Anda di halaman 1dari 8

mahirskripsi.blogspot.co.

id
http://mahirskripsi.blogspot.co.id/2016/03/Contoh-Skripsi-BAB-I-BAB-II-Dan-BAB-III-Sistem-Pakar-Diagnosa-Penyakit-Hewan-
Sapi.html

Contoh Skripsi BAB I, BAB II, Dan BAB III Sistem Pakar
Diagnosa Penyakit Hewan Sapi
Contoh Skripsi BAB I, BAB II, Dan BAB III Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Hewan Sapi Menggunakan Logika
Fuzzy - Contoh Skripsi BAB I, BAB II, Dan BAB III Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Hewan SapiContoh Skripsi BAB
I, BAB II, Dan BAB III Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Hewan Sapi Menggunakan Logika Fuzzy.

Contoh Skripsi BAB I, BAB II, Dan BAB III Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Hewan Sapi

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh:

AHMAD ZIKRI
NPM:1060100008

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2015

1/8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi sekarang ini berjalan sangat cepat dan memegang peranan
penting dalam berbagai hal. Kemampuan komputer dalam mengingat dan menyimpan informasi
dapat dimanfaatkan tanpa harus bergantung kepada hambatan-hambatan seperti yang dimiliki pada
manusia, misalnya saja kondisi lapar, haus ataupun emosi. Dengan menyimpan informasi dan
sehimpunan aturan penalaran yang memadai memungkinkan komputer memberikan kesimpulan
atau mengambil keputusan yang kualitasnya sama dangan kemampuan seorang pakar bidang
keilmuan tertentu.
Sistem Pakar (Expert System) adalah program berbasis pengetahuan yang menyediakan solusi-
solusi dengan kualitas pakar untuk problema-problema dalam suatu domain yang spesifik. Sistem
pakar merupakan program computer yang meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar dalam
menyelesaikan suatu masalah tertentu. Implementasi sistem pakar banyak digunakan dalam bidang
psikologi karena sistem pakar dipandang sebagai cara penyimpanan pengetahuan pakar pada
bidang tertentu dalam program komputer sehingga keputusan dapat diberikan dalam melakukan
penalaran secara cerdas. Irisan antara psikologi dan sistem pakar melahirkan sebuah area yang
dikenal dengan nama cognition dan psycolinguistics. Umumnya pengetahuannya diambil dari
seorang manusia yang pakar dalam domain tersebut dan sistem pakar itu berusaha meniru
metodelogi dan kinerjanya (performance) (Kusumadewi, 2003).
Menurut Suryadi 2014, penyakit sapi terdiri dari beberapa macam penyakit yang diderita seperti
penyakit Radang Limpa (Antrak), penyakit Brucellosis, penyakit Ngorok (Septichaemia
Epizootica/SE), penyakit Radang Ambing, Tuberkulosis (TBC), penyakit Botulisme, penyakit Pink
Eye, penyakit Johne’ Disaese, penyakit Salmonellosis, penyakit Radang Paha, penyakit Radang
Kuku dan penyakit Vibriosis/Campylobacteriosis dan lain sebagainya, penyakit tersebut di sebabkan
oleh berbagai penyebab seperti di sebabkan bakteri, jamur dan di sebabkan oleh virus dan lainnya.
Logika fuzzy adalah metodologi sistem control pemecahan masalah, yang cocok untuk
diimplementasikan pada sistem, mulai dari sistem yang sederhana, sistem kecil, embedded system,
jaringan PC, multi-channel atau workstation berbasis akuisisi data, dan sistem kontrol (T. Sutojo, Edy
Mulyanto, Vinchent, 2011: 211).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin merancang sistem dengan judul “Sistem Pakar
Penyakit Sapi Menggunakan Logika Fuzzy Tsukamoto”, yang nantinya dapat menentukan penyakit
sapi sekaligus memberikan solusi berdasarkan gejala yang ada.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana penerapan logika fuzzy tsukamoto untuk
membantu pengambilan keputusan pada diagnose penyakit sapi.

