PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah penduduk yang lesbian dan gay menurut perhitungan dari hasil
penelitian Alfred Kinsey (1948-1953) sekitar 10% dari total penduduk suatu
Negara. Namun, hasil penelitian yang berbeda diungkapkan oleh Pernama
Muhammad selaku Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan Gay, Waria, dan
lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki seks (Gw1-Ina). Di Indonesia
perkiraan jumlah lesbian dan gay sekita 800 ribu. Hal tersebut perkiraan pada
tahun 2009 dan diprediksikan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut
kajian Counseling and Mental Health Care of Transgender Adult And Loved One
(2006) fenomena transgender munvul tidak hanya karena pengaruh lingkungan.
Namun dalam sudut pandang ilmu kesehatan mental, transgender bisa muncul
dipengaruhi oleh budaya, fisik, seks, psikososial, agama dan aspek kesehatan.
Banyaknya penyebab munculnya fenomena transgender dapat menjadi kajian
tersendiri bagi konselor yang menangani masalah tersebut. Semakin kompleks
masalah yang dialami konseli, maka semakin memerlukan diagnosis khusus
terhadap masalah tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh dari satuan polisi pamong praja kota
pekanbaru jumlah waria dikota pekanbaru yang terjaring pada tahun 2011
berjumlah 25 orang dimana mereka melanggar perda nomor 5 tahun 2002 tentang
ketertiban umum. Menurut hasil wawancara dengan koordinator operasi satpol pp
jumlah waria setiap tahun mengalami peningkatan.
“setiap tahun jumlah waria meningkat namun setiap adanya razia waria
selalu lolos, selain itu keberadaan waria ini tidak bisa dikatakan permanent karena
mereka sifatnya berpindah pindah dimana waria ini termasuk kedalam penyakit
masyarakat yang langkah dan keberadaannya pun tidak terlalu terang terangan,
selain itu hukum mengenai waria masih dengan kata lain tidak ada hukum yang
spesifik mengenai keberadaan mereka”
“secara kebetulan, anggota kita melihat ada beberapa orang waria ini
berdiri di pinggir jalan, saati itu juga langsung kita kejar dan tangkap. Dari hasil
pendataan yang kita lakukan malam tadi,mereka ini rata rata umurnya sudah
30tahun” ungkapnya (RIAU POS Waria di Soekarno-Hatta Terjaring Razia 12-
02-2012)
Waria dewasa ini sudah bukan suatu hal yang aneh bagi masyarakat
Indoesia, khususnya bagi masyarakat Pekanbaru. Pada siang hari, mereka dapat
ditemukan di salon salon kecantikan tempat dimana mereka bekerja, bahkan
menjadi penyanyi disetiap acara acara. Pada umumnya sebagian dari mereka
masih bekerja dengan menggunakan pakaian layaknya pria karena mereka belum
mempunyai keberanian menyatakan diri sebagai waria dengan menggunakan rok.
Hal ini disebabkan karena menurut mereka, masyarakat di indonesia masih sangat
dipengaruhi oleh norma norma sopan santun yang berlaku serta mereka tidak
ingin masyarakat mencemooh dan memandang hina diri mereka secara terang
terangan. Biasanya mereka berani berdandan dan memakai rok layaknya seorang
wanita apabila mereka telah berkumpul bersama dengan teman teman senasib
untuk menjajakan diri di malam hari.
B. Rumusan Masalah
C. Pertanyaan Penelitian
13.
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
2. Sebagai sarana informasi dan refrensi bagi penelitian lain dalam masalah dan
kasus yang sama. Dimana sebagai refleksi untuk penelitian lain yang akan
dilakukan dengan tema yang sama dan memberikan kesempatan kepada pihak-
pihak lain untuk mempergunakan tulisan ini sebagai pijakan dalam
mempertimbangkan kebijakan bagi instansi atau pihak yang akan
memanfaatkan penelitian ini tema yang serupa.
Penelitian yang dilakukan berupa studi kasus dengan subjek Penelitian yang
merupakan suatu metode penelitian dengan mengambil suatu objek tertentu
kemudian dianalisis secara mendalam dengan cara memfokuskan suatu
permasalahan berdasarkan data yang diperoleh di lapangan untuk mencari
alternatif penyelesaian masalah tersebut.
