Anda di halaman 1dari 5

Implementasi Prinsip Kebaruan (Novelty)

Masalah NOVELTHY atau KEBARUAN dalam penelitian terutama dalam penulisan tesis dan


disertasi. Saya hanya ingin berbagi informasi karena kebanyakan mahasiswa magister terutama
doctor, kesulitan jika ditanyai tentang kebaruan dari penelitian yang akan diajukan/dilakukan.
Ada beberapa tipe kebaruan:

1. Kebaruan tipe-1 (invention)


Dari nama tipenya saja sudah ketauan, kalau tulisan ilmiah/penelitian kita harus bersifat
menemukan sesuatu dalam artian merubah prinsip dasar yang sudah ada sebelumnya (praktek
atau kebiasaan yang menjadi dasar).

2. Kebaruan tipe-2 (improvement)


Tipe ke-2 ini juga hamper sama dengan dengan tipe-1, hanya saja sifatnya dapat berupa
peningkatan dari prinsip yang sebelumnya atau pun bersifat perbaikan dari teori/praktek yang
sudah ada sebelumnya.

3. Kebaruan tipe-3 (refutation)


Untuk tipe yang ketiga ini, seseorang tersebut harus memiliki wawasan yang komprehensif
sebagai landasan untuk menghasilkan sebuah prinsip dasar baru.

Unsur Paten :

Ada beberapa unsur penting yang dapat disimpulkan dari defenisi tersebut, yaitu :

1. Hak eksklusif Hak eksklusif berarti bahwa hak yang bersifat khusus. Kekhususannya terletak
pada control hak yang hanya ada di tangan pemegang paten. Konsekuensinya, pihak yang tidak
berhak tidak boleh menjalankan hak eksklusif tersebut. Hak eksklusif yang melekat pada
pemegang paten diatur di dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 yang meliputi
hak-hak sebagai berikut :

a. Paten produk : Membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan,


atau menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk yang diberi paten.
b. Paten proses : Menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk membuat barang dan
tindakan lainnya sebagaimana dimaksudkan dalam huruf a.

Paten produk adalah paten yang berkaitan dengan alat, mesin, komposisi, formula, product by
process, sistem, dan lain-lain. Sedangkan paten proses mencakup proses, metode atau
penggunaan.

2. Negara Negara adalah satu-satunya pihak yang berhak memberikan paten kepada para
Inventor. Biasanya tugas ini didelegasikan kepada sebuah kantor khusus yang menangani
permohonan pendaftaran, pengumuman, pemeriksaan dan pemberian sertifikat paten. Di
Indonesia, tugas ini ditangani oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual yang berada di
bawah Departemen Kehakiman dan HAM.

3. Invensi di bidang teknologi Paten adalah cabang Hak Kekayaan Intelektual yang khusus
melindungi Invensi di bidang teknologi. Contoh-contoh teknologi yang dapat dilindungi paten
adalah : teknologi mesin, listrik, obat-obatan, dan lain-lain.

4. Selama jangka waktu tertentu Paten diberikan tidak untuk selamanya dan hanya berlaku dalam
jangka waktu yang terbatas. Oleh karena itu, hak eksklusif yang diberikan kepada pemegang
paten hanya bersifat terbatas. Setelah paten tersebut habis masa perlindungannya, statusnya
berubah menjadi public domain atau menjadi milik umum. Setiap orang dapat memproduksi atau
membuat Invensi yang telah berakhir perlindungan patennya.

5. Invensi harus dilaksanakan Invensi di bidang teknologi yang telah dilindungi oleh paten harus
dilaksanakan. Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 mengatur bahwa baik
paten produk maupun paten proses wajib dilaksanakan di wilayah Indonesia. Tujuan ketentuan
ini adalah untuk menunjang alih teknologi, penyerapan investasi dan penyediaan lapangan
pekerjaan. Pengecualian diberikan terhadap Invensi di bidang tertentu yang memerlukan modal
dan investasi yang besar untuk melaksanakan paten seperti yang dimaksud dalam Pasal 17 ayat
(1) tersebut. Jika Invensi sulit dilaksanakan, pemegang paten dapat mengajukan kelonggaran
kepada instansi terkait yang berwenang. Untuk itu, pemegang paten harus mengajukan alasan
yang kuat dengan disertai bukti bahwa Invensinya sulit dilaksanakan di Indonesia. Salah satu
contoh Invensi yang termasuk dalam kategori tersebut adalah Invensi di bidang farmasi. Ijin
untuk mendapatkan kelonggaran dalam melaksanakan paten dapat diajukan kepada Departemen
Kesehatan (Penjelasan Pasal 17 ayat (2)).