2/8
1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah yang diambil secara umum dalam pembahasan ini adalah:

1. Sesuai sampel data penyakit hewan sapi adalah masalah yang disebabkan oleh bakteri,
jamur dan virus.
2. Metode yang di gunakan adalah metode Tsukamoto

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah merancang aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit sapi
menggunakan fuzzy tsukammoto.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah: sebagai alat bantu dalam menentukan tindakan pencegahan terhadap
masalah yang menyerang hewan sapi menggunakan metode Tsukamoto.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Penelitian Sebelumnya

Deteksi dan penanganan dini pada penyakit sapi adalah hal penting untuk peningkatan produktivitas
daging sapi. Ketergantungan akan keberadaan seorang dokter hewan sangatlah tinggi terutama bagi
para peternak di desa. Namun, keberadaan seorang dokter hewan tidak selalu ada setiap saat atau
susah ditemui terutama di daerah pedesaan. Maka, Pada tugas akhir sebelumnya mengenai
pendeteksian dan penanganan dini pada penyakit sapi telah menghasilkan sebuah aplikasi berbasis
desktop yang bertujuan untuk memudahkan para peternak sapi untuk memanfaatkan keahlian
seorang pakar dalam bentuk sebuah aplikasi (Wahyu Ardianto, dkk, 2012).
Sampai saat ini sudah ada beberapa hasil perkembangan sistem pakar dalam berbagai bidang
sesuai dengan kepakaran seseorang misalnya bidang pendidikan, kedokteran maupun bidang yang
menyangkut penyakit khususnya sapi. Sapi merupakan salah satu ternak yang sering sakit yang
beragam jenis penyakitnya, kiranya perlu adanya pembuatan sebuah “Sistem Pakar Diagnosa
Penyakit Sapi Menggunakan Menggunakan Visual Basic 6.0” dan memberikan bekal pengetahuan
dan pembelajaran yang menyangkut penyakit yang di derita sapi dengan memanfaatkan komputer
sebagai media pembelajaran (Suryadi 2014)

Penyakit merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan infeksi bibit penyakit, kelainan genetik,

3/8
trauma (terbentur, tergores, dan lain-lain), terpapar bahan kimia atau radiasi. Setiap penyakit
mempunyai gejala, sebagai contoh pada penyakit radang limpa, mempunyai gejala demam, gelisah,
lemah, paha gemetar, nafsu makan hilang dan sering roboh. Menurut Suryadi 2014, penyakit sapi
terdiri dari beberapa macam penyakit yang diderita seperti penyakit Radang Limpa (Antrak), penyakit
Brucellosis, penyakit Ngorok (Septichaemia Epizootica/SE), penyakit Radang Ambing, Tuberkulosis
(TBC), penyakit Botulisme, penyakit Pink Eye, penyakit Johne’ Disaese, penyakit Salmonellosis,
penyakit Radang Paha, penyakit Radang Kuku dan penyakit Vibriosis/Campylobacteriosis dan lain
sebagainya, penyakit tersebut di sebabkan oleh berbagai penyebab seperti di sebabkan bakteri, ,
jamur dan di sebabkan oleh virus dan lainnya (Imam 2011).

2.2. Sistem Pakar

Sistem pakar (expert system) secara umum adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan
manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan
oleh para ahli. Atau dengan kata lain sistem pakar adalah sistem yang didesain dan
diimplementasikan dengan bantuan bahasa pemrograman tertentu untuk dapat menyelesaikan
masalah seperti yang dilakukan oleh para ahli. Diharapkan dengan sistem ini, orang awam dapat
menyelesaikan masalah tertentu baik ‘sedikit’ rumit ataupun rumit sekalipun ‘tanpa’ bantuan para ahli
dalam bidang tersebut. Sedangkan bagi para ahli, sistem ini dapat digunakan sebagai asisten yang
berpengalaman.
Sistem pakar merupakan cabang dari Artificial Intelligence (AI) yang cukup tua karena sistem ini
telah mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960. Sistem pakar yang muncul pertama kali
adalah General-purpose problem solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newl dan Simon. Sampai
saat ini sudah banyak sistem pakar yang dibuat, seperti MYCIN, DENDRAL, XCON & XSEL,
SOPHIE, Prospector, FOLIO, DELTA, dan sebagainya (Kusumadewi, 2003).

2.4. Logika Fuzzy

Logika fuzzy yang pertama kali diperkenalkan oleh Lotfi A. Zadeh, memiliki derajat keanggotaan
dalam rentang 0(nol) hingga 1(satu), berbeda dengan logika digital yang hanya memiliki dua nilai
yaitu 1(satu) atau 0(nol). Logika fuzzy digunakan untuk menerjemahkan suatu besaran yang
diekspresikan menggunakan bahasa (linguistic), misalkan besaran kecepatan laju kendaraan yang
diekspresikan dengan pelan, agak cepat, cepat dan sangat cepat. Secara umum dalam sistem logika
fuzzy terdapat empat buah elemen dasar, yaitu:

1. Basis kaidah (rule base), yang berisi aturan-aturan secara linguistik yang bersumber dari para
pakar;
2. Suatu mekanisme pengambilan keputusan (inference engine), yang memperagakan
bagaimana para pakar mengambil suatu keputusan dengan menerapkan pengetahuan
(knowledge);
3. Proses fuzzifikasi (fuzzification), yang mengubah besaran tegas (crisp) ke besaran fuzzy;
4/8
4. Proses defuzzifikasi (defuzzification), yang mengubah besaran fuzzy hasil dari inference
engine, menjadi besaran tegas (crisp).

