Anda di halaman 1dari 12

TUGAS REVIEW AGAMA

ISLAM DI INDONESIA

disusun Oleh :

Nama : Jukkia Ilham Said

NIM : F1F119029

Prodi : Farmasi A

Dosen pengampu :

Sulhi Muhammad Daud Abdul Kadir, Lc., M.H

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2020
DAFTAR ISI

Sejarah masuknya islam di indonesia.................................................................................1


Perkembangan islam di indonesia......................................................................................3
Karakteristik umat islam indonesia....................................................................................7
Peran umat islam dalam mewujudkan indonesia yang adil dan makmur..........................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10
ISLAM DI INDONESIA

A. Sejarah masuknya islam di indonesia


Untuk mempelajari suatu agama, termasuk agama Islam harus bermula dari
mempelajari aspek geografis dan geografi persebaran agama-agama dunia. Setelah
itu dapat dipahami pula proses kelahiran Islam sebagai salah satu dari agama
dunia, terutama yang dilahirkan di Timur Tah, yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam.
Ketiganya dikenal sebagai agama langit atau wahyu. Kedua hal itu, geografi
persebaran dan persebaran agama itu sendiri. Selanjutnya untuk dapat memahami
proses perkembangan Islam sehingga menjadi salah satu agama yang dianut oleh
penduduk dunia yang cukup luas, harus dikenali lebih dahulu tokoh penerimaan
ajaran yang sekaligus menyebarkan ajaran itu, yaitu Muhammad saw., sang
pembawa risalah[ CITATION Ami18 \l 1057 ].

Keberhasilan proses Islamisasi di Indonesia ini memaksa Islam sebagai


pendatang, untuk mendapatkan simbol-simbol kultural yang selaras dengan
kemampuan penangkapan dan pemahaman masyarakat yang akan dimasukinya
dalam pengakuan dunia Islam. Langkah ini merupakan salah satu watak
Islam yang pluralistis yang dimiliki semenjak awal kelahirannya[ CITATION
Ami18 \l 1057 ].

Kedatangan Islam di berbagai daerah Indonesia tidaklah bersamaan.


Demikian pula kerajaan-kerajaan dan daerah-daerah yang didatanginya
mempunyai situasi politik dan sosial budaya yang berlainan. Proses masuknya
Islam ke Indonesia memunculkan beberapa pendapat. Para Tokoh yang
mengemukakan pendapat itu diantaranya ada yang langsung mengetahui tentang
masuk dan tersebarnya budaya serta ajaran agama Islam di Indonesia, ada pula
yang melalui berbagai bentuk penelitian seperti yang dilakukan oleh orang-orang
barat (eropa) yang datang ke Indonesia karena tugas atau dipekerjakan oleh
pemerintahnya di Indonesia. Tokoh- tokoh itu diantaranya, Marcopolo,
Muhammad Ghor, Ibnu Bathuthah, Dego Lopez de Sequeira, Sir Richard
Wainsted[ CITATION Hus16 \l 1057 ].

1
Manurut Amin (2018), sumber-sumber pendukung Masuknya Islam di
Indonesia diantaranya adalah:

 Berita dari Arab


Berita ini diketahui dari pedagang Arab yang melakukan
aktivitas perdagangan dengan bangsa Indonesia. Pedagang Arab Telah
datang ke Indonesia sejak masa kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 M) yang
menguasai jalur pelayaran perdagangan di wilayah Indonesia bagian barat
termasuk Selat Malaka pada waktu itu. Hubungan pedagang Arab dengan
kerajaan Sriwijaya terbukti dengan adanya para pedagang Arab untuk
kerajaan Sriwijaya dengan sebutan Zabak, Zabay atau Sribusa. Pendapat
ini dikemukakan oleh Crawfurd, Keyzer, Nieman, de Hollander, Syeh
Muhammad Naquib Al-Attas dalam bukunya yang berjudul Islam dalam
Sejarah Kebudayaan Melayu dan mayoritas tokoh-tokoh Islam di
Indonesia seperti Hamka dan Abdullah bin Nuh. Bahkan Hamka menuduh
bahwa teori yang mengatakan Islam datang dari India adalah sebagai
sebuah bentuk propaganda, bahwa Islam yang datang ke Asia Tenggara
itu tidak murni.
 Berita Eopa
Berita ini datangnya dari Marcopolo tahun 1292 M. Ia adalah orang yang
pertama kali menginjakan kakinya di Indonesia, ketika ia kembali dari cina
menuju eropa melalui jalan laut. Ia dapat tugas dari kaisar Cina untuk
mengantarkan putrinya yang dipersembahkan kepada kaisar Romawi,
dari perjalannya itu ia singgah di Sumatera bagian utara. Di daerah ini ia
menemukan adanya kerajaan Islam, yaitu kerajaan Samudera dengan
ibukotanya Pasai. Diantara sejarawan yang menganut teori ini adalah C.
Snouch Hurgronye, W.F. Stutterheim,dan Bernard H.M. Vlekke.
 Berita India
Berita ini menyebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat
mempunyai peranan penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan
Islam di Indonesia. Karena disamping berdagang mereka aktif juga
mengajarkan agama dan kebudayaan Islam kepada setiap masyarakat yang
dijumpainya, terutama kepada masyarakat yang terletak di daerah pesisisr