6. Invensi dapat dilaksanakan oleh pihak lain dengan persetujuan pemegang paten Selain
dilaksanakan sendiri oleh pemegang paten, sebuah Invensi yang telah dilindungi paten dapat
dilaksanakan oleh orang lain melalui perjanjian lisensi. Kecuali diperjanjikan lain, selama
perjanjian lisensi pemegang paten dapat tetap melaksanakan paten tersebut (Pasal 69 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001).

Unsur Desain Industri :

Desain Industri apabila mempunyai unsur-unsur:

a. Suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis, warna, atau garis dan warna
atau gabungan dari padanya berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi,

b. Memberikan kesan estetis,

c. Dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi,

d. Untuk menghasilkan suatu produk barang, komoditas industri atau kerajinan tangan.

Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1 ayat (1 ) dan (2) Undang-Undang No. 32 Tahun 2000
tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu tentang ini dapat dipahami dua hal yaitu Sirkuit
Terpadu dan Desain Tata Letak.

a. Sirkuit Terpadu didefinisikan sebagai suatu produk dalam 

”bentuk jadi atau setengah jadi yang didalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-
kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif yang sebagian atau seluruhnya saling
berkaitan serta dibentuk secara terpadu didalam sebuah  bahan semi konduktor yang
dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik”.
Sirkuit Terpadu terpadu yang dimaksud di sini adalah yang dalam bentuk jadi dan setengah jadi
dengan pertimbangan yang setengah jadi sudah dapat berfungsi secara elektronis
juga. Motherboard komputer merupakan contoh sirkuit terpadu.

b.Yang dimaksud dengan Desain Tata Letak adalah :

”kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya
satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif serta sebagaian atau semua interkoneksi dalam
suatu sirkuit terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan
pembuatan sirkuitterpadu”.
Desain tata letak yang dimaksud adalah pola atau seni peletakan berbagi elemen di atas suatu
bahan sehingga menjadi suatu sirkuit terpadu.

Unsur Perlindungan Kualitas Tanaman :

1) Unsur Kesepakatan/ Asas Konsensualisme Konsensualisme berasal dari kata konsensus yang
berarti sepakat. Jadi kesepakatan yang dimaksud adalah bahwa antara kedua belah pihak terjadi
adanya kata sepakat. Konsensualisme ini juga berarti bahwa apa yang dikehendaki oleh pihak
uang lain.

2) Unsur Kekuatan Mengikat Asas ini mengandung arti bahwa kedua belah pihak harus
memenuhi apa yang telah dijanjikannya. Dalam pasal 1338 KUHPerdata dikatakan bahwa
perjanjian berlaku sebagai Undangn-undang bagi para pihak atau disebut juga “Pacta
Sunservanda”, yaitu apa yang telah disetujui harus dilaksanakan.

3) Unsur Kebebasan Berkontrak Seseorang bebas untuk membuat atau tidak membuat suatu isi
perjanjian. Bebas untuk menentukan isi perjanjian dan syarat-syarat dari perjanjian itu serta
bentuk tertentu atau tidak dan bebas menentukan undang-undang mana yang akan dipakainya
untuk perjanjian itu.

4) Unsur Itikad Baik Dan Kepatutan Perjanjian atidak hanya mengikat hal-hal yang dengan tegas
menyatakan didalamnya, akan tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjiannya
diharuskan oleh keputusan/kebiasaan dan Undang-undang. Kebebasan untuk melakukan kontrak
serta pemberian kesepakatan terhadap kontrak dalam perjanjian standar tidak dilakukan sebebas
dengan perjanjian yang dilakukan secara langsung dengan melibatkan para pihak dalam
menegosiasikan klasula perjanjian.

Anda mungkin juga menyukai