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian di lakasanakan di Dinas Kelautan Perikanan Dan Peternakan Propinsi Bengkulu,


penelitian akan dilaksanakan sesudah seminar proposal.

3.2. Metode Pengembangan Sistem

Metode-metode rekayasa perangkat lunak memberikan teknik untuk membangun perangkat lunak.
berkaitan dengan serangkaian tugas yang luas yang menyangkut analisis kebutuhan, kontruksi
program, desain, pengujian, dan pemeliharaan (Rogers S. Presman:2002).
Untuk menyelesaikan masalah didalam pengembangan perangkat lunak, penulis memilih
menggunakan metode pengembangan sistem model sekuensial linier. Model ini sering juga disebut
dengan siklus kehidupan klasik atau model air terjun.

3.2.1. Analisis

Data yang dibutuhkan dalam analisis ini adalah Model Sekuensial Linier

gejala, penyakit, dan solusi.


Cara pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:
a. Observasi, yaitu memperoleh data dengan melakukan pengamatan langsung pada Dinas
Kelautan Perikanan Dan Peternakan Propinsi Bengkulu.
b. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan melakukan wawacara langsung kepada Kepala
Dinas Kelautan Perikanan Dan Peternakan Propinsi Bengkulu mengenai pemeliharan dan
penanganan penyakit sapi.
c. Studi Pustaka, yaitu membaca, mempelajari buku-buku literatur yang berhubungan dengan
penelitian.
Kebutuhan hardware dalam penelitian ini penulis menggunakan sebuah komputer dengan spesifikasi
sebagai berikut:
a. Perangkat Hardware
Satu Unit Noote Book Acer AMD
b. Perangkat Software
1) Sistem Operasi Windows XP Service Pack II
2) Aplikasi Visual Basic 6.0

5/8
3) Microsoft Office 2007

3.2.2. Desain

A. Flowchart Metode Economic Order Quantity (EOQ)

B. Diagram Konteks

Diagram konteks adalah gambaran umum mengenai proses


yang terjadi dalam sistem. Diagram konteks terdiri dari entitas
dan proses. Entitas merupakan unsur luar dari sistem yang
mendapat dan memberi data ke sistem, sedangkan proses
adalah kegiatan atau pengolahan data yang dijalankan di
dalam sistem

C. DFD Level 0

D. (ERD) Entity Relationship Diagram Flowchart Metode EOQ

Diagram Konteks Sistem

6/8
DFD Level 0

(ERD) Entity Relationship Diagram

7/8
DAFTAR PUSTAKA

Ardianto. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi: Penerbit Andi, Yogyakarta

Durkin, J. (1994). Expert System Design and Development. London; Prentice hall international Edition. Inc

Hardjono, Dhewiberta, 2006, Konsep Kecerdasan Buatan, CV Andi Offset, Yogyakarta, 235 halaman

Haviluddin. 2009. Memahami Penggunaan Diagram Arus Data. Jurnal Informatika Mulawarman Vol.04 September
2009. Program Studi Ilmu Komputer, FMIPA Universitas Mulawarman.

Imam, (2011). Analisis dan Design: Yogyakarta: andi

Kusumadewi, (2003), Artificial intelegfence teknik dan aplikasinya. Yogyakarta : Grahailmu

Octafian, D. Tri. 2011. Desain Database Sistem Informasi Penjualan Barang (Studi Kasus : Minimarket Grace
Palembang). Jurnal Teknologi dan Informatika (Teknomatika) Vol.1 No.2 Mei 2011.

Pressman, Roger S. 1997. Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi Buku 1, Andi Offset, Yogyakarta

Suryadi 2014, Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Sapi Menggunakan Visual Basic 6.0. Universitas Dehasen
(UNIVED) Bengkulu.

Turban. 1995 Ananlisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

T. Sutojo dkk, (2011), Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Sapi Menggunakan Visual Basic 6.0. Universitas Dehasen
(UNIVED) Bengkulu, 64 Halaman

Wahyu Ardianto, dkk 2012 Pembuatan Sistem Pakar Untuk Pendeteksian dan Penanganan Dini Pada Penyakit
Sapi Berbasis Mobile Android Dengan Kajian Kinerja Teknik Knowledge Representation

Author : Ilmu masakini

Share this
Google Facebook Twitter More

Related Posts

8/8

Anda mungkin juga menyukai