2
pantai. Teori ini lahir selepas tahun 1883 M. Dibawa oleh C. Snouch
Hurgronye. Pendukung teori ini, diantaranya adalah Dr. Gonda, Van
Ronkel, Marrison, R.A. Kern, dan C.A.O. Van Nieuwinhuize.
 Berita Cina
Berita ini diketahui melalui catatan dari Ma Huan, seorang penulis
yang mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-Ho. Ia menyatakan
melalui tulisannya bahwa sejak kira-kira-kira tahun 1400 telah ada
saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal di pantai utara Pulau
Jawa. T.W. Arnol pun mengatakan para pedagang Arab yang
menyebarkan agama Islam di Nusantara, ketika mereka mendominasi
perdagangan Barat-Timur sejak abad-abad awal Hijrah atau abad ke-7 dan
ke-8 M. Dalam sumber-sumber Cina disebutkan bahwa pada abad ke-
7 M seorang pedagang Arab menjadi pemimpin sebuah pemukiman
Arab Muslim di pesisir pantai Sumatera (disebut Ta’shih).

B. Perkembangan islam di indonesia


Proses masuknya Islam di Indonesia berjalan damai tanpa paksaan, dibawa
oleh mubalig yang kebetulan berprofesi pedagang. Kegiatan berdagang tersebut
merupakan penopang dalam proses islamisasi. Perkembangan Islam di Indonesia
di masa kemerdekaan terlihat pada masa Orde Lama (dalam masa berlakunya
UUD 1945, Konstitusi RIS 1949 dan UUDS 1950) berada pada tingkat
pengaktualisasian ajaran agama untuk dijadikan sebuah dasar dalam bernegara.
Sedangkan pada masa Orde Baru, perkembangan Islam salah satunya dilakukan
dengan pembaruan pemikiran ajaran Islam. Pada masa Reformasi, perkembangan
Islam diwarnai dengan semakin maraknya isu penerapan syariat Islam [ CITATION
Rah17 \l 1057 ].

Pergerakan Islam dan nasionalis senantiasa jalan beriringan dalam perta


rungan ideologi mengawal terwujudnya kemerdekaan dari tangan para kolonial.
Sehubungan dengan pembentukan negara baru, kalangan muslim menuntut
pemben- tukan sebuah negara Islam sedangkan pada lain pihak kalangan
nasionalis dengan tegas melarang setiap penglebihan terhadap simbol-simbol

3
muslim yang dilekatkan pada pembentukan negara baru tersebut. Setelah
Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 ditetapkanlah “Ketuhanan Yang
Maha Esa” sebagai sila pertama Pancasila. Meskipun kalangan muslim
menawarkan konsep berbeda yang disisipkan dalam Piagam Jakarta. Substansi
kehadiran sila pertama ini di antara lima sila pada dasar negara merupakan
pernyataan aktif. Dalam artian negara dan masyarakat Indonesia mesti proaktif
untuk mewujudkan makna pernyataan tersebut[ CITATION Rah17 \l 1057 ].

Keragaman kegiatan Islam semakin mengalami perkembangan sejak dekade


1970-an yang ditandai dengan munculnya bangunan-bangunan baru Islam;
mesjid- mesjid yang dibangun dengan rancangan yang lebih megah, madrasah
yang lebih layak, dan pesantren modem yang men- gintegrasikan pengetahuan
agama dan umum. Pengajian-pengajian agama yang semakin marak, jamaah
mesjid semakin ramai. Selain itu, intelektual muda Mus- lim muncul bersama
dengan ide-ide aspi- ratif untuk masa depan umat [ CITATION Rah17 \l 1057 ].

