi diluar puskemas
tersebut.

Tujuan Pelayanan Kesehatan :

1. Promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan)


Hal ini diperlukan misalnya dalam peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan.
2. Preventif (pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit)Terdiri dari
Preventif primer
Terdiri dari program pendidikan, seperti imunisasi,penyediaan nutrisi yang baik, dan
kesegaran fisik
Preventive sekunder
Terdiri dari pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi kecacatan dengan cara
mengindari akibat yang timbul dari perkembangan penyakit tersebut.
Preventif tersier
Pembuatan diagnose dDitunjukan untuk melaksanakan tindakan rehabilitasi, pembuatan
diagnose dan pengobatan
3. (penyembuhan penyakit)
4. Rehabilitasi (Kuratif pemulihan)

Usaha pemulihan seseorang untuk mencapai fungsituu normal atau mendekati normal
setelah mengalami sakit fisik atau mental , cedera atau penyalahgunaan
REFERENSI

Satrianegara, M. Fais. 2009. Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Serta
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

http://dr-suparyanto.blogspot.com/search/label/Komunitas

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/02/pelayanan-kesehatan-health-service.html

http://drsuparyanto.blogspot.com/search/label/Kuliah%20Manajemen%20dan%20Organisasi

http://cafe-radiologi.blogspot.com/2010/09/pelayanan-kesehatan-dan-mutu-pelayanan.html

http://www.gudangmateri.com/2010/10/aturan-standar-mutu-pelayanan-kesehatan.html

3. perbedaan dari lisensi, akreditas dan sertifikasi

Jawaban :

1. Lisensi secara umum dapat diartikan pemberian izin, hal ini termasuk dalam sebuah
perjanjian. Definisi lain, pemberian izin dari pemilik barang/jasa kepada pihak yang
menerima lisensi untuk menggunakan barang atau jasa yang dilisensikan.
2. Akreditasi

Akreditasi merupakan suatu penilaian menyeluruh yang dilakukan oleh pemerintah atau
badan akreditasi independen terhadap lembaga pendidikan untuk menentukan peringkat
pengakuan pemerintah atau badan akreditasi resmi terhadap kualitas penyelenggaraan
program pendidikan pada lembaga pendidikan tersebut. Undang – Undang Sistim
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 padal 60 menyebutkan bahwa:

a) Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan


pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan
jenis pendidikan.
b) Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh Pemerintah
dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas public.
c) Akreditasi dilakukan atas dasar kriteria yang bersifat terbuka.

Dengan demikian akreditasi merupakan evaluasi eksternal yang dilakukan terhadap suatu
lembaga maupun program pendidikan.. Oleh karena itu akreditasi merupakan suatu
keputusan pengakuan status akuntabilitas terhadap program maupun lembaga pendidikan.
Sebagai suatu proses, akreditasi memiliki 2 tujuan pokok, yaitu : Untuk menjamin
akuntabilitas suatu program maupun suatu lembaga, untuk mendorong peningkatan
kualitas dan efektivitas suatu program maupun lembaga.
3. Sertifikasi

Yang dimaksud dengan sertifikasi adalah standarisasi secara profesional bagi mereka
yang kompeten di bidang pekerjaan masing-masing yang dikelola dan dibina oleh
Organisasi Profesi bukan pemerintah. Sertifikasi ini memenuhi persyaratan kualitas
profesional yang sudah ditetapkan.

Latar belakang dari Sertifikasi adalah : memenuhi kebutuhan bisnis (legal liability
scheme), mengantisipasi globalisasi, perlu pengakuan formal bagi lulusan perguruan
tinggi untuk menjadi tenaga profesional, bukti kemandirian profesional di bidangnya.

Sertifikasi merupakan suatu keputusan yang diberikan oleh lembaga maupun asosiasi
profesi yang mengijinkan (licensure) seseorang untuk melaksanakan kegiatan profesional
setelah orang yang bersangkutana dinilai mampu (kompeten) dan memenuhi syarat untuk
menjalankan profesi tertentu sesuai dengan standar dan etika profesi yang bersangkutan..
Jadi keputusan tersebut merupakan pengakuan profesional dan diumumkan kepada publik
luas bahwa suatu program atau individu kredibel dan akuntabel untuk melaksanakan
kegiatan atau menjalankan profesinya.

Dilihat dari segi bentuknya, sertifikasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sertifikasi
berbentuk ijazah dan sertifikasi kompetensi. Ijazah diberikan kepada peserta didik
sebagai pengakuan terhadap restasi belajar dan/atau penyelesaian suatu jenjang
pendidikan setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang
terakreditasi, sedangkan sertifikasi kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan
dan lembaga pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan
terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi
yang diselelnggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi
(UU No. 20 Tahun 2003, pasal 61).

http://damayantieonline.blogspot.com/2007/10/akreditasi-dan-sertifikasi.html?m=1
https://www.google.com/search?q=apa+itu+lisensi%3F&oq=apa+itu+lisensi
%3F&aqs=chrome.0.69i59j0l2.3790j0j4&client=ms-android-vivo&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8

Anda mungkin juga menyukai