ISLAM DI INDONESIA
disusun Oleh :
NIM : F1F119029
Prodi : Farmasi A
Dosen pengampu :
UNIVERSITAS JAMBI
2020
DAFTAR ISI
1
Manurut Amin (2018), sumber-sumber pendukung Masuknya Islam di
Indonesia diantaranya adalah:
2
pantai. Teori ini lahir selepas tahun 1883 M. Dibawa oleh C. Snouch
Hurgronye. Pendukung teori ini, diantaranya adalah Dr. Gonda, Van
Ronkel, Marrison, R.A. Kern, dan C.A.O. Van Nieuwinhuize.
Berita Cina
Berita ini diketahui melalui catatan dari Ma Huan, seorang penulis
yang mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-Ho. Ia menyatakan
melalui tulisannya bahwa sejak kira-kira-kira tahun 1400 telah ada
saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal di pantai utara Pulau
Jawa. T.W. Arnol pun mengatakan para pedagang Arab yang
menyebarkan agama Islam di Nusantara, ketika mereka mendominasi
perdagangan Barat-Timur sejak abad-abad awal Hijrah atau abad ke-7 dan
ke-8 M. Dalam sumber-sumber Cina disebutkan bahwa pada abad ke-
7 M seorang pedagang Arab menjadi pemimpin sebuah pemukiman
Arab Muslim di pesisir pantai Sumatera (disebut Ta’shih).
3
muslim yang dilekatkan pada pembentukan negara baru tersebut. Setelah
Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 ditetapkanlah “Ketuhanan Yang
Maha Esa” sebagai sila pertama Pancasila. Meskipun kalangan muslim
menawarkan konsep berbeda yang disisipkan dalam Piagam Jakarta. Substansi
kehadiran sila pertama ini di antara lima sila pada dasar negara merupakan
pernyataan aktif. Dalam artian negara dan masyarakat Indonesia mesti proaktif
untuk mewujudkan makna pernyataan tersebut[ CITATION Rah17 \l 1057 ].
4
muslim yang dikenal cukup mendominasi memberikan pengaruh terhadap proses
perkenalan nilai - nilai Islam terutama ketentuan - ketentuan hukum Islam
mengenai perdagangan yang memberikan keuntungan ekonomi secara maksimal
[ CITATION Ami18 \l 1057 ].
Cara penyebaran Islam lainnya adalah dengan cara kekuasaan. Cara ini
sangat penting bagi perluasan Islam di Nusantara. Agama yang dianut oleh
penguasa akan mudah diikuti rakyat dan pendukungnya secara tepat. Keputusan
penguasa dapat mempengaruhi penguasa - penguasa lainnya untuk memeluk
agama Islam sehingga Islam berkembang dengan cepat. Setelah berdirinya
kerajaan Islam, penguasa mempelopori berbagai kegiatan- kegiatan keagamaan,
mulai dari dakwah Islam, pembangunan mesjid-mesjid, sampai penyelenggaraan
pendidikan Islam. Pengembangan beberapa hal inilah yang mewarnai
perkembangan Islam di Indonesia selanjutnya[ CITATION Rah17 \l 1057 ].
5
untuk menghancurkan tatanan sosial yang timpang. Islam juga merupakan
kekuatan dalam membebaskan bangsa dari kolonialisme. Kenyataan tersebut
bukan merupakan sesuatu yang asing bagi Islam. Sejak awal kelahirannya, Islam
telah membuktikan dirinya sebagai kekuatan aternatif yang mampu mengubah
setiap bentuk tatanan kehidupan yang tidak sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan dan diktum-diktum universal [ CITATION Ami18 \l 1057 ].
6
Kristenisasi merupakan alat untuk mempertahankan status quo kolonialisme,
sementara itukolonialisme merupakan alat pelindung dari usaha-usaha
Kristenisasi[ CITATION Hus16 \l 1057 ].
Majemuk / Plural
Kemajemukan merupakan ciri khas masyarakat Indonesia pada umumnya.
Keragaman model-model beragama dapat ditemukan di dalam Islam.