Perkembangan Islam di Indonesia tidak hanya mengalami grafik menukik


ke atas namun terkadang mengalami pergeseran ke bawah. Hal ini terjadi karena
adanya gesekan kepentingan pemerintah yang kebijakannya terkadang
memberikan tekanan pada ruang gerak muslim, khususnya dalam hal yang terkait
dengan politik. Hal lain yang mewarnai perkembangan Islam di Indonesia adalah
terbentuknya beberapa partai Islam yang kemudian mencoba memasuki dunia
politik dengan memperkuat benteng kekuatan masing-masing untuk ikut serta
dalam pertarungan perebutan kekuasaan di Indonesia[ CITATION Rah17 \l 1057 ].

Dalam sejarah Nusantara masalah perdagangan, pembentukan kerajaan,


dan islamisasi adalah proses yang saling berir- ingan dan membentuk sifat utama
perkembangan sejarah Islam. Para peda- gang muslim intemasional kerap kali
didampingi oleh para guru pengembara. Dengan dukungan para penguasa, peda-
gang dan guru-guru pengembara muslim tersebut berperan sebagai pelaku
ekonomi dan juru dakwah yang memperkenalkan Islam kepada masyarakat local
[ CITATION Hus16 \l 1057 ].

Dengan demikian hubungan antara muballig pedagang dengan penduduk


setempat menjadi semakin erat. Pada masa awal saudagar-saudagar

4
muslim yang dikenal cukup mendominasi memberikan pengaruh terhadap proses
perkenalan nilai - nilai Islam terutama ketentuan - ketentuan hukum Islam
mengenai perdagangan yang memberikan keuntungan ekonomi secara maksimal
[ CITATION Ami18 \l 1057 ].

Cara penyebaran Islam lainnya adalah dengan cara kekuasaan. Cara ini
sangat penting bagi perluasan Islam di Nusantara. Agama yang dianut oleh
penguasa akan mudah diikuti rakyat dan pendukungnya secara tepat. Keputusan
penguasa dapat mempengaruhi penguasa - penguasa lainnya untuk memeluk
agama Islam sehingga Islam berkembang dengan cepat. Setelah berdirinya
kerajaan Islam, penguasa mempelopori berbagai kegiatan- kegiatan keagamaan,
mulai dari dakwah Islam, pembangunan mesjid-mesjid, sampai penyelenggaraan
pendidikan Islam. Pengembangan beberapa hal inilah yang mewarnai
perkembangan Islam di Indonesia selanjutnya[ CITATION Rah17 \l 1057 ].

sekarang Islam telah menjadi agama mayoritas di Indonesia dan telah


memberi warna atau corak peradaban yang khas di negeri ini. Sebagai agama
universal, Islam telah membawa peradabannya sendiri yang berakar kuat pada
tradisi yang sangat panjang sejak Rasulullah Muhammad SAW. Ketika
bersentuhan dengan tradisi dan kondisi lokal dan partikular, peradaban Islam
tersebut tetap mempertahankan esensinya yang sejati, walaupun secara
instrumental menampakkan bentuk-bentuk yang kondisional. Menurut Hasan
Mu’arif Ambary, masa-masa datang, tumbuh, dan berkembangnya Islam serta
unsur-unsur budaya Islam di Nusantara, menghasilkan dan meninggalkan
peradaban yang secara ideologis bersumber pada kitabullah dan sunnah
Rasul. Sementara itu, secara fisikal, memperlihatkan anasir yang
berkesinambungan dengan unsur kebudayaan pra-Islam. Oleh karena itu,
kebudayaan Islam di Indonesia mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda
dengan kebudayaan Islam di negara-negara Islam lain di mana pun[ CITATION
Hus16 \l 1057 ].

Di samping itu, kehadiran Islam di tengah-tengah masyarakat Indonesia


bukan saja sebagai sistem keagamaan semata, tetapi sekaligus kekuatan alternatif
yang cukup diperhitungkan. Islam merupakan daya dobrak bagi pengikutnya

5
untuk menghancurkan tatanan sosial yang timpang. Islam juga merupakan
kekuatan dalam membebaskan bangsa dari kolonialisme. Kenyataan tersebut
bukan merupakan sesuatu yang asing bagi Islam. Sejak awal kelahirannya, Islam
telah membuktikan dirinya sebagai kekuatan aternatif yang mampu mengubah
setiap bentuk tatanan kehidupan yang tidak sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan dan diktum-diktum universal [ CITATION Ami18 \l 1057 ].

