Anda di halaman 1dari 3

Nama/NIM : INAYAH RESTU GAYATRI / 190910201039

Jurusan/Prodi : FISIP / Ilmu Administrasi Negara


Mata Kuliah/Kelas : Pendidikan Pancasila / 27

Tema : Tantangan yang Dihadapi Pancasila sebagai Dasar Negara

1. Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar negara yang dibentuk oleh para leluhur pendiri
Bangsa Indonesia. Hal ini juga menjadikan Pancasila disebut sebagai
“Perjanjian Luhur” bangsa Indonesia karena proses perumusannya yang rumit
dan mengurasa waktu dan tenaga serta pikiran. Dasar-dasar yang tertera
dalam setiap sila Pancasila mencerminkan karakteristik Bangsa Indonesia.
Keluhuran nilai-nilai Pancasila berakar dari sejarah Bangsa Indonesia yang
panjang seumur dengan nilai filsafat Pancasila.
Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia harus dipertahankan. Bagaimana
pun situasi dan kondisi Indonesia, Pancasila harus tetap utuh dan tetap
menjadi ideology bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam era
globalisasi ini, Pancasila senantiasa dihadapkan pada tantangan yang datang
sebagai bentuk dinamika peradaban. Pancasila harus beradaptasi namun tetap
mempertahankan mental-ideologi Pancasila.

2. Pancasila dan Internalisasi Nilai-Nilai terhadap Individu


Dalam suatu kebudayaan, hal paling utama dalam proses dinamika
kebudayaan adalah proses belajar kebudayaan sendiri. Bagi penganut
kebudayaan, diperlukan adanya pemahaman perihal segala hal tentang budaya
asalnya. Proses ini berupa meliputi internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
Begitupula pada proses belajar Pancasila yang merupakan dasar dari segala
kebudayaan yang ada di Indonesia. Belajar tentang segala hal Pancasila
adalah langkah dini yang harus dijalani oleh seluruh warga negara Indonesia
untuk kemudian menghadapi segala tantangan globalisasi.
Internalisasi nilai-nilai Pancasila dapat diamati oleh setiap individu dalam
setiap kegiatan sejak seorang individu lahir hingga meninggal. Nilai-nilai
Pancasila dapat diinternalisasi tanpa melalui pendidikan formal. Hal ini
biasanya yang akan lebih melekat dalam watak seorang individu. Oleh karena
itu, kondisi lingkungan yang cinta Pancasila harus diwujudkan dan
dilestarikan.
Sosialisasi Pancasila dapat dilakukan melalui kegiatan pendidikan formal
yang diselenggarakan sejak taman kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi.
Proses belajar ini memberikan pemahaman yang lebih luas kepada individu
dalam memahami nilai-nilai Pancasila.
Enkulturasi merupakan outcome yang diharapkan dapat menggambarkan
Pancasila sedemikian rupa dalam segala perilaku sesuai Pancasila.
Enkulturasi juga dapat disebut sebagai praktek bagi segala teori yang didapat
dalam proses belajar Pancasila. Hal ini tentu memperkuat karakteristik
Pancasila dalam setiap individu di Indonesia. Upaya selanjutnya adalah
membiasakan perilaku-perilaku yang mencerminkan Pancasila hingga
Pancasila menjadi kebudayaan Bangsa Indonesia.

3. Fleksibilitas Pancasila dalam Dinamika Peradaban


Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah nilai luhur yang
diidamkan oleh Bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia sungguh
menginginkan keluhuran-keluhuran dalam setiap perkembangan jaman.
Meskipun arus globalisasi kian deras, namun keinginan untuk menciptakan
situasi dan kondisi yang luhur selalu bergejolak dalam jiwa bangsa Indonesia.
Hal ini menjadi factor pendukung kelestarian nilai-nilai Pancasila.
Masyarakat yang dinamis menunjukkan bahwa Bangsa terus mengalami
perkembagan yang membawa dampak baik baik kemajuan bangsa.
Perkembangan ini tentunya mendapat campur tangan dari budaya asing.
Terutama dalam perkembangan industry. Kapitalisme dalam perdagangan
Indonesia menjelma menjadi suatu syarat kemajuan bangsa. Para pelaku
perdagangan akan berlomba menguasai pasar dan mencari keuntungan
semaksimal mungkin. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi budaya Pancasila
yang menjunjung nilai keadilan dan persatuan tanpa membedakan strata
perdagangan. Dengan berpedoman pada Pancasila ini, pemerintah kemudian
mengambil langkah berupa penarikan pajak sesuai dengan besaran
penghasilan masing-masing pelaku perdagangan dan industry lainnya.
Dengan adanya kebijakan dari para pemangku jabatan, diharapkan mampu
mengembalikan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, arah kebijakan
pemerintah harus berpedoman pada dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila.

4. Pancasila dan Arus Globalisasi


Pancasila terus tumbuh dalam segala aspek kehidupan di Indonesia.
Pancasila mengikuti arah perkembangan bangsa Indonesia tanpa melewatkan
sedikitpun. Dapat dikatakan bahwa Pancasila merupakan ibu yang selalu
mengawasi anak-anaknya.
Dalam perkembangan dunia saat ini tidak ada lagi halangan antara negara
satu dengan negara lainnya. Semua hal mengalir seperti aliran laut. Tidak ada
lagi sekat jarak yang memisahkan. Dunia dengan segala kecanggihan
teknologinya mampu menembus segala hal di dunia ini.
Dalam dunia yang diterpa arus globalisasi saat ini, outcome dari hasil
belajar Pancasila diharapkan mampu mempertahankan nilai-nilai luhur
Pancasila. Segala tindakan generasi millennial selalu diarahkan kepada dasar
pedoman negara. Pemerintah mengusahakan segala cara agar nilai Pancasila
terus diamalkan dan bukan hanya menjadi simbol bangsa. Pancasila dapat
bertahan dalam arus globalisasi berkat dukungan dari segala lapisan
masyarakat yang menginginkan kedaulatan Pancasila terus lestari dan tak
tergantikan.

5. Penutup
Pancasila lahir sebagai dasar negara melalui proses yang panjang dan
rumit. Para penggagas mengorbankan tenaga dan pemikiran mereka.
Keluhuran nilai-nilai Pancasila membangkitkan berbagai dukungan.
Dukungan tersebut dapat datang dari diri sendiri, lingkungan masyarakat, dan
para pemangku kekuasaan. Menjadikan Pancasila terus berdaulat dan lestari.

Anda mungkin juga menyukai