G. Peneliatian Sejenis
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Telaah pustaka
2.1.Pengertian Waria
Terdapat beberapa jenis waria. Waria adalah sebutan bagi pria yang
memiliki sifat seperti wanita atau dengan nama lain “bencong”. Dalam ilmu
psikologi, waria masuk dalam golongan transeksual (pergantian peran jenis
kelamin).
Terdapat beberapa ciri-ciri waria yang bisa dikenali. Ciri-ciri wari yang
dapat dikenali secara kasat mata dari penampilannya,dari seorang laki-laki
menjadi seorang perempuan. Tetapi terkadang, karena perubahan penampilannya
yang sukses dan sempurna,sehingga kita terkadang tertipu, bahwa waria tersebut
betul-betul seorang wanita.
a. Sosilogis
Penyebab berupa faktor sosiologis ini dimana dia menjadi seperti itu karena
adanya tuntutan pekerjaan yang mengharuskan dia menjadi seorang waria,
walaupun itu tidak membuatnya tertekan. Kemampuan dandan wanita yang dia
miliki menjadi modal penting untuk eksis dan bertahan dengan pekerjaannya
sekarang. Jaminan pun tidak ada bahwa ketika dia meninggalkan pekerjaannya,
dia akan mudah mendapat pekerjaan.
b. Psikologis
Faktor psikologis yang melatar belakangi menjadi waria antara lain yaitu
pola asuh orang tua yang otoriter, tidak adanya figur ayah yang ideal saat usia
anak satu sampai lima tahun dan adanya pengalaman berhubungan seks yang
menyimpang pada masa anak-anak. Seseorang menjadi waria yang disebabkan
oleh faktor psikologis, dimana pada masa kecilnya, anak laki-laki menghadapi
permasalahan psikologis yang tidak menyenangkan baik dengan orang tua, jenis
kelamin yang lain, frustasi hetereseksual, adanya iklim keluarga yang tidak
harmonis yang mempengaruhi perkembangan psikologis anak maupun keinginan
orang tua memiliki anak perempuan namun kenyataannya anaknya adalah seorang
laki-laki.
c. Biologis
1) kelainan seksual akibat kromosom, Dari kelompok ini, seseorang ada yang
berfenotip pria dan yang berfenotip wanita. Dimana pria dapat kelebihan
kromosom X. bisa XXY, atau XXYY. Diduga, penyebab kelainan ini
karena tidak berpisahnya kromosom seks pada saat meiosis (pembelahan
sel) yang pertama dan kedua.
2) kelainan seksual yang bukan karna kromosom, Menurut (Nadia, 2005)
mengatakan bahwa dalam tinjauan medis, secara garis besar kelainan
perkembangan seksual telah dimulai sejak dalam kandungan ibu.
profil waria antara lain umur rata-rata subjek penelitian ini dapat dikatakan
perilaku menyimpang waria terjadi dikalangan remaja dan tingkat umur dewasa.
Rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang cukup baik mereka juga berasal dari
tempat yang berbeda dan bukanlah penduduk asli melainkan penduduk pendatang.
Dalam segi pekerjaan waria sangat cendrung bekerja disalon dan sebagai PSK dan
mujikari. Dalam sisi agama rata-rata waria beragama islam,waria yang masih taat
pada ajaran agama tertentu memiliki keyakinan. Fashion secara garis besar terdiri
atas 3 item yaitu pakaian, Make-up dan aksesoris. Ketiga hal ini secara berkala
akan mengalami recycle. Poin terpenting dari fasihion sendiri bagi sebagian besar
orang dan yang paling porsi mendapat perhatian lebih adalah pakaian, sehingga
pakaianlah yang paling banyak berbicara tentang siapa kita.
a. Pakaian
b. Make-up
1) Tampil natural
2) minimalis
3) make-up serba over
4) Mengutamakan perawatan, tatanan rambut dan memakai bulu
mata palsu.