Kiranya perlu juga dikemukakan di sini tentang beberapa alasan mengapa


Islam begitu cepat tersebar di kepulauam Melayu-Indonesia. Paling tidak
terdapat tiga faktor utama yang ikut mempercepat proses penyebaran Islam di
wilayah ini.37Pertama, ajaran Islam yang menekankan prinsip ketauhidan dalam
sistem ketuhanannya. Ajaran ketauhidan ini identik dengan liberasi
(pembebasan). Hal ini memberikan pegangan yang kuat bagi para pemeluknya
untuk membebaskan diri dari ikatan kekuatan apa pun selain Allah SAW.
Ajaran tauhid ini menunjukkan dimensi pembebasan manusia dari kekuatan-
kekuatan asing. Konsekuensi dari ajaran tauhid ini adalah Islam juga
mengajarkan prinsip keadilan dan persamaan dalam tata hubungan
kemasyarakatan [ CITATION Hus16 \l 1057 ].

Kedua, fleksibelitas (daya lentur) ajaran Islam. Dalam pengertian bahwa


Islam merupakan kodifikasi nilai-nilai universal, kerananya ajaran Islam dapat
berhadapan dengan berbagai bentuk dan jenis situasi kemasyarakatan. Dengan
watak semacam ini, kehadiran Islam di suatu wilayah tidak lantas merombak
tatanan nilai yang telah mapan. Nilai- nilai yang telah berkembang di masyarakat,
seperti sabar, rendahhati, mementingkan orang lain, dan sebagainya
disubordinasikan kedalam ajaran Islam. Sementara itu, nilai-nilai yang tidak
sesuai dengan ajaran Islam, seperti paganistik, dilakukan Islamisasi secara
berangsur-angsur dengan sistem evolusi yang lama[ CITATION Hus16 \l 1057 ].

Ketiga, sifat-sifat Islam yang demikian, pada gilirannya dipandang oleh


masyarakat Indonesia sebagai institusi yang sangat dominan dalam melawan
kolonialisme Eropa. Islam merupakan kekuatan utama penangkal
penjajahan bangsa Portugis dan Belanda, yang mengobarkan penjajahan dan
Kristenisasi. Kolonisasi dan Kristenisasi di Indonesia berjalan beriringan.

6
Kristenisasi merupakan alat untuk mempertahankan status quo kolonialisme,
sementara itukolonialisme merupakan alat pelindung dari usaha-usaha
Kristenisasi[ CITATION Hus16 \l 1057 ].

C. Karakteristik umat islam indonesia


Menurut Amin (2018), umat islam di indonesia memiliki karakteristik yang
khas, yaitu :

 Majemuk / Plural
Kemajemukan merupakan ciri khas masyarakat Indonesia pada umumnya.
Keragaman model-model beragama dapat ditemukan di dalam Islam.
Seorang antropolog Amerika Serikat bernama Clifford Geertz pernah
membagi perilaku keberagaman umat Islam Indonesia ke dalam tiga
kelompok, yaitu abangan, santri dan priyai. Abangan merupakan turunan
dari kata abang (Jawa: merah). Istilah abangan dipakai bagi pemeluk Islam
yang tidak begitu memperhatikan perintah-perintah agama Islam dan
kurang teliti dalam memenuhi kewajiban-kewajiban agamanya. Santri
merupakan penganut islam yang taat. Istilah ini seringkali kita dengar
untuk menyebut orang-orang yang belajar di pesantren. Priyai adalah
kelompok ketiga penganut Islam, yang menurut Greetz adalah kelompok
Islam kelas elit. Biasanya adalah mereka yang disebut sebagai Muslim
birokrat atau Muslim berdasi.
 Toleran
Toleransi adalah salah satu semangat dari Islam. Semangat ini tumbuh
seiring dengan “perkawinan” antara budaya Islam dan budaya lokal.
Sehingga corak singkretisme (campuran faham) tidak bisa dihindarkan.
Sifat toleransi Muslim Indonesia muncul karena bangsa Indonesia
disatukan dalam rumpun budaya. Muslim Indonesia sudah terbiasa dengan
ragam budaya dan agama sejak mula kedatangannya.
 Moderat
Islam di Indonesia adalah Islam yang moderat. Moderat dalam hal ini
dimaksudkan untuk menggambarkan kehidupan keagamaan yang berada