Seorang antropolog Amerika Serikat bernama Clifford Geertz pernah
membagi perilaku keberagaman umat Islam Indonesia ke dalam tiga
kelompok, yaitu abangan, santri dan priyai. Abangan merupakan turunan
dari kata abang (Jawa: merah). Istilah abangan dipakai bagi pemeluk Islam
yang tidak begitu memperhatikan perintah-perintah agama Islam dan
kurang teliti dalam memenuhi kewajiban-kewajiban agamanya. Santri
merupakan penganut islam yang taat. Istilah ini seringkali kita dengar
untuk menyebut orang-orang yang belajar di pesantren. Priyai adalah
kelompok ketiga penganut Islam, yang menurut Greetz adalah kelompok
Islam kelas elit. Biasanya adalah mereka yang disebut sebagai Muslim
birokrat atau Muslim berdasi.
Toleran
Toleransi adalah salah satu semangat dari Islam. Semangat ini tumbuh
seiring dengan “perkawinan” antara budaya Islam dan budaya lokal.
Sehingga corak singkretisme (campuran faham) tidak bisa dihindarkan.
Sifat toleransi Muslim Indonesia muncul karena bangsa Indonesia
disatukan dalam rumpun budaya. Muslim Indonesia sudah terbiasa dengan
ragam budaya dan agama sejak mula kedatangannya.
Moderat
Islam di Indonesia adalah Islam yang moderat. Moderat dalam hal ini
dimaksudkan untuk menggambarkan kehidupan keagamaan yang berada
7
di tengah-tengah, tidak ekstrim dan tidak liberal. Bangsa Indonesia adalah
bangsa yang religius, umat Islam adalah mayoritas di negeri ini, ini berarti
bahwa religiusitas bangsa Indonesia adalah cerminan religiusitas umat
Islam itu sendiri. Islam indonesia merupakan agama yang melindungi
kehidupan agama dan kepercayaan lain. Agama dan kepercayaan lain
dapat hidup aman dan damai di tengah-tengah mayoritas umat Islam. Hal
ini tentu saja berbeda dengan keadaan umat Islam di beberapa negara yang
hidup mayoritas di tengah-tengah mayoritas agama lain.
Singkretik
Singkretisme juga bisa dikatakan merupakan akibat dari akulturasi Islam
dan budaya lokal. Makna singkretik di sini maksudnya adalah adanya
campuran unsur Islam dan budaya lokal yang tidak bertentangan dengan
semangat fundamental Islam itu sendiri. Singkretisme Islam dan budaya
lokal inilah yang melahirkan Islam dalam bentuknya sekarang. Sebagai
contoh, tradisi menggunakan peci hitam sebenarnya adalah tradisi orang-
orang Turki yang kemudian menjadi pakaian orang Indonesia, terutama
oleh orang-orang Islam. Demikian pula dalam ritual-ritual Islam, unsur-
unsur budaya lokal masih sangat jelas, termasuk pada sebagian bangunan
masjid. Jadi meskipun berasal dari Timur Tengah, tampilan Islam di
Indonesia tidak selalu bernuansa Arab.
8
Sumbangan atau peran umat islam selain bentuk fisik dan
mempertahankan kemerdekaan, umat islam juga melakukan perkembangan baik
pribadi , organisasi lama , maupun lembaga-lembaga pendidikan islam. hal itu
dilakukan untuk membantu mewujudkan tujuan nasional , yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa dalam bentuk pengembangan pendidikan termasuk pesantren,
madrasah, dan lembaga pendidikan islam lainnya. Pesantren merupakan
pendidikan yang sangat berpengaruh dalam nenamkan nilai karakter watak dan
karakter bangsa Indonesia. Seluruh lembaga pendidikan islam tercakup
pendidikan pesantren. Oleh karena itu, pesantren juga dapat disebut sebagai
perguruan agama islam[ CITATION Hus16 \l 1057 ].
9
DAFTAR PUSTAKA
Amin, F. (2018). Kedatangan dan Penyebaran Islam di Asia Tenggara : Tela'ah Teoritik
Tentang Proses Islamisasi Nusantara. Jurnal Studi Keislaman, 67-100.
10