c. Aksesoris
Tidak jauh berbeda dari perempuan, waria juga adalah pribadi yang sangat
menggilai aksesoris, bahkan cendrung sangat tergantung dengan aksesoris untuk
melengkapi penampilan mereka. Ada beberapa aksesoris yang dianggap sebagai
aksesoris khas waria, misalnya syal bulu dan wig.
d. gaya bahasa
Orang – orang yang memiliki latar belakang sosial budaya yang berbeda
lazimnya berbicara dengan cara yang berbeda. Perbedaan ini boleh menyangkut
dialek, intonasi maupun kosakata yang digunakan untuk berbicara. Terdapat dua
pengelompokan bahasa yaitu, bahasa verbal dan bahasa non verbal.
Menurut Shadily (1999) bahasa adalah hasil keterampilan dan ciri khas
manusia, yang dapat diucapkan melalui alat-alat pada tubuh manusia. Bahasa
dapat menguraikan hampir segala maksud keperluan manusia dalam kehidupan
sehari-hari. Bahasa juga merupakan alat sosialisasi, yakni alat perkenalan dengan
alam atau lingkungan masyarakatnya. Bahasa gaul kaum waria dalam penelitian
yang peneliti lakukan menemukan sejumlah kata yang mereka gunakan seperti
yang subjek peneliti sampaikan, misalnya duta (duit/uang), maharani (mahal),
sapose (siapa), kamandro chint (kamu mau kemana), lekong (laki-laki),
nek/mak/chin/cun (panggilan akrab untuk waria), kelinci (kecil), gedong (besar),
inang (iya), rexona (rokok), tinta mawar (tidak mau), cucox (cakep/keren),
sekong (gay), lesbong (lesbi), dll. Bahkan gerak –gerik dan intonasi dialog ketika
berkomunikasi pun sangat tertera volume seperti layaknya seorang wanita. Dari
ketiga subjek penelitian pasih berbahasa banci bahkan setiap harinya dalam
melakukan kumunikasi meraka menggunakan bahasa-bahasa tersebut yang hanya
mereka mengerti arti dan pemahamannya.
1.Sosiologis
TERJADINYA WARIA
2.Psikologis
3.Biologis
C. Kerangka Berfikir
4.Agama
5.Pekerjaan
Perilaku Waria:
1.Pakaian
2.Make-up
3.Aksesoris
4.Gaya bahasa
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Lokasi Penelitian
C. Subjek Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Defini istilah memberikan penjelasan
mengenai istilah-istilah yang digunakan agar terdapat kesamaan penafsiran.
E. Instrumen Penelitian
a. Observasi
b. Wawancara
Yaitu metoda pengumpulan data atau informasi dengan jalan tanya jawab
sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan pada tujuan
penelitian untuk menggali informasi lebih dalam. Dengan wawancara berhadapan
muka pewawancara dengan subjek penelitian dengan tujuan utnuk memperoleh
data yang dapat menjelaskan dan menjawab permasalahan dengan menggunakan
indept interview.
a. Data Primer
Yaitu data yang dikumpulkan dari 3 orang subjek penelitian yang berguna
menjawab permasalahan yang ada,data primer langsung dari lapangan dengan
metode wawancara terstruktur yaitu dengan menggunakan wawancara yang
mendalam untuk memperoleh infromasi yang digunakan. Data primer ini berisi
tentang identitas subjek penelitian adalah:
b. Data Skunder
Yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang
guna mendukung informasi yang diperoleh dari lapangan.
c. Literatur
Yaitu data yang diperoleh dari berbagai sumber buku dan refrensi
pendukung sebagai acuan dan gambaran mengenai tindakan menyimpang serta
bagaiman kehidupan waria.
H. Analisis Data
Setelah data dikumpulkan, data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis
secara kualitatif dimana penulis tidak hanya memberikan penelitian terhadap data
yang ada, tetapi akan lebih memprioritaskan kepada gambaran situasi atau secara
umum disebut dengan deskriptif analisis. Proses analisis dimulai dengan menelaah
seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, seperti pengamatan dan
wawancara. Kemudian data yang terkumpul akan disajikan secara deskriptif
dalam bentuk kualitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Robert, Lawang. 1990. Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Jakarta: Garmedia