7
di tengah-tengah, tidak ekstrim dan tidak liberal. Bangsa Indonesia adalah
bangsa yang religius, umat Islam adalah mayoritas di negeri ini, ini berarti
bahwa religiusitas bangsa Indonesia adalah cerminan religiusitas umat
Islam itu sendiri. Islam indonesia merupakan agama yang melindungi
kehidupan agama dan kepercayaan lain. Agama dan kepercayaan lain
dapat hidup aman dan damai di tengah-tengah mayoritas umat Islam. Hal
ini tentu saja berbeda dengan keadaan umat Islam di beberapa negara yang
hidup mayoritas di tengah-tengah mayoritas agama lain.
 Singkretik
Singkretisme juga bisa dikatakan merupakan akibat dari akulturasi Islam
dan budaya lokal. Makna singkretik di sini maksudnya adalah adanya
campuran unsur Islam dan budaya lokal yang tidak bertentangan dengan
semangat fundamental Islam itu sendiri. Singkretisme Islam dan budaya
lokal inilah yang melahirkan Islam dalam bentuknya sekarang. Sebagai
contoh, tradisi menggunakan peci hitam sebenarnya adalah tradisi orang-
orang Turki yang kemudian menjadi pakaian orang Indonesia, terutama
oleh orang-orang Islam. Demikian pula dalam ritual-ritual Islam, unsur-
unsur budaya lokal masih sangat jelas, termasuk pada sebagian bangunan
masjid. Jadi meskipun berasal dari Timur Tengah, tampilan Islam di
Indonesia tidak selalu bernuansa Arab.

D. Peran umat islam dalam mewujudkan indonesia yang adil


dan makmur
Peran penting umat islam di Indonesia selain menuntun masyarakat
kepada agama yang benar juga berperan dalam mempertahankan dan membangun
Negara kesatuan republik Indonesia. Seperti halnya saat Indonesia akan
memproklamsikan kemerdekaannya dari tangan penjajah pada tanggal 17 agustus
1945 M. musuh-musuh Indonesia masih berkeinginan untuk menggagalkan arti
proklamasi pada saat itu rais akbar NU dan KH. Hasyim asy’ari menyerukan
resulasi jihad, dengan hal itu semangat umat islam dalam membela kemerdekaan
berkobar di seluruh Indonesia[ CITATION Rah17 \l 1057 ].

8
Sumbangan atau peran umat islam selain bentuk fisik dan
mempertahankan kemerdekaan, umat islam juga melakukan perkembangan baik
pribadi , organisasi lama , maupun lembaga-lembaga pendidikan islam. hal itu
dilakukan untuk membantu mewujudkan tujuan nasional , yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa dalam bentuk pengembangan pendidikan termasuk pesantren,
madrasah, dan lembaga pendidikan islam lainnya. Pesantren merupakan
pendidikan yang sangat berpengaruh dalam nenamkan nilai karakter watak dan
karakter bangsa Indonesia. Seluruh lembaga pendidikan islam tercakup
pendidikan pesantren. Oleh karena itu, pesantren juga dapat disebut sebagai
perguruan agama islam[ CITATION Hus16 \l 1057 ].

Perkembangan Islam di Indonesia pasca kemerdekaan terlihat pada


masa orde lama dalam (masa berlakunya UUD 1945, Konstitusi RTS 1949 dan
UUDS 1950) berada pada tingkat pengaktuali sasian ajaran agama untuk dijadikan
sebuah dasar dalam bernegara. Sedangkan pada masa Orde Baru, Perkembangan
Islam salah satunya dilakukan dengan pembaruan pemikiran ajaran Islam.
Pada masa Reformasi Reformasi, perkembangan Islam diwarnai dengan semakin
maraknya isu penerapan syariat Islam[ CITATION Rah17 \l 1057 ].

9
DAFTAR PUSTAKA

Amin, F. (2018). Kedatangan dan Penyebaran Islam di Asia Tenggara : Tela'ah Teoritik
Tentang Proses Islamisasi Nusantara. Jurnal Studi Keislaman, 67-100.

Husda, H. (2016). ISLAMISASI NUSANTARA. Jurnal ADABIYA, 17-29.

Rahman, A. R. (2017). PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA MASA KEMERDEKAAN


(SUATU KAJIAN HOSTORIS). Jurnal kulture sains, 117-125.

10

Anda mungkin juga menyukai